di
Disusun oleh:
di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
pada Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Disusun oleh:
SRI WAHYUNICHA, S.Farm
2050107
Pembimbing,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan
Apoteker di Apotek Keshia Farma, Medan. Shalawat beserta salam semoga selalu
Praktek Kerja Profesi Apoteker ini merupakan salah satu syarat dalam
Kerja Profesi Apoteker ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu apt. Romauli Anna Teresia Marbun,
S.Farm., M.Si, selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam, kepada Bapak apt. Ahmad Syukur Hasibuan, M.Farm sebagai Ketua
Medistra Lubuk Pakam, Ibu apt. Imelda Ferendina, S.Si,. M.Farm selaku
Sarana Apotek (PSA) Apotek Keshia Farma, kepada Ibu apt. Dewi Kartika,
iii
Medistra Lubuk Pakam yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan
kepada penulis, seluruh karyawan di Apotek Keshia Farma atas kerja sama dan
bantuan yang telah diberikan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Profesi
Apoteker ini.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan tak
terhingga kepada almarhum Ayah saya, Ibu, Paman dan Bibi, dan semua pihak
atas doa, kasih sayang, nasihat dukungan baik moril maupun materil, dan teman-
teman yang telah mendukung dalam doa. Tak lupa juga kepada teman-teman satu
tim dalam melaksanakan praktek kerja profesi yang telah bekerja sama dengan
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga
iv
RINGKASAN
Keshia Farma yang berlokasi di Jalan A.R Hakim No. 300 Medan, telah
dilaksanakan pada tanggal 02 Maret 2021 hingga 30 April 2021. Praktik Kerja
langsung cara pengelolaan suatu apotek serta peran dan tugas apoteker
Informasi Obat (PIO), konseling, dan swamedikasi. Selain itu juga sistem
obat, penyiapan resep tunai serta pencatatan stok obat yang habis pada buku
pesanan.
v
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
RINGKASAN ......................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................... 3
1.3 Manfaat Kegiatan..................................................................... 3
1.4 Pelaksanaan Kegiatan.............................................................. 3
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK .................................................. 4
2.1 Definisi, Tugas dan Fungsi Apotek......................................... 4
2.2 Peran, Tugas dan Fungsi Apoteker.......................................... 4
2.3 Persyaratan Pendirian Apotek.................................................. 7
2.4 Perizinan Apotek...................................................................... 8
2.5 Pengelolaan Apotek................................................................. 9
2.5.1 Sumber Daya Manusia..................................................... 9
2.5.2 Sarana dan Prasarana....................................................... 10
2.6 Ruang Lingkup Pelayanan Kefarmasian di Apotek................. 13
2.6.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai .......................................................... 12
2.6.1.1 Perencanaan ...................................................... 12
2.6.1.2 Pengadaan.......................................................... 12
2.6.1.3 Penerimaan........................................................ 12
2.6.1.4 Penyimpanan .................................................... 12
2.6.1.5 Pemusnahan ...................................................... 13
2.6.1.6 Pengendalian .................................................... 13
2.6.1.7 Pencatatan dan Pelaporan ................................. 14
2.6.2 Pelayanan Farmasi Klinik.............................................. 14
2.6.2.1 Pengkajian Resep.............................................. 15
2.6.2.2 Dispensing......................................................... 15
2.6.2.3 Pelayanan Informasi Obat................................. 16
2.6.2.4 Konseling.......................................................... 17
2.6.2.5 Pelayanan Kefarmasian di Rumah.................... 18
2.6.2.6 Pemantauan Terapi Obat................................... 19
2.6.2.7 Monitoring Efek Samping Obat........................ 19
2.7 Aspek Bisnis............................................................................ 20
2.7.1 Lokasi............................................................................... 20
2.7.2 Pembelian......................................................................... 20
2.7.3 Penjualan.......................................................................... 21
vi
2.7.4 Analisis Keuangan............................................................... 22
2.7.5 Perpajakan........................................................................ 25
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK KESHIA FARMA................. 27
3.1 Sejarah Apotek...................................................................... 27
3.2 Lokasi Apotek....................................................................... 27
3.3 Struktur Organisasi dan Personalia....................................... 27
3.4 Sarana dan Prasarana............................................................. 28
3.5 Pengelolaan dan Perbekalan Farmasi ................................... 31
3.5.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi..................................... 31
3.5.2 Penyimpanan dan Penataan........................................... 33
3.6 Pelayanan Kefarmasian di Apotek........................................ 33
3.7 Administrasi dan Pelaporan................................................... 34
3.7.1 Pajak ........................................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 36
4.1 Lokasi Apotek ...................................................................... 36
4.2 Pelayanan/Penjualan ............................................................ 36
4.3 Manajemen Apotek............................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 39
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 39
5.2 Saran ..................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40
LAMPIRAN ..................................................................................... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
menjadi prioritas dalam pembangunan nasional suatu bangsa (Presiden RI, 2009).
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing
RI, 2009).
sarana pelayanan tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker, dalam hal
1
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional dengan maksud untuk mencapai hasil yang
pada saat ini telah mengacu pada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical care).
bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik (Menkes RI, 2016).
Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam bekerja sama dengan
Profesi Apoteker (PKPA), salah satunya adalah Apotek Keshia Farma yang
berlokasi di Jalan A.R Hakim No. 300 Medan, agar calon apoteker dapat
kefarmasian di apotek.
2
1.2 Tujuan
di apotek.
mengelola apotek.
Keshia Farma yang berlokasi di Jalan A.R Hakim No. 300 Medan, dilaksanakan
3
BAB II
pelayanan kefarmasian itu sendiri adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Apotek merupakan tempat bagi apoteker
dalam melaksanakan pengabdian profesi berdasarkan keilmuan, tanggung jawab dan etika
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang Apotek, tugas dan fungsi
b. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau bahan obat
c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
Peran apoteker menurut WHO dikenal dengan "Nine Stars of Pharmacist", yaitu:
dan profesi lainnya secara keseluruhan sehingga dihasilkan sistem pelayanan kesehatan
kebijaksanaan obat-obatan. Dalam hal ini apoteker dituntut sebagai penentu keputusan
harus mampu mengambil keputusan yang tepat, berdasarkan pada efikasi, efektifitas dan
efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang tepat, bermanfaat, aman dan tepat guna
seperti SDM, obat-obatan, bahan kimia, alat kesehatan, prosedur dan pelayanan
(Mashuda, 2011).
Apoteker merupakan posisi ideal untuk mendukung hubungan antara dokter dan pasien
dan untuk memberikan informasi kesehatan dan obat-obatan pada masyarakat. Apoteker
harus memiliki ilmu pengetahuan dan rasa percaya diri serta memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya (Mashuda, 2011).
d. Leader (pemimpin)
Sebagai leader mampu menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multi disiplin.
Apoteker harus mampu menjadi pemimpin, yaitu mampu mengambil keputusan yang
tepat dan efektif, serta mampu mengelola hasil keputusan tersebut dan bertanggung
Apoteker harus mempunyai kemampuan mengelola sumber daya (manusia, fisik dan
anggaran) dan informasi secara efektif, juga harus dapat dipimpin dan memimpin orang
Apoteker harus selalu belajar, baik pada jalur formal maupun informal sepanjang
kariernya dan menggali informasi terbaru sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki
Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan melatih sumber daya yang
ada, membagi ilmu pengetahuan pada yang lainnya, tapi juga memberi peluang pada
Apoteker harus dapat menggunakan sesuatu yang berdasarkan bukti (ilmiah, praktik
farmasi, sistem kesehatan) yang efektif dalam memberikan nasehat pada pengguna obat
secara rasional dalam tim pelayanan kesehatan. Dengan berbagi pengalaman apoteker
dapat juga berkontribusi pada bukti dasar dengan tujuan mengoptimalkan dampak dan
perawatan pasien. Sebagai peneliti, apoteker dapat meningkatkan akses dan informasi
yang berhubungan dengan obat pada masyarakat dan tenaga profesi kesehatan (Mashuda,
2011).
i. Entrepreneur (pengusaha)
perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik skala kecil maupun
skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman obat (Mashuda, 2011).
berikut:
1. Tanggung jawab terhadap obat yang diberikan melalui resep. Apoteker harus mampu
menjelaskan tentang obat kepada pasien mengenai cara pakai, reaksi efek samping obat
yang mungkin timbul, stabilitas obat, toksisitas, dosis, rute pemakaian obat.
6
2. Tanggung jawab apoteker untuk memberi informasi pada masyarakat dalam pemakaian
obat bebas dan bebas terbatas. Apoteker menentukan apakah pengobatan sendiri dari
penderita itu dapat diberikan obatnya atau disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.
Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik
modal baik perorangan maupun perusahaan. Apoteker yang mendirikan apotek dengan
bekerjasama dengan pemilik modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan
1. Lokasi
2. Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia. Bangunan apotek harus
bersifat permanen dan dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan,
apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
7
d. Ruang konseling
e. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
f. Ruang arsip
Prasarana apotek paling sedikit terdiri atas instalasi air bersih, instalasi listrik, sistem tata
udara, dan sistem proteksi kebakaran. Peralatan apotek meliputi rak obat, alat peracikan,
bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi
obat, formulir catatan pengobatan pasien yaitu catatan mengenai riwayat penggunaan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan
4. Ketenagaan
Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan apotek dapat dibantu oleh apoteker
lain, tenaga teknis kefarmasian dan/atau tenaga administrasi. Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 tahun 2018 tentang Surat Izin
Apotek (SIA), dinyatakan bahwa pendirian apotek harus memenuhi syarat yaitu:
administrasi yang harus menelusuri aplikasi online single submission (OSS) dikirim
Denah bangunan;
Perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submisson yang
selanjutnya disingkat sebagai OSS adalah perizinan berusaha yang diterbitkan oleh lembaga
OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur atau bupati/ walikota
- Membuat User-ID,
2. Memfasilitasi pelaku usaha untuk terhubung dengan semua stalke holder dan
9
4. Memfasilitasi pelaku usaha untuk menyimpan data perizinan dalam satu identitas
berusaha (NIB).
diselenggarakan oleh Apoteker, dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga
teknis kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin
1. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri, baik melalui
10
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, bahwa apotek harus mudah diakses oleh
masyarakat. Sarana dan prasarana apotek dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta kelancaran praktik pelayanan kefarmasian.
(satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang penerimaan Resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi rak-
rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan sekurang-kurangnya
disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air minum (air mineral) untuk
pengenceran, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari pendingin, termometer ruangan,
blanko salinan resep, etiket dan label obat. Ruang ini diatur sedemikian agar mendapatkan
cahaya dan sirkulasi udara yang baik atau cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin
Ruang penyerahan obat berupa konter penyerahan obat yang dapat digabungkan dengan
4. Ruang konseling
Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi konseling, lemari
buku, buku-buku referensi, poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling dan
ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Ruang
penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari obat, pendingin ruangan (AC), lemari
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan kefarmasian
2.6.1 Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dilakukan
2.6.1.1 Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat.
2.6.1.2 Pengadaan
2.6.1.3 Penerimaan
12
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi
2.6.1.4 Penyimpanan
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian
atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi
d. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First
Out).
2.6.1.5 Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika dan psikotropika
Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan
13
berita acara pemusnahan resep dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2.6.1.6 Pengendalian
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik.
Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan,
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan meliputi pelaporan narkotika dan
merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
14
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan
1. pengkajian resep;
2. dispensing;
4. konseling;
pertimbangan klinis.
b. nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan paraf;
b. stabilitas; dan
d. reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain);
15
e. kontra indikasi; dan
f. interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
2.6.2.2 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat. Setelah
c. Memberikan etiket
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang berbeda.
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta
jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait dengan obat.
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik.
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker (apabila
diperlukan).
16
Apoteker di Apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan swamedikasi.
Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan obat non resep untuk
penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai (Menkes RI,
2016).
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker
dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien atau masyarakat. informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan,
(penyuluhan);
praktek profesi;
17
2.6.2.4 Konseling
perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila
tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief
Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil
dan menyusui).
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS, epilepsi).
d. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, teofilin).
e. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa obat untuk indikasi penyakit yang
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah (home pharmacy care), khususnya untuk
Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh apoteker, meliputi :
18
a. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan pengobatan
pengobatan pasien.
Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan proses yang memastikan bahwa seorang
pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi
Kriteria pasien:
f. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat yang merugikan.
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis (Menkes RI, 2016).
Kegiatan:
19
a. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami efek samping
obat.
2.7.1 Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi
suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan ialah pasar. Pasar
merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan dan pula faktor pembeli harus diperhitungkan
b. Letak apotek yang akan diidirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir kendaraannya
c. Jumlah penduduk
d. Jumlah dokter
Selain itu perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti: rumah
sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat tersebut juga memberi obat langsung pada
2.7.2 Pembelian
Pembelian ini dilakukan bila modal terbatas dan PBF berada dalam jarak tidak jauh
dari apotek.
Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan, dengan
harapan akan ada kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau
bonus.
c. Pembelian berencana
Cara pembelian ini erat berhubungan dengan pengendalian persediaan barang (Anief, 2014).
2.7.3 Penjualan
b. penjualan umum atau penjualan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat OWA atas
petunjuk Apoteker. Penjualan umum ini perlu pemberian informasi atau penjelasan
nota.
v. uang servis pada hari libur lebih besar dari hari biasa
21
- berupa resep obat jadi (paten) dibuat di pabrik
v. + uang servis, pada hari libur lebih besar dari hari biasa
- penjualan obat bebas umumnya kalkulasi adalah 1,1 x harga pembelian ditambah
Ruang tunggu diatur dengan baik, tempat duduknya yang baik, menyenangkan,
penerangan cukup pada malam hari, pelayanan yang ramah, baik dan cepat. Harga obatnya
tidak mahal dan persediaan obat yang lengkap. Informasi obat yang jelas. Promosi dengan
hadiah tidak dilakukan, karena tidak dibenarkan dalam etika farmasi (Anief, 2014).
Keuangan merupakan faktor penentu, perlu adanya sistem kontrol dan pembagian
tugas. Bendahara mengontrol dan menerima setoran dari kasir di bagian muka apotek
mengenai hasil penjualan tunai dan adari adminitrasi piutang hasil tagihan piutang. Kontrol
pemasukan uang, bendahara dibantu administrasi mengontrol tagihan piutang dan dari
1. untuk kelangsungan hidup apotek dengan analisa B.E.P = Break Even Point
Fc
B.E.P = 1 - Vc
TR
R.O.I = N.P.
T.I.
2.7.5 Perpajakan
Apotek sebagai tempat usaha, mempunyai kewajiban terhadap negara berupa pajak,
pelaporan pemakaian narkotik dan psikotropik dan kewajiban terhadap tenaga kerjanya.
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari hasil
telah ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat (Umar,
2011).
Adapun jenis pajak yang harus disetorkan ke kas negara antara lain (Umar, 2011):
1. Pajak yang dipungut oleh negara (pemerintah pusat) seperti pajak pertambahan nilai
2. Pajak yang dipungut oleh daerah seperti pajak reklame/iklan (papan nama apotek), pajak
kendaraan bermotor, surat keterangan izin tempat usaha dan retribusi sampah.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan
nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Tarif PPN yang
dikenakan secara umum untuk semua barang dan jasa yang kena pajak adalah 10% (Presiden
RI, 2009).
23
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak atas gaji/upah/honorium, imbalan jasa dan
lainnya yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang pemberi kerja, jabatan dan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan. Objek PBB adalah bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di
pedalaman serta laut wilayah Indonesia (contoh: sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan
dan tambang) dan bangunan yang dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan
Indonesia (contoh: rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat
perbelanjaan, pagar, dermaga, taman, jalan tol dan kolam renang) (Presiden RI, 1985).
24
BAB III
Apotek Keshia Farma didirikan pada tahun 2005. Apotek Keshia Farma
(PSA) yaitu Ibu apt. Imelda Ferendina, S.Si., M.Farm. dengan SIPA No.:
445/45660/XI/2016
Apotek Keshia Farma berlokasi di Jalan A.R Hakim No. 300 Medan.
padat penduduk dan ditepi jalan raya sehingga mudah dijangkau dan dilalui oleh
kendaraan umum dan juga terdapat beberapa rumah sakit, tempat praktik dokter
dan klinik bidan disekitarnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
kefarmasian.
25
3.3 Struktur Organisasi dan Personalia
Apotek Keshia Farma dikelola oleh apt. Imelda Ferendina, S.Si., M. Farm.
Apotek (PSA). Kegiatan diapotek dilakukan setiap hari mulai pukul 08:00 WIB
sampai dengan pukul 22:30 WIB dimana pengaturan kerja dibagi dalam dua shift,
yaitu shift pagi dan shift sore. Struktur organisasi Apotek Keshia Farma dapat
26
Apoteker Penanggung jawab
Apotek (APA) dan PSA
Pelayanan Penjualan
Pembelian Keuangan
Resep Bebas
Ditinjau dari tata ruangnya, apotek terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan
penerangan lampu yang baik. Pada lantai 1 apotek dilengkapi dengan kamera
CCTV dimana kameranya dipasang pada beberapa titik ruang apotek yang
bertujuan untuk memantau situasi atau keadaan di apotek. Apotek juga dilengkapi
dengan generator sehingga kegiatan pelayanan resep tidak terganggu ketika listrik
padam.
dan kenyamanan pasien. Pembagian ruang yang terdapat di dalam apotek antara
lain :
a. Ruang Tunggu
27
Ruang tunggu terdapat di sebelah kiri dan kanan pintu masuk apotek.
28
b. Ruang penerimaan resep, penyerahan obat dan pelayanan obat Over The
Counter
dengan bagian over the counter. Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada
bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien Bagian pelayanan resep
ini dipisahkan oleh counter yang tidak terlalu tinggi. Bagian pelayanan obat
Over The Counter terdiri dari perbekalan kesehatan yang dapat dibeli secara
bebas tanpa resep dokter. Area OTC terletak dekat pintu masuk dan mudah
terlihat dari ruang tunggu, menyediakan obat bebas, obat bebas terbatas,
perawatan bayi, makanan dan minuman ringan serta produk susu. Produk-
produk ditata dan disusun sedemikian rupa berdasarkan bentuk sediaan obat
dibedakan atas obat generik pada ruang penyimpanan bagian kanan, produk
paten pada ruang penyimpanan bagian kiri, narkotika & psikotropika pada
dingin).
lemari yang terdiri dari banyak rak dimana obat tersusun sedemikian rupa
29
peracikan dan pengemasan. Setiap jenis obat tersusun rapi pada rak obat.
(sediaan padat; setengah padat; cair oral; cair tetes mata, hidung, telinga;
topikal; dan preparat mata). Penyusunan obat dilakukan secara alfabetis agar
dilengkapi dengan fasilitas untuk peracikan seperi meja dan kursi untuk
tempat peracikan lumpang dan alu, bahan baku, bahan pengemas seperti
air minum (air mineral) untuk pengenceran, sendok obat, bahan pengemas
obat, lemari pendingin, blanko salinan resep, kwitansi, etiket dan label obat.
Ruang ini diatur sedemikian dan mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara
yang baik atau cukup, dan dilengkapi dengan kipas angin. Pada ruang
d. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
obat.
e. Kasir
tempat pembayaran baik pembelian obat dengan resep maupun tanpa resep.
30
f. Ruang penunjang lainnya
a. Perencanaan pembelian
1. setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam
buku kosong yang diketahui dari pemeriksaan rutin yang dilakukan setiap
3. menetapkan jumlah barang yang akan dibeli disesuaikan dengan sifat barang
laku atau tidaknya barang di apotek (fast moving atau slow moving);
4. barang yang sudah dipastikan untuk dibeli dicatat dalam buku pemesanan,
b. Pengadaan barang
31
Pembelian perbekalan farmasi di Apotek Keshia Farma dilakukan dengan
cara pemesanan melalui perantara PBF yang datang ke apotek setiap hari. PBF
32
yang datang ke apotek dapat melihat perbekalan farmasi yang dibutuhkan apotek pada
buku pesanan yang diletakkan di tempat penjualan bebas. Kemudian PBF akan datang
kembali membawa obat yang dipesan, biasanya siang atau sore hari. Jika PBF tidak
hadir atau ada barang yang tidak dapat disediakan oleh PBF, maka pihak apotek akan
Pesanan Narkotika (Formulir N-9) rangkap 5 yang ditandatangani APA yaitu satu
lembar pesanan untuk satu item pesanan narkotika sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015. Surat pesanan narkotika dapat dilihat
33
b. Meminta penjelasan pemasok apabila keadaan barang tidak sesuai dengan
apotek. Satu lembar copy faktur sebagai pertinggal untuk apotek dan faktur
asli beserta copy faktur lainnya dikembalikan pada petugas pengantar barang.
barang. Stok barang dalam jumlah yang banyak disimpan dalam rak-rak tertentu.
menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Exprired First
Out) sesuai dengan PMK No. 73 Tahun 2016. Barang dagangan yang terdapat di
etalase depan adalah obat-obat yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat
dan terkunci sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015,
sedangkan obat-obat seperti supositoria, insulin dan tetes mata disimpan dalam
lemari pendingin.
34
a. Pelayanan resep
35
Pelayanan terhadap resep dilakukan dengan cara sebagai berikut :
4. ditanya kepada pasien apakah setuju untuk membeli semua obat atau tidak.
Jika setuju maka disiapkan obatnya, diracik untuk obat yang memerlukan
kelengkapan dan ketepatan obat yang diberikan dengan yang tertulis di resep,
copy resep pada pasien, sedangkan resep asli disimpan sebagai arsip.
2. jika pasien yang datang dengan keluhan menderita suatu penyakit maka
36
tentang obat yang digunakan;
37
3.7 Administrasi dan Pelaporan
apabila suatu saat diperlukan dokumen tersebut dapat ditujukan sebagai bahan
1. Administrasi pembukuan mencatat arus uang dan arus barang terdiri dari:
kepada pemasok
3.7.1Pajak
Adapun jenis pajak yang harus disetorkan oleh Apotek Keshia Farma
adalah
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen
ke Apotek Keshia Farma. Tarif PPN yang dikenakan adalah 10%, hal ini
39
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang
dan Bangunan.
retribusi sampah.
BAB IV
PEMBAHASAN
Selain mempunyai fungsi ekonomi, apotek juga memiliki fungsi sosial yaitu
selalu mengutamakan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan baik untuk
kawasan yang strategis di jalan A.R Hakim No. 300. Lokasi apotek terletak di
kawasan padat penduduk dan berada tidak jauh dari persimpangan jalan yang
arah. Di sekitar apotek juga terdapat pusat keramaian seperti sekolah dan wisma
yang sering digunakan sebagai tempat resepsi pernikahan. Selain itu di sekitar
apotek juga terdapat beberapa tempat praktik dokter, klinik dan rumah sakit.
Lokasi yang strategis ini memudahkan apotek dalam menarik pengunjung. . Hal
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 yang
Kefarmasian. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 73 tahun
5
2016 yang menyatakan bahwa pelayanan kefarmasian di apotek diselenggarakan
oleh apoteker, dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga teknis
kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat
Izin Kerja.
4.2 Pelayanan/penjualan
pasien. Namun apoteker tidak selamanya bisa berada di apotek untuk melayani
Salah satu tanggung jawab dari apoteker di apotek sesuai dengan Peraturan
farmasi klinik yang bisa dilakukan di Apotek Keshia Farma masih berupa
ini dapat dilihat dari kecepatan pelayanan dan keramahan para karyawan.
Beberapa strategi yang dilakukan oleh Apotek Keshia Farma dalam meningkatkan
daya saing terhadap apotek lain yaitu dengan melengkapi persediaan obat,
melayani resep dengan cepat dan tepat, serta meningkatkan mutu pelayanan
dengan memberikan informasi penting lainnya tentang obat kepada pasien secara
jelas, meliputi cara pemakaian obat, indikasi obat, efek samping obat dan lama
6
pemberian obat. Pelayanan yang cepat dan tepat dapat membuat pasien merasa
dihargai, sedangkan bagi apotek hal tersebut dapat menarik pelanggan atau pasien
Apotek merupakan suatu bisnis yang harus dikelola dengan baik agar
dapat terkendali.
sediaan farmasi tersebut, apakah fast moving atau slow moving sehingga dapat
FEFO (First Expire First Out) sesuai dengan PMK No. 73 Tahun
5.1 Kesimpulan
a. Apoteker sebagai pengelola apotek memiliki peran, fungsi dan tanggung jawab yang
sangat penting dalam pengelolaan segala aspek di apotek, yaitu meliputi kegiatan
meliputi pengelolaan sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta
5.2 Saran
dan Edukasi).
ketersediaan dan kuantitas setiap produk dapat diketahui dengan cepat dan pasti.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M.C. (2000). Prinsip dan Dasar Manajemen: Pemasaran Umum dan Farmasi.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Halaman 46-47.
Anief, M.C. (2014). Manajemen Farmasi. Cetakan Keenam. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. Halaman 121-132.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan
Dasar. Jakarta: Depkes RI.
Mashuda, A. (2011). Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB). Jakarta:
Kerja Sama Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia dengan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia.
Halaman 12-13. Presiden RI. (2009).
Menkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tahun 2016 tentangStandar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Menkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Menkes RI. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintergrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Presiden RI. (1980). Peraturan Pemerintah RepublikIndonesiaNo.25 Tahun 1980Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1965 Tentang
Apotek.Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia.
Presiden RI. (1985).Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan. Halaman 27.
Presiden RI. (1997). Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tentang
Psikotropika.Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia.
Presiden RI. (2009). Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia.
Umar, M. (2004). Manajemen Apotek Praktis. Cetakan Ketiga. Solo: CV Ar-Rahman.
Halaman 1-19, 114, 183.
Umar, M. (2011).Manajemen Apotek Praktis.Cetakan Keempat. Solo: Penerbit CV Ar
Rahman. Halaman 1, 117-119, 179-182, 229.
39
Lampiran 1. Formulir surat pesanan narkotika
Lembaga
Medan, .................20............
Pemesan
Nomor :
Alamat :
Untuk keperluan :
Nama : Apotek Keshia Farma
Alamat : Jl. A. R. Hakim No. 300 Medan
Medan,............................
Penanggungjawab
Apoteker Pengelola
Apotek
41
apt. Imelda Ferendina, S.Si., M.Farm.
SIPA No.445/45660/XI/2016
42
Lampiran 3. Formulir surat pesanan prekursor
SURAT PESANAN OBAT MENGANDUNG PREKURSOR FARMASI
NO : .......................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : apt. Imelda Ferendina, S.Si., M.Farm.
Jabatan : Apoteker Pengelolah Apotek
No. SIPA : 445/45660/XI/16
Mengajukan pesanan obat mengandung prekursor farmasi kepada :
Nama PBF : ...............................................................
Alamat : ...............................................................
Telepon : ...............................................................
Jenis obat yang mengandung prekussor yang dipesan adalah :
Medan, .......
Pemesan
43
Lampiran 4. Formulir surat pesanan
Kepada Yth:
....................................
di Medan
SURAT PESANAN
No:.......................
Medan, ..................................
Apoteker Pengelola Apotek
44
Lampiran 5. Formulir surat pesanan obat-obat tertentu
Nama :
Alamat :
Jabatan :
Mengajukan Permohonan Kepada :
Nama perusahaan :
Alamat :
Alamat :
No. Ijin Sarana :
Medan,................
Pemesan
46
Lampiran 7.Etiket
47
Lampiran 8. Denah Lokasi Apotek Keshia Farma
48
Lampiran 9. Denah Ruangan Apotek Keshia Farma
49
Lampiran 10. Laporan penggunaan narkotika bulan Maret 2021
52
Lampiran 11. Laporan penggunaan psikotropika bulan Maret 2021
53
19 ATARAX 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
20 ATIVAN 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
21 ATIVAN 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
22 ATIVAN 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
23 BELLAPHEN TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
24 BRAXIDIN TABLET Tablet 211 0 0 11 0 0 200
25 CALMLET 0.25 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
26 CALMLET 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
27 CALMLET 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
28 CALMLET 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
29 CETABRIUM 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
30 CETABRIUM 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
31 CETALGIN TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
CETALGIN-T DOS 100
32 KAPLET Kaplet 0 0 0 0 0 0 0
33 CLIAD TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
34 CLOBAZAM 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
35 CLOBIUM 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
36 CLOFRITIS 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
37 CONCERTA 18 MG KAPTAB Tablet 0 0 0 0 0 0 0
38 CONCERTA 36 MG KAPTAB Tablet 0 0 0 0 0 0 0
DALMADORM 15 MG
39 TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
40 DANALGIN TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
41 DECAZEPAM 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
42 DECAZEPAM 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
43 DIAZEPAM 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
44 DIAZEPAM 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
DIAZEPAM 5 MG/ML 2 ML
45 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
46 DITALIN TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
DORMICUM 5 MG/ML 3 ML
47 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
DORMICUM 1 MG/ML 5 ML
48 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
54
49 DUMOLID 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
50 ESILGAN 1 MG TABLET Tablet 27 0 0 22 0 0 5
51 ESILGAN 2 MG TABLET Tablet 35 0 0 0 0 0 35
52 ESTALIN 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
53 ESTALIN 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
54 FEPRAX 0.25 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
55 FEPRAX 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
56 FEPRAX 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
FORTANEST 1 MG/ML 5 ML
57 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
FORTANEST 5 MG/ML 3 ML
58 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
59 FRISIUM 10 MG TABLET Tablet 90 0 0 30 0 0 60
60 FRIXITAS 0.25 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
61 FRIXITAS 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
62 GRAZOLAM 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
63 GRAZOLAM 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
64 HEDIX TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
HIPNOZ 1 MG/ML 5 ML
65 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
HIPNOZ 5 MG/ML 3 ML
66 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
67 KLIDIBRAX TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
68 LEXOTAN 1.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
69 LEXOTAN 3 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
70 LEXOTAN 6 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
71 LEXZEPAM 3 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
72 LIBRAX TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
73 LIBRIUM 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
74 LIBRIUM 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
75 LIMBRITOL TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
76 LOXIPAS 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
77 LOXIPAS 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
78 MELIDOX TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
79 MENTALIUM 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
55
80 MENTALIUM 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
81 MENTALIUM 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
82 MERLOPAM 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
83 MERLOPAM 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
84 METANEURON TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
MIDAZOLAM-HAMELN
INJEKSI 5 MG/ML 1 ML
85 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
MIDAZOLAM-HAMELN
INJEKSI 5 MG/ML 3 ML
86 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
MILOZ 1 MG/ML 5 ML
87 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
MILOZ 5 MG/ML 3 ML
88 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
89 NEO PROTAL TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
90 NEURINDO TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
91 NEURODIAL TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
92 NEUROGEN TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
93 NEUROPYRON TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
94 NEUROVAL TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
95 OPINEURON TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
96 OPIZOLAM 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
97 OPIZOLAM 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
PHENOBARBITAL 30 MG
98 TABLET Tablet 789 0 0 9 0 0 780
PHENOBARBITAL 50 MG
99 TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
PHENOBARBITAL 100 MG
100 TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
PHENOBARBITAL 50 MG/ML
101 1 ML INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
PHENTAL 100 MG/ML 1 ML
102 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
103 PIPTAL DROP Botol 0 0 0 0 0 0 0
104 POTENSIK TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
56
105 PROCLOZAM 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
106 PROHIPER 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
107 PRONEURON TABLET Tablet 190 0 0 190 0 0 0
108 RENAGAS TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
109 RENAQUIL 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
110 RIKLONA 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
111 RITALIN 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
112 RITALIN LA 20 MG KAPSUL Kapsul 0 0 0 0 0 0 0
113 SANMAG TABLET Tablet 270 0 0 80 0 0 190
SEDACUM 1 MG/ML 5 ML
114 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
SEDACUM 5 MG/ML 3 ML
115 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
116 SIBITAL 50 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
SIBITAL 100 MG /ML 2 ML
117 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
118 SOXIETAS 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
119 SOXIETAS 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
120 SOXIETAS 0.25 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
121 SPASMIUM TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
122 STESOLID 2 MG TABLET Tablet 72 0 0 0 0 0 72
123 STESOLID 5 MG TABLET Tablet 70 0 0 0 0 0 70
STESOLID 2 MG/5 ML 60 ML
124 SIRUP Botol 5 0 0 0 0 0 5
STESOLID 10 MG/2.5 ML
125 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
STESOLID 5 MG/2.5 ML
126 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
127 STESOLID 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
128 STILNOX 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
129 TERONAC 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
130 TRAZEP 5 MG/2.5 ML ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
TRAZEP 10 MG/2.5 ML
131 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
132 VALDIMEX 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
133 VALDIMEX 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
57
VALDIMEX 5 MG/ML 2 ML
134 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
135 VALIUM 5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
136 VALIUM 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
VALIUM 5 MG/ML 2 ML
137 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
138 VALISANBE 2 MG TABLET Tablet 160 0 0 142 0 0 18
139 VALISANBE 5 MG TABLET Tablet 215 0 0 10 0 0 205
VALISANBE 5 MG/ML 2 ML
140 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
141 XANAX 0.25 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
142 XANAX 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
143 XANAX 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
144 XANAX XR 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
145 XANAX XR 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
146 ZOLASTIN 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
147 ZOLASTIN 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
148 ZOLMIA 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
149 ZYPARON TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
150 ZYPRAZ 0.25 MG TABLET Tablet 10 0 0 0 0 0 10
151 ZYPRAZ 0.5 MG TABLET Tablet 35 0 0 0 0 0 35
152 ZYPRAZ 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
ANESFAR 1 MG/ML 5 ML
153 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
154 FRIXITAS 0.5 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
155 PANSTOP-T TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
PROZEPAM 5 MG/ML 2 ML
156 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
157 ZOLTA 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
ACTAZOLAM 0.5 MG
158 TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
159 CONCERTA 54 MG KAPTAB Tablet 0 0 0 0 0 0 0
STESOLID 5 MG/ML 2ML
160 INJEKSI Ampul 8 0 0 0 0 0 8
161 ELGRAN 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
162 ELGRAN 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
58
163 SLEPZOL 10 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
164 CLIDIAZ TABLET 0 0 0 0 0 0 0
165 ZUDEM TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
CLIXID TABLET SALUT 5
166 MG Mg 0 0 0 0 0 0 0
STESOLID 10 MG/ML 2ML
167 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
168 NEURALGAD TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
CLONAZEPAM 2 MG
169 TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
170 ALENA 1 MG TABLET MG 0 0 0 0 0 0 0
171 ALENA 2 MG TABLET MG 0 0 0 0 0 0 0
172 RIVOTRIL 2 MG TABLET TABLET 0 0 0 0 0 0 0
173 LAVOL TABLET TABLET 0 0 0 0 0 0 0
174 LORAZEPAM 2 MG TABLET TABLET 0 0 0 0 0 0 0
175 YEKALGIN KAPTAB KAPTAB 0 0 0 0 0 0 0
176 ATARAX 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
METHYLPHENIDATE HCl 10
177 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
MIDANEST 1 MG/ML 5 ML
178 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
MIDANEST 5 MG/ML 3 ML
179 INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
180 FRIXITAS XR 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
MIDAZOLAM HCl INJEKSI 5
181 MG/ML 3 ML INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
MIDAZOLAM HCl INJEKSI 1
182 MG/ML 5 ML INJEKSI Ampul 0 0 0 0 0 0 0
183 ESTA-1, 1 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
184 ESTA-2, 2 MG TABLET Tablet 0 0 0 0 0 0 0
NOZEPAV 5 MG/2.5 ML
185 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
NOZEPAV 10 MG/2.5 ML
186 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
DIAZEPAM 5 MG/2.5 ML
187 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
59
DIAZEPAM 10 MG/2.5 ML
188 ENEMA Tube 0 0 0 0 0 0 0
189 ZOLYSAN 0,5 Kaplet 0 0 0 0 0 0 0
190 ZOLYSAN 1 Kaplet 0 0 0 0 0 0 0
60