Anda di halaman 1dari 1

Fatimah Azahara

1908260101

SGD 08

1. Bagian Organ Nasus Externus, terdapat beberapa Struktur,


yaitu :
1.1. Struktur berupa pembentuk Kerangka :
* Os Nasale
* Cartilago nasi lateralis
* Cartilago alaris major crus laterale & crus mediale
Anamnesis

* Cartilago septi nasi


1.2. Struktur permukaan luar :
Radix
Dorsum nasi
Alae nasi
Nares
Kolumella

2. Bagian Organ : Cavum Nasi (= Cavitas Nasi), terdapat beberapa Pemeriksaan head toe to - Inspeksi (Pembengkakan di wajah dan
Struktur yaitu : kelopak mata) Inspeksi dengan rinoskopi anterior pada pasien
2.1. Struktur berupa Dinding di sisi lateral, yang terdiri dari : sinusitis dapat memberikan gambaran konka edema, mukosa nasal
* Concha Nasalis superior + Meatus nasi superior hiperemis, dan sekret hidung yang purulen. Pada rinoskopi
Anatomi posterior dapat ditemukan post nasal drip ataupun infeksi pada gigi
* Concha Nasalis media + Meatus nasi media
* Concha Nasalis inferior + Meatus nasi inferior Palpasi Memberi penekanan di beberapa daerah wajah. A. Nyeri
2.2. Struktur berupa dinding di sisi medial, sekat pembatas cavum tekan di daerah pipi bisa menunjukkan sinusitis maksila. B. Nyeri
nasi: tekan di dahi mungkin disebabkan oleh sinusitis frontal. C.
Pemeriksaan Fisik
* Septum Nasi ; Septum nasi; terdiri dari struktur dari Sinusitis etmoid menyebabkan nyeri tekan di daerah kantus medial
tulang (pars ossea), tulang rawan (pars cartilaginea) dan pars mata. D. Pada sinusitis sfenoid biasanya pasien merasakan nyeri
membranacea yang menjalar ke vertex, oksipital, dan mastoid. E. Nyeri dapat
2.3. Struktur berupa Lekukan di sisi anterior yang dilapisi kulit dirasakan pada pemeriksaan perkusi pada gigi di rahang atas yang
mengandung glandula sebasea & sudorifera serta ditumbuhi rambut Cara Menegakkan Diagnosis dan DD
mungkin disebabkan oleh sinusitis maksila.
: Pada pemeriksaan fisik lihat juga perubahan seperti penonjolan
* Vestibulum Nasi bola mata, gerakan bola mata yang tidak normal, dan pemeriksaan
3. Bagian Organ : Sinus Paranasales Rongga-rongga kecil di kaku kuduk.
dalam Os Maxilla, Os Frontale, Os Sphenoidale & Os Ethmoidale.
Terdapat beberapa Struktur yang berpasangan yaitu :
Sinus Maxillaris D-S
Sinus Frontalis D-S (berjumlah 2 dipisahkan Septum tulang)
Sinus Sphenoidalis D-S (berjumlah 2 dipisahkan Septum tulang)
Sinus Ethmoidalis D-S

Mukosa cavum nasi terdiri dari mukosa respirasi dan mukosa


olfaktorius.
a. Mukosa respirasi dilapisi oleh epitel bertingkat kolumnar Pemeriksaan Penunjang
bersilia dan bersel goblet. Ada 5 jenis sel pada epitel respirasi
yaitu sel silindris bersilia, sel goblet, sel sikat, sel basal, dan sel
granul kecil. Lamina proprianya memiliki jaringan ikat longgar yang
kaya pembuluh darah dan kelenjar seromukosa. Histologi
b. Mukosa olfaktorius dilapisi oleh bertingkat kolumnar. Jenis
epitel ini dapat ditemukan pada septum nasi bagian superior dan
concha nasalis superior. Ada 3 jenis sel pada epitel olfaktorius
yaitu sel basal, sel penyokong, dan sel pembau. Lamina proprianya
memiliki jaringan ikat longgar, kelenjar serosa (kelenjar bowman),
Histologi dan Fisiologi Penghidu Rhinitis alergi
dan kumpulan akson sel pembau (filla olfaktorius).
Rhinitis vasomotor
Melalui proses inhalasi udara, odoran sampai di area olfaktorius, DD
Rhinitis medikamentosa
kemudian bersatu dengan mukus yang terdapat di neuroepitel Rhinitis atrofi
olfaktorius dan berikatan dengan reseptor protein G yang terdapat
pada silia.
Ikatan protein G dengan reseptor olfaktorius akan mengaktifkan Pemberian medikamentosa pada Rinosinusitis
Fisiologi Penghidu
enzim adenyl cyclase yang merubah ATP menjadi cAMP yang meliputi :
merupakan second messenger. Hal ini akan menyebabkan aktivasi Nasal irigasi/cuci hidung menggunakan larutan
sel dengan terbukanya pintu ion yang menyebabkan masuknya
NaCl fisiologis (setara)
natrium dan kalsium ke dalam sel sehingga terjadi depolarisasi dan
Farmakologi Pemberian antibiotika sesuai indikasi
penjalaran implus ke bulbus okfaktori
Kortikosteroid intranasal
Terapi suportif /simptomatik
Rinosinusitis Kronik (RSK) sering dikenal dengan
Terapi untuk faktor predisposisi Rinosinusitis
istilah “sinusitis” adalah per adangan pada mukosa hidung
dan sinus yang terjadi lebih dari sama dengan 12 minggu. (pada rinosinusitis kronik terutama).
Inflamasi hidung dan sinus paranasal yang ditandai Definisi Rhinosinusitis
dengan dua gejala atau lebih, salah satunya termasuk
hidung tersumbat atau obstruksi atau kongesti disertai
dengan nyeri wajah dan/atau penurunan sensitivitas Non Farmakologi
Tatalaksana
pembau.

Pada rinosinusitis akut, infeksi virus dan bakteri patogen telah


ditetapkan sebagai penyebab utama.2,14 Namun sebaliknya, etiologi
dan patofisiologi rinosinusitis kronik bersifat multifaktorial dan
belum sepenuhnya diketahui; rinosinusitis kronik merupakan Etiologi
sindrom yang terjadi karena kombinasi etiologi yang multipel. Ada
beberapa pendapat dalam mengkategorikan etiologi rinosinusitis
kronik.

Berdasarkan EP3OS 2007, faktor yang dihubungkan dengan Definsi,Etiologi, Faktor Risiko dan Klasifikasi
Farmakologi Dekongestan
kej adian r inosinusitis kr onik tanpa polip nasi yaitu “ciliar y
impairment, alergi, asma, keadaan immunocompromised, faktor
Faktor Risiko
genetik, kehamilan dan endokrin, faktor lokal, mikroorganisme,
jamur, osteitis, faktor lingkungan, faktor iatrogenik, H.pylori dan
r ef luks lar ingof ar ingeal”.

Klasifikasi

Kompleks Osteomeatal
Komplikasi

Inflamasi mukosa hidung pembengkakan (udem) dan eksudasi Kompleks Osteomeatal dan Patofisiologi
obstruksi (blokade) ostium sinus gangguan ventilasi dan
drainase, resorpsi oksigen dalam rongga sinus hipoksia (oksigen
Patofisiologi
menurun, pH menurun, tekanan negatif) permeabilitas kapiler
meningkat transudasi, peningkatan eksudasi serous, penurunan
fungsi silia retensi sekresi di sinus atau pertumbuhan kuman.

Rhinitis merupakan peradangan pada mukosa hidung.Rhinitis


disebut kronikapabila radang tersebut berlangsung lebih dari
Rhinitis Kronis
1 bulan.Pembagian rhinitiskronik berdasarkan ada tidaknya
peradangan sebagai penyebabnya.

Sumbatan di hidung, secret banyak dan mukopurulen, ada nyeri


Rhinitis Hipertrofi
kepala

Suatu peradangan paru disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus,


Rhinitis Sika
jamur, parasit)

Keluhan : Demam, hidung terasa meler Rhinitis Difteri

Keluhan : Keluar cairan dari hidung, hidung tersumbat, gatal


Rhinitis Alergi
sertabersin Keluhan Hidung Berair Diagnosis Banding Prognosis
Keluhan : Obstruksi hidung, rinore, dan adanya bersin. Rhinitis Vasomotor

Penyakit pada saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh


infeksi virus influenza. Sama seperti infeksi virus pada umumnya,
influenza berlangsung sekitar 2-7 hari dan akan sembuh seiring
dengan meningkatnya sistem imun seseorang.

Dapat menyerang berbagai organ pada manusia yang Influenza


terinfeksi, sepertiparu-paru, mata (konjungtivitis), saluran
1. Saline Nasal Irigation
pencernaan, dan sistem saraf pusat.Manusia yang terserang
2. Kompres dengan Air Hangat
avian influenza menunjukkan gejala seperti terkena flu biasa
3. Menggunakan Bantalan yang Tinggi saat Tidur
seperti demam, sakit tenggorokan, batuk, rinore, nyeri otot, Edukasi Edukasi
4. Menghindari Faktor Pencetus 
sakit kepala, lemas.8
5. Menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan Mulut & Menerapkan
pola hidup sehat dan bersih

Anda mungkin juga menyukai