Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan

Latar belakang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Asia tenggara merupakan
wilayah yang luas terdiri
dari banyak pulau,
Memiliki satu kesatuan
wilayah dan manusia.
Banyak peradaban besar
masuk ke
wilayah ini, termasuk
peradaban India (Hindu), Cina
1
(Buhda) dan Arab (Islam).
Islam adalah agama yang
pada saat ini sudah menyebar
keseluruh benua dan
negara yang ada
dipermukaan dunia ini.
Karena memang didalam
ajaran islam itu
sendiri menuntut kepada
orang yang memeluk agama
islam untuk menyebarkannya
kepada umat-umat yang
lainnya yang belum kenal
islam, di dalam islam pun
ajaranya
mudah dimengerti sesuai
rasional dan juga banyak
bukti-bukti alam bahwa
agama
islam adalah agama yang
benar. Maka orang islam yang
berakhlak baik memudahkan
dalam penyebaranya agar
penduduk sekitar yang non
islam mau menerima,
mengikuti, dan masuk
agama islam.
Salah satu fakta tentang
orang yang paling berpengaruh
diseluruh dunia nomor
satu adalah nabi kita
rosulullah muhammad saw.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Asia tenggara merupakan
wilayah yang luas terdiri
dari banyak pulau,
Memiliki satu kesatuan
wilayah dan manusia.
Banyak peradaban besar
masuk ke
wilayah ini, termasuk
peradaban India (Hindu), Cina
1
(Buhda) dan Arab (Islam).
Islam adalah agama yang
pada saat ini sudah menyebar
keseluruh benua dan
negara yang ada
dipermukaan dunia ini.
Karena memang didalam
ajaran islam itu
sendiri menuntut kepada
orang yang memeluk agama
islam untuk menyebarkannya
kepada umat-umat yang
lainnya yang belum kenal
islam, di dalam islam pun
ajaranya
mudah dimengerti sesuai
rasional dan juga banyak
bukti-bukti alam bahwa
agama
islam adalah agama yang
benar. Maka orang islam yang
berakhlak baik memudahkan
dalam penyebaranya agar
penduduk sekitar yang non
islam mau menerima,
mengikuti, dan masuk
agama islam.
Salah satu fakta tentang
orang yang paling berpengaruh
diseluruh dunia nomor
satu adalah nabi kita
rosulullah muhammad saw.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Asia tenggara merupakan
wilayah yang luas terdiri
dari banyak pulau,
Memiliki satu kesatuan
wilayah dan manusia.
Banyak peradaban besar
masuk ke
wilayah ini, termasuk
peradaban India (Hindu), Cina
1
(Buhda) dan Arab (Islam).
Islam adalah agama yang
pada saat ini sudah menyebar
keseluruh benua dan
negara yang ada
dipermukaan dunia ini.
Karena memang didalam
ajaran islam itu
sendiri menuntut kepada
orang yang memeluk agama
islam untuk menyebarkannya
kepada umat-umat yang
lainnya yang belum kenal
islam, di dalam islam pun
ajaranya
mudah dimengerti sesuai
rasional dan juga banyak
bukti-bukti alam bahwa
islam adalah agama yang
benar. Maka orang islam yang
berakhlak baik memudahkan
dalam penyebaranya agar
penduduk sekitar yang non
islam mau menerima,
mengikuti, dan masuk
agama islam.
Salah satu fakta tentang
orang yang paling berpengaruh
diseluruh dunia nomor
satu adalah nabi kita
rosulullah muhammad saw
Asia Tenggara merupakan wilayah yang luas terdiri dari banyak pulau, memiliki
satu kesatuan wilayah dan manusia. Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk
Muslim terbesar di dunia. Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan
Brunei Darussalam. Selain itu, minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma (Myanmar),
Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam Banyak peradaban besar masuk kewilayah ini,
termasuk peradaban India (Hindu), Cina (Buhda) dan Arab (Islam). Secara geografis,
kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang unik dan menarik bagi perkembangan
agama-agama dunia, sehingga hampir seluruh agama terutama agama besar pernah singgah
dan mendapat pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk agama Islam.1

Islam adalah agama yang saat ini sudah menyebar keseluruh benua dan negara yang ada
dipermukaan dunia ini. Karena memang didalam ajaran islam itu sendiri menuntut kepada
orang yang memeluk agama islam untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya
yang belum kenal islam, di dalam islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan
juga banyak bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar. Maka orang
islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk sekitar
yang non Islam mau menerima,mengikuti, dan masuk agama islam. Salah satu fakta
1
Dardiri, Helmiati, dkk., Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru, kerjasama ISAIS dan Alaf Baru,
2006), hlm. 53.
tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia nomor satu adalah nabi kita
Rasulullah muhammad Saw.

Rumusan Masalah

1) Bagaimana proses masuknya Islam ke Asia Tenggara dan Indonesia?


2) Bagaimana perkembangan Islam di Asia Tenggara?
3) Bagaimana perkembangan Islam di Indonesia?

BAB II
Pembahasan

Islam masuk ke Asia Tenggara melalui suatu proses damai yang berlangsung selama berabad
abad. Penyebaran Islam di kawasan ini terjadi tanpa pergolakan politik atau bukan melalui
ekspansi pembebasan yang melibatkan kekuatan militer, pergolakan politik atau pemaksaan
struktur kekuasaan dan norma-norma masyarakat dari luar negeri. Melainkan Islam masuk
melalui jalur perdagangan, perkawinan, dakwah dan pembauran masyarakat Muslim Arab,
Persia dan India dengan masyarakat pribumi. Watak Islam seperti itu diakui banyak
pengamat atau “orientalis” lainnya di masa lalu, di antaranya, Thomas W. Arnold. Dalam
buku klasiknya, The Preaching of Islam, Arnold menyimpulkan bahwa penyebaran dan
perkembangan historis Islam di Asia Tenggara berlangsung secara damai.14Azyumardi
menambahkan bahwa penyebaran Islam di Asia Tenggara berbeda dengan ekspansi Islam di
banyak wilayah
Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang oleh sumber-sumber Islam di Timur Tengah
disebut Fath (atau Futuh), yakni pembebasan, yang dalam praktiknya sering melibatkan
kekuatan militer. Meskipun futuh di kawasan-kawasan yang disebutkan terakhir ini tidak
selamanya berupa pemaksaan penduduk setempat untuk memeluk Islam. Sebaliknya,
penyebaran Islam di Asia Tenggara tidak pernah disebut sebagai futuh yang disertai
kehadiran kekuatan militer.15
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak berada dalam satu waktu yang
bersamaan, melainkan berlangsung selama berabad-abad, dan tidak merata di seluruh tempat.
Kondisi wilayah-wilayah di Asia Tenggara pada saat itupun berada dalam situasi politik dan
kondisi sosial budaya yang berbeda-beda. Misalnya, pada paruh kedua abad ke-13 M, para
penguasa di Sumatera Utara (di Aceh yang sekarang ini) sudah menganut Islam. Pada saat
yang samahegemoni politik di Jawa Timur masih di tangan raja-raja beragama Syiwa dan
Budha di Kediri dan Singasari. Ibu kota Majapahit, yang pada abad ke-14 sangat penting,
pada waktu itu belum berdiri. 16 Begitu pula kerajaan Islam Demak baru berdiri bersamaan
dengan melemahnya kekuasaan Majapahit. Karena itu tidaklah mudah untuk menjawab “
kapan, dimana mengapa, dan dalam bentuk apa” Islam mulai menimbulkan dampak pada
masyarakat Asia Tenggara untuk pertama kalinya.

Banyak peneliti yang mengatakan bahwa Islam kalinya datang ke Asia Tenggara sejak abad
pertama Hijrah (7M), seperti diyakini oleh Arnold. Ia mendasarkan pendapatnya ini pada
sumber-sumber Cina yang menyebutkan bahwa menjelang akhir perempatan ketiga abad ke-7
seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab muslim di pesisir pantai
Sumatera. Sebagian orang-orang Arab ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita
lokal, sehingga membentuk nukleus sebuah komunitas Muslim yang terdiri dari orang-orang
Arab pendatang dan penduduk lokal. Menurut Arnold, anggota-anggota komunitas Muslim
ini juga melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran Islam. 17 Pendapat yang sama juga
ditegaskan
oleh J. C. van Leur, bahwa koloni-koloni Arab Muslim sudah ada di barat laut Sumatera,
yaitu Barus, daerah penghasil kapur barus terkenal sejak tahun 674 M. Pendapatnya ini
didasarkan pada cerita perjalanan para pengembara yang sampai ke wilayah Asia
Tenggara.18

Catatan Cina juga menyebutkan bahwa di masa Dinasti Tang, tepatnya pada abad ke-9 dan
10M, orang-orang Ta-Shih sudah ada di Kanton (Kan-fu) dan Sumatera. Ta-Shih adalah
sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia, yang ketika itu jelas sudah menjadi Muslim.
Terjalinnya hubungan dagang yang bersifat internasional antara negara-negara di Asia bagian
barat dan timur agaknya disebabkan oleh kegiatan kerajaan Islam di bawah pemerintahan
Bani Umayyah di bagian barat dan kerajaan Cina zaman dinasti Tang di Asia bagian Timur
serta kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara. Berbeda dengan pandangan Arnold, menurut
Taufik Abdullah, belum ada bukti bahwa pribumi Nusantara di tempat-tempat yang
disinggahi oleh para Pedagang Muslim itu sudah menganut agama Islam. Adanya koloni
yang terdiri dari para pedagang Arab itu Karena mereka berdiam di sana untuk menunggu
musim Yang baik untuk berlayar.19

Proses konversi Islam di kalangan pribumi Asia Tenggara baru terjadi pada masa berikutnya.
Seperti dikemukakan Azra:
Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke
dan ada di Nusantara pada abad-abad pertama Hijri,
sebagaimana dikemukakan Arnold dan dipegangi
banyak sarjana Indonesia-Malaysia, tetapi hanyalah
setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih
nyata. Karena itu proses islamisasi nampaknya
mengalami akselerasi antara abad ke-12 dan ke-16.20
Seperti tergambar secara implisit dalam uraian di atas, Islam di Asia Tenggara pada awalnya
diperkenalkan melalui hubungan dagang dan perkawinan. Para pedagang Muslim Arab
diyakini menyebarkan Islam sembari melakukan perdagangan di wilayah ini. Para pedagang
Muslim tersebut juga melakukan perkawinan dengan wanita lokal. Dengan pembentukan
keluarga Muslim ini, maka komunitas-komunitas Muslimpun terbentuk, yang pada gilirannya
memainkan andil besar dalam penyebaran Islam. Selanjutnya dikatakan, sebagian pedagang
ini melakukan perkawinan dengan keluarga bangsawan lokal sehingga emungkinkan mereka
atau keturunan mereka pada akhirnya mencapai kekuasaan politik yang dapat digunakan
uintuk penyebaran Islam. 21 Namun A.H. Johns meyakini bahwa kecil kemungkinan para
pedagang itu berhasil mengislamkan jumlah penduduk yang besar dan signifikan. Karena itu
ia berpendapat bahwa adalah para sufi pengembara yang terutama melakukan penyiaran
Islam di kawasan ini. Para sufi ini berhasil mengislamkan sejumlah besar penduduk Asia
Tenggara setidaknya sejak abad ke-13M, sehingga pengaruh Islam kelihatan lebih nyata.22
Hal Ini disebabkan oleh karena para sufi tersebut menyampaikan Islam dengan cara yang
menarik, antara lain dengan menekankan kesesuaian dan kontinuitas antara budaya dan
praktik keagamaan lokal dengan Islam ketimbang melihat perbedaan dan perubahan dalam
kepercayaan dan praktik Keagamaan. Misalnya memperkenalkan Islam dengan nuansa
tasawuf seperti mengajarkan teosofi23 sinkretik yang kompleks yang umumnya dikenal baik
oleh masyarakat Pribumi, yang mereka tempatkan ke bawah ajaran Islam, atau yang
merupakan pengembangan dari dogma-dogma pokok Islam. Para sufi ini juga menguasai
ilmu magis, dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Mereka siap memelihara
kesinambungan dengan masa silam, danmenggunakan istilah-istilah dan unsur-unsur
kebudayaan pra-Islam dalam konteks Islam.24

Selain itu, mengapa Islam dapat diterima dengan mudah sebagai agama, antara lain karena
Islam mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara sesama, sementara ajaran Hindu
menekankan perbedaan derajat manusia. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk
lokal.

Masuknya Islam Di Nusantara

Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan
perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara.6
Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang
menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para
pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan
cengkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan di Jawa dan Sumatera, dan kemudian dijual
kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad
ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan
Palembang di Sumatra (Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa).7

Pedagang-pedagang Muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang sampai kepulauan
Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (abad I H), ketika Islam pertama kali
berkembang di Timur Tengah. Malaka, jauh sebelum di taklukkan Portugis (1511)
merupakan pusat utama lalu-lintas perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan
dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama
Gujarat, yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada waktu itu. Dengan
demikian, Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting. Lebih ke Barat lagi dari
Gujarat, perjalanan laut melintasi Laut Arab. Dari sana perjalanan bercabang dua. Jalan
pertama di sebelah utara menuju Teluk Oman, melalui selat Ormuz, ke teluk Persia. Jalan
kedua melalui Teluk Aden dan laut Merah, dan dari kota Suez jalan perdagangan harus
melalui daratan ke Kairo dan Iskandariah. Melalui jalan pelayaran tersebut, kapal-kapal Arab,
Persia, dan India mondar-mandir dari Barat ke Timur dan terus ke negeri Cina dengan
menggunakan angin musim untuk pelayaran pulang perginya.8

Ada indikasi bahwa kapal-kapal Cina pun mengikuti jalan-jalan tersebut sesudah abad ke-9
M, tetapi kapal tersebut hanya sampai di pantai barat India, karena barang yang
diperlukannya sudah dapat dibeli disini. Dari berita Cina dapat diketahui bahwa di masa
dinasti Tang (abad ke 9-10) orang-orang Ta-Shih sudah ada di Kanton (Kan-fu) dan
Sumatera. Ta-Shih adalah sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia, yang ketika itu jelas
sudah menjadi Muslim. Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat
internasional antara negeri-negeri di Asia bagian Barat dan Timur mungkin disebabkan oleh
kegiatan kerajaan Islam di bawah Bani Umayyah di bagian barat dan kerajaan Sriwijaya di
Asia Tenggara, yang pada zaman Sriwijaya pedagang-pedagang Nusantara mengunjungi
pelabuhan-pelabuhan Cina dan pantai Timur Afrika.

Pada zaman-zaman berikutnya, penduduk kepulauan ini masuk Islam, bermula dari penduduk
pribumi di koloni-koloni pedagang Muslim itu. Menjelang abad ke-13 M, masyarakat muslim
sudah ada di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang di Sumatera. Di Jawa, makam Fatimah
binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 475 H (1082 M), dan makam-makam
Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13 M merupakan bukti berkembangnya komunitas
Islam, termasuk di pusat kekuasaan Hindu-Jawa ketika itu, Majapahit.9

Teori Tentang Masuknya Islam Ke Nusantara

Proses masuknya agama Islam ke nusantara tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan
tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan,
teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:

Teori Mekkah

Teori Mekah, mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah


langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah
atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim
Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada
dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh
anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia
tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA
adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab. Dalam hal ini, teori HAMKA
merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah
curiga terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung
memojokkan Islam di Indonesia. Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori
Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah
(kaum pengembara) yang telah melakukan Islamisasi awal di Indonesia.1

Teori Gujarat

Teori Gujarat, mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat
pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran
dengan Laut Arab. Tokoh yang mensosialisasikan teori ini kebanyakan adalah sarjana dari
Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas
Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafei telah bermukim di
Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke 7 Masehi), namun yang menyebarkan
Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan
pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk
Indonesia. teori Pijnapel ini disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck
Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak
Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan
Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang
Arab

Terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan adalah
keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan gelar “sayid” atau “syarif ” di depan
namanya. Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang
emberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17
Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan Di Pasai dan makam
Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk
yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya
berkesimpulan Bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh
orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya
adalah kesamaan mahzab Syafei yanganut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.11

Anda mungkin juga menyukai