SKRIPSI
Oleh
Lukman Primadi
NIM 12108241129
i
ii
iii
iv
MOTTO
“Memperlakukan alam dan segala isinya dengan baik adalah cara lain manusia
menghargai Tuhan.”
(Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT dan mengucap syukur atas karunia-Nya,
1. Kedua orang tuaku yang telah menjadi sosok penyemangat, terimakasih atas
segala doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang belum sempat kubalas.
2. Almamater UNY.
3. Tanah Airku.
vi
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK BERBASIS
KOMUNIKASI VISUAL BERMUATAN LOKAL PADA
TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP
SUBTEMA AYO CINTAI LINGKUNGAN
UNTUK SD KELAS IV
Oleh
Lukman Primadi
NIM 12108241129
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup Subtema Ayo Cintai Lingkungan
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
dan arahan.
5. Dosen Pembimbing serta ahli materi Ibu Dr. Pratiwi Pujiastuti, M.Pd. yang
6. Bapak Deni Hardianto, M.Pd. selaku ahli media yang telah memberikan
viii
7. Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru SD Negeri 1 Srandakan yang
selama penelitian.
skripsi ini.
sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan. Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia
Penulis
ix
DAFTAR ISI
hal
BAB I PENDAHULUAN
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
xi
H. Kajian tentang Hasil Penelitian yang Relevan ....................................... 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Pedoman Lembar Validasi Ahli Materi dan Ahli Media .......... 132
Lampiran 11. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Pertama ............................ 167
Lampiran 12. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap Kedua .............................. 173
Lampiran 13. Hasil Validasi Ahli Media Tahap Pertama ............................ 179
Lampiran 14. Hasil Validasi Ahli Media Tahap Kedua ............................... 187
Lampiran 15. Data Hasil Respon Guru Tahap Pertama ............................... 195
Lampiran 16. Data Hasil Respon Guru Tahap Kedua .................................. 200
Lampiran 17. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (Terbatas) .................. 205
Lampiran 18. Data Hasil Uji Coba Lapangan (Luas) .................................. 206
xiii
Lampiran 22. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Bantul ....... 220
xiv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 12. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Isi Tahap I ............ 96
Tabel 13. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Bahasa Tahap I ...... 97
Tabel 14. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Isi Tahap II ........... 98
Tabel 15. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Bahasa Tahap II ... 99
Tabel 16. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Kegrafikan Tahap I. 101
Tabel 17. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Penyajian Tahap I .. 102
Tabel 18. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Kegrafikan Tahap II 104
Tabel 19. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Penyajian Tahap II . 105
xv
Tabel 22. Data Respon Siswa Uji Coba Terbatas ........................................ 111
Tabel 23. Data Respon Siswa Uji Coba Lapangan ...................................... 113
xvi
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 10. Penambahan Materi Jenis Penyu dan Glosarium ..................... 116
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
potensi yang ada pada diri peserta didik, sehingga terbentuk watak, karakter,
minat dan bakat yang mereka miliki. Sejalan dengan hal tersebut, mengacu
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
kemajuan, kualitas, serta kapasitas suatu bangsa dan negara dalam kaitannya
pendidikan tidak dapat lepas dan dipisahkan dari kurikulum karena keduanya
memiliki keterkaitan satu sama lain. Menurut Wina Sanjaya (2010: 10),
pada tuntutan zaman yang dinamis serta isu-isu global yang tengah
(MEA) pada awal tahun 2016 ini merupakan salah satu contoh tantangan yang
harus dihadapi Indonesia berkaitan dengan daya saing dan kesiapan dari
guru yang berperan sebagai ujung tombak dalam pendidikan, akan tetapi
lower order thinking skill (LOTS). “Misalnya, membahas tentang sunat. Buku
di Indonesia masih sekadar membahas apa itu sunat. Padahal kalau buku di
luar negeri sampai detail membahas siapa orang pertama yang disunat dan
berbagai lini, mulai dari kurikulum, guru, sampai pada permasalahan bahan
pembelajaran. Buku pelajaran atau sering disebut dengan buku ajar merupakan
salah satu bentuk sumber belajar yang memiliki fungsi sebagai alat bantu dan
kalah penting di samping tujuan, materi, metode, serta evaluasi pada sistem
3
proses pembelajaran. Oleh karena itu, penyesuaian terhadap bahan ajar yang
Buku ajar yang umumnya digunakan sebagai salah satu sumber belajar
pengetahuan dan pengalaman belajar secara mandiri. Dengan kata lain, buku
ajar belum memberikan ruang yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi
mengenai ciri kurikulum 2013 yang mendorong siswa untuk lebih memiliki
pembelajaran.
Berkaitan dengan buku ajar, Putu Sukerni (2014: 387) dalam Jurnal
setiap buku ajar bervariasi, materi yang terdapat dalam buku ajar tidak sesuai
dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa usia sekolah dasar yang berada
sarana atau media yang dapat menyampaikan pesan dan informasi dengan
4
baik. Akan tetapi, sistem pengorganisasian dan penyampaian pesan atau isi
dalam buku ajar yang ada belum memiliki tatanan yang baik serta tampilannya
kurang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Dampaknya siswa menjadi
kurang tertarik untuk membaca buku pelajaran yang dari segi tampilan kurang
menarik dan lebih dominan berisi teks. Didasari oleh kondisi tersebut,
dalam bentuk ilustrasi, gambar, foto, desain grafis, diagram, warna, dan lain
sebagainya.
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila
tidak digrafiskan (Arief S. Sadiman, 2008: 28). Untuk itu, diperlukan sebuah
informasi atau pesan kepada pihak lain yang berkaitan dengan indera
communication).
pelaksanaan pembelajaran yang tidak boleh luput dari perhatian guru. Menurut
Wina Sanjaya (2010: 206) seiring dengan kemajuan teknologi, peran dan
tugas guru sebagai sumber belajar kini bergeser menjadi peran sebagai
pengelola sumber belajar. Melalui pengelolaan sumber belajar yang baik dan
bahan ajar.
1). Hal tersebut membuka peluang bagi guru sebagai salah satu bagian dari
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang lebih bernuansa lokal
sebagai lingkungan terdekat siswa. Hal tersebut didasari oleh fakta bahwa
penggunaan bahan ajar berupa buku yang seragam selama ini kurang
pembelajaran dari sudut pandang budaya yang ada pada lingkungan mereka
152).
sesuai dengan standar isi menurut kurikulum yang sedang diberlakukan oleh
saja. Namun demikian, bahan ajar harus tetap disesuaikan dengan latar
penyampaian suatu bahan pelajaran dapat menyusun bahan ajar sendiri seperti
modul, diktat, maupun buku ajar atau buku teks (Syaiful Sagala, 2009: 15).
tentang alam, potensi sumber daya alam, kondisi sosial, ekonomi, serta budaya
wisata bahari yang dimiliki, terdapat usaha pemanfaatan sumber daya alam
alternatif berupa pembangkit listrik tenaga kincir angin dan tenaga surya.
Baros dan Parangtritis. Kawasan konservasi laut tersebut memiliki luas secara
keseluruhan yaitu 105 Ha. Khusus di kawasan Baros, terdapat pula kawasan
ditimbulkan akibat pengikisan tanah areal pantai oleh air laut atau lebih
dikenal dengan istilah abrasi. Usaha tersebut cukup beralasan karena dari
kurun waktu tahun 2009 sampai 2013 saja telah terjadi sepuluh kejadian abrasi
meliputi kerusakan sarana prasarana pariwisata pantai berupa los pasar, tempat
tambak udang membuat satu persatu pengusaha tambak udang bangkrut dan
menutup usahanya. Akibatnya, bekas lahan tambak yang tidak digunakan lagi
sebagian besar hanya dibiarkan mengering tak terurus. Hal tersebut tentu saja
menambah luas lahan kritis dari lahan bekas tambak yang ditinggalkan.
membutuhkan waktu yang lama dan tidak mudah karena kualitas lahan
perlu untuk diangkat dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu cara yang
Februari 2016, buku teks/ paket serta buku LKS masih dominan digunakan
oleh guru sebagai sumber belajar utama. Intensitas penggunaan bahan ajar
berupa buku teks/ paket ini tidak diimbangi dengan kualitas buku yang sesuai
9
dengan karakteristik siswa. Sebagian besar buku teks yang ada di sekolah
masih bersifat menjejali siswa dengan lebih banyak terfokus pada sajian
materi dan penyelesaian soal saja. Selain itu, bahasa yang digunakan kurang
dalam buku ajar karena memang buku yang tersedia dan digunakan dalam
lokal masih tergolong rendah. Selanjutnya, apabila dilihat dari segi tampilan
atau perwajahan, buku ajar yang digunakan minim variasi dalam desain grafis,
tata letak, layout, serta pengilustrasian isi sehingga kurang menarik dan
kurang sesuai untuk siswa yang masih tergolong usia anak-anak. Padahal,
buku. Siswa akan lebih tertarik pada bahan ajar yang memiliki banyak gambar
dan penggunaan teks yang tidak terlalu dominan. Hal tersebut berdasarkan
Srandakan.
pengembangan bahan ajar, selama ini guru belum terlalu banyak melakukan
Di sisi lain, belum banyak pelatihan kepada guru yang aplikatif tentang
10
penggunaan dan pengembangan bahan ajar yang variatif. Beberapa faktor
pengembangan bahan ajar yang menghasilkan produk berupa satu paket buku
bahan ajar. Bahan ajar dikemas menarik dengan bahasa yang komunikatif dan
sehingga buku ajar akan terlihat lebih menarik bagi anak-anak. Judul dari
Visual Bermuatan Lokal pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema
11
B. Identifikasi Masalah
bahan ajar cetak berbentuk buku ajar pelengkap sebagai pegangan siswa.
2. Buku yang digunakan siswa umumnya masih bersifat lower order thinking
3. Sistem pengorganisasian dan penyampaian pesan/ isi dari buku ajar yang
ada belum memiliki tatanan yang baik serta tampilannya kurang menarik
pesisir Kabupaten Bantul dalam bahan ajar khususnya buku ajar pelengkap
C. Pembatasan Masalah
permasalahan yang ada. Dengan masih adanya kelemahan bahan ajar dari segi
ajar cetak tematik pelengkap tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema
12
Ayo Cintai Lingkungan untuk kelas IV SD. Pengembangan bahan ajar dengan
D. Rumusan Masalah
tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Ayo Cintai Lingkungan untuk
E. Tujuan Penelitian
komunikasi visual bermuatan lokal pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup
kriteria layak dengan kategori baik berdasarkan penilaian ahli/ validator dan
praktisi.
13
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
adalah:
1. Bahan ajar cetak untuk kelas IV (empat) berbentuk buku ajar pelengkap
Cintai Lingkungan.
pembelajaran dengan ukuran kertas A4, bahan kertas untuk isi buku adalah
Art Paper 120 gram, serta untuk halaman sampul berbahan kertas Ivory
3. Bahan ajar disusun sesuai dengan standar isi Kurikulum 2013 terdiri peta
kegiatan sains, proyek sains, juga dilengkapi berbagai rubrik serta artikel
14
5. Memberikan variasi tugas yang menyenangkan yang berkaitan dengan
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pengembangan bahan ajar berupa buku ajar cetak
tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Ayo Cintai Lingkungan untuk
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat menambah motivasi siswa untuk lebih giat belajar
siswa.
pembelajaran lain.
H. Definisi Istilah
berbeda, maka perlu diberikan penjelasan tentang arti beberapa istilah penting.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi Visual
yang diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang ada
di alam sekitar.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
juga disampaikan oleh Andi Prastowo (2012: 17) bahwa bahan ajar dapat
diartikan sebagai segala bahan yang dapat berupa informasi, alat, maupun
Sungkono (2003: 1) suatu bahan ajar memuat materi atau isi pelajaran
yang dapat berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang
informasi lainnya dalam pembelajaran. Oleh karena itu, suatu bahan ajar
evaluasi, dan umpan balik. Hal ini sejalan dengan pendapat Ika Lestari
yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran secara utuh dan terpadu.
kata lain, bahan ajar lazimnya berisi tentang semua cakupan materi dari
berupa pesan yang sifatnya visual, audio, maupun pesan audio visual.
Dengan demikian, melalui bahan ajar yang runtut dan terarah siswa dapat
misalnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan
buku diktat. Segala bahan atau materi yang digunakan untuk menunjang
Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam Ika Lestari, 2013: 2-3), bahan
siswa dapat mengetahui kompetensi apa saja yang harus dicapai pada
b. Self contained, yaitu bahan ajar sebisa mungkin dapat memuat seluruh
c. Stand alone, dengan kata lain bahan ajar dapat berdiri sendiri, artinya
20
lain atau pada saat penggunaanya tidak harus digunakan bersama-sama
e. User friendly, yaitu bahan ajar dapat digunakan dengan mudah serta
bahan ajar yang digunakan harus didesain dan disusun sedemikian rupa
berikut.
dan pengetahuan yang dapat diperoleh dari siswa sendiri. Selain itu,
sebuah bahan ajar. Hal tersebut akan membedakan bahan ajar yang satu
Oleh karena itu, aspek-aspek yang menjadi ciri khas sebuah bahan ajar
harus ada dan dapat tercermin dari bahan ajar itu sendiri.
interaksi belajar yang melibatkan guru dan siswa baik di dalam maupun di
235). Berkenaan dengan hal itu, saat ini tersedia berbagai jenis bahan ajar
ajar yang berbentuk media cetak maupun bahan ajar berbasis komputer.
informasi, bentuk dan jenis bahan ajar telah berkembang menjadi lebih
macam, yaitu:
22
a. Bahan cetak (printed) merupakan segala bahan yang berisi sejumlah
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu bahan ajar yang dapat
gambar bergerak, bahan ajar ini biasanya berupa video, film, dan
compact disk.
Dari berbagai jenis bahan ajar tersebut, bahan ajar jenis cetak
ajar jenis lain, bahan ajar cetak cenderung memiliki harga yang lebih
ataupun yang sifatnya audio visual. Disamping itu, tidak semua sekolah
23
memiliki fasilitas memadai yang dapat mendukung secara optimal
Dengan demikian, bahan ajar cetak sebagai bahan ajar yang pada
menyebutkan fungsi bahan ajar bagi guru sebagai berikut: (1) menghemat
waktu guru dalam mengajar, (2) mengubah peran guru dari seorang
menjadi lebih efektif dan interaktif, (4) pedoman bagi guru untuk
pencapaian hasil belajar. Adapun bagi siswa, bahan memiliki fungsi antara
lain sebagai berikut: (1) siswa dapat belajar mandiri tanpa harus ada guru
atau siswa yang lain, (2) siswa dapat belajar kapanpun dan dimanapun
(4) siswa dapat belajar sesuai urutan yang ia kehendaki, (5) menjadi
pembelajaran.
Dengan melihat beberapa fungsi bahan ajar baik bagi guru sebagai
pendidik dan siswa bagi peserta didik, bahan ajar dapat menjadi alat untuk
24
mengoptimalkan proses pembelajaran menjadi efektif serta dapat
suatu materi dapat disiasati dengan adanya bahan ajar karena siswa dapat
suatu materi terlalu cepat dan kurang jelas bagi sebagian siswa, dengan
adanya bahan ajar siswa dapat belajar secara mandiri untuk memahami
materi yang diajarkan guru. Sejumlah fungsi yang dimiliki oleh bahan ajar
peran buku pelajaran sebagai bahan ajar akan benar-benar tampak dan
penyusunan sebuah bahan ajar juga terdapat beberapa cara yang dapat
ditempuh. Dapat melalui cara yang sederhana maupun yang rumit, dari
umum penyusunan bahan ajar dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
dapat menulis sendiri bahan ajar yang akan digunakan dalam proses
yang diemban guru ini akan setimpal dengan manfaat yang diperoleh
sebagai penulis bahan ajar sendiri dari awal (from nothing), akan tetapi
beban guru tidak terlalu berat namun membutuhkan biaya yang lebih
bahan ajar cara ini hampir mirip dengan proses pengemasan kembali
lain yang sudah ada. Dengan kata lain, bahan atau materi pelajaran
Kurniasih dan Berlin Sani (2014: 141-155) beberapa prinsip yang perlu
sesuai dengan kaidah pendekatan ilmiah atau saintifik. Oleh karena itu,
mengkomunikasikan.
setiap mata pelajaran menjadi lebih padat dan lebih sederhana karena
c. Konten yang ada dalam bahan ajar menumbuhkan sikap positif, baik
27
konten tersebut tidak menimbulkan interpretasi yang menyimpang,
d. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa, dapat dengan cara
menarik.
masyarakat.
ajar dapat disusun dengan beragam cara sesuai dengan kemampuan dan
kondisi yang dimiliki oleh guru. Bahan ajar disusun dengan mengacu pada
yang digunakan oleh sekolah berbentuk bahan ajar cetak berupa buku
berikut.
a. Kelayakan Isi
2) Keakuratan materi.
3) Kemutakhiran materi.
4) Mendorong keingintahuan.
b. Kebahasaan
1) Lugas.
2) Komunikatif.
29
3) Dialogis dan interaktif.
c. Penyajian
1) Teknik penyajian.
2) Pendukung penyajian.
3) Penyajian pembelajaran.
d. Kegrafikan
1) Ukuran buku.
dari beberapa mata pelajaran. Dengan kata lain, suatu tema dapat ditinjau
dari beberapa mata pelajaran atau bidang studi lain, sehingga pembelajaran
siswa.
dengan mengacu pada dunia nyata dimana siswa dapat secara langsung
pelajaran yang tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel atau luwes, serta (6) menggunakan
belajar lebih bermakna dan memberi kesan bagi siswa, (4) membantu
antarguru; guru dengan siswa; siswa dengan siswa; guru atau siswa dengan
menekankan pada peran siswa sebagai subjek yang sudah selayaknya lebih
pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Salah satu
perkembangan siswa.
keterpaduan berbagai konsep dasar yang berkaitan satu sama lain. Tema
tidak belajar konsep dasar yang terdapat dalam beberapa mata pelajaran
34
bahwa proses pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
siswa.
konsep dasar yang termuat dalam tiap-tiap mata pelajaran diikat oleh tema
siswa. Hal itu dapat dilihat dari tema yang dipilih khususnya pada kelas
rendah berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
karena dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki
itu dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah yang kelak mereka
cara berkomunikasi melalui tanda visual yang dapat ditangkap oleh indera
penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat
pesan yang dituju. Sependapat dengan hal itu, Lia Anggraini dan Kirana
desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang
terdiri dari gambar atau ilustrasi, huruf, warna, komposisi, serta tata letak
visual kepada target sasaran yang dituju. Oleh karena itu, keberadaanya
dengan istilah desain grafis. Kedua istilah tersebut pada dasarnya memang
memiliki arti yang hampir sama. Menurut Daniel Surya (dalam Lia
(2004: 56), penyebutan kedua istilah tersebut pada dasarnya bisa dikatakan
oleh peran dan ruang lingkup komunikasi visual berkembang lebih luas.
atau memperluas cakupan ilmu serta wilayah kerja desain grafis yang pada
cakupan desain grafis pada saat ini berkembang luas sebagai akibat dari
38
Dari beberapa pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan
media, ukuran, bahan, serta teknik yang digunakan. Hal tersebut didasari
kepada subjek yang dituju melalui sebuah media, bukan hanya pada
semata.
2. Unsur-Unsur Visual
Sebuah desain tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya unsur-unsur dasar
adalah titik, garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur. Hal senada
membentuk satu kesatuan yang menyusun sebuah karya visual atau media
visual/ grafis untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu pada sasaran
a. Titik
40
kelompok dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan atau
kerapatan tertentu.
b. Garis
Garis dikenal sebagai goresan atau coretan, selain itu garis juga
menjadi batasan suatu bidang atau warna. Di samping itu, garis juga
dapat diartikan sebagai dua titik yang dihubungkan yang memiliki ciri
c. Bentuk
dan lebar. Selain itu, bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau
41
d. Kontras
yang lainnya, terdapat perbedaan baik warna atau titik fokus. Kontras
media visual, akan membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat
disampaikan.
e. Warna
dan warna sebagai ekspresi. Warna merupakan salah satu unsur visual
berbeda (Lia Anggraini & Kirana Nathalia, 2014: 38). Sifat-sifat warna
42
3) Biru: tidak bisa lepas dari elemen langit, air, dan udara, berasosiasi
sehat, natural.
f. Tekstur
semu/ ilusi (visual). Penggunaan tekstur pada desain media visual akan
g. Tipografi
semaksimal mungkin.
43
3. Prinsip-Prinsip Desain
karena itu, pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien,
dan efektif, sekaligus indah secara estetis. Merujuk pada pendapat Lia
a. Keseimbangan
dikatakan seimbang apabila obyek pada bagian kanan atau kiri, bagian
atas atau bawah terkesan sama berat. Hal itu perlu dilakukan agar
formal artinya membagi sama berat antara kanan dan kiri, antara atas
antara sisi kanan dengan kiri atau atas dengan bawah, namun tetap
terasa seimbang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
44
b. Irama
c. Penekanan
d. Kesatuan
mempunyai hubungan baik dari segi warna, raut, maupun arah, maka
45
Desain dikatakan menyatu apabila dipandang tampak harmonis serta
Media grafis atau media visual merupakan salah satu jenis media
yang relatif murah apabila ditinjau dari segi biaya. Apabila mengacu pada
pendapat Eko Budi Prasetyo (2000: 47-79), terdapat banyak jenis media
a. Gambar
verbal semata. Selain itu, gambar dapat mengatasi batasan ruang dan
waktu, di mana tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa
ke dalam kelas. Melalui media gambar, hal tersebut dapat diatasi. Oleh
dikenal sejak zaman dulu. Mulai dari yang sederhana berupa pewarna,
46
cukup popular dan familiar digunakan untuk keperluan tersebut adalah
Corel Draw.
b. Bagan
garis, gambar atau simbol visual lain dengan sedikit keterangan, agar
guru. Sering kali siswa bingung ketika dihadapkan pada data yang
siswa untuk menerima pesan yang disajikan oleh guru secara bertahap.
c. Grafik
dapat digunakan, antara lain grafik garis (line graphs), grafik batang
(pictorial graphs).
d. Diagram
e. Sketsa
yang verbalistis.
f. Poster
pada penyampaian pokok suatu ide pokok. Oleh karena itu, pesan yang
adalah salah satu cara menambah daya tarik untuk menarik perhatian
h. Komik
gambar berseri. Pada awalnya komik hanya terbatas pada cerita lucu,
karakteristik siswa.
j. Media Cetak
a. Papan Flanel
b. Papan Buletin
tulisan, dan simbol visual lain. Papan buletin memiliki fungsi sebagai
50
media untuk menerangkan sesuatu serta memberitahukan kejadian
media ada yang akan digunakan dan tidak akan digunakan, sifatnya
Dikarenakan bahan ajar yang akan dikembangkan berupa media cetak atau
buku, maka jenis media grafis berupa papan flanel dan papan buletin tidak
umum dengan cakupan yang luas, sehingga konten lokal yang bersifat
masyarakatnya.
51
Muatan lokal menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Said, 2007: 1.10) muatan lokal pada intinya adalah program pendidikan
yang memperlihatkan ciri khas daerah tertentu. Tidak hanya terdiri dari
lokal secara umum dan secara khusus. Secara umum, muatan lokal
tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan
lokal adalah program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang isi dan
memuat pengenalan potensi serta ciri khas yang dimiliki suatu daerah,
sekolah.
yang tentu tidak terlepas dari tujuan umum pendidikan nasional. Merujuk
professional, (7) produktif, (8) sehat jasmani rohani, (9) cinta lingkungan,
pekerjaan yang praktis, dan (13) rasa cinta budaya dan tanah air.
1.28), muatan lokal diajarkan pada siswa memiliki tujuan secara umum
dan khusus. Secara umum tujuan pengajaran muatan lokal adalah untuk
siswa. Harapannya, agar siswa memiliki wawasan yang luas, dan mantap
sebagai berikut.
54
a. Siswa lebih mengenal kondisi alam lingkungan sosial dan lingkungan
sekitarnya.
mengembangkan potensi siswa sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah,
akan lebih mengetahui keadaan lingkungan alam, sosial, dan budaya serta
mutan lokal khususnya pada jenjang sekolah dasar akan berjalan sesuai
mata sebagai kekuatan utama dalam rangka penyampaian informasi atau pesan
lokal pada dasarnya adalah suatu cara untuk menyampaikan pesan-pesan atau
kekuatan utamanya dalam membawakan pesan etika dan pesan moral dalam
lokal harus disesuaikan dengan karakteristik siswa usia sekolah dasar supaya
I sampai kelas VI. Sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema pada semua
57
jenjang kelas. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta
tercermin pada berbagai tema yang tersedia dalam tabel berikut ini.
58
Pada jenjang kelas I, II, dan III menggunakan pendekatan sains yang
menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh mata
untuk kelas IV, V, dan VI, kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
inter-disipliner muatan lokal pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Siswa sekolah dasar dibagi menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah
dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah berlangsung antara usia 6 atau 7
tahun sampai dengan usia 9 atau 10 tahun yang biasanya duduk di kelas 1, 2,
dan 3. Sedangkan untuk masa kelas tinggi berlangsung antara usia 9 atau 10
tahun sampai dengan usia 12 atau 13 tahun yang biasanya duduk di kelas 4, 5,
dan 6. Adapun menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 116-117), ciri khas masa
sekolah.
59
5. Suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup, utamanya dalam
bermain.
Menurut Piaget (Abdul Majid, 2014: 8-10) anak usia sekolah dasar
khususnya yang berada pada jenjang kelas 4 berada pada tahapan operasi
memandang dunia secara objektif, (2) mulai berpikir secara operasional, (3)
(2014: 10) menyatakan bahwa kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar
memiliki tiga ciri, yaitu bersifat konkret, integratif, dan hierarkis. Konkret
artinya proses belajar beranjak dari hal-hal yang dapat dilihat, didengar,
dipelajari sebagai suatu keutuhan, dengan kata lain mereka belum mampu
maksudnya cara belajar anak berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal
dan hierarkis. Penggunaan media atau bahan ajar yang konkret akan
bermakna dan bernilai karena siswa dihadapkan pada peristiwa dan keadaan
belajar utama sehingga tidak mengajarkan materi kepada siswa secara penuh.
Akan tetapi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan
bereksplorasi lebih jauh dalam mencari tahu suatu informasi yang berkaitan
tersebut hidup dapat dilaksanakan sejak dini. Merujuk pada pendapat yang
menyatakan bahwa pada usia anak khususnya pada jenjang kelas IV sekolah
dasar yang umumnya berusia 8 sampai 13 tahun, anak sudah dapat mengenal
ukuran baik, buruk secara batin (tak nyata) meskipun masih terbatas, yaitu
anak sudah dapat menghargai pendapat atau alasan dari perbuatan orang lain.
Dengan kata lain, anak mulai dapat menghormati orang lain yang patuh, taat,
atau sebaliknya. Lebih lanjut, dikatakan pula bahwa anak mulai dapat
61
mengendalikan dirinya sendiri, walaupun dalam keterbatasan. Dengan
alam, sosial, dan budaya daerah sendiri atau lokalitas (locality) dapat
penguasaan materi siswa terhadap bahan ajar memperoleh nilai rata-rata 81,4.
validitas dari aspek media, materi, penyajian, serta kebahasaan dengan kriteria
“sangat layak”.
bahan ajar berdasarkan penilaian dari ahli materi dalam kategori layak
dalam kategori layak dengan rata-rata skor komposit 3.00, dan penilaian guru
62
sebagai pengguna dalam kategori sangat baik dengan persentase 93.4%, (3)
layak untuk digunakan oleh siswa kelas X SMA ditinjau dari aspek
keterbacaan, hal ini ditunjukkan dari hasil uji keterbacaan bahan ajar
kategori tinggi, (4) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji
pada jumlah sekolah yang lebih banyak agar diperoleh bahan ajar yang lebih
dengan hasil penilaian ahli, peer reviewer, guru biologi, dan respon siswa
sebagai dasar. Secara berurutan hasil penilaiannya yaitu ahli materi 94,87%
(sangat baik), ahli media 93,95% (sangat baik), peer reviewer 84,59% (baik),
guru biologi 92,67% (sangat baik), dan respon siswa 85,46% (sangat baik).
63
I. Kerangka Pikir
melatarbelakangi
Pengembangan buku ajar
cetak berbasis komunikasi Pemenuhan kebutuhan
visual bermuatan lokal akan bahan ajar yang
pada tema Peduli terhadap memuat konteks kelokalan
Makhluk Hidup subtema serta menarik dan sesuai
dengan dengan karakteristik siswa
Ayo Cintai Lingkungan cara
untuk kelas IV SD. SD.
disesuaikan dengan
Karakteristik tahap
perkembangan intelektual Validasi ahli media dan
dan perkembangan moral materi, serta respon
anak usia sekolah dasar. melalui praktisi.
sehingga
Bahan ajar yang
dikembangkan layak untuk
digunakan sebagai buku
pelengkap dalam kegiatan
pembelajaran di SD.
A. Jenis Penelitian
bahan ajar tematik untuk kelas IV dengan tema Peduli terhadap Makhluk
Semmel (1974: 5). Secara keseluruhan model ini memiliki empat tahapan
sampai pada tahap ketiga yaitu develop. Peneliti melakukan hanya sampai
Desain uji coba produk pada penelitian dan pengembangan ini dibagi
menjadi dua tahap. Tahap satu adalah tahap validasi oleh validator yang terdiri
dari ahli media dan ahli materi. Sedangkan tahap kedua adalah uji coba
produk pada siswa yaitu uji coba skala kecil (terbatas) dan uji coba lapangan
(luas).
1. Validasi
bahan ajar yang dikembangkan, dalam hal ini yang dikembangkan oleh
peneliti adalah bahan ajar berupa buku tematik berbasis komunikasi visual
apakah prototype atau draft produk yang dihasilkan layak, menarik dan
Validasi dibagi menjadi dua yaitu validasi ahli media dan validasi
Setelah bahan ajar divalidasi oleh ahli materi dan ahli media, maka
media diujicobakan. Uji coba dilakukan adalah (1) uji coba kelompok
kecil (terbatas), dan (2) uji coba lapangan (luas). Uji coba skala kecil
dilaksanakan pada 6 siswa yang heterogen. Hasil uji coba kelompok kecil
jumlah siswa 22. Uji coba lapangan ini bertujuan untuk menentukan
demikian, hasil yang akan diperoleh berupa produk akhir bahan ajar
ajar dalam penelitian ini secara skematis ditampilkan pada bagan berikut.
67
TAHAP I
Media
Materi
TAHAP II
C. Subjek Penelitian
yang terlibat dalam penelitian pengembangan ini sebanyak 6 siswa pada uji
coba kelompok kecil (terbatas) dan 22 siswa pada uji coba lapangan (luas).
empat tahap yaitu: define, design, develop, dan disseminate, namun peneliti
68
tidak menjalani keempat langkah tersebut. Peneliti melakukan penelitian
69
Analisis Ujung Depan
P
E
N Analisis Siswa
D
E
F
I Analisis Kurikulum
N
I
S Analisis Konsep Analisis Tugas
I
A
N
Analisis Materi
Pemilihan Media
P
E
R
A Pemilihan Format berdasarkarn Kriteria
N
C
A
N Rancangan Awal
G
A
N
Draft 1
P Uji Coba
Draft 2
E Kelompok Kecil
N
G
E Analisis Hasil
M Revisi 2
B
A Revisi Akhir
N
G Uji Coba
A Draft 3
N
Lapangan Produk Akhir
70
Keterangan:
yaitu: (1) analisis konsep (concept analysis) dan (2) analisis tugas (task
yang akan dikaji oleh peneliti. Analisis ini memastikan ulasan yang
72
menyeluruh tentang tugas-tugas pokok yang harus dikuasai siswa
telah dipaparkan serta temuan bahwa buku cetak merupakan bahan ajar
buku ajar cetak. Bahan ajar cetak tersebut dimaksudkan sebagai bahan
73
b. Pemilihan Format berdasarkan Kriteria (Format Selection based on
Criterion-Referenced)
mempelajari buku.
74
3. Tahap Pengembangan (Develop)
masukan para pakar ahli dan praktisi serta data hasil uji coba pada siswa.
ahli media, dan praktisi. Penilaian para ahli atau praktisi terhadap
para ahli, draft produk direvisi untuk membuatnya lebih tepat, mudah
kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil
skala kecil. Selanjutnya hasil uji coba skala kecil akan dijadikan
sebagai masukan dalam langkah perbaikan pada uji coba lapangan. Uji
E. Jenis Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
yang dikembangkan berupa masukan kritik dan saran dari ahli materi, ahli
media, praktisi baik dari guru maupun siswa tentang kelayakan buku.
penilaian oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi tentang bahan ajar yang
meliputi skor penilaian dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek
76
F. Metode Pengumpulan Data
karena itu, metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
Arikunto, 2005: 100). Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
1. Wawancara
individu saat studi pendahuluan melalui observasi terhadap guru kelas dan
ditanyakan.
khususnya bahan ajar, dan pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh
77
Sebelum melakukan wawancara dengan guru dan siswa, peneliti
umum.
2. Observasi
78
Sebelum melakukan observasi di lapangan, peneliti menyiapkan
3. Angket
angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
untuk memperoleh data dari ahli media, ahli materi, praktisi, dan siswa
sebagai bahan untuk dijadikan sebagai acuan tahap evaluasi dan perbaikan
2005 yang kemudian dirinci oleh BSNP (Urip Purwono, 2008) menjadi
(5) alternatif jawaban, yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat
setiap alternatif jawaban diberi skor yakni sangat baik bernilai 5, baik
bernilai 4, cukup baik bernilai 3, kurang baik bernilai 2, dan sangat kurang
baik bernilai 1.
kepada dosen pembimbing, ahli media, dan ahli materi sehingga instrumen
pengumpulan data. Kisi-kisi angket untuk ahli media, ahli materi, praktisi
80
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian untuk Ahli Materi
No Kriteria Indikator No. Butir Jumlah
Penilaian Item
1. Aspek Kesesuaian materi dengan 1, 2, 3 3
Kelayakan KI dan KD
Isi Keakuratan materi 4, 5, 6, 7, 8, 9, 7
10
Kemutakhiran materi 11, 12, 13, 14, 5
15
Mendorong keingintahuan 16, 17 2
2. Aspek Lugas 1, 2, 3 3
Kelayakan Komunikatif 4, 5 2
Bahasa Dialogis dan interaktif 6,7 2
Kesesuaian dengan 8, 9 2
perkembangan siswa
Kesesuaian dengan kaidah 10, 11 2
bahasa
Penggunaan istilah, simbol, 12, 13 2
atau ikon
Jumlah butir penilaian 30
81
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Respon untuk Guru
No Kriteria Indikator No. Butir Jumlah
Penilaian Item
1. Aspek Keseuaian materi dengan 1 1
Kelayakan KI dan KD
Isi Cakupan materi 2 1
Keakuratan materi 3, 4 2
2. Aspek Teknik penyajian 5 1
Kelayakan Pendukung penyajian 6, 7 2
Penyajian materi
Penyajian pembelajaran 8 1
3. Aspek Keterbacaan 9 1
Kelayakan Kesesuaian dengan kaidah 11 1
Bahasa bahasa Indonesia yang baik
dan benar
Komunikatif 11 1
4. Aspek Ukuran fisik buku 12 1
Kelayakan Tata letak sampul buku 13 1
Kegrafikan Tipografi sampul buku 14 1
Ilustrasi sampul buku 15 1
Tata letak isi buku 16 1
Tipografi isi buku 17 1
Ilustrasi isi buku 18 1
Jumlah butir penilaian 18
dibagi menjadi dua jenis, yakni analisis data kualitatif dan analisis data
kuantitatif.
82
1. Analisis Data Kualitatif
pemaparan data kualitatif dari para ahli, praktisi dan responden pada uji
coba lapangan. Sumber data kualitatif berasal dari koreksi dan masukan
saran yang diisi dalam angket. Koreksi dan masukan tersebut digunakan
Keterangan:
sbi (simpangan baku ideal) =1/6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal)
X = skor empiris
pada Skala Likert skor maksimum ideal sama dengan 5 dan skor minimum
83
ideal sama dengan 1. Dengan demikian diperoleh perhitungan Xi dan sbi
sebagai berikut.
Xi = ½ (5+1) = 3
digunakan sebagai bahan ajar apabila hasil uji coba lapangan minimal
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
dari model 4-D terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pendefinisian (define),
a. Pendefinisian (Define)
2) Analisis Siswa
3) Analisis Kurikulum
berikut.
89
Tabel 10. Indikator
Mata Pelajaran Indikator
Bahasa Memahami isi teks tentang sikap peduli lingkungan yang
Indonesia berkaitan dengan fenomena alam abrasi.
PPKn Menyebutkan sikap-sikap yang mencerminkan kewajiban
melestarikan dan peduli lingkungan.
Menghubungkan sila Pancasila dengan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
kewajiban melestarikan dan peduli lingkungan.
Merancang poster yang berisi kalimat ajakan tentang
kewajiban melestarikan dan peduli lingkungan.
IPA Menjelaskan pemanfaatan salah satu sumber daya alam,
yaitu pohon bakau dan cemara dalam mengurangi dampak
kerusakan lingkungan akibat abrasi dalam bentuk laporan
tertulis.
Mengumpulkan informasi tentang abrasi dan
pencegahannya melalui pecobaan simulasi terjadinya
abrasi.
Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara
makhluk hidup di ekosistem pantai.
IPS Menemukan contoh interaksi manusia dengan lingkungan
alam yang berkaitan dengan peduli lingkungan.
Matematika Menentukan jawaban hasil dari soal operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama.
4) Analisis Materi
90
Tabel 11. Rumusan Tujuan Pembelajaran
Mata Pelajaran Tujuan Pembelajaran
Bahasa Setelah membaca teks cerita petualangan, siswa dapat
Indonesia memahami isi teks tentang sikap peduli lingkungan yang
berkaitan dengan fenomena alam abrasi dengan benar.
Melalui kegiatan membaca teks cerita petualangan, siswa
dapat menunjukkan sikap teliti, percaya diri, dan peduli
terhadap lingkungan dengan baik.
PPKn Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu
menyebutkan sikap-sikap yang mencerminkan peduli
lingkungan dengan benar.
Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat
menghubungkan sila Pancasila dengan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sikap
cinta lingkungan dengan tepat.
Melalui kegiatan membuat poster, siswa dapat
menunjukkan sikap peduli lingkungan sebagai kewajiban
sebagai warnga negara dengan baik.
IPA Setelah melakukan percobaan simulasi abrasi, siswa dapat
menjelaskan pemanfaatan salah satu sumber daya alam,
yaitu pohon bakau dan cemara dalam mengurangi dampak
kerusakan lingkungan akibat abrasi dalam bentuk laporan
tertulis dengan benar.
Melalui kegiatan percobaan simulasi abrasi, siswa dapat
mengumpulkan informasi tentang abrasi dan
pencegahannya dengan tepat.
Melalui kegiatan percobaan, siswa dapat menunjukkan
perilaku ilmiah dengan baik.
Melalui kegiatan simulasi bermain peran, siswa dapat
menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara
makhluk hidup di ekosistem pantai dengan tepat
IPS Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat
menemukan contoh interaksi manusia dengan lingkungan
alam yang berkaitan dengan peduli lingkungan dengan
tepat.
Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menunjukkan sikap
toleran, santun, dan peduli dengan lingkungan dan teman
sebaya dengan baik
Matematika Dengan mengamati gambar, siswa dapat menentukan
jawaban hasil dari soal operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan pecahan berpenyebut sama dengan tepat.
Dengan mengerjakan soal, siswa dapat menunjukkan
sikap tertib terhadap prosedur operasi hitung dengan baik.
91
Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini
b. Perancangan (Design)
92
1) Pemilihan Media
lokal dalam penelitian ini adalah bahan ajar cetak berbentuk buku
media jenis ini. Hal tersebut karena belum semua guru dapat
yang digunakan dalam adalah Comic Sans MS, Bebas Neue, dan
sampul buku dan kertas art paper 150 gsm untuk bagian isi buku.
cerita bergambar.
c. Pengembangan (Develop)
dan uji coba pengembangan. Tahap validasi ahli dibagi menjadi dua,
yaitu validasi ahli materi dan ahli media. Uji coba pengembangan
terbagi menjadi dua tahapan, yaitu uji coba kelompok kecil (terbatas)
dan uji coba lapangan (luas). Pada penelitian ini, uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan dilaksanakan pada siswa kelas IV-A SD
selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah validasi oleh dua ahli, yakni ahli
materi dan ahli media. Validasi materi dan media dilakukan dalam
aspek kelayakan isi dan aspek kelayakan bahasa. Dosen yang menjadi
ahli materi dalam pengembangan ini adalah Ibu Dr. Pratiwi Pujiastuti,
95
M.Pd., dosen jurusan Pendidikan Sekolah Dasar di Fakultas Ilmu
Tabel 12. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Isi Tahap I
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Isi Skor Ket.
1. Kelengkapan materi. 4 Baik
2. Keluasan materi. 3 Cukup
3. Kedalaman materi. 3 Cukup
4. Keakuratan konsep dan definisi. 4 Baik
5. Keakuratan data dan fakta. 3 Cukup
6. Keakuratan contoh dan kasus. 4 Baik
7. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi. 4 Baik
8. Keakuratan istilah-istilah. 3 Cukup
9. Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4 Baik
10. Keakuratan acuan pustaka. 3 Cukup
11. Kesesuaian materi dengan perkembangan 4 Baik
muatan lokal.
12. Contoh dan kasus dalam kehidupan sehari-hari. 4 Baik
13. Gambar, diagram, dan ilustrasi dalam kehidupan 4 Baik
sehari-hari.
14. Menggunakan contoh kasus yang terdapat dalam 4 Baik
kehidupan sehari-hari.
15. Kemutakhiran pustaka. 4 Baik
16. Mendorong rasa ingin tahu. 4 Baik
17. Menciptakan kemampuan bertanya. 3 Cukup
Jumlah 62
Rata-rata 3,64 Baik
96
Tabel 13. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Bahasa Tahap I
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Bahasa Skor Ket.
1. Ketepatan struktur kalimat. 4 Baik
2. Keefektifan kalimat. 3 Cukup
3. Kebakuan istilah. 3 Cukup
4. Pemahaman terhadap pesan atau informasi. 3 Cukup
5. Keefektifan penyampaian pesan/ informasi 4 Baik
secara visual dengan bantuan gambar, ilustrasi,
poster, komik, atau kartun.
6. Kemampuan memotivasi peserta didik. 4 Baik
7. Kemampuan mendorong berpikir kritis. 3 Cukup
8. Kesesuaian dengan perkembangan intelektual 3 Cukup
peserta didik.
9. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan 3 Cukup
emosional peserta didik.
10. Ketepatan tata bahasa. 4 Baik
11. Ketepatan ejaan. 4 Baik
12. Konsistensi penggunaan istilah. 3 Cukup
13. Konsistensi penggunaan simbol atau ikon. 4 Baik
Jumlah 45
Rata-rata 3,46 Baik
pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh peneliti baik dari aspek
baik. Pada tahap ini masih terdapat beberapa bagian yang perlu
4) ditambahkan glosarium.
97
Selain itu, secara umum ahli memberikan komentar mengenai
2016 di ruang dosen Kampus Wates UNY. Hasil validasi tahap kedua
Tabel 14. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Isi Tahap II
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Isi Skor Ket.
1. Kelengkapan materi. 4 Baik
2. Keluasan materi. 4 Baik
3. Kedalaman materi. 3 Cukup
4. Keakuratan konsep dan definisi. 4 Baik
5. Keakuratan data dan fakta. 5 Sangat
Baik
6. Keakuratan contoh dan kasus. 4 Baik
7. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi. 5 Sangat
Baik
8. Keakuratan istilah-istilah. 4 Baik
9. Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4 Baik
10. Keakuratan acuan pustaka. 3 Cukup
11. Kesesuaian materi dengan perkembangan 4 Baik
muatan lokal.
12. Contoh dan kasus dalam kehidupan sehari-hari. 5 Sangat
Baik
13. Gambar, diagram, dan ilustrasi dalam kehidupan 4 Baik
sehari-hari.
14. Menggunakan contoh kasus yang terdapat dalam 4 Baik
kehidupan sehari-hari.
15. Kemutakhiran pustaka. 4 Baik
16. Mendorong rasa ingin tahu. 5 Sangat
Baik
17. Menciptakan kemampuan bertanya. 4 Baik
Jumlah 69
Rata-rata 4,05 Baik
98
Tabel 15. Data Validasi Ahli Materi Aspek Kelayakan Bahasa Tahap
II
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Bahasa Skor Ket.
1. Ketepatan struktur kalimat. 4 Baik
2. Keefektifan kalimat. 4 Baik
3. Kebakuan istilah. 4 Baik
4. Pemahaman terhadap pesan atau informasi. 3 Cukup
5. Keefektifan penyampaian pesan/ informasi 4 Baik
secara visual dengan bantuan gambar, ilustrasi,
poster, komik, atau kartun.
6. Kemampuan memotivasi peserta didik. 4 Baik
7. Kemampuan mendorong berpikir kritis. 3 Cukup
8. Kesesuaian dengan perkembangan intelektual 4 Baik
peserta didik.
9. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan 4 Baik
emosional peserta didik.
10. Ketepatan tata bahasa. 4 Baik
11. Ketepatan ejaan. 4 Baik
12. Konsistensi penggunaan istilah. 4 Baik
13. Konsistensi penggunaan simbol atau ikon. 4 Baik
Jumlah 50
Rata-rata 3,84 Baik
tahap terakhir, jumlah skor yang diperoleh pada aspek kelayakan isi
Pada tahap kedua ini tidak ada saran perbaikan dari ahli materi
penilaian oleh ahli materi tahap pertama dan tahap kedua dapat dilihat
2 Kelayakan Bahasa
1.5
1
0.5
0
Validasi Tahap Pertama Validasi Tahap Kedua
Adanya revisi pada produk bahan ajar dari aspek materi menunjukkan
yang menjadi ahli media dalam pengembangan ini adalah Bapak Deni
di FIP UNY. Validasi ahli media dilakukan dalam dua (2) tahap.
100
Tabel 16. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Kegrafikan
Tahap I
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Kegrafikan Skor Ket.
1. Kesesuaian ukuran bahan ajar dengan standar ISO. 4 Baik
2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi bahan ajar. 4 Baik
3. Penampilan unsur tata letak pada sampul muka, 4 Baik
belakang dan punggung secara harmonis memiliki
irama dan kesatuan serta konsistensi.
4. Menampilkan pusat pandang (center point) yang baik. 4 Baik
5. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas 4 Baik
fungsi.
6a.Ukuran huruf judul bahan ajar lebih dominan dan 4 Baik
proporsional dibandingkan ukuran bahan ajar, nama
pengarang.
6b.Warna judul bahan ajar kontras dengan warna latar 4 Baik
belakang.
7. Tidak menggunakan jenis huruf yang terlalu dekoratif. 5 Sangat
Baik
8a.Menggambarkan isi/ materi ajar dan mengungkapkan 4 Baik
karakter obyek.
8b.Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita. 3 Cukup
9a.Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola. 3 Cukup
9b.Pemisahan antar paragraf jelas. 4 Baik
10a.Bidang cetak dan marjin proporsional. 4 Baik
10b.Marjin dua halaman yang berdampingan proporsional. 4 Baik
10c.Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai 4 Baik
11a.Judul kegiatan belajar, subjudul kegiatan belajar, dan 3 Cukup
angka halaman/ folio.
11b.Ilustrasi dan keterangan gambar (caption). 3 Cukup
12a.Penempatan hiasan/ ilustrasi sebagai latar belakang 4 Baik
tidak mengganggu judul, teks, angka, halaman.
12b.Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan 3 Cukup
gambar.
13a.Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf. 4 Baik
13b.Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, 4 Baik
small capital) tidak berlebihan.
13c.Lebar susunan teks normal. 4 Baik
13d.Spasi antar baris susunan teks normal. 3 Cukup
13e.Spasi antar huruf (kerning) normal. 4 Baik
14a.Jenjang/ hierarki judul-judul jelas, konsisten dan 4 Baik
proporsional.
14b.Tanda pemotongan kata (hyphenation). 4 Baik
15a.Mampu mengungkap makna/ arti dari objek. 3 Cukup
15b.Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan 3 Cukup
kenyataan.
15c.Kreatif dan dinamis. 3 Cukup
Jumlah 108
Rata-rata 3,72 Baik
101
Tabel 17. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Penyajian
Tahap I
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Penyajian Skor Ket.
1. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan 4 Baik
belajar.
2. Keruntutan konsep. 4 Baik
3. Contoh-contoh soal dalam setiap kegiatan belajar. 3 Cukup
4. Soal latihan pada setiap akhir kegiatan belajar. 3 Cukup
5. Pengantar. 4 Baik
6. Umpan balik soal latihan. 3 Cukup
7. Daftar pustaka. 4 Baik
8. Glosarium 2 Kurang
9. Rangkuman. 3 Cukup
10. Daftar isi. 4 Baik
11. Keterlibatan peserta didik. 3 Cukup
12. Ketertautan antar kegiatan belajar/ sub kegiatan 4 Baik
belajar/ alenia.
13. Keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub 3 Cukup
kegiatan belajar/ alinea.
Jumlah 4
Rata-rata 3,38 Cukup
cukup. Pada tahap ini masih terdapat beberapa bagian yang perlu
pengantar,
102
3) kecerahan gambar lebih dipertajam,
103
Tabel 18. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Kegrafikan
Tahap II
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Kegrafikan Skor Ket.
1. Kesesuaian ukuran bahan ajar dengan standar ISO. 4 Baik
2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi bahan ajar. 4 Baik
3. Penampilan unsur tata letak pada sampul muka, 4 Baik
belakang dan punggung secara harmonis memiliki
irama dan kesatuan serta konsistensi.
4. Menampilkan pusat pandang (center point) yang baik. 4 Baik
5. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas 4 Baik
fungsi.
6a.Ukuran huruf judul bahan ajar lebih dominan dan 5 Sangat
proporsional dibandingkan ukuran bahan ajar, nama Baik
pengarang.
6b.Warna judul bahan ajar kontras dengan warna latar 5 Sangat
belakang. Baik
7. Tidak menggunakan jenis huruf yang terlalu dekoratif. 5 Sangat
Baik
8a.Menggambarkan isi/ materi ajar dan mengungkapkan 5 Sangat
karakter obyek. Baik
8b.Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita. 3 Cukup
9a.Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola. 4 Baik
9b.Pemisahan antar paragraf jelas. 4 Baik
10a.Bidang cetak dan marjin proporsional. 4 Baik
10b.Marjin dua halaman yang berdampingan proporsional. 4 Baik
10c.Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai 4 Baik
11a.Judul kegiatan belajar, subjudul kegiatan belajar, dan 4 Baik
angka halaman/ folio.
11b.Ilustrasi dan keterangan gambar (caption). 3 Cukup
12a.Penempatan hiasan/ ilustrasi sebagai latar belakang 4 Baik
tidak mengganggu judul, teks, angka, halaman.
12b.Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan 4 Baik
gambar.
13a.Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf. 4 Baik
13b.Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, 5 Baik
small capital) tidak berlebihan.
13c.Lebar susunan teks normal. 4 Baik
13d.Spasi antar baris susunan teks normal. 4 Baik
13e.Spasi antar huruf (kerning) normal. 4 Baik
14a.Jenjang/ hierarki judul-judul jelas, konsisten dan 4 Baik
proporsional.
14b.Tanda pemotongan kata (hyphenation). 4 Baik
15a.Mampu mengungkap makna/ arti dari objek. 4 Baik
15b.Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan 3 Cukup
kenyataan.
15c.Kreatif dan dinamis. 4 Baik
Jumlah 118
Rata-rata 4,06 Baik
104
Tabel 19. Data Validasi Ahli Media Aspek Kelayakan Penyajian
Tahap II
Butir Penilaian Aspek Kelayakan Penyajian Skor Ket.
1. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan 4 Baik
belajar.
2. Keruntutan konsep. 4 Baik
3. Contoh-contoh soal dalam setiap kegiatan belajar. 3 Cukup
4. Soal latihan pada setiap akhir kegiatan belajar. 5 Sangat
Baik
5. Pengantar. 4 Baik
6. Umpan balik soal latihan. 3 Cukup
7. Daftar pustaka. 4 Baik
8. Glosarium 5 Sangat
Baik
9. Rangkuman. 4 Baik
10. Daftar isi. 4 Baik
11. Keterlibatan peserta didik. 4 Baik
12. Ketertautan antar kegiatan belajar/ sub kegiatan 4 Baik
belajar/ alenia.
13. Keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub 4 Baik
kegiatan belajar/ alinea.
Jumlah 52
Rata-rata 4 Baik
kategori baik. Pada tahap kedua ini ada saran perbaikan dari ahli media
yaitu:
105
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait hasil
penilaian oleh ahli media tahap pertama dan tahap kedua dapat dilihat
5
4.5
4.06 4
4 3.72
3.38
3.5
3
2.5 Kelayakan Kegrafikan
2 Kelayakan Penyajian
1.5
1
0.5
0
Validasi Tahap Pertama Validasi Tahap Kedua
Adanya revisi pada produk bahan ajar dari aspek media menunjukkan
Selain melakukan uji validasi dengan ahli, produk bahan ajar yang
Ibu Sri Kabul, S.Pd. Pengisian angket respon pertama dilaksanakan pada
106
terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel
berikut.
107
praktisi memberikan komentar produk bahan ajar baik dan sesuai
dengan materi, namun pada tahap ini masih terdapat beberapa bagian
revisi kecil pada beberapa bagian produk bahan ajar. Setelah selesai
108
Tabel 21. Data Respon Guru Tahap Kedua
Butir Penilaian Skor Ket.
1. Kesesuaian KI dan KD terhadap materi yang 5 Sangat
disampaikan. Baik
2. Kelengkapan materi dalam buku. 4 Baik
3. Ketepatan fakta. 4 Baik
4. Kesesuaian dengan kehidupan nyata. 5 Sangat
Baik
5. Keruntutan penyampaian konsep. 4 Baik
6. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi. 4 Baik
7. Soal latihan dalam setiap akhir pembelajaran. 4 Baik
8. Keterlibatan peserta didik. 4 Baik
9. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah 4 Baik
dipahami.
10. Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah 4 Baik
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
11. Menciptakan komunikasi interaktif. 4 Baik
12. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO (A4, 4 Baik
A5, dan B5).
13. Penampilan unsur tata letak pada sampul muka, 4 Baik
belakang, dan punggung memiliki kesatuan (unity)
dan irama yang baik.
14. Tidak terlalu banyak menggunakan kombinasi 4 Baik
jenis huruf.
15. Sampul buku menggambarkan isi/ materi yang 5 Sangat
diajarkan. Baik
16. Penempatan hiasan/ ilustrasi sebagai latar belakang 5 Sangat
tidak mengganggu judul, teks, dan angka halaman. Baik
17. Secara keseluruhan huruf dapat terbaca dengan 4 Baik
baik
18. Penyajian keseluruhan ilustrasi menarik dan serasi. 4 Baik
Jumlah 76
Rata-rata 4,22 Sangat
Baik
kategori sangat baik. Pada tahap ini tidak ada saran perbaikan dari
109
praktisi sehingga produk bahan ajar tidak memerlukan adanya revisi
respon praktisi (guru) tahap pertama dan tahap kedua dapat dilihat
5
4.5 4.11 4.22
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Tahap Pertama Tahap Kedua
sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa laki-laki bernama AF, BJ,
dan RY, serta 3 siswa perempuan bernama AD, DM, dan YC. Uji coba
110
buku cetak yang dikembangkan peneliti dengan mengikuti kegiatan
kategori baik.
111
2) Bagus dan menarik.
pengetahuan.
2016. Pada uji coba terbatas ini melibatkan guru kelas IV-A dan
siswa tidak dapat mengikuti uji coba lapangan karena sakit sehingga
oleh peneliti. Adapun hasil uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel
berikut.
112
Tabel 23. Data Respon Siswa Uji Coba Lapangan
No Nama Rata-rata Ket.
Skor
1. AA 3,92 Baik
2. AD 4,61 Sangat Baik
3. AF 4,46 Sangat Baik
4. BJ 4,53 Sangat Baik
5. DA 4,61 Sangat Baik
6. DI 4,53 Sangat Baik
7. DM 4,61 Sangat Baik
8. DK 4,53 Sangat Baik
9. DY 4,61 Sangat Baik
10. HG 4,69 Sangat Baik
11. JS 4,38 Sangat Baik
12. JT 4,61 Sangat Baik
13. MC 4,76 Sangat Baik
14. MD 4,38 Sangat Baik
15. RS 4,38 Sangat Baik
16. RY 4,00 Baik
17. RG 4,00 Baik
18. SA 4,69 Sangat Baik
19. SY 4,46 Sangat Baik
20. YC 4,00 Baik
Jumlah 88,84
Rata-rata 4,44 Sangat Baik
113
1) Buku ini bagus dan menarik, gambarnya menarik, warnanya tajam,
B. Revisi Produk
terhadap produk bahan ajar cetak dapat dilihat pada tabel berikut.
114
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
115
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
116
2. Revisi Ahli Media
terhadap produk bahan ajar cetak dapat dilihat pada tabel berikut.
118
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
119
3. Revisi Guru (Praktisi)
Dasar dengan edisi revisi terbaru (edisi revisi 2016). Secara umum materi
coba terbatas ada beberapa hal dalam produk bahan ajar yang perlu
120
5. Revisi Akhir
Setelah uji coba lapangan, masih perlu ada revisi atau perbaikan
pada produk bahan ajar yang dikembangakan. Revisi tersebut antara lain
adalah pendefinisian, dalam tahap ini dilakukan beberapa tahap analisis untuk
produk dengan melakukan uji validitas produk oleh ahli dan uji coba langsung
di lapangan.
melalui uji validitas atau uji kelayakan. Dengan demikian, perlu dilakukan
validasi materi dan validasi media. Validasi materi dilakukan oleh Ibu Dr.
Pratiwi Pujiastuti, M.Pd. Validasi materi tahap pertama mendapat skor rata-
121
rata 3,64 pada aspek kelayaan isi dengan kategori “baik”. Sedangkan untuk
aspek kelayakan bahasa mendapat skor rata-rata 3,46 dengan kategori “baik”
revisi dilakukan validasi tahap kedua dan mendapatkan skor rata-rata 4,05
untuk aspek kelayakan isi dan 3,84 pada aspek kelayakan bahasa dengan
Validasi media tahap pertama mendapatkan skor rata-rata 3,72 pada aspek
kelayakan kegrafikan dengan kategori “baik” dan 3,38 pada aspek kelayakan
penyajian dengan kategori “cukup”. Untuk itu, perlu dilakukan revisi pada
beberapa bagian produk bahan ajar. Setelah revisi, dilakukan validasi media
tahap kedua dan mendapatkan skor rata-rata 4,06 pada aspek kelayakan
kegrafikan dan 4,00 pada aspek kelayakan penyajian. Kedua aspek masuk
dalam kategori “baik”, sehingga produk bahan ajar layak diujicobakan namun
dikembangkan juga mendapat respon dari guru kelas sebagai praktisi. Guru
praktisi yang memberikan respon dalam pengembangan ini adalah guru kelas
IV-A SD Negeri 1 Srandakan, yaitu Ibu Sri Kabul, S.Pd. Angket respon tahap
pertama mendapat skor rata-rata 4,11 dengan kategori “baik” dengan catatan
perbaikan. Setelah revisi, dilakukan tahap kedua dimana angket respon guru
tahap ini mendapat skor rata-rata 4,22 dengan kategori “sangat baik”. Oleh
karena itu, produk layak diujicobakan tanpa adanya revisi terlebih dahulu.
122
Setelah melalui tahap-tahap di atas, produk bahan ajar berupa buku
ajar cetak diujicobakan kepada siswa. Ujicoba dilakukan sebanyak dua kali
perolehan skor rata-rata 4,16 dengan kategori “baik”. Pada tahap ujicoba
lapangan atau luas yang melibatkan 20 siswa mendapat perolehan skor rata-
Melalui serangkaian tahapan validasi ahli dan uji coba, maka produk
muatan lokal.
6. Jenis Kertas : Ivory 230gsm (sampul), dan Art Paper 120gsm (isi)
10. Bahan ajar memuat materi muatan lokal berupa kondisi serta
11. Bahan ajar dilengkapi dengan soal-soal latihan berupa kuis yang
D. Pembahasan
oleh fenomena alam, yaitu abrasi di kawasan pesisir pantai Kabupaten Bantul.
dan makhluk hidup ekosistem pantai, dan aktivitas kawasan konservasi laut
demikian perlu adanya sebuah media berisi materi tentang muatan lokal
tersebut. Materi yang bersifat fakta maupun konsep memerlukan media agar
124
siswa mudah dalam memahami materi (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai:
lingkungan, serta interaksi antara keduanya akan dipahami siswa dengan sudut
Semmel (1974). Produk bahan ajar yang dikembangkan berupa bahan ajar
yang kasat mata berupa gambar, ilustrasi, komik, dan lain-lain. Adanya
sesuai dengan karakteristik siswa usia sekolah dasar. Oleh karena itu, materi
muatan lokal dalam bahan ajar ini dikemas semenarik mungkin menggunakan
tersebut sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty (2008: 117) yang menyatakan
bahwa siswa pada usia sekolah dasar khususnya pada tingkat kelas tinggi
memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar, dan realistisnya tinggi. Tugas-tugas
yang bersifat positif dapat mengakomodir rasa ingin tahu siswa menjadi
yang ada dalam bahan ajar menjadi salah satu indikasi ketertarikan siswa pada
nahan ajar sesuai dengan pedoman menurut BSNP. Hal itu didukung dengan
hasil penilaian dari ahli materi, ahli media, dan respon praktisi menyatakan
kategori baik dan layak digunakan. Hasil validasi ahli materi dari aspek
kelayakan isi dan kebahasaan mendapat skor 4,05 dan 3,84 masuk dalam
kategori “baik”. Hasil validasi ahli media dari aspek kelayakan kegrafikan dan
penyajian mendapat skor 4,06 dan 4,00 dengan kategori “baik” sehingga layak
dari guru mendapatkan skor rata-rata 4,22 dengan kategori “sangat baik”.
Serupa dengan hasil tersebut, dari hasil angket respon siswa perolehan skor
rata-rata menunjukkan angka 4,44 dan masuk ke dalam kategori “sangat baik”.
Dengan demikian, bahan ajar dapat digunakan sebagai buku ajar pelengkap
126
Dengan adanya hasil pengembangan berupa buku ajar pelengkap
Bantul tersebut, diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam memahami
materi serta lebih mengenal lingkungan sekitar beserta potensi sumber daya
kelestarian lingkungan alam dan segala isinya dapat terjaga pada khususnya di
Kabupaten Bantul.
127
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bahan ajar cetak berbasis komunikasi visual bermuatan lokal pada tema
kriteria kelayakan bahan ajar ditinjau dari aspek isi, bahasa, kegrafikan,
4,06, dan 4,00 berdasarkan validasi ahli materi dan media dengan kategori
“baik”.
telah terpenuhi berdasarkan angket respon praktisi, yaitu guru dengan skor
4,22 termasuk dalam kategori “sangat baik” dan siswa dengan skor 4,16
pada uji coba kelompok kecil (terbatas) termasuk dalam kategori “baik”
serta skor 4,44 pada uji coba lapangan (luas) termasuk dalam kategori
“sangat baik”.
B. Saran
berikut.
128
1. Bahan ajar cetak berbasis komunikasi visual bermuatan lokal dapat
C. Keterbatasan Penelitian
art paper 120 gsm pada produk bahan ajar khsusunya untuk halaman isi dapat
menghasilkan gambar yang tajam dan jelas, akan tetapi jenis kertas tersebut
kurang bisa menyerap tinta pena atau bolpoin dengan baik sehingga tinta
129
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. (2014). Data Kelautan, Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil. Diakses dari http://dkp.bantulkab.go.id/, pada
tanggal 17 Maret 2016, pukul 09.39 WIB.
130
Ika Lestari. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi Sesuai
dengan KTSP. Padang: Akademia Permata.
Lia Anggraini & Kirana Nathalia. (2014). Desain Komunikasi Visual: Dasar-
Dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press.
131
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
132
LAMPIRAN
133
Lampiran 1. Pedoman Lembar Validasi Ahli Media dan Ahli Materi
137
2. ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN MENURUT BSNP (Urip Purwono,
2008)
139
3. ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BSNP (Urip Purwono, 2008)
141
4. ASPEK KELAYAKAN BAHASA MENURUT BSNP (Urip Purwono,
2008)
142
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
10. Ketepatan tata bahasa. Tata kalimat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan mengacu kepada
kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
11. Ketepatan ejaan. Ejaan yang digunakan mengacu kepada
pedoman Ejaan Yang Disempurnakan.
Penggunaan istilah, simbol, atau ikon
12. Konsistensi penggunaan Penggunaan istilah yang
istilah. menggambarkan suatu konsep harus
konsisten antar-bagian dalam bahan ajar.
13. Konsistensi penggunaan Penggambaran simbol atau ikon harus
simbol atau ikon. konsisten antar-bagian dalam bahan ajar.
143
Lampiran 2. Surat Permohonan Judgement Instrumen
144
Lampiran 3. Surat Permohonan Nara Sumber Ahli
145
Lampiran 4. Surat Pernyataan Validator Instrumen
146
147
Lampiran 5. Surat Pernyataan Validator Materi
148
Lampiran 6. Surat Pernyataan Validator Media
149
Lampiran 7. Instrumen Penilaian Ahli Materi
Keterangan:
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
150
I. ASPEK KELAYAKAN ISI
INDIKATOR BUTIR PENILAIAN PILIHAN
1 2 3 4 5
A. Kesesuaian materi 1. Kelengkapan materi.
dengan KI dan KD 2. Keluasan materi.
3. Kedalaman materi.
B. Keakuratan materi 4. Keakuratan konsep dan
definisi.
5. Keakuratan data dan
fakta.
6. Keakuratan contoh dan
kasus.
7. Keakuratan gambar,
diagram, dan ilustrasi.
8. Keakuratan istilah-
istilah.
9. Keakuratan notasi,
simbol, dan ikon.
10. Keakuratan acuan
pustaka.
C. Kemutakhiran 11. Kesesuaian materi
materi dengan perkembangan
muatan lokal.
12. Contoh dan kasus
dalam kehidupan
sehari-hari.
13. Gambar, diagram, dan
ilustrasi dalam
kehidupan sehari-hari.
14. Menggunakan contoh
kasus yang terdapat
dalam kehidupan
sehari-hari.
15. Kemutakhiran pustaka.
D. Mendorong 16. Mendorong rasa igin
keingintahuan tahu.
17. Menciptakan
kemampuan bertanya.
151
II. ASPEK KELAYAKAN BAHASA
152
Kami juga berharap Bapak/ Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian
yang perlu diperbaiki serta saran untuk bahan ajar ini secara tertulis pada kolom
yang tersedia. Atau Bapak/ Ibu cukup merevisi dengan mencoret pada bagian
yang salah dalam bahan ajar dan menuliskan apa yang seharusnya dibetulkan oleh
peneliti. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi lembar penilaian ini, kami
ucapkan terimakasih.
153
Kesimpulan
Bahan Ajar ini dinyatakan*) :
1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi.
3. Tidak layak diujicobakan di lapangan.
*) : Lingkari salah satu
Yogyakarta, 2016
Validator/ Ahli Media
……………………………………..
NIP. ……………………………….
154
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Ahli Media
Keterangan:
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
155
I. ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
INDIKATOR BUTIR PENILAIAN PILIHAN
1 2 3 4 5
A. Ukuran buku 1. Kesesuaian ukuran bahan
ajar dengan standar ISO.
2. Kesesuaian ukuran dengan
materi isi bahan ajar.
B. Desain 3. Penampilan unsur tata letak
sampul buku pada sampul muka,
belakang dan punggung
secara harmonis memiliki
irama dan kesatuan serta
konsistensi.
4. Menampilkan pusat
pandang (center point)
yang baik.
5. Warna unsur tata letak
harmonis dan memperjelas
fungsi.
6. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.
a. Ukuran huruf judul
bahan ajar lebih
dominan dan
proporsional
dibandingkan ukuran
bahan ajar, nama
pengarang.
b. Warna judul bahan ajar
kontras dengan warna
latar belakang.
7. Tidak menggunakan jenis
huruf yang terlalu
dekoratif.
8. Ilustrasi sampul.
a. Menggambarkan isi/
materi ajar dan
mengungkapkan
karakter obyek.
b. Bentuk, warna, ukuran,
proporsi obyek sesuai
realita.
C. Desain isi 9. Tata letak (lay out).
buku a. Penempatan unsur tata
letak konsisten
berdasarkan pola.
156
b. Pemisahan antar
paragraf jelas.
10. Unsur tata letak harmonis.
a. Bidang cetak dan
marjin proporsional.
b. Marjin dua halaman
yang berdampingan
proporsional.
c. Spasi antara teks dan
ilustrasi sesuai
11. Unsur tata letak lengkap.
a. Judul kegiatan belajar,
subjudul kegiatan
belajar, dan angka
halaman/ folio.
b. Ilustrasi dan keterangan
gambar (caption).
12. Tata letak mempercepat halaman.
a. Penempatan hiasan/
ilustrasi sebagai latar
belakang tidak
mengganggu judul,
teks, angka, halaman.
b. Penempatan judul,
subjudul, ilustrasi, dan
keterangan gambar.
13. Tipografi isi bahan ajar sederhana.
a. Tidak menggunakan
terlalu banyak jenis
huruf.
b. Penggunaan variasi
huruf (bold, italic, all
capital, small capital)
tidak berlebihan.
c. Lebar susunan teks
normal.
d. Spasi antar baris
susunan teks normal.
e. Spasi antar huruf
(kerning) normal.
14. Tipografi isi bahan ajar memudahkan pemahaman.
a. Jenjang/ hierarki judul-
judul jelas, konsisten
dan proporsional.
b. Tanda pemotongan kata
(hyphenation).
157
15. Ilustrasi isi.
a. Mampu mengungkap
makna/ arti dari objek.
b. Bentuk akurat dan
proporsional sesuai
dengan kenyataan.
c. Kreatif dan dinamis.
158
Kami juga berharap Bapak/ Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian
yang perlu diperbaiki serta saran untuk bahan ajar ini secara tertulis pada kolom
yang tersedia. Atau Bapak/ Ibu cukup merevisi dengan mencoret pada bagian
yang salah dalam bahan ajar dan menuliskan apa yang seharusnya dibetulkan oleh
peneliti. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi lembar penilaian ini, kami
ucapkan terimakasih.
159
Kesimpulan
Bahan Ajar ini dinyatakan*) :
1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi.
3. Tidak layak diujicobakan di lapangan.
*) : Lingkari salah satu
Yogyakarta, 2016
Validator/ Ahli Materi
……………………………………..
NIP. ……………………………….
160
Lampiran 9. Instrumen Lembar Respon Guru
Keterangan:
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
161
SKOR
No. PERNYATAAN
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian KI dan KD terhadap materi
yang disampaikan.
2. Kelengkapan materi dalam buku.
3. Ketepatan fakta.
4. Kesesuaian dengan kehidupan nyata.
5. Keruntutan penyampaian konsep.
6. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan
materi.
7. Soal latihan dalam setiap akhir
pembelajaran.
8. Keterlibatan peserta didik.
9. Bahasa yang digunakan sederhana dan
mudah dipahami.
10. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
11. Menciptakan komunikasi interaktif.
12. Kesesuaian ukuran buku dengan standar
ISO (A4, A5, dan B5).
13. Penampilan unsur tata letak pada sampul
muka, belakang, dan punggung memiliki
kesatuan (unity) dan irama yang baik.
14. Tidak terlalu banyak menggunakan
kombinasi jenis huruf.
15. Sampul buku menggambarkan isi/ materi
yang diajarkan.
16. Penempatan hiasan/ ilustrasi sebagai latar
belakang tidak mengganggu judul, teks,
dan angka halaman.
17. Secara keseluruhan huruf dapat terbaca
dengan baik
18. Penyajian keseluruhan ilustrasi menarik
dan serasi.
162
Kami juga berharap Bapak/ Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian
yang perlu diperbaiki serta saran untuk bahan ajar ini secara tertulis pada kolom
yang tersedia. Atau Bapak/ Ibu cukup merevisi dengan mencoret pada bagian
yang salah dalam bahan ajar dan menuliskan apa yang seharusnya dibetulkan oleh
peneliti. Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi lembar penilaian ini, kami
ucapkan terimakasih.
163
Kesimpulan
Bahan Ajar ini dinyatakan*) :
1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi.
3. Tidak layak diujicobakan di lapangan.
*) : Lingkari salah satu
Yogyakarta, 2016
Praktisi
……………………………………..
NIP. ……………………………….
164
Lampiran 10. Instrumen Lembar Respon Siswa
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
R = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
165
PENDAPAT
No. PERNYATAAN
STS TS R S SS
1. Dalam buku ini terdapat gambar/ ilustrasi
dalam menjelaskan suatu materi sehingga
membantu saya memahami isi materi.
2. Buku ini menggunakan contoh-contoh soal
yang berkaitan dengan masalah kehidupan
sehari-hari.
3. Materi yang terdapat dalam buku ini
mendorong keingintahuan saya.
4. Belajar materi tentang cinta lingkungan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
5. Penyajian materi dalam bahan ajar ini
mendorong saya untuk berdiskusi dengan
teman-teman yang lain.
6. Buku ini mendorong saya untuk
merangkum materi sendiri pada lembar
rangkuman.
7. Buku ini memuat tes yang dapat menguji
pemahaman saya mengenai materi yang
diajarkan.
8. Bahasa yang digunakan dalam buku ini
sederhana dan mudah dimengerti.
9. Buku ini menyampaikan materi
menggunakan gambar/ ilustrasi yang
komunikatif sehingga membuat belajar
tidak membosankan.
10. Tampilan buku ini menarik.
11. Huruf yang digunakan sederhana dan
mudah dibaca.
12. Penyajian keseluruhan ilustrasi menarik
dan serasi.
13. Ilustrasi di setiap awal materi dapat
memberikan motivasi untuk mempelajari
materi.
167
168
169
170
171
172
Lampiran 12. Hasil Validasi Ahli Materi II
173
174
175
176
177
178
Lampiran 13. Hasil Validasi Ahli Media I
179
180
181
182
183
184
185
186
Lampiran 14. Hasil Validasi Ahli Media II
187
188
189
190
191
192
193
194
Lampiran 15. Data Hasil Respon Guru I
195
196
197
198
199
Lampiran 16. Data Hasil Respon Guru II
200
201
202
203
204
Lampiran 17. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (Terbatas)
205
Lampiran 18. Data Hasil Uji Coba Lapangan (Luas)
206
Lampiran 19. Lembar Respon Siswa
207
208
209
210
211
212
213
214
215
Lampiran 20. Dokumentasi
216
217
Uji Coba Lapangan (Luas)
218
Lampiran 21. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas
219
Lampiran 22. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Bantul
220
Lampiran 23. Surat Keterangan Penelitian
221