Reno: kalau di perusahaan apakah ada DIPA juga?

Bila ada pembelian yang tidak dianggarkan,

apakah bisa dilakukan revisi pada anggaran perusahaan? Apakah itu bisa termasuk dalam hal yg di
survei pendahuluan?

Survei pendahuluan belum sampai melihat ke berkas-berkas/ dokumen.

Emma: Kalau kliennya auditor eksternal tidak bisa bekerjasama maka bisa saja ditulis dilaporan,
sedangkan kan auditor internal itu ada dalam peruashaan itu sendiri, apakah bisa langsung ditulis
saja?

Untuk menjawab itu semua, sebelumnya kita harus tau dulu, Survei pendahuluan itu biasanya
ngapain aja?

Survei pendahuluan itu seperti pengenalan, PDKT. Seperti mengenalkan calon pasangan ke orang
tua. Supaya apa? Supaya lebih jelas mengetahui, apa yang akan dihadapi, apa yang harus dilakukan,
treatmentnya bakal seperti apa.

Survei pendahuluan untuk mengetahui dasar-dasar terkait auditee yang dihadapi, sehingga dapat
menentukan arah/ program audit yang akan dilakukan

Tahapan Audit itu seperti kita pergi ke Finland.

1. Bayangkan survei pendahuluan itu seperti mau traveling ke Finland. Pasti kita akan
browsing-browsing tentang apa aja wisata di finland, penginapannya dimana, apa saja yang
harus disiapkan untuk ke finlandia.
2. Kemudian fase pelaksanaan itu seperti berangkat ke Finland. Kita disana kemana saja,
seperti melihat aurora, main bersama beruang kutub, dan berselancar salju. Setelah itu
pulang.
3. Kemudian fase pelaporan itu seperti setelah pulang, ditanyai oleh teman-teman bagaimana
di finland. Kita cerita lah kalo disana ada aurora bagus.
4. Kemudian fase monitoring dan tindak lanjut itu seperti, “iya bagus nih aurora, terus gimana?
Yasudah tahun depan kita ke finland biar kalian juga lihat.

Hambatan survei pendahuluan

1. Auditee/klien tidak kooperatif

2. Tidak diberikan data-data yang diperlukan,
3. Data yang diberikan lambat diberikannya
4. Data yang diminta tidak sesuai dengan yang diminta.
5. Auditor menakutkan, sehingga auditee menutupi hal-hal yang harusnya disampaikan

Cara mengatasi hambatan

1. Auditor harus memiliki skill komunikasi yang baik. Seperti pada saat entry meeting, harus
memberikan kesan yang baik kepada auditee sehingga auditee dapat kooperatif dan bisa
merasa aman dan nyaman ketika memberika data-data yang diminta
2. Mendatangi secara langsung ke tempat auditee bila tidak diberikan data-data, tungguin,
supaya auditee segera memberikan data yang diminta.
3. Tegas dalam melakukan permintaan data, misal dengan beberapa “ancaman”. Menjelaskan
apa-apa saja dampak yang terjadi jika data-data tidak diberikan
4. Melaporkan ke atasan dari auditee agar auditee lebih aware atau segera memberikan data-
data yang diminta
5. Membangun chemistry dengan auditee, dan memberikan saran-masukan agar auditee tidak
memiliki kesan takut pada auditor
 PROGRAM AUDIT

Cara membuat program audit:

1. Memahami apa tujuan audit, memahami prosedur audit.

Tujuan adalah apa yang ingin dicapai.
Prosedur adalah teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

- Tujuan operasi = apa yang ingin dicapai manajemen dan karyawan.

Contoh: beli barang. Tujuannya adalah membeli barang yang tepat.
- Prosedur operasi = prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan operasi
Contoh: untuk beli barang yang tepat harus menggunakan pesanan pembelian dari
departemen/divisi yang memesan (si yang perlu barang) dan jelas barang apa yang dibeli.

Tujuan Audit = tujuan yang ingin dicapai oleh audit tertentu.

Contoh: Audit Kas. Dari audit kas itu harus mengacu pada asersi manajemen.

Asersi adalah pernyataan manajemen terkait suatu laporan.

Contoh: Manajemen bilang bahwa kas dicatat pada tgl 31 Desember, misal 23jt.

Asersi harus berisi

a. keberadaan Keterjadian (Accurance) yang berarti benar-benar ada kas yang dicatat di 31
desember,
b. kelengkapan (Completeness) terhadap dokumen-dokumen pendukung pencatatan kas
tsb,
c. hak dan kewajiban,
d. dinilai dengan tepat (Valuation) misal 23jt, dan
e. penyajian dan pengungkapan.

TUGAS

Buatlah program audit, kumpulkan pada google classroom, minggu depan (11-12-2021) dibahas.