Anda di halaman 1dari 1

Sistem respirasi atas : nasus, pharynx dan larynx

Sistem respirasi bawah : trachea, bronchus dan pulmones Secara Fatimah Azahara

fungsional, sistem respirasi dapat dibagi atas 2 Sistem organ :


1908260101
Sistem konduksi : cavum nasi, pharynx, larynx, trachea, bronchus, Anatomi
bronchioles dan bronchiolus terminalis
2019 A
Sistem respirasi : bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris,

saccus alveolaris dan alveoli.

a.Laring adalah organ yang menghubungkan bagian bawah faring


dan trakea.
Bagian atas laring berupa katup penutup yang menjaga saluran
napas dari kemasukan makanan ketika menelan. Dinding bagian Anatomi dan Histologi Sistem Respirasi
bawah laryng mempunyai lipatan-lipatan untuk vokalisasi (bersuara).
b.Bronkiolus terminalis bercabang lagi menjadi bronkiolus
respiratorius.
Bronkiolus respiratorius (BR) merupakan percabangan dari
bronkiolus terminalis (BT)
Histologi
Bronkiolus respiratorius bercabang lagi menjadi duktus alveolaris.
c.Duktus alveolaris
Duktus alveolaris dicabangkan dari bronkiolus respiratorius,
berupa saluran yang dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap
pintu masuk ke alveoli terdapat epitel selapis gepeng.
Ujung duktus alveolaris berakhir sebagai beberapa kelompok Penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri
Definisi
alveoli. Satu kelompok alveoli disebut sebagai sakus alveolaris. M. tuberculosis.
Sakus alveolaris bermuara bersama membentuk satu rotunda yang
disebut atrium. Mycobacterium
Etiologi
tuberculosis
Definisi,Etiologi,dan Klasifikasi
a.Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra
Suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
paru;.b.Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis):
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Pernapasan
Klasifikasi BTA positif atau BTA negatif c. Tingkat keparahan penyakit
eksternal : Pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel - sel Fisiologi
apakah berat atau ringan d. Riwayat pengobatan TB sebelumnya
tubuh,Pernapasan Internal : Pertukaran antara O2 dan CO2 antara
apakah baru atau sudah pernah diobati
darah dan udara
Fisiologi dan Regulasi Pernapasan
Pengaturan Saraf : •Respir asi dor sal
•Respir asi ventr al Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah,Berpergian atau tinggal
•Pusat Pneumotaksik Regulasi Faktor Risiko didaerah tertentu ,Merokok dan Mengkonsumsi Alkohol,Tempat
Pengaturan Kimiawi : •Kemor eseptor pusat bekerja,Tempat tinggal
•Kemor eseptor per if er

Keluhan utama seperti pada parunya, sistemik (dalam)


OLDCART,Keluhan tambahan
Anamnesis
OLDCART Faktor Risiko dan Patogenesis
RPT,RPK,RPO, Lingkungan, Gizi, Kebiasaan
Patogenesis
Vital Sign : Takikardia,Febris,Takipnea
TB Paru
Head to Toe : Inspeksi: Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan
kelainan •Bila lesi luas, dapat ditemukan bentuk dada yang tidak
simetris.

Palpasi: Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan •Bila

lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus mengeras atau

melemah
Hemoptisis,Bronkiektasis,Empiema,Pneumotoraks,TB ekstra
Komplikasi
pulmoner,Destroyed lung
Perkusi : Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan •Bila
Economy Pemeriksaan Fisik Dapat menjadi buruk bila dijumpai keterlibatan ekstraparu,
ada kelainan tertentu, dapat terdengar perubahan suara perkusi
Law CMD Prognosis keadaan immunodefisiensi, usia tua, dan riwayat pengobatan TB
seperti hipersonor pada pneumotoraks, atau pekak pada efusi sebelumnya

pleura. •Car a penular annya melalui tetesan kecil yang dilepaskan dar i or ang
tersebut baik itu berupa batuk, bersin ataupun membuang air ludah
Auskultasi : Bila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan •Bila lesi Komplikasi,Prognosis,Edukasi,Penularan dan Pencegahan Penularan ditempat umum. 
•Bakter i ini dapat ber tahan hidup di udar a hingga ber j am-j am.
luas, dapat ditemukan kelainan berikut: Ronki basah terutama di
Terutama pada ruangan yang gelap dan lembab. 
apeks paru, suara napas melemah atau mengeras,. suara napas
•Member itahukan kepada pasien tentang apa itu T B.
bronkhial/amforik/ronkhi basah/suara napas melemah di apeks •Ruangannya har us masuk sinar matahar i dan r uangan ter buka. 
•Pisahkan r uang tidur untuk sementar a waktu. 
Pencegahan
Pemeriksaan Bakteriologik (Mikroskopik dan Biakan) •Menggunakan masker . 
•Member itahukan kepada pasien dan keluar ga untuk tetap patuh
Radiologis (Foto Thoraks)
meminum obat sesuai dosis yang diberikan. 
Pemeriksaan Khusus (Bactec dan PCR) Pemeriksaan Penunjang
Definisi : Batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
Pemeriksaan lainnya (Analisis cairan pleura, P.darah, P.Histopatologi tenggorokan.
Jaringan, P.Tuberkulin)
Klasifikasi : 1.Akut merupakan fase awal dan masih mudah untuk
sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga minggu dan dapat
1.Tahap Awal (Intensif)Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas
obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah atas.
terjadinya resistensi obat 2.Tahap LanjutanPada tahap lanjutan 2.Sub akut merupakan fase peralihan dari akut menjadi kronis.
pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka Dapat dikategorikan sebagai sub akut jika batuk sudah 3-8 minggu
waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh dan dapat terjadi karena gangguan pada epitel. 3. Kronis merupakan
Farmakologi batuk yang sulit untuk disembuhkan karena penyempitan saluran
kuman persistent sehingga mencegah terjadinya kekambuhan
a.Kategori I-TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto nafas bagian atas dan terjadi lebih dari 8 minggu.
Definisi,Klasifikasi,Etiologi
toraks terdapat lesi luas.-Paduan obat yang dianjurkan adalah 2 Etiologi :
RHZE/ 4 RH atau 2 RHZE/6HE atau 2 RHZE/ 4R3H3. Kategori II- a.Infeksi,Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran
V pernapasan. Misal: flu, bronkhitis, dan penyakit yang cukup serius
Tatalaksana Farmakologi,Non Farmakologi dan MDR meskipun agak jarang yaitu pneumonia, TBC dan kanker paru-paru.
Kesadaran diri dalam konsumsi obat,Menggunakan b. Alergi
Non Farmakologi Batuk Berdahak
masker,Menjalankan pola hidup sehat -Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran
pernapasan . Misal: debu, asap, cairan dan makanan.
Mengacu pada tuberkulosis dengan strain Mycobacterium yang
-Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke
telah mengembangkan resistansi terhadap obat anti-tuberkulosis
saluran pernapasan Misal : rinitis alergika, batuk pilek.
klasik.
- Penyempitan saluran pernapasan misal pada asma (Depkes RI,
Untuk menegakan diagnosis TB-MDR, harus karna ada resisten MDR
2007).
obat, dia itu resistensi terhadap beberapa obat anti-tuberkulosis
termasuk setidaknya dua obat anti-tuberkulosis standar, Infeksi atau iritasi pada saluran napas akan menyebabkan
Rifampisin atau Isoniazid. hipersekresi mucus pada saluran napas besar, terjadi hipertropi
kelenjar submukosa pada trachea dan bronchi. Hal ini juga ditandai
dengan adanya peningkatan sekresi sel goblet di saluran napas kecil
Patofisiologi dan bronchi menyebabkan produksi mucus berlebihan sehingga
akan memproduksi sputum (dahak) yang berlebihan. Kondisi ini
kemudian mengaktifkan rangsang batuk dengan tujuan
untuk mengeluarka benda asing (sputum) yang telah mengiritasi
saluran napas.

Anda mungkin juga menyukai