Anda di halaman 1dari 1

Kegiatan merokok merupakan perilaku berbahaya disebabkan rokok memiliki kandungan zat-

zat kimia,sehingga memberikan dampak buruk untuk kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.
Penggunaan tembakau telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang meluas dan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas yang dapat dicegah. (Camenga & Klein, 2016).
Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada tahun 2019 dilaporkan jumlah data
sebanyak 40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, dan hampir 1
dari 5 anak perempuan pernah mengkonsumsi produk tembakau.
Pencegahan remaja dalam penggunaan rokok tembakau maupun rokok elektrik, terus menjadi
prioritas kesehatan masyarakat. Masa remaja adalah fase kritis untuk perkembangan saraf.
Paparan nikotin selama fase remaja menimbulkan kecanduan, sehingga penggunaan rokok
tembakau maupun rokok elektrik dapat berkelanjutan hingga dewasa. (Glynos et al., 2018).
Rokok merupakan hasil olahan tembakau bungkusan termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang diproduksi dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya yang
memiliki kandungan nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan lain. (Camenga &
Klein, 2016).
Rokok tembakau menjadi jenis rokok yang dikonsumsi dengan jumlah paling banyak di
kalangan masyarakat. Asap rokok tembakau diketahui mengandung kurang lebih 4000 jenis
zat kimia berbahaya, antara lain karbon monoksida, nitrogen oksida, nitrosamin,
nitrosopirolidin, formaldehid, piridin, benzopirin, nikel, arsen, nikotin, fenol dan tar. Zat-zat
kimia tersebut didefinisikan sebagai substansi berbahaya yang dapat merusak jaringan paru.
(Camenga & Klein, 2016).
Nicotine Replacement Therapy (NRT) adalah metode yang menggunakan media untuk
nikotin yang diperlukan oleh perokok tanpa pembakaran tembakau yang bersifat merugikan
dan digunakan sebagai terapi agar dapat berhenti merokok. (Glynos et al., 2018). Terdapat
beberapa macam NRT, salah satunya yaitu electronic cigarette atau rokok elektronik
(Damayanti, 2016). Rokok elektrik dengan kandungan nikotin, propilen glikol, gliserin, air
dan flavoring (perasa) yang dapat menyebabkan perubahan struktur, fungsi saluran napas dan
jaringan paru-paru. (Kaur et al., 2018).
Toksisitas dari penggunaan rokok tembakau dan rokok elektrik terhadap saluran pernapasan
yaitu ke sel parenkim paru-paru. Sel parenkim paru-paru terdiri dari alveolus. Alveolus
dilapisi oleh dua jenis sel, yaitu sel pneumosit tipe I dan sel pneumosit tipe II. Sel pneumosit
tipe II adalah sel yang ada pada persimpangan septum alveolar. Sel pneomosit tipe II tersebar
sekitar 5% dari luas permukaan alveolar paru-paru. Sel-sel tipe II berfungsi sebagai sel
progenitor untuk sel pneumosit tipeI. (Kaur et al., 2018).
Masih terbatasnya informasi mengenai perbandingan toksisitas asap rokok tembakau dan uap
rokok elektrik terhadap kerusakan alveolus paru, maka perlu dilakukan pemeriksaan
perubahan histopatologi alveolus bagian sel pneumosit dan septa alveolus pada mencit (Mus
muscullus) jantan setelah diberi paparan asap rokok tembakau dan uap rokok elektrik.

Anda mungkin juga menyukai