Dosen Pengampuh :
Nurma Auliya Hamidah, S.Tr. Kes
Nama Kelompok :
1. Anastasia Muhammad (2002040090)
2. Sulistiani (2002040081)
D3 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen Ibu Nurma Auliya
Hamidah, S.Tr. Kes pada Mata Kuliah Fisioterapi Kardiovaskular Pulmonal di
Universitas Muhamadiyah Lamongan. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang materi yang
diberikan.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Nurma
Auliya Hamidah, S.Tr. Kes selaku Dosen mata kuliah Fisioterapi Kardiovaskular
Pulmonal. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang kami ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran kami ucapkan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
3.1 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sistem otonom kardiovascular dan respirasi di
dalam tubuh.
2. Mengetahui apa saja pemeriksaan fisik paru
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara
terus-menerus maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus
menerus pula. Denyutan jantung diaturoleh sistem saraf otonom (SSO) yang
berada di luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak dapat mengatur
denyutan jantung seperti kehendak kita.
PNS muncul dari saraf kranial III, VII, IX, dan X, serta dari segmen.
Tidak seperti ganglia SNS, ganglia PNS berlokasi di dekat organ-organ
target nya (atau bahkan di dalam organ-organ tersebut). Seperti halnya
SNS, terminal saraf praganglionik dapat melepaskan ACh ke dalam sinaps,
dan sel postganglionik akan mengikat ACh melalui reseptor nikotinik.
1. Refleks vasokontriksi
2. Refleks vasodilatasi
3.1 Respirasi
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilanoksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di
dalam tubuh. Manusia dalambernapas menghirup oksigen dalam udara
bebas dan membuang karbon dioksida kelingkungan. Respirasi dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu :
- Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara.
- Diafragma datar
- Volume
Rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh
kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat
maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan
bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan
dengan besar kecil tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan
oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada
pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
200cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu
dengan bantuan darah.
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
1. Hidung
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior
yang dindingnya tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan.
Permukaan luarnya dilapisi kulit dengan kelenjar sebasea besar dan rambut.
Terdapat epitel respirasi: epitel berlapissilindris bersilia bersel goblet dan
mengandung sel basal. Didalamnya ada konka nasalis superior, medius dan
inferior. Lamina propria pada mukosa hidung umumnya mengandung
banyak pleksus pembuluh darah.
2. Alat penghirup
Mengandung epitel olfaktoria: bertingkat silindris tanpa sel goblet,
dengan laminabasal yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas 3 jenis sel: sel
penyokong, sel basal dan selolfaktoris.
3. Sinus paranasal
4. Faring
5. Laring
7. Bronchus
Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki
primer bercabang menjadi bronki lobar, bronki segmental, bronki
subsegmental. Struktur bronkus primer mirip dengan trakea hanya cincin
berupa lempeng tulang rawan tidak teratur. Makin ke distal makin
berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilang samasekali. Otot polos
tersusun atas anyaman dan spiral. Mukosa tersusun atas lipatan memanjang.
Epitel bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet dan kelenjar
submukosa. Lamina propria : serat retikular, elastin, limfosit, sel mast,
eosinofil.
8. Bronchiolus
9. Bronchiolus respiratorius
11. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat
terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara
yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500 juta. Bentuknya bulat poligonal, septa
antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan elastis halus.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar
besar ( sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya
10% , menempati 95 % alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya
12 %, menempati 5 % alveolar. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa
alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek,
permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar menghasilkan
surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps
alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut
interstisial. Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel mast, sedikit
limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn. Sel fagosit utama
dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada perokok sitoplasma sel ini
terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag melebihi jumlah sel
lainnya.
12. Pleura
A. Pernafasan dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk
luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk
dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke
posisi semula. Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang
rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertanbah besar.
B. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan
otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma
akan mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar
sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara
menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke
paru- paru(inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya
pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di
luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas
dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada
dan perut terjadi secara bersamaan.
- Usia
Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi
pernapasannya.Hal ini berhubungan dengan energy yang dibutuhkan.
- Jenis kelamin
Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih
tinggidibandingkan dengan wanita. Kebutuhan akan oksigen serta
produksi karbondioksidapada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.
- Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi
pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses metabolism
yang terjadi dalam tubuh.
- Posisi atau kedudukan tubuh
Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan
dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini berhubungan erat
dengan energy yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat
tubuh.
- Aktivitas
Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan
membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai,
oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi.
Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang
terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh
konsentrasi karbondioksida (CO₂) dalam darah.
4.1 Pemeriksaan Fisik Paru
Menurut Tambunan (2011: 56) menyatakan bahwa pemeriksaan fisik
paru merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas sistem
pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi Palpasi
dan perkusi thorak itu sendiri
2. Palpasi
Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada dinding dada, adanya nyeri
tekan, masssa, kesimetrisan ekspansi paru dengan menggunakan telapak tangan
atau jari sehingga dapat merasakan getaran dinding dada dengan meminta
pasien mengucapkan tujuh puluh tujuh secara berulang –ulang . getaran yang
diraskan disebut : vocal fremetus. Perabaan dilakukan diseluruh permukaan
dada(kiri,kanan depan, belakang) umumnya pemeriksaan ini bersifat
membandingkan bagian mana yang lebih bergetar atau kurang bergetar,adanya
kondisi pendataan paru akan terasa lebih bergetar, adanya kondisi pemadatan
paru akan terasa lebih bergetar seperti pnimonia,keganasan pada pleural
effusion atau pneumathorak akan terasa kurang bergetar.
3. Perkusi
Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan
kanan pada jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding dada
celah interkostalis. Perkusi dindng thorak bertujuan untuk mengetahui batas
jantung, paru, serta suara jantung maupun paru. Suara paru normal yang
didapat dengan cara perkusi adalah resonan atau sonor, seperti dug, dugm dug,
redup atau kurang resonan suara perkusi terdengar bleg, bleg, bleg. Pada kasus
terjadnya konsolidasi paru seperti pneumonia, pekak atau datar terdengar
mengetuk paha sendiri seperti kasus adanya cairan rongga pleura, perkusi
hepar dan jantung . hiperesonan/tympani suara oerkusi pada daerah berongga
terdapat banyak udara seperti lambung, pneumothorax dan coverna paru
terdengar dang, dang, dang.
3. Auskultasi
Auskultasi paru adalah menedengarkan suara pada dinding thorax
menggunakan stetoskope karena sistematik dari atas ke bawah dan
membandngkan kiri maupun kanan suara yang didengar adalah :
a. Suara napas
1) Vesikuler : suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang
normal, bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari
ekspiasi.
2) Brancho vesikuler: tedrdengar di daerah percabangan bronchus dan
trachea sekitar sternum dari regio inter scapula maupun ICS 1: 2.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. 3) Brochial : terdengar di
dzerah trachea dan suprasternal notch bersifat kasar, nada tinggi,
inspirasi lebih pendek, atau ekspirasi
b. Suara tambahan
1) Rales/Krakles
Bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran halus
pernapasan mengembang dan tidak hilang, suruh pasien batuk, sering
ditemui pada pasien dengan peradangan paru seperti TBC maupun
pneumonia.
2) Ronchi
3) Wheezing
1. Inspeksi
a. Pemeriksaan dada dimulai dari thoraks posterior, klien pada posisi duduk
b. Dada di observasi dengan membandingkan satu sisi dengan sisi yang
lainnya.
c. Tindakan dilakukan dari atas(apex) sampai ke bawah.
d. Inspeksi thoraks posterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi,
massa, gangguan tulang belakang seperti : kiposis, skoliosis, dan lordosis.
g. Saat mengobservasi respirasi, catat durasi, dari fase inspirasi (I) dan fase
ekspirasi (E). Ratio pada fase ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang
memanjang menunjukkan adanya obstruksi jalan napas dan sering ditemukan
pada klien Chronic Airflow Limitation(CAL)/COPD.
Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan
menekan jantung dan pembuluh darah besar, yang mengakibatkan
murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia, marfan’s syndrome atau
akibat kecelakaan kerja.
2. palpasi
b. Dada
1) Vocal fremitus adalah vibrasi yang dirasakan ketika pasien mengatakan “77”
(tujuh pulih tujuh). Vibrasi normal bila terasa di atas batang bronkus utama.
Bila teraba diatas perifer paru, hal ini menunjukkan konsulidasi sekresi atau
efusi pleura ringan sampai sedang.
2) Fremitus ronkhi adalah vibrasi yang teraba di atas sekresi dan sekresi dan
kongesti pada bronkus atau trakea.
3. Perkusi
a. Suara perkusi normal: Resonan (sonor): bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada
jaringan paru normal. Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
Timphany : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
4. Auskultasi
1) Bronchial : sering disebut juga dengan “tubular sound” karena suara ini
dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras,
nyaring, dengan hembusan yang lembut, fase ekspirasinya lebih panjang
daripada inspirasi, dan tidak ada henti diatara dua fase tersebut. Normal
terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch.
2) Ronchi : terdngar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengan
perlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum.
3) Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara :
kasar, berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura.
Sering kali klien juga mengalami nyeri saat bernapas dalam.
4) Crackles : setap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli
atau bronchiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan. Coarse crackles :
lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan
terpotong akibat terdapatrnya cairan atau sekresi pada jalan napas yang besar.
Mungkin akan berubah ketika klien batuk
DAFTAR PUSTAKA
Miller RD, Pardo MC eds. Autonomic Nervous System. In: Basics of Anesthesia -
6th ed.
Philadelphia. United States of America: Elsevier 2011.2. Morgan GE, Mikhail
MSeds. Adrenergic Agonists and Antagonists. In: Clinical Anesthesiologi.
New York: MC Graw Hill, 2006.
Anwar, Dodi. 2012. Hubungan Derajat Sesak Napas Penderita Penyakit Paru
Obstruktif
Kronik Menurut Kuesioner Modified Medical Research Council Scale Dengan
Derajat Penyakit
Paru Obstruktif Kronik. Jurnal Respir Indo Vol. 32, No. 4 Hlm 206
Bickley, L. S. 2014. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Eviana. 2013. Panduan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Sagung Seto
Lawry, George V. 2015. Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Manalu, Novita Verayanti. 2016. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Oleh Perawat
Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung. Jurnal Skolastik Keperawatan, Vol. 2, No.1 Hlm. 13