Anda di halaman 1dari 21

FRAKTUR TIBIA-

FIBULA
Dimas Arya Nugraha, S.Tr.Kes., M.Kes
DEFINISI
• Fraktur : terputusnya kontinuitas structural/jaringan tulang.
• Fraktur ekstremitas bawah adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang terjadi pada ekstremitas bawah, seperti
pada tulang tibia dan tulang fibula yang umumnya disebabkan oleh
osteoporosis.
JENIS / KLASIFIKASI FRAKTUR
• Fraktur transversal  dimana sumbu panjang tulang tegak lurus dengan
bidang fraktur biasanya disebabkan karena kecepatan cedera yang rendah.
• Fraktur oblik/simpel  dimana sumbu panjang tulang dan bidang fraktur
membentuk sudut.
• Fraktir spiral  biasanya ditimbulkan oleh suatu tenaga putar yang
menyebabkan tulang patah disepanjang garis robek.
• Fraktur komunitiva  dimana fraktur terdapat lebih dari dua fragmen fraktur.
• Fraktur Terbuka  Terjadi bila terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit.
ANATOMI
Os. Tibia dan
Os. Fibula
ANATOMI Muskuloskeletal
Lower Extremity
PATOFISIOLOGI

Radang akut/
Fracture ORIF kronis

Nyeri,
Keterbatasan LGS,
Penurunan kekuatan otot
FASE PENYEMBUHAN PADA
FRAKTUR
• Tahap hematoma : darah menembus luar melalui
pembuluh darah yang robek membentuk hematoma
diantara atau disekitarnya permukaan perpatahan.
Dan itu bisa terjadi selama 7 sampai dengan 24 jam
pendarahan.
• Tahap Proliferasi : Pada tahap ini terjadi proliferasi
dari sel-sel. Periosteum dan endoesteum adalah
poliferasi dari sel-sel dari permukaan dalam
periosteum yang menutupi fraktur. (12 - 24 minggu.)
• Tahap Calsifikasi : Seperti jaringan seluler yang
tumbuh keluar masing-masing fragmen yang sudah
matang sel-sel dasar memberikan perlengketan
untuk osteoblast dan cendroblast, membentuk callus
yang belum masak. (6-12 minggu)
• Tahap Consolidasi : Callus yang belum masak
akan membentuk callus utama secara bertahap serta
berubah dan adanya aktivitas osteoblast menjadi
tulang yang lebih kuat dan masa strukturalnya
berlapis. (12-24 minggu)
• Tahap Remodeling :Pada waktu tulang membentuk
atau sambung dengan baik biasanya tulang dibentuk
berlebihan mengelilingi daerah fraktur di luar
maupun di dalam canalis medularis.
KASUS
• Keterangan Umum Penderita

• Nama : Mr. ...


• Umur : 22 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Agama : Islam
• Alamat : ...
Data Medis RS
Diagnosa Medis : -

Catatan Klinis :
Ada photo rontgen kodisi tulang tibia dan fibula yg diambil pada tanggal 30 April 2012
sekitar 4 bulan setelah dilakukannya operasi pemasangan plate and screw. Pada tulang
tibia terlihat terpasang 1 plate dan 7 screw. Sedangkan pada tulang fibula masih terlihat
bekas fraktur karena tidak terpaang plate and screw.

Terapi Umum (General Treatment) : -

Rujukan Fisioterapi dari dokter : -


Keluhan Utama:
Pasien merasakan nyeri pada daerah tungkai bawah.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merasakan nyeri pada daerah tungkai bawah, tepat didaerah patah tulang
yang dialami pasien sekitar 6 bulan yang lalu (bulan Januari) karena kecelakaan lalu
lintas. Rasa nyeri muncul hanya saat pasien beraktifitas berat seperti berjalan jauh
dan saat ditekan. Pasien mulai merasakan rasa nyeri itu setelah operasi. Sekitar 6
bulan setelah dilakukannya operasi pasien melakukan aktivitasnya dengan
menggunakan krek. Tapi hanya dilakukan selama 4 bulan karena pasien
memutuskan tidak perlu menggunakan krek lagi setelah dirasa kondisinya sudah
membaik. Padahal anjuran dokter, pasien harus menggunakan alat bantu krek
selama 6 bulan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyambungan tulangnya
yang patah.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Sebelumnya pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas juga
sebanyak 4 kali. Kecelakaan yang pernah dialami rata-rata memerlukan
perawatan intensif dalam proses penyembuhannya.

Riwayat Pribadi:
Aktivitas keseharian pasien adalah kuliah. Ruang kelasnya ada di lantai
dua. Yang memungkinkan pasen sering naik turun tangga.

Riwayat keluarga:
Tidak ada riwayat penyekit keturunan dalam keluarga pasien
Vital Sign:
TD : 110/80 mmHg
DN : 76/ menit
RR : 20/ menit
Temp : -
TB : 160 cm
BB : 52 kg

Inspeksi:
Inspeksi statis : tidak ada perubahan bentuk tubuh, termasuk tungkainya juga masih normal. Pasien
dapat duduk dengan tegak, pada saat duduk ekspresi wajah normal tidak menahan sakit.
Inspeksi dinamis : pada saat berjalan ada sedikit ketidak normalan pada siklus gait pasien. Pasien
berjalan dengan sedikit menyeret kaki kirinya karena kaki kirinya tidak dapat diangkat terlalu tinggi.

Palpasi:
Adanya nyeri tekan pada tungkai bawah sebelah sinistra terutama pada arah medial. Adanya sedikit
spasme pada otot gastroc tungkai bawah sebelah sinistra.
Gerakan Gerak Aktif Gerak Pasif Melawan Tahanan

Flexi Hip Full ROM, end feel soft Full ROM, end feel soft Mampu melaawan
tahanan minimal

Ekstensi Hip Full ROM, end feel soft Full ROM, end feel soft Mampu melaawan
tahanan minimal

Fleksi Knee Full ROM, end feel soft Full ROM, end feel soft Mampu melaawan
tahanan minimal

Ekstensi Knee Full ROM, end feel hard Full ROM, end feel hard Mampu melaawan
tahanan minimal

Dorso Flesi Full ROM, end feel firm Full ROM, end feel firm Tidak mampu

Plantar Flexi Full ROM, end feel firm Full ROM, end feel firm Tidak mampu
Gerakan MMT LGS

Flexi Hip Nilai otot 4 Ekstensi dan Flexi


S=10-0-120
Ekstensi Hip Nilai otot 4
Flexi Knee Nilai otot 4 Ekstensi dan Flexi
S=0-0-120
Ekstensi Knee Nilai otot 4
Dorso Flexi Nilai otot 3 Dorso fleksi dan plantar Flexi
S=10-0-40
Plantar Flexi Nilai otot 3

Nyeri Vas
Panjang Tungkai (Fungsional 
umbilikus sampai maleolus lateral) Diam 0 cm
Tungkai Kanan 92 cm Gerak 3,3 cm
Tungkai Kiri 92 cm Tekan 2,5 cm

Lingkar Segmen 5 cm  5 cm  5 cm  5 cm
(tuberositas tibia)
Tungkai bawah dekstra 32 cm 31 cm 26 cm 21 cm
Tungkai bawah sinistra 31,5 cm 30 cm 26 cm 21 cm
Diagnosa Fisioterapi
Impairment :
• Nyeri yang dirasakan pasien pada tungkai bawah pada Os. Tibia dan Fibula.
Nyeri masih dirasakan pasien ketika beraktifitas berat dengan menggunakan
kedua tungkainya, pasca operasi pemasangan plate and screw.
Functional Limitation :
• Pasien mampu melakukan aktivitas fungsionalnya sehari-hari secara mandiri dan
tanpa bantuan.
Disability :
• Pasien tidak dapat berdiri dengan posisi berjinjit daan pasien belum kuat atau
belum mampu untuk menumpu badanya hanya dengan satu kaki yang mengalami
cedera/injury.
PLANNING FT
• Jangka pendek dan panjang
• IR
• Terapi latihan
FT
• IR
• TL: Static contractoin, relaxxed passive exercise, free active exercise,
resisted active exercise, hold relax, dan latihan jalan.

Edukasi
• Pasien diminta untuk melakukan latihan-latihan sesuai yang diajarkan
terapis terutama gerakan pada pergelangan kaki dan jarijari kaki kanan.
• Pasien dianjurkan untuk rajin berlatih berjalan dengan menggunakan
metode partial weight bearing agar dapat kembali ke aktifitas semula.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai