Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI KEPERAWATAN

ASKEP PADA PASIEN DENGAN KONJUNGTIVITIS

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Anita Mirawati,S.Kep.M.Kep

HILDAYATUL KHAIR

203210216

2A

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK

TP : 2020
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama :Ny.R
b. Jenis kelamin :Perempuan
c. Umur :48
d. Agama :Islam
e. Pendidikan :SLTA
f. Pekerjaan :Pengurus Rumah Tangga
g. Status perkawinan :Kawin
h. Alamat :Sawah Lunto
i. Tanggal masuk :25-08-2021
j. Diagnosa :konjungtivitis
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : gatal dan nyeri dimata
b. Riwayat kesehatan sekarang : klien merasakan nyeri, gatal, dan merasa seperti ada
benda asing dalam mata
c. Riwayat kesehatan dahulu : klien pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya
3. Pola fungsi kesehatan :
a. Psikososial
Kaji apakah ada interaksi sosial semenjak klien merasakan penyakitnya
b. Spiritual
Kaji apakah klien mengalami gangguan melaksanakan rutinitas ibadahnya
sehubungan dengan penyakit yang diderita klien
c. Istirahat tidur :

2
Kaji kualitas dan kuantitas tidur klien sejak dan sebelum sakit , apakah gangguan
tidur sejak mengalami sakit, atau bagaiman perasaan klien setelah bangun tidur

4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmestis
TTV :
TD : 100/70 mmHg
SUHU : 37
NADI : 80x/menit
RR : 18x / menit

Pemeriksaan persistem :

a. Sistem pernafasan
Pola nafas, irama nafas dalam batas normal dan baik
b. Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung, irama jantung, dan batas normal
c. Sistem pencernaan
Mulut bersih, makan teratur 3x sehari dalam batas normal
d. Sistem perkemihan
BAB dan BAK dalam batas normal
e. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Sistem genetalia
Belum teruji
g. Sistem musculoskeletal
Pergerakan otot, sendi, tulang dalam batas normal
h. Sistem integument
Turgor kulit normal
i. Sistem persarafan
Dalam batas normal

5. Pemeriksaan labolatorium
a. Pemeriksaan Giemsa /pengecatan gram
Dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear, sel-sel morfonuklear juga bakteri
atau jamur penyebab konjungtivitis
b. Pemeriksaan visus
Catat derajat pandangan perifer klien karena jika terdapat secret yang menempel
pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisis Data:

Tgl Pengelompokan data Etiologi Masalah


/jam
25-8- DS: pasien mengatakan Konjungtivitis Nyeri
2021/ nyeri pada kedua matanya !
08.00 DO: mata klien tampak Peradangan
wib hipermia,berair dan kotor. !
TD: 100/70 mmHg, suhu Dilatasi pembuluh darah
37 derjat !
Nyeri
DS: ada purulent dan Konjungtivitis Risiko infeksi
edema !
DO: mata klien Nampak Mikkroorganisme allergen
hyperemia,berair dan iritatif
kotor.TD : 100/ 70 !
mmHg, suhu 37 derjat Kelenjar air mata terinfeksi
celcius !
Fungsi sekresi terganggu
!
Hipersekresi
!
Risiko infeksi
DS : Pasien mengatakan Konjungtivitis Gangguan persepsi
saat bangun tidur matanya ! sensori
lengket, dan pandangan Pengeluaran cairan
klien sedikit kabur meningkat
DO: mata klieen Nampak !
hyperemia , berair dan TIO meningkat
kotor, terdapat prulent Canal schelem tersumbat
!
Iskemia saraf optic
!
Ulkus kornea
!
Gangguan persepsi sensori
DS : klien mengatakan Konjungtivitis Gangguan
mata gatal dan mata ! rasa nyaman
merah Peradangan
DO: mata merah !
Dilatasi pembuluh darah
!
Granulasi disertai sensasi
benda asing
!
Tidak nyaman

B. DIAGOSA KEPERAWATAN

TGL /JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF


26-8-2021/ 1. Nyeri berhubungan dengan peradangan konjungtiva
08.00 WIB
2. Resiko infeksi berhungan dengan infeksi pada
kelenjar air mata
3. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan
perubahan penerimaan sensori
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sensasi
benda asing

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Noc: Nyeri

Indicator 1 2 3 4 5
Penurunan penamplan peran atau hubungan
interpersonal
Gangguan kerja, kepuasaan hidup atau
kemampuan untuk mengndalikan
Penurunan konsentrasi
Terganggunya tidur

Nic : Management nyeri

AKTIVITAS INTERVENSI
Pengkajian a. Gunakan laporan dari pasien sendiri
sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian
b. Minta pasien untuk menilai nyeri/
ketidaknyamanan pada skala nol sampai
10 ( 0= tidak ada nyeri/ketidaknyamanan,
10 = nyeri yang sangat)
c. Gunakan lembar atau nyeri untuk
memantau pengurangan nyeri dan
analgesic dan kemungkinan efek
sampingnya
d. Dalam mengkaji nyeri pasien gunakan
kata –kata yang konsisten dengan usia
dan tingkat perkembangan pasien.
e. Lakukan pengkajian nyeri yang
komprehesif meliputi lokasi,
karakteristik, awitan atau durasi,
frekuensi, kualitas intesitas atau
keparahan, atau faktor persipitasinya.
f. Observasi isyarat ketidaknyamanan non
verbal
Pendidikan untuk pasien atau a. Masukkan pada intruksi saat pemulangan
keluarga pasien mengenai pengobatan khusus
yang harus dikonsumsi, frekuensi
pemberian, kemungkinan efek samping,
kemungkinan interaksi obat,
kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi
obat tersebut
( misalnya pembatasan aktivitas, fisik,
pembatasan diet) dan nama orang yang
harus dihubungi bila dijumpai nyeri yang
tidak tertahankan
b. Intruksikan pasien untuk
menginformasikan pada perawat jika
pengurang nyeri dapat terhenti
c. Informasikan kepada pasien tentang
prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
dan tawarkan saran koping.
d. Perbaiki salah persepsi tentang analgesic
narkotik atau oploid( misalnya resiko
ketergantungan atau overdosis )
e. Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri,berapa lama akan
berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
f. Gunakan tindakan pengandaian nyeri
sebelum jadi berat
g. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi ( relaksasi ) sebelum
sesudah dan jika memungkinkan sebelum
aktivitas yang menyakitkan
Aktivitas kolaboratif a. Laporkan pada dokter jika tindakan
berhasil atau tidak keluhan saat ini
merupakan perubahan yang bermakna
dari pengalaman nyeri pasien imasa lalu

a. Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi


Aktivitas lain dengan pengkajian nyeri dan efeknya
sampingnya
b. Bantu pasien untuk mengidentivikasi
tindakan memenuhi kebutuhan rasa
nyaman yang telah berhasil
dilakukannyasepertiditraksi,relaksasi,atau
kompres hangat dingin
c. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada
aktivitas dari pada nyeri/
ketdaknyamanan dengan melakukan
pengalihan melalu tv,radio, tipe,
kunjungan
d. Gunakan pendekatan yang positif dengan
tujuan untuk mengoptimiskan respon
pasien terhadap analgesic
e. Libatkan pasien dalam modalitas
pengurangan nyeri,jika mungkin.
f. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan ( cahaya )
g. Pastikan pemberian analgesic
prapenanganan dan atau strategi
nonfarmakologis sebelum dilakukan
prosedur yang dilakukan nyeri

Tabel intervensi keperawatan

Tgl /jam DK/Tujuan / Intervensi Rasional Paraf


KH
26-08- DK : nyeri a. Masukkan a. Memberikan
2021/08. berhubungan pada intruksi intruksi saat
00 WIB dengan saat pemulangan
peradangan pemulangan pasien mengenai
konjungtiva. pasien pengobatan
Tujuan: mengenai khusus yang
Setelah pengobatan harus
dilakukan khusus yang dikonsumsi,
tindakan harus frekuensi
keprawatan dikonsumsi, pemberian,
selama 3x24 frekuensi kemungkinan
jam pemberian, efek samping,
diharapkan kemungkinan kemungkinan
nyeri dapat efek samping, interaksi obat
teratasi kemungkinan kewaspadaan
a. Tidak interaksi obat khusussaat
nyeri kewaspadaan mengkonsumsio
pada khusussaat bat tersebut
kedua mengkonsums (misalnya
kelopa iobat tersebut pembatasan
k mata (misalnya aktifitas fisik,
b. Mata pembatasan pembatasan diet)
pasien aktifitas fisik, dan nama orang
tidak pembatasan yang dapat
hypere diet) dan dihubungi bila
mia nama orang dijumpai nyeri
c. Mata yang dapat yang tak
pasien dihubungi bila tertahnkan
tidak dijumpai b. Mengintruksikan
berair nyeri yang tak untuk pasien
d. Mata tertahnkan menginformasika
pasien b. Intruksikan n pada perawat
tidak pasien untuk jika pengurang
kotor menginformas nyeri tidak dapat
ikan pada dicapai
perawat jika c. Memperbaiki
pengurang salah persepsi
nyeri tidak tentang analgesic
dapat dicapai. narkotik atau
c. Informasikan oploid(ketergant
kepada pasien ungan dan risiko
tentang overdosis)
prosedur yang d. Memberikan
dapat informasi
meningkatkan tentang nyeri
nyeri dan seperti penyebab
tawarkan nyeri, seberapa
koping lama akan
d. Perbaiki salah berlangsung dan
persepsi antisipasi
tentang ketidaknyamana
analgesic n dari prosedur
narkotik atau e. Menggunakan
oploid(keterga tindakan
ntungan dan pengendalian
risiko nyeri sebelum
overdosis) jadi berat
e. Berikan f. Mengajarkan
informasi penggunaan
tentang nyeri teknik non
seperti farmakologi
penyebab ( relaksasi)
nyeri, sebelum, setelah
seberapa lama dan jika
akan memungkinan
berlangsung selama aktivitas
dan antisipasi yang
ketidaknyama menyakitkan
nan dari
prosedur
f. Gunakan
tindakan
pengendalian
nyeri ebelum
menjadi berat
g. Ajarkan
penggunaan
teknik non
farmakologi
( relaksasi)
sebelum,
setelah dan
jika
memungkinan
selama
aktivitas yang
menyakitkan

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO TGL/JAM TINDAKAN PARAF


26-08- a. Memberikan intruksi saat pemulangan
2021/08.00 pasien mengenai pengobatan khusus
WIB yang harus dikonsumsi, frekuensi
pemberian, kemungkinan efek samping,
kemungkinan interaksi obat
kewaspadaan khusussaat
mengkonsumsiobat tersebut
(misalnya pembatasan aktifitas fisik
pembatasan diet) dan nama orang yang
dapat dihubungi bila dijumpai nyeri
yang tak tertahnkan.
b. Menginformasikan pada pasien tentang
prosedur yang dapat meningkatkan
nyeri dan tawarkan koping
c. Memperbaiki salah persepsi tentang
analgesic narkotik atau oploid
( misalnya resiko ketergantungan dan
overdosis )
d. Memberikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, seberapa lama
akan berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
e. Menggunakan tindakan pengendalian
nyeri sebelum menjai berat
f. Mengajarkan penggunaan teknik non
formakologi ( relaksasi ) sebelum,
setelah dan jika memungkinkan selama
aktivitas yang menyakitkan.

E. EVALUASI

MASALAH TGL/ JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan 262-08- S: Pasien mengatakan nyeri pada
dengan peradangan 2021/08.00 kedua matanta
konjungtiva wib O: Mata klien tampak hyperemia
berair dan kotor
A: Nyeri belum teratasi
P: rencana 2-7 dilanjutkan
Resiko infeksi 26-08- S : ada prulen dan edema
berhubungan dengan 2021/08.15 O : mata klien tampak hipermia,
infeki pada kelenjar wib berair dan kotor
air mata A : belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Gangguan persepsi 26-08- S : Pasien mengatakan saat bangun
sensori berhubungan 2021/08.30 tidur matanya lengket dan
dengan perubahan wib pandangan sedikit kabur
penerimaan sensori O : mata klien tampak hipermia
berair dan kotor terdapat prulent
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Gangguan rasa 26-08- S : Klien mengatakan mata gatal dan
nyaman berhubungan 2021/08.40 mata merah
dengan sensasi benda Wib O : mata merah
asing A : masalah teratasi
P : tingkatkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai