Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Medikal Bedah 1

ASKEP PERIOPERATIF

NAMA iPEMBIMBING:

Ns. Yosi Suryarinilsih, Sp. KMB

NAMA i: Silvy Merry Heppy

Nim : 203210234

Lokal i: i2 A

PRODI iDIII iKEPERAWATAN iSOLOK

POLTEKKES iKEMENKES iPADANG

TAHUN i2021/2022
KATA iPENGANTAR

Puji iserta isyukur isaya iucapkan iatas ikehadirat iAllah iSWT ikarena iatas iberkah idan
irahmat-Nya isaya idapat imenyelesaikan imakalah iyang berjudul iAskep Perioperatif,
iShalawat iserta isalam isemoga iselalu itercurahkan ikepada iNabi ibesar ikita iMuhammad
iSAW, ipara isahabat-Nya, idan ikita isemua iselaku iumat-Nya iyang isemoga iselalu idiberkahi
ioleh iAllah iSWT.
Makalah iini idibuat idalam irangka ipembelajaran imata ikuliah ikeperawatan medical
bedah 1 iPemahaman itentang ihal-hal iyang iberkaitan idengannya isangat idiperlukan, idengan
iharapan ibesar imasalah-masalah idapat idiselesaikan idengan ibaik idan idapat idihindari ikelak
ike idepannya, isekaligus imenambah iwawasan ibagi ikita isemua.

Saya imenyadari imakalah iini itentunya imasih ijauh idari ikesempurnaan, ikarena isaya
ijuga imasih idalam itahap ipembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang
membangun sangat saya harapkan dari pembaca dan Dosen Pembimbing. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.

Solok, 29 Agustus 2021

( Silvy Merry Heppy )


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................................

PEMBAHASAN..........................................................................................................................

1. Pengertian Keperawatan Perioperatif...............................................................................


2. Tahapan Dalam Keperawatan Perioperatif......................................................................
3. Tindakan Yang Dilakukan Perawat Pada Saat Perioperatif.............................................
4. Tindakan Keperawatan Prerioperatif................................................................................

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................

A.KESIMPULAN........................................................................................................................

B.SARAN.....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi
hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan
membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya
menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami Kecemasan
yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani
pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur
pembedahan dan tindakan pembiusan.
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan
pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi
keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun
psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami
dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan
perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan perioperatif?
2. Bagaiman tahapan dalam keperawatan perioperatif?
3. Bagaimana tindakan yang dilakukan perawat pada saat perioperatif?
4. Bagaimana tindakan keperawatan operatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan perioperatif
2. Untuk mengetahui tahapan dalam keperawatan perioperatif
3. Untuk mengetahui indakan yang dilakukan perawat pada saat perioperatif
4. Untuk mengetahui tindakan keperawatan operatif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Perioperatif


Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata
“perioperatif” adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan-praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperasi. Masing-masing dari setiap fase ini
dimulai dan berakhir pada waktu tertentu dalam urutan peristiwa yang membentuk
pengalaman bedah, dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas
keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses
keperawatan dan standar praktik keperawatan.

B. Tahap Dalam Keperawatan Perioperatif


 Fase praoperatif
Peran keperawatan perioperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah
dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan
selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan
klinik atau di rumah, menjalani wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk
anestesi yang diberikan dan pembedahan. Bagaimanapun, aktivitas keperawatan mungkin
dibatasi hingga melakukan pengkajian pasien praoperatif ditempat atau ruang operasi.
 Fase intraoperatif
Keperawatan perioperatif dimulai ketika pasien masuk atau pindah ke bagian atau
departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase
ini lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi: memasang infus (IV), memberikan
medikasi intra vena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruhi sepanjang prosedur
pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Pada beberapa contoh, aktivitas
keperawatan dapat terbatas hanya pada menggenggam tangan pasien selama induksi
anestesi umum, bertindak dalam perannya sebagai perawat scrub, atau membantu dalam
mengatur posisi pasien diatas meja operasi dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar
kesejajaran tubuh.
 Fase pascaoperatif
Dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan
evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinis atau di rumah. Lingkup keperawatan mencakup
tentang rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase pascaoperatif langsung,
fokus termasuk mengkaji efek dari agen anestesi, dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut, dan rujukan
yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi mengikuti dengan
pengulangan. Setiap fase ditelaah lebih detail lagi dalam unit ini. Kapan berkaitan dan
memungkinkan, proses keperawatan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi diuraikan.

C. Tindakan Yang Dilakukan Perawat Pada Saat Pre-Operatif


a) Pre-Operatif
1. Pengkajian Keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap prabedah adalah pengetahuan tentang
persiapan pembedahan dan pengalaman masa lalu, kesiapan psikologis, pengobatan yang
mempengaruhi kerja obat dan anestesi, seperti anti biotika yang berpontensi dalam
istirahat otot, antikoagulan yang dapat meningkatkan perdarahan, antihipertensi yang
mempengaruhi anestesi yang dapat menyebabkan hipotensi, diuretika yang berpengaruh
pada ketidakseimbangan potasium, dan lain-lain. Selain itu terdapat juga pengkajian
terhadap riwayat alergi obat atau lainnya, status nutrisi, ada atau tidaknya alat protesa
seperti gigi palsu dan sebagainya. Pemeriksaan lainnya yang dianjurkan sebelum
pelaksanaan bedah adalah radiografi thoraks, kapasitas vital, fungsi paru, dan analisis gas
darah pada pemautan sistem respirasi. Kemudian pemeriksaan elektroradiogram, darah,
leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit, pemeriksaan air kencing, albumin, blood urca
nitrogen (BUN), kreatin, dan lain-lain untuk menentukan gangguan sistem renal dan
pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksi gangguan metabolisme.
2. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan prabedah adalah:
 Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
 Takut berhubungan dengan dampak dari tindakan pembedahan atau anestesi.
 Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau
menurunnya nutrisi.
 Resiko terjadinya cedera berhubungan dengan defisit pengindraan.

3. Perencanaan Keperawatan
 Tujuan :
 Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan.
 Memperhatikan tanda-tanda tidak ada ketakutan.
 Resiko infeksi dan cedera tidak terjadi.
 Rencana Tindakan :
 Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat dilakukan persiapan
psikologis pada pasien melalui pendidikan kesehatan penjelasan tentang
peristiwa yang mungkin akan terjadi, dan seterusnya.
 Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau cedera lainnya dapat dilakukan
dengan persiapan prabedah seperti diet, persiapan perut. Kulit, persiapan
bernafas dan latihan batuk, persiapan latihan kaki. Latihan mobilitas, dan
latihan lain-lain.

4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


 Pemberian Pendidikan Kesehatan Preoperatif
Pemberian pendidikan kesehatan yang perlu dijelaskan adalah berbagai
informasi mengenai tindakan pembedahan, diantaranya jenis pemeriksaan yang
dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang diperlukan pengiriman kekamar
bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan pengobatan setelah operasi.
 Persiapan Diet
Pasien yang akan dibedah memerlukan persiapan hal pengaturan diet. Pasien
boleh menerima makanan biasa sehari sebelum bedah, tetapi 8 jam sebelum bedah
tidak diperbolehkan makan, sedangkan cairan tidak diperbolehkan 4 jam sebelum
bedah. Sebab makanan atau cairan dalam lambung dapat menyebabkan terjadinya
aspirasi.
 Persiapan Kulit
Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah
dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit menggunakan sabun heksaklorofin
(hexacholophene) atau sejenisnya sesuai dengan jenis pembedahan. Bila pada kulit
terdapat rambut, maka harus dicukur.
 Latihan Bernafas dan Latihan Batuk
Cara latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan
paru sedangkan batuk dapat menjadi kontraindikasi pada bedah intrakranial, mata,
telinga, hidung, dan tenggorokan karena dapat meningkatkan tekanan, merusak
jaringan, dan melepaskan jahitan. Pernafasan yang dianjurkan adalah pernafasan
diagfragma, dengan cara seperti dibawah ini:
 Atur posisi tidur semi fowler, lutut dilipat untuk thorak.
 Tempatkan tangan di atas perut.
 Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung, biarkan dada mengembangkan
 Tahan napas selama 3 detik.
 Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan
 Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali,
setelah napas terakhir, batukkan untuk mengeluarkan lendir
 Istirahat.
 Latihan Kaki
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dan latihan dampak
tromboplebitis. Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa otot,
latihan quadrisep, dan latihan mengencangkan glutea. Latihan otot dapat dilakukan
dengan mengontraksikan otot betis dan paha, kemudian istirahatkan otot kaki, dan
ulangi hingga 10 kali. Latihan quadrisep dapat dilakukan dengan cara
membengkokkan lumut kaki rata pada tempat tidur, kemudian luruskan kaki pada
tempat tidur. Dan ulangi hingga 5 kali. Latihan mengencangkan glutea dapat
dilakukan dengan cara menekan otot pantat, kemudian coba gerakan kaki ke tepi
tempat tidur, lalu istirahat dan ulangi sebanyak 5 kali.
 Latihan Mobilitas
Latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulas, mencegah
dekubitus. Merangsang peristaltik serta mengurang adanya nyeri. Untuk melakukan
latihan mobilitas, pasien harus mampu menggunakan alat ditempat tidur, seperti
menggunakan penghalang agar bisa memutar badan, melatih duduk di sisi tempat
tidur atau dengan cara menggeser pasien ke sisi tempat tidur atau dengan cara
menggeser pasien ke sisi tempat tidur, melatih duduk diawali tidur fowler, kemudian
duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur.
 Pencegah Cedera
Untuk mengatasi risiko terjadi cedera, tindakan yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan bedah adalah:
 Cek identitas pasien
 Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu. Misalnya cincin,
gelang dan lain-lain.
 Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi
 Lepaskan lensa kontak
 Lepaskan protesa
 Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar
 Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kencing
 Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien berisiko mengalami tromboplebitis

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intrah
dan pasca bedah. Tidak ada kecemasan, ketakutan, serta, tidak ditemukannya risiko
komplikasi pad infeksi atau cedera lainnya.

b) Intra Operatif
1. Pengkajian Keperawatan
Salah satu hal yang perlu dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi
pasien Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup aspek
pemantauan fisiologis, perubahan tanda vital, sistem, kardiovaskuler, keseimbangan
cairan, dan pernapasan selain itu, lakukan pengkajian terhadap tim dan instrumen
pembedahan serta anestesi yang diberikan.

2. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosa keperawatan intrabedah adalah
resiko terjadinya cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.

3. Perencanaan Keperawatan
 Tujuan :
 Mencegah terjadinya cedera atau risiko lainnya sebagai dampak dari
 Tindakan pembedahan
 Rencana Tindakan:
 Gunakan semua alat atau instrumen untuk tindakan pembedahan seperti
pemakaian baju bedah, tutup kepala, masker, penutup sepatu, celemek, dan
sarung tangan, serta pencucian tangan.
 Lakukan persiapan anestesischelum tindakan pelaksanaan pembedahan.
 Lakukan pemantauan selama masa tindakan pembedahan.

4. Pelaksanaan tindakan Keperawatan Bedah


 Penggunaan Baju Seragam Bedah Penggunaan seragam bedah desain secara
khusus dengan harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar. Berprinsip bahwa
semua baju dari luar harus diganti dengan baju bedah yang sterilitas baju harus
dimasukkan ke dalam celana, atau harus di tutupi pinggang untuk mengurangi
menyebarnya bakteri, dan gunakan penutup kepala, masker, sarung tangan serta
celemek steril.
 Mencuci tangan Sebelum Pembedahan Lihat bagian mencuci tangan
 Menerima Pasien di Daerah Bedah Sebelum memasuki wilayah bedah. Pasien
harus melakukan pemeriksaan ulang diruang penerimaan untuk mengecek
kembali nama, bedah yang akan dilakukan, nomor status registrasi pasien,
berbagai hasil laboratorium dan x-ray, persiapan darah setelah dilakukan
pemeriksaan silang dan golongan darah, alat protesa, dan lain-lain.
 Pengiriman dan Pengaturan Posisi ke kamar Bedah Posisi yang dianjurkan pada
umumnya adalah telentang, telungkup, trendelenburg. Lithotomi, lateral, dan lain-
lain.
 Pembersihan dan Persiapan kulit Pelaksanaan ini bertujuan untuk membuat
daerah yang akan dibedah bebas dari kotoran dan lemak kulit serta mengurangi
adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam pembersihan kulit ini harus
memiliki spektrum khasiat, memiliki kecepatan khasiat, atau memiliki potensi
yang baik serta tidak menurun bila adanya terdapat kadar alkohol, sabun detergen,
atau bahan organik lainnya.
 Penutupan Daerah Steril Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan
doek steril agar daerah seputar bedah tetap steril dan mencegah berpindahnya
mikroorganisme antara daerah yang steril dan tidak.
 Pelaksanaan Anestesi Pelaksanaan anestesi dapat dilakukan dengan berbagai
macam, antara lain anestesi umum, inhalasi atau intravena. Anestesi regional
dengan cara memblok saraf, dan anestesi lokal.
 Pelaksanaan Pembedahan Setelah dilakukan anestesi, tim bedah akan
melaksanakan pembedahan sesuai dengan ketentuan pembedahan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya perubahan
tanda vital, kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.

c) Pasca Operatif
1. Pengkajian Keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan (pascabedah) di
antaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi, dan perubahan
tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah
pembedahan dan sekitarnya, serta alat yang digunakan dalam pembedahan

2. Diagnosa Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan pascabedah adalah:
 Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka
pembedahan.
 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sebagai dampak
anestesi.
 Risiko terjadi retensio urine berhubungan dengan dampak anestesi.
 Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
penurunan nafsu makan.
 Konstipasi berhubungan dengan dampak anestesi.
 Risiko cedera berhubungan dengan adanya kelemahan.
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketahanan yang
menurun.
 Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan Keperawatan


Tujuan:
 Meningkatkan proses penyembuhan luka.
 Mempertahankan respirasi yang sempurna.
 Mempertahankan sirkulasi.
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Mempertahankan eliminasi
 Mempertahankan aktivitas.
 Mengurangi kecemasan.
Rencana Tindakan :
 Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa nyeri yang
dapat dilakukan dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan makanan
yang tinggi protein dan vitamin C. Protein dan Vitamin dapat membantu
pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas dinding kapiler.
 Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan napas. Yakni
tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian
hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan cara menarik napas melalui
hidung dengan menggunakan diafragma, kemudian keluarkan napas perlahan-
lahan melalui mulut yang dikuncupkan.
 Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakan stocking pada pasien
yang berisiko tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama
dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena
balik.
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara
memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan dan
output serta mempertahankan nutrisi yang cukup.
 Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan output
serta mencegah terjadinya retensi urine.
 Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum
ambulatori.
 Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik

4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan. Seperti adanya peningkatan
proses penyembuhan luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan
tanda kecemasan lanjutan.

D. Tindakan Keperawatan Preoperatif


a) Persiapan Fisik
1. Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan. Status
kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan
masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status
hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik,
fungsi endokrin, fungsi imunologi. Dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat
yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan
mengalami stres fisik tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat
hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu
terjadinya haid lebih awal.

2. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan,
lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan
keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum
pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi
pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, defisiensi
(terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan
luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa
mengakibatkan kematian.

3. Keseimbangan cairan dan elektrolit


Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output
cairan. Demikian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal.
Kadar elektrolit yang biasanya dilakukan pemeriksaan di antaranya adalah kadar
natrium serum (normal: 135-145 mmol/1), kadar kalium serum (normal: 3,5-5
mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1.50 mg/dl). Keseimbangan cairan dan
elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur
mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi.
4. Keberhasilan lambung dan usus
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu Intervensi keperawatan
yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuaskan dan dilakukan tindakan
pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema/lavement. Tujuan dari
pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya
cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area
pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan.

5. Pencukuran daerah operasi


Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya
infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur
dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses
penyembuhan dan perawatan luka.

6. Personal higyene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh
yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada
daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat dianjurkan untuk
mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya
jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka
perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

7. Pengosongan kandung kemih


Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan
kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperlukan
untuk mengobservasi balance cairan.

8. Latihan pra operatif


Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat
penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi, seperti
nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan. Latihan yang
diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain yaitu latihan napas dalam dan
latihan batuk efektif.

b) Persiapan psikologis
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada
integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.
Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan kecemasan pasien dalam
menghadapi pembedahan antara lain :
 Takut nyeri setelah pembedahan
 Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal (body
image)
 Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti) d. Takut/cemas
mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang
sama.
 Takut ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas.
 Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi.
 Takut operasi gagal.

Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh
terhadap kondisi fisiknya. Masalah mental yang biasa muncul pada pasien preoperasi
adalah kecemasan. Untuk mengurangi / mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat
menanyakan hal-hal yang terkait dengan persiapan operasi.

Persiapan mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan


keputusan pasien dan keluarganya. Sehingga tidak jarang pasien menolak operasi yang
sebelumnya telah disetujui dan biasanya. Pasien pulang tanpa operasi dan beberapa hari
kemudian datang lagi ke rumah sakit setalah merasa sudah siap dan hal ini berarti telah
menunda operasi yang mestinya sudah dilakukan beberapa hari/minggu yang lalu.

c) Persiapan dokumen dan inform concent


1. Dokumen
Dokumentasi perawatan preoperatif merupakan dokumentasi yang
dilaksanakan pada catatan proses keperawatan sebelum operasi. Hal-hal yang
didokumentasikan antara lain pengkajian fisiologis, pengkajian psikososial,
pendidikan kesehatan preoperatif, lokasi operasi. Tingkat respons, efek medikasi, dan
tes diagnostik. Selain itu didokumentasikan pula tanda vital, pengkajian dan persiapan
kulit, alat yang digunakan. Pernyataan atau perilaku pasien, dan obat-obatan yang
diberikan. Standar dokumentasi yang digunakan pada dokumentasi Preoperatif
adalah, sebagai berikut :
 Catatan pasien merefleksikan pengkajian dan perencanaan yang diberikan pada
perawatan perioperatif
 Catatan pasien merefleksikan perawatan yang diberikan oleh anggota tim
pembedahan Perawatan didokumentasikan pada catatan pasien
 Catatan pasien merefleksikan evaluasi operatif yang berkelanjutan dan respons
pasien terhadap intervensi keperawatan
 Dokumentasi asuhan keperawatan perioperatif disesuaikan dengan kebijakan dan
prosedur pada area praktik

2. Inform concent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien,
hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan
tanggung gugat, yaitu Informed Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus
menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh
karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat
pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anestesi).
Informed Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi
aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien
wajib untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun
tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga
mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. Pasien
maupun keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut akan
mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala macam prosedur
pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Jika petugas belum
menjelaskan secara detail, maka pihak pasien keluarganya berhak untuk menanyakan
kembali sampai betul-betul paham. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena jika
tidak maka penyesalan akan dialami oleh pasien/keluarga setelah tindakan operasi
yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung, yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap
pasien supaya saat dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai pemulihan pasien,
hingga pasien sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan kebutuhannya.
Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas
perawat yaitu memberikan penyuluhan tindakan perawatan diri pasien, terhadap keluarga dan
pasien itu sendiri, supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga pasien
sehat seperti sediakala.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus senantiasa belajar mengasah
kemampuan agar ilmu yang dimiliki dapat berkembang, sehingga bermanfaat bagi diri
sendiri, klien dan masyarakat.
DAFTAR PUSAKA

Abrorshodiq. (2009). Askep Perioperatif. http://Abrorshodiq,sBlog.htm. Diunduh tanggal 30 Juni


2015.
Qosim, N. (2013). Tindakan keperawatan yang diterima pasien preoperatif di bangsal bedah
RSUP. Dr. Kariadi Semarang. Medica hospitalia, vol.1 (3), 196-200.

Anda mungkin juga menyukai