Anda di halaman 1dari 6

Mengidentifikasi Pendekatan, Strategi, Model, Metode yang Cocok untuk

Pembelajaran Fisika Sebagai Proses dan Produk

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Fisika

Yang dibina oleh Bapak Drs. Agus Suyadi, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 4A (Offering B)

1. Risky Feriyal Maharani (190321624051)


2. Sella Karlinda Puspa (19032162053)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

OKTOBER 2021
1. Fisika sebagai Proses
Menurut Sutrisno, fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan dan publikasi.
Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam bagian mempublikasikan
itu. Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil
mengembangkan keterampilan proses sains pada diri siswa. Sehubungan dengan hal
tersebut, menurut Johnson (dalam Putra et al., 2015) keterampilan berpikir kritis
merupakan suatu keterampilan proses berpikir yang memungkinkan seseorang untuk
mengevaluasi atau menyelidiki bukti, asumsi, dan logika yang mendasari gagasan
orang lain. Agar dapat tercapainya tujuan tersebut pengajar dapat menggunakan
pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif.

Proses pembelajaran dapat dilakukan melalui pendekatan inkuiri. Pendekatan


inkuiri merupakan suatu cara pembelajaran yang menghadapkan siswa kepada suatu
masalah. Melalui inkuiri, dapat melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
baik dalam menyelesaikan soal-soal maupun masalah yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui inkuiri juga siswa dapat mengembangkan keterampilan siswa,
meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan ilmiah (Gormally et al., 2009). Salah
satu model pembelajaran yang memiliki kriteria di atas adalah model Problem Based
Learning (PBL).

Problem Based Learning (PBL), merupakan model pembelajaran dengan


pemecahan masalah yang menekan pada kebermaknaan siswa. Menurut (Arends,
2013), PBL merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk mengerjakan
permasalahan yang otentik dan berpusat pada siswa (Aji et al., 2016.). Maksudnya
adalah untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan keterampilan
berpikir dan pemecahan masalah, serta mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Proses pembelajaran dimulai dari sebuah tantangan, yang nantinya diharapkan siswa
lebih tertarik dan aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Pada sebuah penelitian telah dibuktikan bahwa pembelajaran berbasis masalah


mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan siswa dalam pembelajaran
diharapkan dapat berlangsung optimal jika dilengkapi dengan metode yang dapat
menunjang pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah pictorial
riddle. Metode pictorial riddle adalah salah satu metode untuk mengembangkan
motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil dan besar. Metode pictorial
riddle biasanya menggunakan media gambar atau sejenisnya, seperti gambar di papan
tulis, papan poster, pada lembar kegiatan siswa atau diproyeksikan dari suatu
transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle
tersebut.

2. Fisika sebagai Produk


Fisika sebagai produk atau a body knowledge, maksudnya adalah fisika
merupakan kumpulan pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian di alam.
Kejadian tersebut ditangkap oleh indera manusia, misalnya ada cahaya yang ditangkap
oleh mata. Adapun ringkasan untuk mendapatkan pengetahuan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Proses Mendapatakan Pengetahuan

Diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Beberapa kejadian bisa terjadi di lingkungan sekitar kita. Indera manusia akan
menangkap kejadian-kejadian tersebut. Oleh karena rasa ingin tahu yang tinggi,
beberapa ilmuwan melakukan proses penyelidikan terhadap kejadian tersebut dengan
cara mengumpulkan informasi, melakukan percobaan sehingga diperoleh bukti-bukti
fisik (hasil penyelidikan) yang berbentuk data hasil percobaan. Data itulah yang
kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menghasilkan produk berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
Fisika sebagai produk bermakna bahwa dalam fisika terdapat sejumlah
pengetahuan yang telah dihasilkan oleh para ilmuwan, meliputi: fakta, konsep, prinsip,
hukum, rumus, teori, dan model. Berikut ini beberapa contoh fisika sebagai produk:

Fakta: Logam ketika dipanaskan akan memuai, gravitasi di setiap tempat berbeda-beda

Konsep: Besaran dan Satuan, Pengukuran, Wujud Zat, dan lain-lain

Hukum: Hukum Newton, Hukum Archimedes, Hukum Pascal, dan lain-lain

Rumus: Rumus Gaya, Rumus Gaya Apung, Rumus Tekanan Hidrostatis, dan lain-lain

Teori: Teori Relativitas, Teori Listrik Magnet, Teori Atom, dan lain-lain

Model: Model sayap pesawat terbang, model aliran fluida, model atom

Pembelajaran pendekatan inkuiri terbimbing dan eksperimen sangat membantu


terbentuknya sikap ilmiah siswa. Dengan demikian prestasi belajar siswa akan tercapai
dengan maksimal. Masih kurang perhatiannya guru dalam memberikan praktikum akan
semakin berkurangnya nilai-nilai karakter yang diserap siswa. Nilai karakter dari
keterampilan proses akan sangat berpengaruh dalam kehidupan siswa. Kurangnya
pembelajaran praktikum sangat berdampak pada karakter siswa dan akan terbentuk
sikap yang akan meresahkan kehidupan masyarakat. Pada pembelajaran melalui
proses, hasil maksimum akan diperoleh jika pembelajaran dilakukan dengan
menyenangkan melalui eksperimen dan proyek. Pembelajaran fisika secara proses akan
dilakukan secara bertahap dalam tahapan metode ilmiah.

Agar tercapai hakikat fisika sebagai produk, model pembelajaran GI-GI (Group
Investigation dan Guided Inquiry) kami rasa cocok untuk siswa dalam hal ini. Dalam
sintakmatik model GI-GI terdapat tahapan melakukan eksperimen. Oleh karena itu,
model GI-GI tepat diterapkan dalam pembelajaran fisika melalui kegiatan praktikum
sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep. Berdasarkan uraian
tersebut, maka model GI-GI memungkinkan dapat diterapkan pula pada siswa SMA
melalui pembelajaran fisika. Oleh karena itu, perpaduan antara dua rumpun model
Group Investigation dan Guided Inquiry dapat digunakan sebagai alternatif untuk
pembelajaran Fisika yang mengacu pada hakikat fisika sebagai proses. Menurut
Indrawati (2015) Model GI-GI merupakan perpaduan dari Group Investigation dan
Guided Inquiry yang masing-masing merupakan model pembelajaran. Kelebihan
model GI-GI yaitu peserta didik secara berkelompok dapat berinteraksi secara aktif
dengan temannya dan instrukturnya untuk bertukar pendapat, pengetahuan atau
pengalaman, menemukan masalah, memecahkan masalah, dan berhipotesis, melalui
investigasi, eksplorasi, dan diskusi di luar dan atau di dalam kelas.

Metode proyek merupakan suatu teknik instruksional yang melibatkan


penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh siswa secara perseorangan atau
kelompok kecil siswa, untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah dengan
perpaduan teori-teori dari berbagai bidang studi (Dahar, 1989). Konsep dan
karakteristik pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah metode atau pendekatan
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-
kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-
prinsip inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan
masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa
bekerja secara otonom mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai
puncaknya menghasilkan produk nyata. Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur
(project based learning) membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif
dengan lingkungan belajar siswa didesain agar dapat melakukan penyelidikan terhadap
masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan
melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk
bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya, dan mengombinasikannya
dalam produk nyata.
Daftar Pustaka

Aji, S., Hudha, M., Journal), A. R.-S. (Science E., & 2017, undefined. (n.d.).
Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis problem based learning untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika. Ojs.Umsida.Ac.Id. Retrieved
October 25, 2021, from http://ojs.umsida.ac.id/index.php/sej/article/view/830

Arends, R. I. (2013). Belajar untuk mengajar. Jakarta: Salemba Humanika.

Dahar, R. (1989). Teori-teori belajar.


http://digilib.fisipol.ugm.ac.id/handle/15717717/12963

Gormally, C., Brickman, P., Hallar, B., the, N. A.-I. journal for, & 2009, undefined.
(2009). Effects of inquiry-based learning on students’ science literacy skills and
confidence. ERIC, 3(2). https://doi.org/10.20429/ijsotl.2009.030216

Putra, P., UGM, S. S.-J. F. I., & 2015, undefined. (2015). Pengembangan Sistem E-
Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan
Fisika (Halaman 45 sd 48). Neliti.Com, 55.
https://www.neliti.com/publications/80773/pengembangan-sistem-e-learning-
untuk-meningkatkan-keterampilan-berpikir-kritis-m

Anda mungkin juga menyukai