Disusun Oleh :
Kelompok 4A (Offering B)
OKTOBER 2021
1. Fisika sebagai Proses
Menurut Sutrisno, fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan dan publikasi.
Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam bagian mempublikasikan
itu. Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil
mengembangkan keterampilan proses sains pada diri siswa. Sehubungan dengan hal
tersebut, menurut Johnson (dalam Putra et al., 2015) keterampilan berpikir kritis
merupakan suatu keterampilan proses berpikir yang memungkinkan seseorang untuk
mengevaluasi atau menyelidiki bukti, asumsi, dan logika yang mendasari gagasan
orang lain. Agar dapat tercapainya tujuan tersebut pengajar dapat menggunakan
pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif.
Beberapa kejadian bisa terjadi di lingkungan sekitar kita. Indera manusia akan
menangkap kejadian-kejadian tersebut. Oleh karena rasa ingin tahu yang tinggi,
beberapa ilmuwan melakukan proses penyelidikan terhadap kejadian tersebut dengan
cara mengumpulkan informasi, melakukan percobaan sehingga diperoleh bukti-bukti
fisik (hasil penyelidikan) yang berbentuk data hasil percobaan. Data itulah yang
kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menghasilkan produk berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
Fisika sebagai produk bermakna bahwa dalam fisika terdapat sejumlah
pengetahuan yang telah dihasilkan oleh para ilmuwan, meliputi: fakta, konsep, prinsip,
hukum, rumus, teori, dan model. Berikut ini beberapa contoh fisika sebagai produk:
Fakta: Logam ketika dipanaskan akan memuai, gravitasi di setiap tempat berbeda-beda
Rumus: Rumus Gaya, Rumus Gaya Apung, Rumus Tekanan Hidrostatis, dan lain-lain
Teori: Teori Relativitas, Teori Listrik Magnet, Teori Atom, dan lain-lain
Model: Model sayap pesawat terbang, model aliran fluida, model atom
Agar tercapai hakikat fisika sebagai produk, model pembelajaran GI-GI (Group
Investigation dan Guided Inquiry) kami rasa cocok untuk siswa dalam hal ini. Dalam
sintakmatik model GI-GI terdapat tahapan melakukan eksperimen. Oleh karena itu,
model GI-GI tepat diterapkan dalam pembelajaran fisika melalui kegiatan praktikum
sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep. Berdasarkan uraian
tersebut, maka model GI-GI memungkinkan dapat diterapkan pula pada siswa SMA
melalui pembelajaran fisika. Oleh karena itu, perpaduan antara dua rumpun model
Group Investigation dan Guided Inquiry dapat digunakan sebagai alternatif untuk
pembelajaran Fisika yang mengacu pada hakikat fisika sebagai proses. Menurut
Indrawati (2015) Model GI-GI merupakan perpaduan dari Group Investigation dan
Guided Inquiry yang masing-masing merupakan model pembelajaran. Kelebihan
model GI-GI yaitu peserta didik secara berkelompok dapat berinteraksi secara aktif
dengan temannya dan instrukturnya untuk bertukar pendapat, pengetahuan atau
pengalaman, menemukan masalah, memecahkan masalah, dan berhipotesis, melalui
investigasi, eksplorasi, dan diskusi di luar dan atau di dalam kelas.
Aji, S., Hudha, M., Journal), A. R.-S. (Science E., & 2017, undefined. (n.d.).
Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis problem based learning untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika. Ojs.Umsida.Ac.Id. Retrieved
October 25, 2021, from http://ojs.umsida.ac.id/index.php/sej/article/view/830
Gormally, C., Brickman, P., Hallar, B., the, N. A.-I. journal for, & 2009, undefined.
(2009). Effects of inquiry-based learning on students’ science literacy skills and
confidence. ERIC, 3(2). https://doi.org/10.20429/ijsotl.2009.030216
Putra, P., UGM, S. S.-J. F. I., & 2015, undefined. (2015). Pengembangan Sistem E-
Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan
Fisika (Halaman 45 sd 48). Neliti.Com, 55.
https://www.neliti.com/publications/80773/pengembangan-sistem-e-learning-
untuk-meningkatkan-keterampilan-berpikir-kritis-m