ASKEP PERIOPERATIF
NAMA iPEMBIMBING:
Nim : 203210234
Lokal i: i2 A
TAHUN i2021/2022
KATA iPENGANTAR
Puji iserta isyukur isaya iucapkan iatas ikehadirat iAllah iSWT ikarena iatas iberkah idan
irahmat-Nya isaya idapat imenyelesaikan imakalah iyang berjudul iAskep Perioperatif,
iShalawat iserta isalam isemoga iselalu itercurahkan ikepada iNabi ibesar ikita iMuhammad
iSAW, ipara isahabat-Nya, idan ikita isemua iselaku iumat-Nya iyang isemoga iselalu idiberkahi
ioleh iAllah iSWT.
Makalah iini idibuat idalam irangka ipembelajaran imata ikuliah ikeperawatan medical
bedah 1 iPemahaman itentang ihal-hal iyang iberkaitan idengannya isangat idiperlukan, idengan
iharapan ibesar imasalah-masalah idapat idiselesaikan idengan ibaik idan idapat idihindari ikelak
ike idepannya, isekaligus imenambah iwawasan ibagi ikita isemua.
Saya imenyadari imakalah iini itentunya imasih ijauh idari ikesempurnaan, ikarena isaya
ijuga imasih idalam itahap ipembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang
membangun sangat saya harapkan dari pembaca dan Dosen Pembimbing. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN..........................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................
A.KESIMPULAN........................................................................................................................
B.SARAN.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi
hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan
membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya
menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami Kecemasan
yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani
pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur
pembedahan dan tindakan pembiusan.
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan
pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi
keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun
psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami
dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan
perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan perioperatif?
2. Bagaiman tahapan dalam keperawatan perioperatif?
3. Bagaimana tindakan yang dilakukan perawat pada saat perioperatif?
4. Bagaimana tindakan keperawatan operatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan perioperatif
2. Untuk mengetahui tahapan dalam keperawatan perioperatif
3. Untuk mengetahui indakan yang dilakukan perawat pada saat perioperatif
4. Untuk mengetahui tindakan keperawatan operatif
BAB II
PEMBAHASAN
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan.
Memperhatikan tanda-tanda tidak ada ketakutan.
Resiko infeksi dan cedera tidak terjadi.
Rencana Tindakan :
Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat dilakukan persiapan
psikologis pada pasien melalui pendidikan kesehatan penjelasan tentang
peristiwa yang mungkin akan terjadi, dan seterusnya.
Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau cedera lainnya dapat dilakukan
dengan persiapan prabedah seperti diet, persiapan perut. Kulit, persiapan
bernafas dan latihan batuk, persiapan latihan kaki. Latihan mobilitas, dan
latihan lain-lain.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intrah
dan pasca bedah. Tidak ada kecemasan, ketakutan, serta, tidak ditemukannya risiko
komplikasi pad infeksi atau cedera lainnya.
b) Intra Operatif
1. Pengkajian Keperawatan
Salah satu hal yang perlu dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi
pasien Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup aspek
pemantauan fisiologis, perubahan tanda vital, sistem, kardiovaskuler, keseimbangan
cairan, dan pernapasan selain itu, lakukan pengkajian terhadap tim dan instrumen
pembedahan serta anestesi yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosa keperawatan intrabedah adalah
resiko terjadinya cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Mencegah terjadinya cedera atau risiko lainnya sebagai dampak dari
Tindakan pembedahan
Rencana Tindakan:
Gunakan semua alat atau instrumen untuk tindakan pembedahan seperti
pemakaian baju bedah, tutup kepala, masker, penutup sepatu, celemek, dan
sarung tangan, serta pencucian tangan.
Lakukan persiapan anestesischelum tindakan pelaksanaan pembedahan.
Lakukan pemantauan selama masa tindakan pembedahan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya perubahan
tanda vital, kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
c) Pasca Operatif
1. Pengkajian Keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan (pascabedah) di
antaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi, dan perubahan
tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah
pembedahan dan sekitarnya, serta alat yang digunakan dalam pembedahan
2. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan pascabedah adalah:
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka
pembedahan.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sebagai dampak
anestesi.
Risiko terjadi retensio urine berhubungan dengan dampak anestesi.
Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
penurunan nafsu makan.
Konstipasi berhubungan dengan dampak anestesi.
Risiko cedera berhubungan dengan adanya kelemahan.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketahanan yang
menurun.
Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan.
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan. Seperti adanya peningkatan
proses penyembuhan luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan
tanda kecemasan lanjutan.
2. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan,
lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan
keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum
pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi
pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, defisiensi
(terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan
luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa
mengakibatkan kematian.
6. Personal higyene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh
yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada
daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat dianjurkan untuk
mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya
jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka
perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
b) Persiapan psikologis
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada
integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.
Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan kecemasan pasien dalam
menghadapi pembedahan antara lain :
Takut nyeri setelah pembedahan
Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal (body
image)
Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti) d. Takut/cemas
mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang
sama.
Takut ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas.
Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi.
Takut operasi gagal.
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh
terhadap kondisi fisiknya. Masalah mental yang biasa muncul pada pasien preoperasi
adalah kecemasan. Untuk mengurangi / mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat
menanyakan hal-hal yang terkait dengan persiapan operasi.
2. Inform concent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien,
hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan
tanggung gugat, yaitu Informed Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus
menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh
karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat
pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anestesi).
Informed Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi
aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien
wajib untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun
tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga
mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. Pasien
maupun keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut akan
mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala macam prosedur
pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Jika petugas belum
menjelaskan secara detail, maka pihak pasien keluarganya berhak untuk menanyakan
kembali sampai betul-betul paham. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena jika
tidak maka penyesalan akan dialami oleh pasien/keluarga setelah tindakan operasi
yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung, yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap
pasien supaya saat dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai pemulihan pasien,
hingga pasien sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan kebutuhannya.
Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas
perawat yaitu memberikan penyuluhan tindakan perawatan diri pasien, terhadap keluarga dan
pasien itu sendiri, supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga pasien
sehat seperti sediakala.
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus senantiasa belajar mengasah
kemampuan agar ilmu yang dimiliki dapat berkembang, sehingga bermanfaat bagi diri
sendiri, klien dan masyarakat.
DAFTAR PUSAKA