Anda di halaman 1dari 1

Fatimah Azahara

1908260101

SGD 08

Pada anamnesis kita menanyakan keluhan utama, keluhan


tambahan, menanyakan onset gejala saat pertama kali
muncul, dimana lokasi munculnya, menanyakan riwayat
atopi, pekerjaan, apakah ada rekan kerja yang menderita
gejala yang sama, apakah dermatitisnya membaik saat
tidak masuk kerja atau semakin parah saat masuk kerja,
hobi, riwayat pengobatan yang pernah dilakukan, riwayat
lingkungan dan gizi. Namun yang penting ditanyakan pada
Anamnesis anamnesis adalah :
Riwayat pekerjaan sekarang : Tempat bekerja, jenis
pekerjaan, kegiatan yang sering dilakukan pada hari
kerja, apakah menggunakan pakaian pelindung, fasilitas
kebersihan dan prakteknya.
Riwayat lainnya secara umum : Latar belakang atopi
(perorangan atau keluarga), alergi kulit, penyakit kulit lain,
pengobatan , kemungkinan pajanan di rumah, dan hobi
pasien.

Melakukan pemeriksaan vital sign


Pemeriksaan lokalisasi pada kulit biasanya terlihat adanya
Pemeriksaan Fisik macula eritema berbatas tegas, hyperkeratosis, fisura,
vesikel, penampilan epidermis yang mengkilap, kering,
melepuh, dan dapat meluas ke daerah disekitarnya.

Uji Tempel atau Patch Test (In Vivo)


Prosedur tes ini digunakan untuk mengidentifikasi
allergen yang menyebabkan dermatitis. Prosedur tes ini
berupa penempelan satu set allergen yang dicurigai yang
ditutup rapat di atas kulit punggung selama 48 jam.
Setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji tempel
dilepas. Lokasi tes tempel ini biasanya dilakukan pada
punggung.

Cara Menegakkan Diagnosis DKA dan Diagnosa Banding


2. Provocative Use Test
Merupakan bagian terluar tubuh
Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji bahan-bahan
Sistem integumen berhubungan dengan membran mukosa Pemeriksaan Penunjang
atau produk yang membuat kulit menjadi alergi. Contohnya
mucocutaneus junction
: kosmetik
Mempunyai 3 lapisan :
Epidermis
3. Uji Photopatch
Dermis
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi foto alergi
Subkutis/hipodermis
kontak terhadap zat seperti sulfonamide, fenotiazin, p-
Epidermis : Terdiri dari 5 lapisan aminobenzoic acid, oxybenzone, atau musk ambrette.
85% mengalami keratinisasi
15% sel melanosit, tidak mengalami keratinisasi 4. Tes in Vitro
Avaskular Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui
4 jenis sel : sitotoksisitas atau pertumbuhan sel, metabolism fungsi sel
Sel keratinosit dan untuk mengetahui pengaruh suatu bahan terhadap
Sel langerhans bentuk bintang, banyak pada stratum Histologi Kulit genetic sel.
spinosum
Sel merkel banyak pada lapisan basal, sensitifitas
perabaan
Sel melanosit pada stratum basale, untuk warna kulit
Dermis : Dermis terdiri atas stratum papilaris dan
stratum retikukaris
Batas antara kedua lapisan tidak tegas
Serat antara keduanya saling menjalin
Hypodermis : Merupakan jaringan ikat lebih longgar
dengan serat kolagen halus
Mengandung banyak sel-sel lemak dibanding dermis Diagnosa Bnading
Lemak subkutan cenderung berkumpul di suatu tempat
Lapisan lemak ini disebut juga pannikulus adiposus

1.Fungsi ProteksiKulit menjaga bagian dalam tubuh


terhadap gangguan fisis atau mekanis seperti gaya
gesekan, tekanan, tarikan, gangguan infeksi luar
terutama bakteri maupun jamur, zat-zat kimia
2.Fungsi AbsorpsiKulit sehat tidak mudah menyerap air,
larutandan benda padat, tetapi lebih mudah menyerap
pada cairan yang mudah menguap. Permeabilitas kulit
terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Farmakologi
Topikal Kortikosteroid (seperti Hidrokortison 2%), 2 kali
3.Fungsi EkskresiKulit berfungsi untuk
sehari.
pengeluarankeringat.4.Fungsi PersepsiKulit sangat peka
2. Sistemik
terhadap berbagai rangsang sensorik karena Fungsi Kulit Fisiologi Kulit Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 5 mg, sehari 3
mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan Farmakologi
kali
subkutis.
Anti histamin seperi Cetirizine tablet 1x10mg/hari
5.Fungsi Pengaturan Suhu TubuhTemperatur kulit Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika
dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah (amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 3x500mg/hari,
kulit. selama 5 hingga 7 hari
6.Fungsi Pembentukan PigmenSel pembentuk pigmen
Sistemik
(melanosit) ini terletak dilapisan basal. Jumlah melanosit
Steroid sistemik
danbesarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan
Tatalaksana DKA Prednilson dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari
warna kulit ras maupun individu.
dengan dosis yang diturunkan secara perlahan-lahan. Pada
7.Fungsi Pembentukan Vitamin DKulit dapat membuat
anak anak di berikan dosis 1-2 mg/BB, satu kali perhari.
vitamin D dari bahan 7-dihidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari.
Antihistamin
Untuk orang dewasa hydroxyzine dengan dosis oral
Farmakologi
Dermatitis kontak alergik adalah suatu dermatitis 25-100 mg 4 kali per hari dan cetirizine 2,5- 5 mg 1 kali
(peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan per hari dan untuk anak-anak Cetirizine 5 mg 1-2 kali per
alergen melalui proses sensitasi, hal ini terjadi sebagai
respons terhadap pengaruh faktor eksogen maupun
Definisi
Dermatitis Kontak Alergi hari.

Antibiotik
faktor endogen.
Penyebab dermatitis kontak alergi ialah bahan kimia
sederhana dengan berat molekul rendah (< 1000 dalton),
(DKA) Dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4 kali per hari selama
7-10 hari , untuk anak anak bisa di berikan erythromycin
125 mg 4 kali per hari.
disebut sebagai hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif,
dan dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai
sel epidermis bagian dalam yang hidup.
Sedangkan beberapa zat yang umumnya bisa
menyebabkan dermatitis kontak alergi adalah:
Etiologi
nikel sulfat (bahan-bahan logam)
potassium dichromat (semen, pembersih alat -alat rumah
tangga)
Bahan kosmetik
mercaptobenzotiazol (karet)
tiuram (fungisida)
Definsi,Etiologi, dan Faktor Risiko Fraktur DKA
parafenilendiamin (cat rambut, bahan kimia fotografi).
Berbagai faktor berpengaruh terhadap kejadian DKA
misalnya:
Potensi sensitisasi alergen
Dosis per unit area
Luas daerah yang terkena
Lama pajanan
Oklusi
Suhu dan kelembaban
Lingkungan Faktor Risiko
pH

Juga faktor individu, misalnya:

keadaan kulit pada lokasi kontak (keadaan stratum


korneum, ketebalan epidermis)
status imun (misalnya sedang mengalami sakit, atau
terpajan sinar matahari secara intens)

Komplikasi

Komplikasi dan Prognosis DKA

Mekanisme Patofisiologi Gatal dan Bercak Merah

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh


bahan kontaknya dapat disingkirkan. Prognosis kurang
baik dan menjadi kronis bila bersamaan dengan dermatitis
Prognosis yang disebabkan oleh faktor endogen (dermatitis atopik,
dermatitis numularis atau psoriasia). Faktor lain yang
membuat prognosis kurang baik adalah pajanan alergen
yang tidak mungkin dihindari.

1.Edukasi mengenai prognosis, informasi mengenai


penyakit, serta perjalanan penyakit yang akan lama
walaupun dalam terapi dan sudah modifikasi
lingkungan pekerjaan, perawatan kulit.2.Edukasi mengenai
penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan
jenis pekerjaan, bila dermatitis berhubungan dengan
kerja.3.Edukasi mengenai perawatan kulit sehari-hari
dan penghindaran terhadap alergen berdasarkan hasil
Edukasi dan Pencegahan DKA uji tempel.
 Menghindari air bekas cucian/bilasan dari kulit
yang terpapar allergen
 Bersihkan pakaian yang terkena allergen secara
terpisah dengan pakaian lain
 Bersihkan hewan peliharaan yang diketahui
terpapar allergen
 Gunakan perlengkapan pelindung saat melakukan
aktivitas yang berisiko terhadap paparan allergen

Ruam yang timbul pertama kali -) tidak dipengaruhi


trauma, manipulasi, regresi alamiah, contoh : makula,
Ruam Kulit Primer
papula, plak, urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula, pustul
dan kista
Jenis Ruam Kulit Primer dan Ruam Kulit Sekunder
Akibat garukan / gosokan, lanjutan dari ruam primer atau
terbentuk lanjutan dari ruam primer, ata uterbentuk
Ruam Kulit Sekunder
akibat perkembangan waktu,contoh : skuama, krusta
erosi ulkus dan sikatriks

Anda mungkin juga menyukai