Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MICROBILOGI DAN PARASITOLOGI


ISOLASI ATAU PENANAMAN MIKROBA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. NI KADEK DEDE NOVITA DEWI (192026)


2. NI KOMANG AYU JULIANTARI (192027)
3. NI LUH AYU CANDRA WIDNYANI (192028)
4. NI PUTU NOVI CANTIKA DEWI (192029)
5. NI MADE AYU DIAH PUSPANI (192030)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA
2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic
2. Mampu melakukan isolasi bakteri dengan metode tabur

B. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk penanaman suatu mikroba perlu diperhatikan factor-faktor nutrisi serta
kebutuhan akan oksigen (gas,O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang anaerob
(bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya) sangat berdeda
dengan aerob (bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh
energinya). Mengisolasi suatu mikroba yaitu memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium
buatan. Untuk isolasi bakteri harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan
mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Jutono
dkk,1980).
Mikroba jarang terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan
campuran bermacam-macam spesies mikroba. Macam macam cara mengisolasi dan
menanam mikroba adalah spread plate method (cara tebar / sebar), streak plate method
(cara gores) dan pour plate method (cara tabur).

Menurut Jutono (1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi
bakteri, yaitu :

1. Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi


2. Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut
3. Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai
4. Cara menanam mikrobia tersebut
5. Cara inkubasi mikrobia tersebut
6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud
7. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni
METODE ISOLASI MIKROBA

1. Spread Plate Method (Cara Tebar / Sebar)


Teknik ini dilakukan dengan menginokulasi (pemindahan) kultur mikroba dengan
cara dipulas atau disebar pada permukaan media agar padat. Metode ini dilakukan dengan
cara mengencerkan biakan mikroba , karena sel-sel mikroba pada umumnya tidak
diketahui maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-
kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300
koloni). Koloni mikroba yang terpisah memungkinkan koloni tersebut untuk dihitung.

2. Streak Plate Method (Cara Gores)


Teknik ini umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan
agar didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Cara ini pada dasarnya
ialah menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium
agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan
tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat
diisolasi lebih lanjut (Jutono dkk, 1980). Pengoresan yang sempurna akan menghasilkan
koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang
menyebar terutama bila digunakan lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus
digunakan lempengan agar yang benar-benar kering permukaannya (Lay, 1994). Teknik
isolasi koloni bakteri dengan cara ini dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media agar padat.

3. Pour Plate Metode (Cara Tabur)


Teknik ini dilakukan dengan menginokulasi medium agar yang sedang mencair
pada tempertur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba dan
menuangkannya kedalam cawan petri steril.  Setelah inkubasi akan terlihat koloni-
koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri,
sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.

Medium pada petri dish umumnya digunakan memelihara bakteri dalam


lempengan (di dalam petridish) sampel bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose.
Jarum ose kemudian digesekkan dengan gerakan ke kanan dan ke kiri sampai meliputi
seluruh permukaan agar-agar. Sehingga akan diperoleh koloni-koloni yang
menggerombol dan koloni-koloni yang memencil. Sifat-sifat koloni pada agar-agar
lempengan mengenai bentuk, permukaan, dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai
titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan
koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung,timbul mencembung, timbul
membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang
berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang, ada yang keriting.
(Dwidjoseputro,1987)

C. SKEMA KERJA
1. Alat yang digunakan
a. Kawat ose
b. Lampu Bunsen
c. Beaker glass
d. Spreader
e. Pipet volume

2. Bahan yang digunakan


a. Agar miring nutrient agar
b. Agar NA lempeng
c. Biakan bakteri
d. Tempe dan roti

3. Skema kerja
1) Didinginkan media NA dalam tabung reaksi sampai suhu kurang lebih 45-50 oC yang
ditandai dengan terasa hangat dikulit.
2) Dibuka tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri dan bakar leher botol.
3) Dipindahkan 1ml kultur murni bakteri ke dalam tabung reaksi yang mengandung NA
secara aseptik.
4) Dibakar leher tabung diatas api bunsen dan tuangkan media NA yang sudah
mengandung kultur murni bakteri ke dalam cawan petri.
5) Digoyangkan perlahan-lahan untuk mencampurkan kultur bakteri NA sampai
homogen. Penggoyangan jangan terlalu kuat, pada saat penuangan media petri bisa
diletakkan dalam radius maksimal 20cm dari sumber api.
6) Diinkubasi secara terbalik setelah agar memadat pada suhu kamar selama 24jam dan
amati perubahannya

D. HASIL PENGAMATAN
Teknik Gambar Keterangan
1. Teknik Warna koloni : Putih
Tuang
Bentuk koloni : Irrengular
(Pour
Plate) (tersebar tidak beraturan)
Tepi koloni : Felamentous
(berserabut/seperti filamen)

E. PEMBAHASAN

Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat - zat
makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk
isolasi,memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ialah nuutrien, tersedianya air,
nilai pH, suhu, tersedinya oksigen, Komponen anti mikroba teknik inokulasi merupakan
suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengantingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh
biakanmikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium
buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba
pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Mikroba jarang
terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan campuran bermacam-
macam spesies mikroba.
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari
organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah
inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Metode pour plate terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung
uji yang mengandung agar cair yang telah didinginkan pada suhu 450 C isinya diaduk
untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan
kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam
medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain
sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium
yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan
murni. Piringan kedua dalam praktek sering digores kembali dengan organisme yang
berasal dari koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah
biakan murni.
Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi metupakan salah satu bagian dalam
identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media agar
datar yaitu :
1. Ukuran
 Titik
 Kecil
 Sedang
 Besar
2. Warna koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air , dimana sel-sel
bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan akan
menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan
teliti
3. Bentuk koloni
 Bundar
 Tidak beraturan
 Rhizoid (tersebar seperti akar)
4. Bentuk bagian tepi koloni (margin)
 Rata (entire)
 Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate)
 Bergelombang (undulate)
 Bergerigi (serrate)
 Seperti filamen (filamentous)

F. KESIMPULAN

Setelah mengikuti praktikum isolasi mikroba ini, kami dapat mengetahui


pengertian dari isolasi bakteri dan tahapannya dengan berbagai cara. Isolasi adalah
mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu
medium buatan. Cara isolasi bakteri-bakteri yang dilakukan pada praktikum ini dengan
metode tabur (pour plate), metode gores (streak plate), metode tebar/sebar (spread plate).

Prinsip pada isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media pada sel-sel mikroba akan membentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
G. SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya memperhatikan dan lebih teliti lagi
dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bias sesuai dengan yang
diharapkan. Pada setiap metode yang digunakan juga harus selalu memperhatikan
kesterilan lingkungan, media dan alat agar tidak terjadi kontaminasi dari luar (udara).

H. DAFTAR PUSTAKA

https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/isolasi-bakteri/
https://www.academia.edu/25414170/Isolasi_Bakteri
https://www.academia.edu/9529407/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_DASA
R_ISOLASI_BAKTERI
https://www.academia.edu/10130601/Laporan_Isolasi_Bakteri_Mikrobiologi_Dasar_

Anda mungkin juga menyukai