Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Landasan untuk penyusunan kurikulum KTSP 2013 SMP Negeri 2


IV Koto Aur Malintang adalah Permendiknas No. 64 tahun 2013 tentang
Standar Isi, Permendiknas No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kelulusan,
Permendiknas No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Permendiknas
No. 66 tahun 2013 Standar Penilaian, Permendiknas No. 68 tahun 2013
tentang Struktur Kurikulum SMP dan Permendiknas No. 71 tahun 2013
tentang Buku Teks Pelajaran Layak, PP No. 32 tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
nasional Pendidikan.

Berdasarkan landasan-landasan yang telah ada, maka kurikulum


SMP Negeri 2 IV Koto Aur Malintang mulai tahun pelajaran 2020 / 2021
untuk kelas VII dan VIII dan IX seluruhnya menggunakan kurikulum
2013 yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan situasi, kondisi dan
potensi SMPN 2 IV Koto Aur Malintang. Dengan sendirinya kurikulum
yang dikembangkan merupakan persepakatan warga satuan pendidikan

1
SMP dan merupakan pedoman kegiatan pembelajaran di SMP N 2 IV
Koto Aur Malintang.

Dengan tersusunnya kurikulum SMP N 2 IV Koto Aur Malintang


diharapkan kepala sekolah, guru, peserta didik dan orang tua peserta didik
memahami arah dan target yang akan dicapai oleh sekolah. Dan guru
secara langsung mempunyai pedoman operasional dalam pembelajaran.

B. Dasar Hukum

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan


kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam disekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang


memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia yang berkualitas yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat


digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berrdasarkan hal tersebut,
kurikulum 2013 dikembangkan dengan menggunakan filosofi sebagai
berikut :

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun


kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta
didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi
muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan
pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat bangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut


pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan dimasa lampau adalah sesuatu yang harus termuat
dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecermelangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang
dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial dimasyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan


intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan
disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah
disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu
(Essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun masa kini dan masa depan yang


lebih baik dari masa lalu dengan berbagai macam kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan bermasyarakat dan
bangsa yang lebih baik.

Dengan demikian Kurikulum 2013 menggunakan filosofi


sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreatifitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “Pendidikan Berdasarkan


Standar” (Standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (Competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjasi hasil kurikulum.

3. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Bomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.

5) Permendiknas Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Standar


isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
6) Permendiknas Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

7) Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.


Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan.

8) Permendiknas Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian


Pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik.

9) Permendiknas Nomor 68 Tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum


SMP.

Sedangkan untuk landasan untuk KTSP 2006 adalah :

1) Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang


sistem Pendidikan Nasional

Ketentuan UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 Ayat ( 19


), Pasal 18 Ayat (1), (2),(3),(4) Pasal 37 Ayat (1), (2),(3) Pasal 38 Ayat
(1), (2)

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan.

Aketentuan dalam PP 19 /2005 yang mengatur KTSP adalah pasal 1


ayat (5), (13),(14),(15) Pasal 5 ayat (1), (2) Pasal 6 ayat (6) Pasal 7
ayat (1), (2),(3),(4),(5),(6),(7),(8) Pasal 8 ayat (1), (2),(3) Pasal 10 ayat
(1), (2),(3) Pasal 11 ayat (1), (2),(3) Pasal 13 ayat (1), (2),(3) Pasal 14
ayat (1), (2),(3) Pasal 16 ayat (1), (2),(3),(4),(5) Pasal 17 ayat (1), (2)
Pasal 18 ayat (1), (2),(3) Pasal 20.

3) Permendiknas No 22/2006 tentang Standar Isi

Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk


mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah : kerangka Dasar ( KD )
setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis
pendidikan dasar dan menengah. Standar isi ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006

4) Permendiknas No. 23/2006 Tentang Stanar Kompetensi Lulusan ( SKL


)

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,


pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006

5) Permendiknas No. 24/2006 Tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22


dan 23/2006 ( standar isi dan SKL )

6) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2006 Tentang kurikulum tingkat


satuan pendidikan ( KTSP ).

7) Permendiknas No. 8 Tahun 2006 Tentang sistem Pendidikan di Daerah


IV Koto Aur Malintang.

8) Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.

9) Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian.

10) Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor PP No. 32 tahun 2013 dan diperbaharui PP No. 15 Tahun
2018 bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Jenjang
Pendidikan Dasar mengacu pada standar isi yang terdiri dari Kerangka
Dasar, Struktur Kurikulum, Beban Belajar, Kurikulum Satuan
Pendidikan, dan Kalender Pendidikan serta panduan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum juga mengacu pada delapan
Standar Nasional Pendidikan meliputi: a). Standar Isi / Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulm SD, b). Standar Proses, c). Standar Kompetensi
Lulusan, d). Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, e). Standar
Sarana dan Prasarana, f). Standar Pengelolaan, g). Standar
Pembiayaan, dan h). Standar Penilaian Pendidikan. Berpedoman pula
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan
meliputi : a). Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL
SP), b). Satandar Kompetensi Lulusan Kelompok Mata pelajaran (SKL
KMP), c). Standar Kompetensi Lulusan Mata pelajaran (SKL MP).

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006

Tujuan pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai acuan untuk


mengembangkan pembelajaran dalam mencapai pendidikan yang bermutu
dengan standar yang jelas, target yang terukur, dan budaya yang akan
dicapai, memberi kesempatan peserta didik belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan menghayati,
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, hidup bersama dan
berguna bagi orang lain, membangun dan menemukan jati diri melalui
proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Selain itu peserta didik harus memiliki Kompetensi Masa Depan,


yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis,
kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan,
kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda,
kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat
luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki
kecerdasan sesuai dengan bakat / minatnya dan memiliki rasa tanggung
jawab terhadap lingkungan.

D. Acuan Konseptual

1. Peningkatan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia

2. Kebutuhan Kompetensi masa depan

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP 2013

Kurikulum SMPN 2 IV Koto Aur Malintang Tahun 2013 dikembangkan


berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan


merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka
kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan
yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan
pendidikannya si satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.

2. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta


didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten
pendidikan yang dirancang dalam rencana.

3. Hasil belajar adalah prilaku peserta didik secara keseluruhan dalam


menerapkan perolehannya di masyarakat.

4. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendikan,


jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan
Pemerintah mengenai wajib belajar 12 Tahun maka Standar
Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan Kurikulum
adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
proses pendidikan selama 12 Tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi
dan tujuan jeenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta
fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap
jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula
atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan Pendidikan.

5. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan


kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berfikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensli yang termasuk sikap
dan keterampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat
lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memberikan prinsip
penguatan ( Organisasi Horizontal ) dan bertkelanjutan ( Organisasi
Vertikal ) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

6. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan


dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum yang berbentuk
kemampuan dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
( Mastery Learning ) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis
kompetensi.

7. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan pada


peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan
dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual
peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memiliki tingkat penguasaan diatas standary ang telah
ditentukan ( dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan ). Oleh karena
itu berbagai program dan ppengalaman belajar disediakan sesuai
dengan miat dan kemampuan awal peserta didik.

8. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar.

9. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,


budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni, membangun rasa ingin tahudan kemampuan bagi peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

10. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan


tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan
pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi
pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya,
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai
konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang
dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

11. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang
dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

12. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan


nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional
dikembangkan melaui penentuan struktur kurikulum, SKL, KI, dan
KD serta Silabus. Kepentringan daerah dikembangkan untuk
membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan
mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya.
Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman
dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhineka Tunggal Ika untuk
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

13. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki


pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah
alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan
terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang
atau sekelompok peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai