Anda di halaman 1dari 15

OUTLET

SYNDROM
E
1. FIRA AMELIA 2002040085
2. TSABITA MAULINA 2002040091
Definisi
Thoracic Outlet Syndrome merupakan kumpulan gejala yang menyebabkan kompresi pada
anyaman neurovascular yang keluar pada thoracic outlet. Thoracic outlet sendiri adalah
daerah anatomis pada leher bagian bawah yang berada di antara klavikula dan tulang iga
yang pertama, di mana daerah tersebut dilewati oleh beberapa struktur neurovascular
(Aljabri & Al-Omran, 2013). Kelainan ini dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri
dansensasi seperti tertusuk-tusuk jarum pada bahu dan lengan.
Anatomi
Thoracic Outlet merupakan sebuah lorong yang letaknya diantara tulang rusuk dan tulang
selangka. Dimana pada lorong tersebut merupakan jalan yang dilewati oleh saraf (pleksus
brakialis) dan juga jalan untuk pembuluh darah (arteri dan vena subklavia).
Epidemologi
Thoracic Outlet Syndrome (TOS) memiliki insidensi sebesar 1-2% secara global dan juga
dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu) Neurogenic TOS: most common, 90%) Venous
TOS: 5% of cases) Arterial TOS: 1%. Neurogenic TOS merupakan tipe TOS yang paling
sering terjadi dengan 90% kasus sedangkan Venous TOS 5% dan Arterial TOS menjadi
yang paling sedikit dengan 1% kasus (Sanders et al., 2013). Insidensi kasus TOS di dunia
adalah antara 3 sampai 80 kasus per 1000 populasi (Jones et al., 2019)
Etiologi
Menurutdiagnosis yang dilakukan oleh Richard J. Sanders, Sharon L. Hammond
dan Neal M. Rao, penyebab terkompresinya pembuluh tersebut bervariasi, diantaranya
adalah :
1. Thoracic Outlet Compression Syndrome Neurogenik (NTOCS) : 
Penyebabnya adalah Trauma yang menyebabkan perubahan dalam tubuh yang dapat
mempermudah terjadinya kompresi pada pembuluh di Thoracic Outlet.
2. Thoracic Outlet Compression Syndrome Vena (VTOCS) :
Penyebabnya adalah Postur tubuh saat melakukan aktivitas yang dilakukan terus berulang-
ulang yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan di Thoracic Outlet.
3. Thoracic Outlet Compression Syndrome Arterial (ATOCS) :
Penyebabnya biasanya berkembang secara spontan,
tidak berhunbungan dengan trauma atau aktivitas yang berulang-ulang. ATOCS hampir
selalu dikaitkan dengan tulang rusuk serviks atau tulang rusuk pertama yang anomali.
4. Penyebab lain
Penyebab lain yang diakibatkan jarang terjadi tetapi harus dipertimbangkan secara
sistematis, seperti: tumor, hyperostosis, osteomyelitis, dan lain-lain. Diagnosis didasarkan
pada pemeriksaan klinisdan pencitraan medis (CT dan MRI)
Patofisiologi
Penyebab terjadinya kompresi pada Thoracic Outlet Compression Syndrome karena
adanya celah sempit dari pangkal leher menuju aksila dan lengan bagian atas atau
proksimal. Selain itu juga dapat diakibatkan oleh rusaknya jaringan atau iritasi struktur
neuro vaskular pada akar leher atau daerah thoraks bagian atas yang dikelilingi oleh otot
scalenus anterior dan scalenus medialis, antara klavikula dengan kosta pertama atau diatas
pectoralis minor muscle. Penekanan pada daerah yang terserang Thoracic Outlet
Compression Syndrome dapat mengakibatkan kekurangan saraf utama ( menyangkut
pleksus brakhialis, arteri dan vena subclavia ). Ditemukan suatu kelemahan otot Trapezius
akibat cedera saraf pada
tulang belakang mempunyai suatu implikasi langsung terhadap penyebab Thoracic Outlet
Compression Syndrome, sehingga menyebabkan bahu terasa berat diikuti dengan kompresi
sekunder bundelan neurovascular yang secara khusus diperburuk dengan adanya elevasi
lengan (abduksi).
Tanda Gejala
Gejala yang dialami penderita Thoracic Outlet Compression Syndrome yaitu :
1. Sering merasakan sakit di lengan atau tangan, yang dapat menyebabkan kecacatan yang
signifikan.
2. Gejala neurologi seperti nyeri lengan atas dan bawah, nyeri leher dan bahu,
kesemutan atau mati rasa pada jari, hilangnya rasa raba, kelemahan motorik (kurang
kuat dalam memegang sesuatu).
3. Gejala vaskular seperti klaudikasio ekstremitas atas selama aktifitas, pucat, dingin,
kelainan suplai darah perifer, mikroemboli, dan perubahan warnakulit.
4. Gejala yang berkaitan dengan pembuluh darah vena dan arteri
seperti perubahan warna tangan (warna sedikit kebiru-biruan), terdapat benjolan di
tulang selangka, bintik hitam kecil di jari-jari tangan, dan satu atau lebih jari tangan
tampak pucat
Diagnosis
● Dalam mendiagnosis TOS, sangat penting untuk menyingkirkan diagnosis lain karena
beberapa penyakit dapat menyerupai gejala TOS seperti herniasi diskus servikalis,
cidera rotator cuff, multiple sclerosis dan deep venous thrombosis pada ekstermitas
superior. Selain itu, pemeriksaan fisik sangat penting sebagai langkah awal untuk
mendiagnosis penyakit ini. Setelah melewati tahap ini, diagnosis bisa ditegakkan
dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti imaging, dengan chest x-ray atau
cervical spine x-ray sebagai langkah pertama untuk menentukan kelainan anatomi
pada pasien (Oates & Daley, 1996).
Pemeriksaan Spesifik
● Adson’s Manuver test
Tes Adson dilakukan dengan cara palpasi nadi radialis pasien kemudian lengan dieksternal
rotasi, diregangkan, dan sedikit abduksi. Pasien diminta menoleh ke sisi lengan yang
diperiksa dan diminta untuk menghirup napas dalam. Tes Adson dikatakan positif bila nadi
radialis menghilang atau berkurang.
● Roos Test
Tes Roos dilakukan dengan cara bahu pasien diabduksikan dan siku ditekuk hingga 90
derajat. Pada posisi ini, minta pasien untuk membuka dan menutup tangan selama 3 menit.
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan latihan tanpa nyeri atau munculnya gejala
tambahan yang lain menunjukkan hasil tes yang positif.
● Tes Wright
Tes Wright dilakukan dengan cara lengan diabduksikan hingga 90 derajat pada posisi
eksternal rotasi sambil dilakukan palpasi nadi radialis. Hilangnya nadi menunjukkan hasil
tes positif namun tes ini memiliki nilai positif palsu yang tinggi
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis bisa ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti:
1. imaging, dengan chest x-ray atau cervical spine x-ray sebagai langkah pertama untuk menentukan kelainan anatomi
pada pasien
Thanks
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution


RESOURCES
● Shannon K, McInnes J. Standard of Care: Thoracic Outlet Syndrome (nonoperative) [diakses 20 Juli 2015]. Diunduh
dari: URL: http://www.brighaman dwomens.org/Patients_ Visitors/pcs/rehabilitation services/Physical%20 Therapy%20
Standards% 20of%20Care%20and% 20Protocols/Cspine%20% 20Neurological %20TOS.pd
● https://
www.academia.edu/34661596/STUDENT_PROJECT_PROSES_ASUHAN_FISIOTERAPI_THORACIC_OUTLET_C
OMPRESSION_SYNDROME

Anda mungkin juga menyukai