1908260101
SGD 08 Keluhan :
Gejala Awal : Lelah (malaise), anoreksia,
tubuh terasa lemah yang berlangsung
berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Gejala Spesifik : Nyeri pada beberapa sendi
secara simetris, dapat mengenai seluruh
sendi terutama sendi proximal
Anamnesis interphalangeal, sendi metacarpophalangeal,
sendi metatarsophalangeal, pergelangan
tangan tangan, bahu, lutut, dan kaki.
Gejala Sinovitis Pada Sendi yang Terkena :
Bengkak, nyeri yang diperburuk dengan
gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas,
dan terjadi kekakuan pada pagi hari selama >
1 jam.
Terdapat bengkak pada sendi, nyeri tekan,
sendi teraba hangat
Pada kulit terdapat nodul subkutan (nodul
rheumatoid)
Pada sistem respiratorik dapat ditemukan
Pemeriksaan Fisik adanya , pneumonitis interstitial, efusi pleura,
atau fibrosis paru luas.
Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan
perikarditis, disfungsi katup, fenomena
Cara Menegakkan Diagnosis dan DD embolisasi, gangguan konduksi aortritis, dan
Sendi (Articulatio)
kardiomegali.
Sendi Terbagi 3:
Sendi Fibrosa (sinaratodial), merupakan sendi 1. Pemeriksaan Laboratorium
yang tidak dapat bergerak. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED)
contohnya, sutura pada tengkorak dan C-Reactive Protein meningkat.
2. Sendi Kartilaginosa (amfiartodial), Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien
merupakan sendi yang dapat sedikit memiliki RF positif.
bergerak. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) :
Ada dua tipe,yaitu sinkondrosis dan Biasanya digunakan untuk diagnosis dini dan
simfisis penanganan RA dengan spesifisitas 95-98%
3. Sendi Sinovia (diartrodial), merupakan dan sensitivitas 70% namun hunbungan antara
sendi yang dapat digerakan dengan bebas anti CCP terhadap beratnya penyakit tidak
Pemeriksaan Penunjang
Anatomi Sendi konsisten.
Suplai Darah Sendi
Analisis cairan sinovial berguna untuk
Aliran darah ke sendi banyak yang menuju
menyingkarkan kemukingkanan peran infeksi
ke sinovium. Pembuluh darah mulai masuk
dari proses patologis yang dialami pasien pada
melalui tulang subkondral pada tingkat tepi
lututnya atau adanya proses kristalinisasi.
kapsul. Jaringan kapiler sangat tebal di
bagian sinovium yg menempel langsung pada 2. Pemeriksaan Radiologi
ruang sendi. Dapat terlihat pembengkakan jaringan lunak,
penyempitan ruang sendi, demineralisasi
Inervasi Saraf “j uxt a ar t icular ”, ost eopor osis, er osi t ulang,
Saraf-saraf otonom dan sensorik tetsebar atau subluksasi sendi.
luas pada ligament, kapsul sendi, dan sinovium. Rhinitis alergi
Rhinitis vasomotor
Saraf-saraf ini berfungsi untuk memberikan DD
Rhinitis medikamentosa
sensitivitas posisi dan pergerakan. Rhinitis atrofi
Tatalaksana
> Hidroksiklorokuin: menghambat sintesis
DNA, RNA, dan protein > menekan respon
limfosit dan menekan kemotaksis neutrofil.
Dosis: 200-400mg/hari.
Definsi,Etiologi, Faktor Risiko dan Klasifikasi Rheumatoid Arthtritis
> Azathioprin: menekan kerja sel T dan
Etiologi
menginduksi apoptosis sel.
Dosis: 50-150mg/hari
Faktor Risiko
Fixed deformities
Definisi dan Patofisiologi Nyeri Sendi serta Patofisiologi RA penyakit komorbid, Ruptur sendi
Terkadang, permukaan sendi dapat mengalami
ruptur sehingga isi dari synovial dapat bocor
ke jaringan lunak. Terapi diarahkan untuk
synovitis, seperti ; memasang spint, injeksi
pada sendi, dan synovectomy sebagai
Komplikasi pengobatan garis kedua
2. Komplikasi Artikular
3. Komplikasi ekstraartikular
Patofisiologi RA
subluksasi atlantoaksial, mielopati
servikal; aterosklerosis; osteoporosis; dan
infeksi (artritis septik, herpes,
tuberkulosis, serta infeksi sistem saluran
napas atas dan bawah)