Anda di halaman 1dari 142

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung


Tahun 2017 - 2022

Bab 3
Arahan Kebijakan Dan
Rencana Strategis
Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan


Ruang

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan
berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat perencanaan
pembangunan. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman,
Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan
tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan pembangunan
Bidang Cipta Karya.

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dihadapkan


pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan,
reformasi birokrasi, kepadatan penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender, serta
green economy. Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada
masing-masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada penyusunan
RPIJM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

A. RPJP NASIONAL 2005 – 2025 (UU NO. 17 TAHUN 2007)

RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan


dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas
pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka
waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada
tahun 2025 adalah

“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”

3-1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dalam penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam


pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:

a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan


penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti
industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui
pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan
terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air,
serta kesehatan.

b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka


Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi
diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)
dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air
minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air
minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumber-
sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.

c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan
berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada
perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta
dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama untuk
proyek-proyek yang bersifat komersial.

d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan
RPJMN, yaitu :

• RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui


percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama
antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan
permukiman.

• RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh masyarakat


terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

• RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi


dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa
permukiman kumuh.

3-2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

B. ARAHAN, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA


PANJANG TAHUN 2005-2015

Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 adalah mewujudkan bangsa


yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya
menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945.

1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan


beradab

Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika sangat
penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi,
tenggang rasa, dan harmonis.

Di samping itu, kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas
nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim
kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon
modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya
kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan
Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu
memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa,
pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk:

a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya


saing.

b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah


menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan di dalam negeri

c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan

d. Membangun infrastruktur yang maju; serta

e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.

3. Mewujudkan Indonesia yang demokratis berlandaskan hukum

Demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting untuk


mewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri dan adil. Demokrasi
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan,

3-3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta meningkatkan akuntabilitas dan


transparansi dalam penyelenggaraan negara. Hukum pada dasarnya bertujuan
untuk memastikan munculnya aspek-aspek positif dan menghambat aspek negatif
kemanusiaan serta memastikan terlaksananya keadilan untuk semua warga negara
tanpa memandang dan membedakan kelas sosial, ras, etnis, agama, maupun
gender. Hukum yang ditaati dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan
keterjaminan hak-hak dasar masyarakat secara maksimal.

4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan kemampuan
pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan keamanan dalam berbagai bentuk
kejahatan dan potensi konflik horisontal akan meresahkan dan berakibat pada
pudarnya rasa aman masyarakat. Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman
bagi masyarakat merupakan syarat penting bagi terlaksananya pembangunan di
berbagai bidang.

5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan

Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh komponen bangsa di
berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan, mengurangi gangguan keamanan, serta menghapuskan potensi
konflik sosial untuk tercapainya Indonesia yang maju, mandiri dan adil.

6. Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunan nasional
dan, sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya alam yang lestari
akan menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan.
Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena
itu, untuk mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, sumber daya alam
dan lingkungan hidup harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan
pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam
pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional

Pembangunan kelautan pada masa yang akan datang diarahkan pada pola
pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya laut
berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan
kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan
keamanan, dan teknologi.

3-4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

8. Mewujudkan Indonesia yang berperan aktif dalam pergaulan internasional

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,


dan keadilan sosial merupakan amanat konstitusi yang harus diperjuangkan secara
konsisten. Sebagai negara yang besar secara geografis dan jumlah penduduk,
Indonesia sesungguhnya memiliki peluang dan potensi untuk mempengaruhi dan
membentuk opini internasional dalam rangka memperjuangkan kepentingan
nasional. Dalam rangka mewujudkan Indonesia maju, mandiri, adil dan makmur,
Indonesia sangat penting untuk berperan aktif dalam politik luar negeri dan kerja
sama lainnya baik di tingkat regional maupun internasional, mengingat konstelasi
politik dan hubungan internasional lainnya yang terus mengalami perubahan-
perubahan yang sangat cepat.

C. RPJM NASIONAL 2010 – 2014 (PERPRES NO. 05 TAHUN 2010)

Upaya mewujudkan tujuan negara dilaksanakan melalui proses yang bertahap,


terencana, terpadu dan berkesinambungan.UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL DAN MAKMUR, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Mandiri : berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan


bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan
sendiri.
2. Maju : dengan tingkat kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem
dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.
3. Adil : berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik
antarindividu, gender, maupun wilayah.
4. Makmur : berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi
sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-
bangsa lain.

Dalam mewujudkan visi tersebut dilaksanakan 8 (delapan) misi yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan


beradab berdasarkan falsafah Pancasila dengan memperkuat jati diri dan karakter
bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan
internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilailuhur budaya bangsa, dan
memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan spiritual, moral,
dan etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dengan membangun sumber daya


manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju

3-5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

inovasi secara berkelanjutan; pembangunan infrastruktur yang maju serta reformasi


di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum dengan memantapkan


kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat;
dan membenahi struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada
rakyat kecil.

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan membangun kekuatan


TNI hingga melampui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional
dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme
Polri untuk melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan,
dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan
kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi
industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan


pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek
termasuk gender.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki pengelolaan


pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap
menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini
dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai
modal pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi

3-6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

masyarakat dan pemerintah; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang


berwawasan kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan
kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional


dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan
identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja
sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta
antarlembaga di berbagai bidang.

Gambar 3.1
Pentahapan pembangunan RPJPN 2005 – 2025

Dari tahapan tersebut di atas, maka pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019)
diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas
serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

D. VISI MISI PEMBANGUNAN

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang


dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional
untuk tahun 2015-2019 adalah:

3-7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN


BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG”

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,


menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan


negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat
secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan
agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan


rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan


yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan


desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan


hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

3-8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga


bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis


ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-
2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama terutama dalam Infrastruktur
Bidang Cipta Karya adalah untuk Aksess Air Minum Layak baseline 2014 adalah 70% dan
sasaran 2019 100% dan untuk Sanitasi Layak baseline 2014 adalah 60,5% dan sasaran
2019 100%

E. MP3EI (MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN


PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA)

Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan


ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan melalui
Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan setiap koridor
ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada
kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat
mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjang
kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam
MP3EI adalah adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang
terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK.
Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi

3-9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan
SDM IPTEK yang sama.

F. MP3KI (MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN


PENGENTASAN KEMISKINAN INDONESIA)

Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu diimbangi


dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, telah ditetapkan
MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk
mempercepat laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan
penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok masyarakat.
Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu
pada sinergi dari tiga strategi utama, yaitu:

a. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh, terintegrasi,dan


mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan,

b. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga dapat
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia di masa mendatang,

c. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) masyarakat


miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di tingkat lokal dan
regional dengan memperhatikan aspek.

Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan penting dalam
pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat (PNPMPerkotaan/ P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta Program Pro
Rakyat.

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:

• TAHAP 1 (Periode 2013-2014)


1. Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada
tahun 2014;

2. Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program


penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara
“KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN
WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung
di Menko Kesra);

3. Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin,


termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;

4. Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .

3 - 10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

• TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)


1. Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;

2. Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal


coverage;

3. Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;

4. Penguatan sustainable livelihood.

• TAHAP 3 (Periode 2020-2025)


1. Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;

2. Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.

G. KEK (UU NO. 39 TAHUN 2009)

UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan
dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,

3 - 11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya
saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona fasilitas
pendukung dan perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan
dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga
menunjang kegiatan ekonomi di KEK. Sasaran pengembangan KEK adalah:

1. Terwujudnya kawasan sebagai pusat kegiatan industri bernilai tambah tinggi.

2. Meningkatnya jumlah KEK dari 8 kawasan, menjadi 11 kawasan pada tahun 2019

3. Terwujudnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan kawasan


maupun distribusi barang ke luar kawasan

4. Terjalinnya koordinasi yang baik untuk meningkatkan kualitas kegiatan perencanaan


pembangunan

5. Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki hubungan kelembagaan


yang harmonis dengan perusahaan

6. Tersedianya lahan untuk pengembangan kawasan industri pengoalahan, jasa, dan


pariwisata yang siap untuk dikelola

7. Terjaminnya kesejahteraan tenaga kerja di kawasan, dan

8. Meningkatnya nilai investasi di dalam kawasan.

Arah kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus adalah :

1. Mengembangkan pengolahan potensi daerah dibidang industri, jasa dan pariwisata

2. Mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi penunjang kegiatan industri

3. Meningkatkan kemampuan koordinasi, fasilitasi, dan mediasi dewan kawasan dan


badan pengelola kek

4. Meningkatkan daya saing dan kualitas tenaga kerja bidang industri pengolahan, jasa,
dan pariwisata

5. Menyediakan perencanaan matang melalui dokumen perencanaan yang baik

6. Membenahi sistem ketenagakerjaan dan

7. Percepatan investasi industri.

3 - 12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Untuk mempercepat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus strategi yang


diperlukan adalah:

1. Penetapan pusat-pusat kegiatan industri yang berfokus pada potensi daerah

2. Percepatan pembangunan infrastruktur transportasi dan distribusi yang terintegrasi


dengan kek

3. Percepatan penyediaan sarana dan prasarana energi dan air bersih penunjang
kawasan

4. Peningkatan koordinasi badan pengelola kek, pemerintah pusat, dan pemerintah


daerah

5. Penyediaan sarana pendidikan kejuruan dan tenaga pendidik terampil bidang


industri pengolahan, jasa, dan pariwisata

6. Penyediaan tenaga kerja profesional dari luar kek; (vii) penyiapan detail rtr kek

7. Pelimpahan kewenangan perijinan kepada administrator

8. Penyelesaian tumpang tindih antar peraturan yang terkait hubungan industrial


antara serikat pekerja, buruh, dan pengusaha

9. Penyiapan regulasi terkait pelayanan terpadu satu pintu dan penggunaan sistem
pelayanan informasi dan perijinan investasi secara elektronik (spipise); dan
penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan industri baru.

H. PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI

Pembangunan Wilayah Pulau Jawa-Bali sebagai "lumbung pangan nasional dan


pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan-
minuman, tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, alumina dan besi baja; salah satu
pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif;
serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari. Adapun sasaran
pengembangan Wilayah Jawa-Bali pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah Jawa-


Bali, akan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di koridor ekonomi
dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk diantaranya
adalah pengembangan 1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

3 - 13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

2. Sementara itu, untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah di Pulau


Jawa-Bali, maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran
sebanyak 6 Kabupaten tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome: (a)
meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 6,2
persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi
8,9 persen; dan (c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah
tertinggal menjadi 73,7.

3. Untuk mendukung pemerataan pembangunan kawasan perkotaan di Jawa - Bali,


maka akan dipercepat peningkatan efisiensi pengelolaan 5 Kawasan Perkotaan
Metropolitan yang sudah ada saat ini.

4. Sesuai dengan amanat UU 6/2014 tentang Desa, makaakan dilakukan pembangunan


perdesaan dengan sasaran tertinggal sedikitnya 1.670 desa atau meningkatnya
jumlah desa mandiri sedikitnya 670 desa.

5. Khusus untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa, diharapkan dapat


diwujudkan 4 pusat pertumbuhan baru perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

6. Sasaran bidang otonomi daerah untuk Wilayah Jawa-Bali adalah:


a. Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 35%
untuk propinsi dan 25% untuk kabupaten/kota,
b. Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 30% dan
untuk Kabupaten/Kota sebesar 25% pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan
lainnya dalam APBD,
c. Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian
(WTP) sebanyak 7 provinsi dan 60 kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali
d. Terlaksananya e-budgeting di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi
Jawa Barat)
e. Terlaksananya penggunaan block grant (inpres) yang efektif dengan proyek awal
Provinsi Jawa Tengah dan Bali
f. Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah untuk
jenjang S1 sebesar 70% dan S2-S3 sebesar 10%
g. Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen
pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Jawa-
Bali sebesar 100 angkatan (dengan proyek awal Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa
Tengah)
h. Terlaksananya pengaturan kewenangan secara bertahap di wilayah Jawa-Bali
(dengan proyek awal Provinsi Banten dan Jawa Barat)
i. Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
j. Meningkatnya persentase jumlah PTSP sebesar 100%
k. Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan
oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 75%

3 - 14
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

l. Terlaksananya pelayanan administrasi kependudukan di wilayah Jawa-Bali


(dengan proyek awal Provinsi Banten)
m. Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan peran gubernur
sebagai wakil pemerintah,
n. Terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line di
wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur.

7. Sasaran Pengurangan Risiko Bencana di Wilayah Jawa-Bali adalah pusat-pusat


pertumbuhan berisiko tinggi yaitu: 5 (lima) PKN Kawasan Perkotaan (Jabodetabek,
Bandung

Sehubungan dengan sasaran tersebut, diharapkan pada akhir tahun 2019,


pembangunan Wilayah Jawa-Bali semakin meningkat, dan juga semakin meratanya
pembangunan antarwilayah. Hal ini dicerminkan dengan makin menurunnya kontribusi
PDRB Wilayah Jawa-Bali terhadap PDB Nasional, yaitu dari sekitar 58,4 persen (2014)
menjadi 55,3 persen (2019). Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau Jawa-Bali

I. DIREKTIF PRESIDEN (INPRES NO. 3 TAHUN 2010)

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh Kementerian,


Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan berkeadilan
yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program Pencapaian
MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro
Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatan kehidupan
masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen Cipta Karya
berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta
pengurangan permukiman kumuh.

J. PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CK

1. UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman

Perumahan berasal dari kata rumah, yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Terdapat beberapa macam jenis rumah yang
meliputi rumah komersial, rumah swadaya, rumah umum, rumah khusus dan rumah
Negara.

Adapun pengertian perumahan menurut UU No 1 Tahun 2011 adalah kumpulan rumah


sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi
dengan sarana, prasarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenenuhan rumah
yang layak huni. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.

3 - 15
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Adapun maksud dari lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian adalah bagian
dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.
Permukiman itu sendiri adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasaranan, sarana, utilitas umum serta
mempuyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.

Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kulaitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem
pembiayaan serta peran masyarakat.

Adapun Undang – Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman


mengatur mengenai :

1. Ketentuan Umum;

2. Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup;

3. Pembinaan;

4. Tugas dan Wewenang;

5. Penyelenggaraan Perumahan;

6. Penyelenggaraan Kawasan Permukiman;

7. Pemeliharaan dan Perbaikan;

8. Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan

9. Permukiman Kumuh;

10. Penyediaan Tanah;

11. Pendanaan dan Sistem Pembiayaan;

12. Hak dan Kewajiban;

13. Peran Masyarakat;

14. Larangan;

15. Penyelesaian Sengketa;

16. Sanksi Administratif;

17. Ketentuan Pidana;

3 - 16
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

18. Ketentuan Peralihan;

19. Ketentuan Penutup.

2. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung merupakan undang – undang yang


dibuat oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam mengatur semua pekerjaan yang
berkaitan dengan pembangunan terutama Gedung, sehingga dapat dikontrol dan diuji
kualitasnya. Undang – undang ini menjadi dasar pedoman pelaksanaan semua proses
pembangunan geduang di Indonesia.

Dalam Undang – Undang No 28 Tahun 2002 dijelaskan bahawa bangunan gedung


adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus.

3. UU No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk hidup. Ketersediaan
dan kebutuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sumber daya air.
Kelebihan air terutama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti
banjir atau longsor. Namun kekurangan air terutama pada musim kemarau juga
menimbulkan masalah, yaitu timbulnya bencana kekeringan. Keberadaaan,
ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak
aspek yang saling mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun
negatif. Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu
proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk diterbitkan.
Isu-isu timbul selama proses penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air,
peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akan menimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa air merupakan
kepentingan semua pihak (water is everyone's business).

Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong lebih


menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan fungsi sosialnya. Kondisi
tersebutberpotensi menimbulkan konflik kepentingan antarsektor, antarwilayah dan
berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber
daya air yang lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak
kepada pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air.
Berdasarkan pertimbangan tersebut undang-undang ini lebih memberikan
perlindungan terhadap kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan
menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi
sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.

3 - 17
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan
dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut termasuk hak untuk mengalirkan air
dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya.
Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap
memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang
bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman.

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus sesuai
dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang menyebutkan bahwa
pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip:

1. Good governance principle,

2. Subsidiary principle,

3. Equity principle,

4. Priority use principle,

5. Prior appropriation principle,

6. Sustainable development principle,

7. Good sustainable development governance,

8. Principle of participatory development.

Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada
keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:

a. Wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau wilayah sungai
strategis nasional menjadi kewenangan Pemerintah.

b. Wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi;

c. Wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten/kota;

Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan kewenangan pengelolaan sumber


daya air kepada pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain sepanjang
kewenangan yang ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah
di atasnya. Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut
termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan,

3 - 18
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap
dalam kerangka konservasi dan pengendalian daya rusak air.

Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap memperhatikan fungsi


sosial sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup. Pengusahaan sumber daya air
yang meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara
atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaan sumber daya air atau kerja sama
antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap mengedepankan prinsip pengelolaan yang
selaras antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber daya
air.

4. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Persampahan

Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008,
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Yang termasuk jenis sampah adalah sampah rumah tangga (tidak termasuk tinja),
sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lainnya serta sampah
spesifik. Yang terakhir ini adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat
bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat
diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan


berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta
menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengurangan sampah dapat dilakukan
melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse)
dan pendauran ulang sampah (recycle). Kegiatan penanganan sampah meliputi : 1)
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah dan sifat sampah, 2) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu, 3) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari
sumber atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, 4) pengolahan
dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah, 5) pemrosesan
akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan
sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Sementara untuk pengelolaan sampah
spesifik menjadi tanggung jawab Pemerintah yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Dalam undang-undang pengelolaan sampah ini juga disebutkan larangan bagi setiap
orang untuk memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengimpor sampah, mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan
beracun, mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan, membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan

3 - 19
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

disediakan, melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat


pemrosesan akhir serta membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.

K. AMANAT INTERNASIONAL

1. Agenda Habitat

Tujuan dari Agenda Habitat yang sepenuhnya sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip
Piagam PBB dan hukum internasional. Sedangkan pentingnya kekhasan nasional dan
regional serta berbagai sejarah, budaya dan latar belakang agama harus diingat, itu
adalah tugas dari semua negara untuk mempromosikan dan melindungi semua hak
asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak untuk pembangunan.

Pelaksanaan Agenda Habitat, termasuk implementasi melalui hukum nasional dan


prioritas pembangunan, program dan kebijakan, adalah hak kedaulatan dan tanggung
jawab masing-masing Negara sesuai dengan hak asasi manusia dan kebebasan dasar,
termasuk hak atas pembangunan, dan mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai
agama dan etika, latar belakang budaya, dan keyakinan filosofis individu dan
masyarakat, memberikan kontribusi untuk menikmati hak asasi manusia untuk mencapai
tujuan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman
yang berkelanjutan.

Pemberantasan kemiskinan sangat penting untuk permukiman manusia yang


berkelanjutan. Prinsip pemberantasan didasarkan pada kerangka kerja yang diadopsi
oleh KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial dan hasil yang relevan dari konferensi
utama PBB lainnya, termasuk tujuan pemenuhan kebutuhan dasar dari semua orang,
terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kelompok yang kurang beruntung
dan rentan. Khususnya di negara-negara berkembang di mana kemiskinan akut, yang
memungkinkan semua perempuan dan laki-laki untuk mendapat mata pencaharian
yang aman dan berkelanjutan dapat dipilih secara bebas untuk lapangan kerja yang
produktif dan pekerjaan.

Pembangunan berkelanjutan. Sangat penting bagi pembangunan pemukiman manusia,


dan memberikan pertimbangan penuh untuk kebutuhan dan kebutuhan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Pertimbangan khusus harus diberikan untuk negara-negara berkembang dengan
transisi ekonomi. Pemukiman manusia harus direncanakan, dikembangkan dan
ditingkatkan dengan cara yang memperhitungkan penuh prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dan semua komponennya, sebagaimana tercantum dalam Agenda 21
dan terkait hasil dari Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan.
Pembangunan Pemukiman manusia berkelanjutan menjamin pembangunan ekonomi,
kesempatan kerja dan kemajuan sosial, selaras dengan lingkungan. Ini mencakup
prinsip-prinsip Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan, yang
merupakan hasil dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan
Pembangunan, prinsip-prinsip pendekatan kehati-hatian, pencegahan polusi, perhatian

3 - 20
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

terhadap daya dukung ekosistem, dan pelestarian peluang untuk masa depan generasi.
Produksi, konsumsi dan transportasi harus dikelola dengan cara yang dapat melindungi
dan melestarikan stok sumber daya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran
penting dalam membentuk pemukiman manusia yang berkelanjutan dan
mempertahankan ekosistem mereka. Keberlanjutan pemukiman manusia memerlukan
distribusi geografis yang seimbang atau distribusi lainnya yang sesuai dengan kondisi
nasional, mendorong pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan manusia dan
pendidikan, dan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara
berkelanjutan komponen-komponennya, dan pemeliharaan keanekaragaman budaya
serta udara, air, hutan, vegetasi dan kualitas tanah pada standar cukup untuk menopang
kehidupan manusia dan kesejahteraan bagi generasi mendatang.

Kualitas hidup semua orang tergantung, antara lain ekonomi, sosial, lingkungan dan
budaya faktor, pada kondisi fisik dan karakteristik spasial desa dan kota. Tata letak kota
dan estetika, pola penggunaan lahan, populasi dan kepadatan bangunan, transportasi
dan kemudahan akses untuk semua untuk kebutuhan dasar, pelayanan dan fasilitas
publik memiliki pengaruh penting pada kualitas hidup dari pemukiman. Hal ini sangat
penting bagi orang-orang yang rentan dan kurang beruntung, banyak dari mereka
menghadapi hambatan dalam akses ke tempat penampungan dan berpartisipasi dalam
membentuk masa depan permukiman mereka. Kebutuhan bagi masyarakat dan aspirasi
mereka untuk lingkungan yang mereka tinggali dan permukiman harus terpadu dengan
proses desain, manajemen dan pemeliharaan pemukiman manusia. Tujuan upaya ini
termasuk melindungi kesehatan masyarakat, menyediakan keselamatan dan keamanan,
pendidikan dan integrasi sosial, mempromosikan kesetaraan dan menghormati
keragaman budaya dan identitas, peningkatan aksesibilitas bagi penyandang cacat, dan
pelestarian bersejarah, bangunan spiritual, agama dan budaya yang signifikan dan
kabupaten, menghormati lanskap lokal dan memperlakukan lingkungan lokal dengan
hormat dan perawatan. Itu pelestarian warisan alam dan sejarah pemukiman manusia,
termasuk situs, monumen dan bangunan, terutama yang dilindungi di bawah Konvensi
UNESCO di Situs Warisan Dunia, harus dibantu, termasuk melalui kerja sama
internasional. Hal ini juga sangat penting bahwa spasial diversifikasi dan campuran
penggunaan perumahan dan jasa akan dipromosikan di tingkat lokal dalam rangka
memenuhi keragaman kebutuhan dan harapan.

Semua orang memiliki hak dan juga harus menerima tanggung jawab mereka untuk
menghormati dan melindungi hak-hak orang lain termasuk generasi mendatang dan
untuk berkontribusi secara aktif untuk kebaikan bersama. Manusia dengan pemukiman
berkelanjutan adalah mereka yang, antara lain, menghasilkan rasa kewarganegaraan
dan identitas, kerjasama dan dialog untuk kebaikan bersama, dan semangat
voluntarisme dan keterlibatan masyarakat, di mana semua orang didorong dan memiliki
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan
pengembangan. Pemerintah di semua tingkatan, termasuk otoritas lokal, memiliki
tanggung jawab untuk menjamin akses untuk pendidikan dan untuk melindungi
kesehatan penduduk mereka, keselamatan dan kesejahteraan umum. Hal ini
memerlukan, penetapan kebijakan, hukum dan peraturan untuk kegiatan publik dan
swasta, mendorong kegiatan swasta yang bertanggung jawab di segala bidang,

3 - 21
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

memfasilitasi partisipasi kelompok masyarakat, mengadopsi prosedur yang transparan,


mendorong semangat kepemimpinan dan kemitraan dengan pihak swasta, dan
membantu orang untuk memahami dan melaksanakan hak dan tanggung jawab
mereka melalui proses partisipatif yang efektif, pendidikan universal dan penyebaran
informasi.

Kemitraan antara negara-negara dan swasta, sukarela dan organisasi berbasis


masyarakat, sektor koperasi, lembaga swadaya masyarakat dan individu sangat penting
untuk tercapainya pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan dan
penyediaan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan layanan dasar. Kemitraan
dapat mengintegrasikan dan saling mendukung tujuan partisipasi kebutuhan dasar,
antara lain, membentuk aliansi, mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan,
keterampilan dan kontribusi memanfaatkan keunggulan komparatif dari tindakan
kolektif. Itu proses dapat dibuat lebih efektif dengan memperkuat organisasi masyarakat
sipil di semua tingkatan. Setiap upaya harus dilakukan untuk mendorong kolaborasi dan
kemitraan dari semua sektor masyarakat dan di antara semua aktor dalam proses
pengambilan keputusan, yang sesuai.

Solidaritas dengan mereka yang termasuk kelompok yang kurang beruntung dan
rentan, termasuk orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, serta toleransi, non-
diskriminasi dan kerja sama di antara semua orang, keluarga dan masyarakat adalah
dasar bagi kohesi sosial. Solidaritas, kerjasama dan bantuan harus ditingkatkan oleh
masyarakat internasional serta oleh Negara dan semua faktor yang relevan lainnya
dalam menanggapi tantangan pembangunan pemukiman. Masyarakat internasional
dan Pemerintah di semua tingkat yang berkaitan untuk mempromosikan kebijakan dan
instrumen suara dan efektif, sehingga memperkuat kerjasama antar pemerintah dan
lembaga swadaya masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya tambahan untuk
memenuhi tantangan ini.

Untuk melindungi kepentingan generasi sekarang dan mendatang pada pemukiman


manusia merupakan salah satu tujuan fundamental dari masyarakat internasional.
Perumusan dan pelaksanaan strategi untuk pengembangan pemukiman manusia
adalah tanggung jawab masing-masing negara baik nasional dan lokal terutama tingkat
dalam kerangka hukum masing-masing negara, antara lain , dengan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembangunan pemukiman manusia, dan harus
memperhitungkan ekonomi, sosial dan lingkungan keragaman kondisi di masing-
masing negara. Tambahan sumber daya keuangan dari berbagai sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan
pembangunan berkelanjutan untuk pemukiman manusia di dunia. Sumber daya yang
tersedia untuk negara-negara berkembang - masyarakat, swasta, multilateral, bilateral,
domestik dan eksternal - perlu ditingkatkan melalui mekanisme yang tepat dan fleksibel
dan instrumen ekonomi untuk mendukung tempat tinggal yang memadai untuk semua
dan pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan. Ini harus disertai dengan
langkah-langkah konkret untuk teknis internasional kerjasama dan pertukaran informasi.

3 - 22
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Kesehatan manusia dan kualitas hidup berada di tengah upaya untuk mengembangkan
emukiman manusia yang berkelanjutan. Oleh karena itu harus dilakukan sosialisasi
untuk mencapai tujuan universal dan sama akses ke pendidikan berkualitas, standar
tertinggi kesehatan fisik, mental dan lingkungan, dan akses yang sama dari semua untuk
perawatan kesehatan primer, membuat upaya khusus untuk memperbaiki
ketidaksetaraan yang berkaitan kondisi sosial dan ekonomi, termasuk perumahan, tanpa
membedakan ras, asal negara, jenis kelamin, usia, atau cacat, menghormati dan
mempromosikan budaya umum dan khusus.

2. Rio+20

KTT Rio+20, yang merupakan konferensi PBB terbesar yang pernah diselenggarakan
dengan jumlah peserta sebanyak 29.373 orang yang terdiri dari para pemimpin
Pemerintah, bisnis dan organisasi kemasyarakatan, pejabat PBB, akademisi, wartawan
dan masyarakat umum (Delegasi sekitar 12.000 orang, LSM dan Kelompok Utama
10.047 orang dan Media 3.989 orang).

KTT Rio+20 menyepakati Dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan
nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap masa depan yang
diharapkan oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen untuk menuju
pembangunan berkelanjutan (renewing political commitment). Dokumen ini
memperkuat penerapan Rio Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of
Implementation 2002.

Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Green Economy in the context of sustainable development and poverty eradication,

2. pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat


global (Institutional Framework for Sustainable Development), serta

3. kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan berkelanjutan


(Framework for Action and Means of Implementation).

Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan rencana
pembangunan nasional secara konkrit, termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2014-2019, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(2005-2025). Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup, instansi Pemerintah terkait dan
seluruh pemangku kepentingan akan menyusun langkah tindak lanjut yang lebih konkrit
untuk pelaksanaan kebijakan di lingkup masing-masing.

Kebijakan Pemerintah Indonesia “pro-growth, pro-poor, pro-job, pro-environment” pada


dasarnya telah selaras dengan dokumen The Future We Want. Dalam sesi debat umum,
Presiden RI menekankan bahwa untuk mewujudkan tujuan utama pembangunan
berkelanjutan yaitu pengentasan kemiskinan, diperlukan tidak hanya sekedar

3 - 23
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pemerataan


atau “Sustainable Growth with Equity”.

Rio+20 ini menghasilkan lebih dari US$ 513 Milyar yang dialokasikan dalam komitmen
untuk pembangunan berkelanjutan, termasuk di bidang energi, transportasi, ekonomi
hijau, pengurangan bencana, kekeringan, air, hutan dan pertanian. Selain itu terbangun
sebanyak 719 komitmen sukarela untuk pembangunan berkelanjutan oleh pemerintah,
dunia usaha, kelompok masyarakat sipil, universitas dan lain-lain.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola
ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak
huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan
ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan
dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

A. RTRW NASIONAL

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan


dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Penataan ruang wilayah nasional
bertujuan untuk mewujudkan:

1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan


kabupaten/kota

4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan republik indonesia

5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan


kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

3 - 24
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan


kesejahteraan masyarakat

7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah

8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan

9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional

RTRWN menjadi pedoman untuk :

1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional

4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan


antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor

5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi
pengembangan struktur ruang dan pola ruang. Kebijakan pengembangan struktur
ruang meliputi:

a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah


yang merata dan berhierarki; dan

b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,


telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah nasional.

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan


ekonomi wilayah meliputi:

a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan


kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya

b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh


pusat pertumbuhan

c. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan

3 - 25
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana


meliputi:

a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan


transportasi darat, laut, dan udara

b. Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan


terisolasi

c. Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energy terbarukan dan tak


terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik

d. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem


jaringan sumber daya air; dan

e. Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta
mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung

b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan

c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:

1. Sistem perkotaan nasional

2. Sistem jaringan transportasi nasional

3. Sistem jaringan energi nasional

4. Sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan

5. Sistem jaringan sumber daya air.

3 - 26
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

1. Sistem Perkotaan Nasional

Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL. PKN dan PKW tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini. PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota, setelah
dikonsultasikan dengan Menteri. PKN, PKW, dan PKL dapat berupa:

a. Kawasan megapolitan;
b. Kawasan metropolitan;
c. Kawasan perkotaan besar;
d. Kawasan perkotaan sedang; atau
e. Kawasan perkotaan kecil.

Tabel 3.1
Sistem Perkotaan Nasional Provinsi Jawa Barat
Provinsi PKN PKW PKL
Daerah Khusus Kawasan Perkotaan - -
Ibukota Jakarta - Jabodetabek
Jawa Barat - Banten
Jawa Barat Kawasan Perkotaan Sukabumi -
Bandung Raya
Cirebon Cikampek -
Cikopo
Palabuhan ratu
Indramayu
Kadipaten
Tasikmalaya
Pangandaran
Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional

Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas:

a. Sistem jaringan transportasi darat

b. Sistem jaringan transportasi laut; dan

c. Sistem jaringan transportasi udara.

3. Sistem Jaringan Energi Nasional

Sistem jaringan energi nasional terdiri atas:

a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi;

3 - 27
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

b. Pembangkit tenaga listrik; dan

c. Jaringan transmisi tenaga listrik.

4. Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud merupakan sistem sumber
daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.

Rencana pola ruang wilayah nasional terdiri atas:

1. Kawasan lindung nasional; dan

2. Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional

1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung nasional terdiri atas:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan\ bawahannya;

b. Kawasan perlindungan setempat;

c. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

d. Kawasan rawan bencana alam

e. Kawasan lindung geologi; dan

f. Kawasan lindung lainnya.

Tabel 3.2
Kawasan Lindung Nasional Provinsi Jawa Barat
Provinsi Kawasan Lindung Nasional Lokasi
Jawa Barat Suaka Margasatwa Cikepuh Kabupaten Sukabumi
Suaka Margasatwa Gunung Sawal Kabupaten Ciamis
Cagar Alam Gunung Tangkuban Kabupaten Bandung Barat
Perahu
Cagar Alam Leuweung Sancang Kabupaten Garut
Cagar Alam Gunung Tilu Kabupaten Bandung
Cagar Alam Gunung Papandayan Kabupaten Garut
Cagar Alam Gunung Burangrang Kabupaten Subang dan
Purwakarta
Cagar Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung

3 - 28
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Provinsi Kawasan Lindung Nasional Lokasi


Cagar Alam Gunung Simpang Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Cianjur
Taman Nasional Gunung Gede – Kabupaten Ciajur, Kabupaten
Pangrango Sukabumi dan Kabupaten Bogor
Taman Nasional Halimun – Salak Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Sukabumi
Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan
Taman Wisata Alam Gunung Kabupaten Sumedang
Tampomas
Taman Wisata Alam Laut Cijulang Kabupaten Pangandaran
Taman Buru Gunung Masigit Kabupaten Bandung, Kabupaten
Kareumbi Sumedang dan Kabupaten Garut
Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

2. Kawasan Budidaya Yang Memiliki Nilai Strategis

Kawasan budi daya terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan hutan produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas;

2. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan

3. Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi.

b. Kawasan peruntukan hutan rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan criteria kawasan yang


dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak
milik.

c. Kawasan peruntukan pertanian

Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan dengan kriteria:

1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian

2. Ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi

3. Mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau

4. Dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air

5. Kawasan peruntukan perikanan

3 - 29
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

d. Kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan kriteria:

1. Wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan, budi daya,


dan industri pengolahan hasil perikanan; dan/atau

2. Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

e. Kawasan peruntukan pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan yang memiliki nilai strategis nasional terdiri


atas pertambangan mineral dan batubara, pertambangan minyak dan gas
bumi, pertambangan panas bumi, serta air tanah.

f. Kawasan peruntukan industri;

Kawasan peruntukan industri ditetapkan dengan kriteria:

1. Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;

2. Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau

3. Tidak mengubah lahan produktif.

g. Kawasan peruntukan pariwisata;

Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria:

1. Memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau

2. Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.

h. Kawasan peruntukan permukiman; dan/atau

Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:

1. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana;

2. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau

3. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.

3 - 30
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

i. Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan sebagai
kawasan andalan. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk
memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta
mendorong pemerataan perkembangan wilayah.

Tabel 3.3
Kawasan Andalan Provinsi Jawa Barat
Provinsi Kawasan Andalan Sektor Unggulan
Jawa Barat Kawasan Bogor-Puncak- pertanian, pariwisata, industri
Cianjur dan perikanan
(Bopunjur dan Sekitarnya)
Kawasan Sukabumi dan perikanan, pertanian,
Sekitarnya pariwisata dan perkebunan
Kawasan Purwakarta, Subang, pertanian, industri, pariwisata
Karawang (Purwasuka) dan perikanan
Kawasan Cekungan Bandung industri, pertanian, pariwisata
dan perkebunan
Kawasan Cirebon-Indramayu- pertanian, industri, perikanan
Majalengka-Kuningan dan pertambangan
(Ciayumaja
Kuning) dan Sekitarnya
Kawasan Priangan Timur- pertanian, industri,
Pangandaran perkebunan, pariwisata dan
perikanan
Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

1. Pertahanan dan keamanan

2. Pertumbuhan ekonomi

3. Sosial dan budaya

4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau

5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Tabel 3.4
Kawasan Strategis Nasional Provinsi Jawa Barat
Provinsi Kawasan Strategis Nasional Lokasi
Jawa Barat Kawasan Perkotaan Cekungan Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Bandung Kota Cimahi dan Kabupaten
Sumedang

3 - 31
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Provinsi Kawasan Strategis Nasional Lokasi


Kawasan Fasilitas Uji Terbang Kabupaten Garut
Roket Pamengpeuk
Kawasan Stasiun Pengamat Kabupaten Garut
Dirgantara Pamengpeuk
Kawasan Stasiun Pengamat Kabupaten Sumedang
Dirgantara Tanjung Sari
Kawasan Stasiun Telecomand Provinsi Jawa Barat
Kawasan Stasiun Bumi Penerima Provinsi Jawa Barat
Satelit Mikro
Sumber : PP No 26 Tahun 2008 Tentang RTRW Nasional

B. RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPIJM
Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:

1. Ekonomi

2. Lingkungan Hidup

3. Sosial Budaya

4. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi

5. Pertahanan dan Keamanan

c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

1. Arahan pengembangan pola ruang:

a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti


pengembangan RTH.

2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti


pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase

3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur


ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah
ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut :

3 - 32
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,


Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan


Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan


Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan


Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan


Infrastruktur Selat Sunda;

f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam,
Bintan, dan Karimun.

C. RTRW PULAU

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan
RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan
pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.

b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan


wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air
limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;

b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;

c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;

d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

3 - 33
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

D. RTRW PROVINSI

RTRWP merupakan matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Daerah,
dan Kabupaten/Kota serta sebagai acuan bagi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah
dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan menyusun program pembangunan
yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Daerah.

Kedudukan RTRWP adalah sebagai pedoman dalam :

a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan


rencana sektoral lainnya;

b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;

c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan


antarwilayah Kabupaten/Kota, serta keserasian antarsektor;

d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

e. Penataan ruang KSP; dan

f. Penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota

A. Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang

Kebijakan dan strategi penataan ruang, meliputi :

a. Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang;

b. Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang; dan

c. Kebijakan dan strategi pengendalian pemanfaatan ruang

1. Kebijakan dan Strategi Perencanaan Tata Ruang

Kebijakan perencanaan tata ruang meliputi :

a. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang yang dilakukan melalui
pendekatan partisipatif;

b. Tindaklanjut rtrwp ke dalam rencana yang lebih terperinci;

c. Penyelarasan rtrw kabupaten/kota dengan substansi rtrwp.

Strategi perencanaan tata ruang meliputi :

a. Peningkatan peran kelembagaan dan peranserta masyarakat dalam


perencanaan tata ruang;

3 - 34
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

b. Penyelarasan rtrw kabupaten/kota dengan rtrwp;

c. Menjadikan rtrwp sebagai acuan bagi perencanaan sektoral dan wilayah;

d. Penyusunan kesepakatan rtrwp dengan rtrw provinsi yang berbatasan;

e. Penyusunan rencana tata ruang ksp

2. Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang

Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang meliputi :

a. Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah;

Kebijakan pengembangan wilayah diwujudkan melalui pembagian 6 (enam) WP


serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat pengembangan.
Penetapan WP dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
pembangunan. Penetapan WP merupakan penjabaran dari Kawasan Strategis
Nasional dan Kawasan Andalan pada sistem nasional. Pembagian WP terdiri
atas :

a. WP Bodebekpunjur sebagai pengembangan kawasan perkotaan di wilayah


Jawa Barat dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN
Jabodetabekpunjur serta antisipatif terhadap perkembangan
pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor,
Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok dan sebagian wilayah di
Kabupaten Cianjur;

b. WP Purwasuka sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Purwasuka,


meliputi Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten
Karawang;

c. WP Ciayumajakuning sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan


Ciayumajakuning yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan
wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan sebagian
wilayah di Kabupaten Sumedang;

d. WP Priangan Timur-Pangandaran sebagai penjabaran dari Kawasan


Andalan Priangan Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan peran
kawasan di KSN Pacangsanak (Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan)
yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah
perbatasan, meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar;

e. WP Sukabumi dan sekitarnya sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan


Sukabumi yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah

3 - 35
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

perbatasan, meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan sebagian


wilayah di Kabupaten Cianjur; dan

f. WP KK Cekungan Bandung, meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung,


Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian wilayah di Kabupaten
Sumedang.

Kebijakan pengembangan wilayah melalui keterkaitan fungsional antar WP,


meliputi:

a. Kawasan yang terletak di bagian utara provinsi, mencakup WP


Bodebekpunjur dan sebagian WP Purwasuka, WP KK Cekungan
Bandung dan WP Ciayumajakuning, menjadi kawasan yang
dikendalikan perkembangannya;

b. Kawasan yang terletak di bagian timur provinsi, mencakup sebagian WP


Ciayumajakuning, WP KK Cekungan Bandung dan WP Priangan Timur-
Pangandaran, ditetapkan sebagai kawasan yang didorong
perkembangannya;

c. Kawasan yang terletak di bagian selatan provinsi, meliputi sebagian WP


KK Cekungan Bandung, WP Sukabumi dan sekitarnya serta WP
Priangan Timur-Pangandaran, ditetapkan menjadi kawasan yang
dibatasi perkembangannya;

d. Kawasan yang terletak di bagian barat provinsi, meliputi sebagian WP


Bodebekpunjur, WP KK Cekungan Bandung dan WP Sukabumi dan
sekitarnya, ditetapkan menjadi kawasan yang ditingkatkan
perkembangannya.

Strategi pengembangan wilayah untuk kawasan dilakukan dengan :

a. Mengendalikan pengembangan wilayah, meliputi :

1. Memenuhi kebutuhan pelayanan umum perkotaan yang


berdayasaing dan ramah lingkungan;

2. Membatasi kegiatan perkotaan yang membutuhkan lahan luas dan


potensial menyebabkan alih fungsi kawasan lindung dan lahan
sawah;

3. Menerapkan kebijakan yang ketat untuk kegiatan perkotaan yang


menarik arus migrasi masuk tinggi;

4. Mengembangkan sistem transportasi massal;

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam


mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di ksn; dan

3 - 36
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. Mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing)


terutama dengan provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan
kawasan lindung berbasis das dan pemanfaatan sumberdaya alam.

b. Mendorong pengembangan wilayah, meliputi:

1. Memprioritaskan investasi untuk mengembangkan kawasan sesuai


dengan arahan RTRWP;

2. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan


perikanan, pariwisata, industri dan perdagangan/jasa;

3. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah;

4. Menjamin ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana


permukiman yang memadai, terutama di wilayah perbatasan; dan

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam


mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di wilayah perbatasan.

c. Membatasi pengembangan wilayah, meliputi:

1. Mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung yang


telah ditetapkan;

2. Meningkatkan produktivitas lahan dan aktivitas budidaya secara


optimal dengan tetap memperhatikan fungsi lindung yang telah
ditetapkan;

3. Meningkatkan akses menuju dan ke luar kawasan;

4. Meningkatkan sarana dan prasarana permukiman terutama di


wilayah perbatasan;

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar provinsi dalam


mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di ksn; dan

6. Mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing)


terutama dengan provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan
kawasan lindung berbasis das.

d. Meningkatkan pengembangan wilayah, meliputi:

1. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan


perikanan, pariwisata, industri, dan perdagangan/jasa;

2. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah;

3 - 37
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

3. Mengembangkan sistem transportasi massal;

4. Menjamin ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana


permukiman yang memadai, terutama di wilayah perbatasan; dan

5. Meningkatkan koordinasi dalam mewujudkan kesetaraan peran dan


fungsi di wilayah perbatasan.

3. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

a. Pemantapan peran perkotaan di Daerah sesuai fungsi yang telah ditetapkan,


yaitu PKN, pknp, PKW, pkwp, dan PKL;

b. Pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan dayadukung dan


dayatampung serta fungsi kegiatan dominannya;

c. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara serta wilayah


yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga lingkungan
yang berkelanjutan;

d. Pengendalian perkembangan sistem kota di wilayah selatan dengan tidak


melebihi dayadukung dan dayatampungnya;

e. Penataan dan pengembangan infrastruktur wilayah yang dapat menjadi


pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan
wilayah untuk mewujudkan sistem kota di Daerah;

f. Mendorong terlaksananya peran WP serta KSP dalam mewujudkan pemerataan


pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk.

Strategi pemantapan peran kawasan perkotaan di Daerah sesuai fungsi yang telah
ditetapkan meliputi :

a. Meningkatkan peran PKN sebagai pusat koleksi dan distribusi skala


internasional, nasional atau beberapa provinsi;

b. Mengembangkan kegiatan ekonomi di bagian timur dengan orientasi


pergerakan ke arah Cirebon;

c. Meningkatkan peran kawasan perkotaan di bagian selatan menjadi PKNp yang


mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional, nasional atau
beberapa provinsi;

d. Meningkatkan peran PKW sebagai penghubung pergerakan dari PKL ke PKN


terdekat melalui pengembangan prasarana dan permukiman yang dapat
memfasilitasi kegiatan ekonomi di wilayah sekitarnya;

3 - 38
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

e. Meningkatkan peran kawasan perkotaan di bagian timur dan selatan menjadi


PKWp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan provinsi atau
beberapa kabupaten/kota;

f. Meningkatkan peran PKL perkotaan sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi


untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan; dan

g. Meningkatkan peran PKL perdesaan sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal
yang menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan

Strategi pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan dayadukung


lingkungan serta fungsi kegiatan dominannya meliputi:

a. Mengendalikan mobilitas dan migrasi masuk terutama ke wilayah pusat


pertumbuhan;

b. Mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar dan mendorong


pengembangan permukiman vertikal di kawasan padat penduduk, antara lain
di kawasan perkotaan Bodebek dan kawasan perkotaan Bandung Raya;

c. Mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman skala besar dan


mendorong pengembangan permukiman vertikal di Kawasan Pantura untuk
mengurangi kecenderungan alih fungsi lahan sawah; dan

d. Mengendalikan perkembangan kegiatan industri manufaktur dan kawasan


permukiman skala besar di koridor Bodebek-Cikampek-Bandung.

Strategi pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara dan


wilayah yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga lingkungan
yang berkelanjutan meliputi :

a. Menetapkan WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Ciayumajakuning, dan


WP KK Cekungan Bandung ;

b. Meningkatkan fungsi WP sebagai klaster pengembangan ekonomi wilayah


belakangnya (hinterland); dan

c. Memantapkan fungsi PKW, PKWp, dan PKL untuk mendukung klaster


perekonomian di WP, melalui penyediaan prasarana dengan kuantitas dan
kualitas sesuai standar pelayanan minimal.

Strategi pengendalian dan pengembangan sistem kota di wilayah selatan sesuai


dengan dayadukungnya meliputi :

a. Menetapkan WP Sukabumi dan sekitarnya serta WP Priangan Timur-


Pangandaran;

b. Meningkatkan fungsi WP sebagai klaster pengembangan ekonomi; dan

3 - 39
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

c. Memantapkan fungsi PKW, PKWp, dan PKL untuk mendukung klaster


perekonomian di WP, melalui penyediaan prasarana dengan kuantitas dan
kualitas sesuai standar pelayanan minimal.

Strategi penataan dan pengembangan sistem prasarana wilayah yang dapat


menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong
pengembangan wilayah untuk terwujudnya sistem kota di Daerah meliputi :

a. Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana


wilayah untuk mendukung pergerakan di sepanjang koridor kawasan perkotaan
Bandung Raya-Cirebon, dan kawasan perkotaan Pangandaran ke arah Cirebon;

b. Mengembangkan sistem angkutan umum massal di Kawasan Perkotaan


Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya dan Cirebon untuk mengurangi
masalah transportasi perkotaan;

c. Realisasi rencana pengembangan pelabuhan laut Internasional Cirebon dan


Bandara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, untuk memantapkan
peran kawasan perkotaan Cirebon dan mengurangi intensitas kegiatan di
Kawasan Perkotaan Bodebek dan Kawasan Perkotaan Bandung Raya;

d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta fasilitas


pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan pada WP;

e. Mengembangkan sistem energi dan kelistrikan yang dapat memantapkan


fungsi PKW, PKWp, PKL perkotaan, dan PKL perdesaan;

f. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana sumberdaya air berbasis


DAS untuk menunjang kegiatan perkotaan dan pertanian;

g. Mengembangkan sistem Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah


(TPPAS) regional sesuai dengan proyeksi pertumbuhan penduduk,
perkembangan kegiatan perkotaan dan ekonomi;

h. Mengembangkan sistem telekomunikasi yang merata terutama untuk


menunjang kegiatan ekonomi yang dikembangkan di PKL perkotaan, PKL
perdesaan, PKW, dan PKWp; dan

i. Meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan budaya,


terutama di PKL perkotaan dan PKL perdesaan, untuk meningkatkan kualitas
hidup penduduk serta mengurangi mobilitas dan migrasi ke pusat kegiatan di
PKN dan PKW.

Strategi pendorong terlaksananya peran WP dan KSP dalam mewujudkan


pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk meliputi :

3 - 40
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

a. Menentukan fungsi setiap WP agar terjadi sinergitas pembangunan;

b. Menentukan arah pengembangan wilayah sesuai potensi dan kendala di setiap


WP;

c. Optimalisasi fungsi PKW dan PKL dalam setiap WP; dan

d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana untuk mendukung mobilitas


dan pemenuhan kebutuhan dasar di dalam WP.

4. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang.

Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi :

a. Pengembangan kawasan lindung; dan

b. Pengembangan kawasan budidaya.

5. Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi :

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengawasan dan penertiban yang


didasarkan kepada arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan,
arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi;

b. Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagai salah satu alat pengendalian


pemanfaatan ruang;

c. Pemberian izin pemanfaatan ruang yang merupakan kewenangan


kabupaten/kota, berpedoman pada rtrwp;

d. Pemberian izin pemanfaatan ruang oleh kabupaten/kota yang berdampak


besar dan/atau menyangkut kepentingan nasional dan/atau provinsi,
dikoordinasikan dengan gubernur.

Rencana tata ruang wilayah provinsi terdiri dari :

1. Rencana struktur ruang wilayah provinsi, meliputi :

• Rencana pengembangan sistem perkotaan meliputi :

1. Sistem perkotaan di Daerah terdiri atas :

a. Penetapan Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan


Bandung Raya, dan Cirebon sebagai PKN, dengan peran menjadi
pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau
beberapa provinsi;

3 - 41
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

b. Penetapan Pangandaran dan Palabuhanratu sebagai pknp, yang


mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional,
nasional atau beberapa provinsi;

c. Penetapan Kota Sukabumi, Palabuhanratu, Cikampek-Cikopo,


Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran sebagai PKW,
dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala nasional;

d. Penetapan Kota Banjar dan Rancabuaya sebagai pkwp, yang


mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan provinsi atau
beberapa kabupaten/kota;

e. Penetapan kawasan Cikarang, Cibinong, Cimanggis, Cibadak,


Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Soreang,
Padalarang, Sumedang, Pamanukan, Subang, Jalan Cagak,
Jatibarang, Sumber, Majalengka, Kuningan, Garut, Pameungpeuk,
Singaparna, Ciamis dan Banjarsari sebagai PKL Perkotaan, dengan
wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa kecamatan;

f. Penetapan Jampang Kulon, Sagaranten, Jampang Tengah,


Sukanagara, Wanayasa, Plered, Rengasdengklok, Cilamaya,
Ciwidey, Banjaran, Majalaya, Ciparay, Cicalengka, Rancaekek,
Cilengkrang, Cililin, Ngamprah, Cisarua, Lembang, Tanjungsari,
Wado, Tomo, Conggeang, Ciasem, Pagaden, Kalijati, Pusakanagara,
Karangampel, Kandanghaur, Patrol, Gantar, Arjawinangun,
Palimanan, Lemahabang, Ciledug, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh,
Cikijing, Talaga, Cilimus, Ciawigebang, Luragung, Kadugede,
Cikajang, Bungbulang, Karangnunggal, Kawali, Cijeungjing,
Cikoneng, Rancah, Panjalu, Pamarican dan Cijulang sebagai PKL
Perdesaan, dengan wilayah pelayanan kabupaten/kota dan
beberapa kecamatan

Tabel 3.5
Sistem Perkotaan Provinsi
PKL
NO KAB./KOTA PKN PKNp PKW PKWp PKL PERDESAAN
PERKOTAAN
1 Kota Bekasi Bodebek
2 Kab Bekasi
3 Kota Bogor
4 Kab Bogor
5 Kota Depok
6 Kota Sukabumi
Sukabumi
7 Kab Palabuhanratu Palabuhanratu Cibadak Jampang kulon
Sukabumi Sagaranten
Jampang tengah
8 Kab Cianjur Cianjur Sukanagara
Sindangbarang

3 - 42
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

PKL
NO KAB./KOTA PKN PKNp PKW PKWp PKL PERDESAAN
PERKOTAAN
9 Kab Cikopo- Purwakarta Wanayasa
Purwakarta Cikampek Plered
10 Kab Karawang Rengasdengklok
Karawang Cilamaya
11 Kota Kawasan
Bandung Perkotaan
12 Kab Bandung
Bandung Raya
13 Kab
Bandung
Barat
14 Kota Cimahi
15 Kab Sumedang Wado
Sumedang Tomo
Conggeang
16 Kab Subang Pamanukan Ciasem
Subang Pagaden
Jalan Jagak Kalijati
Pusakanagara
17 Kab Indramayu Jatibarang Karangampel
Indramayu Kandanghaur
Patrol
Gantar
18 Kota Cirebon
Cirebon
19 Kab Cirebon
20 Kab Kadipaten Majalengka Kertajati
Majalengka Jatiwangi
Rajagaluh
Cikijing
Talaga
21 Kab Kuningan Cilimus
Kuningan Ciawigebang
Luragung
Kadugede
22 Kab Garut Rancabuaya Garut Cikajang
Pameungpeuk Bungbulang
23 Kota Tasikmalaya
Tasikmalaya
24 Kab Singaparna Karangnunggal
Tasikmalaya
25 Kab Ciamis Pangandaran Pangandaran Ciamis Kawali
Banjarsari Cijeungjing
Parigi Cikoneng
Rancah
Panjalu
Pamarican
Cijulang
26 Kota Banjar Banjar
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

3 - 43
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Tabel 3.6
Sistem Perkotaan PKN (Kawasan Perkotaan BODEBEK)
PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III
Kawasan Kota Bekasi
Perkotaan Cikarang Tarumajaya
Bodebek Tambun
Setu
Kota Bogor
Cibinong Cileungsi
Jonggol
Parung
Semplak
Rumpin
Parungpanjang
Leuwiliang
Jasinga
Cigudeg
Kota Depok Cimanggis
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

Tabel 3.7
Sistem Perkotaan (Kawasan Perkotaan Bandung Raya)
PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III
Kawasan Kota Bandung
Perkotaan Kabupaten Bandung Soreang Ciwidey
Bandung Raya Banjaran
Majalaya
Ciparay
Cicalengka
Rancaekek
Cilengkrang
Kabupaten Bandung Padalarang Cililin
Barat Ngamprah
Cisarua
Lembang
Kota Cimahi
Kabupaten Tanjungsari
Sumedang
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

Tabel 3.8
Sistem Perkotaan (PKN Cirebon)
PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III
Cirebon Kota Cirebon
Kabupaten Cirebon Sumber Arjawinangun
Palimanan
Lemahabang
Ciledug
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

3 - 44
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

• Rencana pengembangan infrastruktur wilayah.

Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di Daerah, meliputi :

a. Pengembangan infrastruktur jalan dan perhubungan terdiri atas :

• Pengembangan jaringan jalan primer yang melayani distribusi


barang dan jasa yang menghubungkan PKN, pknp, PKW, pkwp dan
PKL;
• Pengembangan jaringan jalan tol dalam kota maupun antarkota
sebagai penghubung antarpusat kegiatan utama;
• Pengembangan jaringan kereta api yang berfungsi sebagai
penghubung antar PKN serta antara PKN dengan pknp dan pkwp;
• Pengembangan bandara dan pelabuhan nasional maupun
internasional serta terminal guna memenuhi kebutuhan pergerakan
barang dan jasa dari dan ke Daerah dalam skala regional, nasional,
maupun internasional; dan
• Pengembangan sistem angkutan umum massal dalam rangka
mendukung pengembangan pusat kegiatan utama.

b. Pengembangan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi berbasis DAS


terdiri atas :

• WS Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum;

• WS Cimanuk-Cisanggarung;

• WS Citanduy;

• WS Ciwulan-Cilaki; dan

• WS Cisadea-Cibareno.

c. Pengembangan infrastruktur energi dan kelistrikan terdiri atas :

• Pengembangan instalasi dan jaringan distribusi listrik untuk


meningkatkan pasokan listrik ke seluruh wilayah;

• Pengembangan energi terbarukan meliputi panas bumi, energi


potensial air, energi surya, energi angin dan bioenergi; dan

• Pengembangan energi tak terbarukan meliputi bahan bakar


minyak, gas, dan batubara untuk meningkatkan pasokan energi.

d. Pengembangan infrastruktur telekomunikasi terdiri atas :

• Pengembangan telekomunikasi di Desa yang belum terjangkau


sinyal telepon;

3 - 45
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

• Pengembangan telekomunikasi di Desa yang belum dilalui jaringan


terestrial telekomunikasi; dan
• Pengembangan Cyber Province.

e. pengembangan infrastruktur permukiman, terdiri atas :

• Pengembangan hunian vertikal di perkotaan;


• Pengembangan kawasan siap bangun atau lingkungan siap bangun
di perkotaan;
• Peningkatan pelayanan sistem air minum;
• Pengelolaan air limbah dan drainase;
• Pengelolaan persampahan;
• Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh;
• Pembangunan kawasan dan sarana olahraga;
• Pembangunan pusat kebudayaan;
• Pembangunan rumah sakit;
• Pembangunan pasar induk regional;
• Pengembangan/pembangunan home industry;
• Peningkatan prasarana dasar permukiman perdesaan;
• Peningkatan dan pembangunan pusat kegiatan belajar; dan
• Pembangunan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
pembantu.
2. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi

Rencana pola ruang wilayah provinsi, terdiri atas:

a. Kawasan Lindung Provinsi

Rencana pola ruang kawasan lindung provinsi meliputi :

a. Menetapkan kawasan lindung provinsi sebesar 45% dari luas seluruh


wilayah Daerah yang meliputi kawasan lindung berupa kawasan hutan dan
kawasan lindung di luar kawasan hutan, yang ditargetkan untuk dicapai
pada tahun 2018;

b. Mempertahankan kawasan hutan minimal 30% dari luas Daerah Aliran


Sungai (DAS);

c. Mempertahankan kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi


hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; dan

d. Mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung yang berada di luar


kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung.

3 - 46
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Kawasan lindung terdiri dari:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,


meliputi :

1. Kawasan hutan lindung;

2. Kawasan resapan air;

b. Kawasan perlindungan setempat, meliputi :

1. Sempadan pantai;

2. Sempadan sungai;

3. Kawasan sekitar waduk dan danau/situ;

4. Kawasan sekitar mata air;

5. RTH di kawasan perkotaan;

c. Kawasan suaka alam, meliputi :

1. Kawasan cagar alam;

2. Kawasan suaka margasatwa;

3. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;

4. Kawasan mangrove;

d. Kawasan pelestarian alam, meliputi :

1. Taman nasional;

2. Taman hutan raya;

3. Taman wisata alam;

e. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

f. Kawasan rawan bencana alam, meliputi :

1. Kawasan rawan tanah longsor;

2. Kawasan rawan gelombang pasang;

3. Kawasan rawan banjir;

g. Kawasan lindung geologi, meliputi :

3 - 47
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

1. Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars;

2. Kawasan rawan bencana alam geologi;

3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah;

h. Taman buru;

i. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ;

j. Terumbu karang;

k. Kawasan koridor bagi satwa atau biota laut yang dilindungi; dan

l. Kawasan yang sesuai untuk hutan lindung.

Tabel 3.9
Kawasan Lindung Provinsi Jawa Barat
Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya
1.1 Kawasan Hutan Hutan Lindung Hutan Tereletak di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH):
berfungsi Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Kawasan
lindung Bandung Utara, Kawasan Bandung Selatan, Garut,
Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Majalengka,
Indramayu dan Kuningan.
1.2 Kawasan Non Hutan Tersebar di Jawa Barat
resapan air
2. Kawasan Perlindungan Setempat
2.1 Sempadan pantai Non Hutan Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Sukabumi, Kab.
Cianjur, Kab. Subang, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya,
Kab. Ciamis, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, Kota
Cirebon
2.2 Sempadan Non Hutan Terletak di seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS)
sungai
2.3 Kawasan sekitar Non Hutan • Waduk Ir. H. Juanda-Jatiluhur, terletak di
waduk dan Kabupaten Purwakarta;
danau/situ • Waduk Cirata, terletak di Kabupaten
Purwakarta – Cianjur - Bandung Barat;
• Waduk Cileunca, Waduk Cipanunjang, dan Situ
Sipatahunan, terletak di Kabupaten Bandung;
• Waduk Saguling, Situ Ciburuy, dan Situ
Lembang, terletak di Kabupaten Bandung
Barat;
• Situ Gede, Waduk Pongkor, Situ Kemang,
Waduk Lido, Waduk Cikaret, terletak di
Kabupaten Bogor;
• Waduk Darma, Waduk Wulukut, Waduk Dadap
Berendung, terletak di Kabupaten Kuningan;
• Waduk Sedong dan Situ Patok, terletak di

3 - 48
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
Kabupaten Cirebon;
• Waduk Cipancuh dan Situ Bolang, terletak di
Kabupaten Indramayu;
• Waduk Sindang Pano, Waduk Sangyang, Situ
Anggrarahan, Situ Rancabeureum, terletak di
Kabupaten Majalengka;
• Waduk Jatigede, terletak di Kabupaten
Sumedang;
• Waduk Cibeureum, terletak di Kabupaten
Bekasi;
• Situ Kamojing, terletak di Kabupaten Karawang;
• Situ Bagendit, terletak di Kabupaten Garut;
• Situ Gede, terletak di Kabupaten Tasikmalaya;
• Situ Bojongsari, terletak di Kota Depok.
2.4 Kawasan sekitar Non Hutan Tersebar di Jawa Barat
mata air
2.5 Ruang Terbuka Hutan dan Tersebar di Jawa Barat
Hijau Kota Non Hutan
3. Kawasan Suaka Alam
3.1 Kawasan Hutan Hutan • Cagar Alam Arca Domas, Cagar Alam Yan
Cagar Alam Konservasi Lapa, dan Cagar Alam Dungus Iwul, terletak di
Kabupaten Bogor;
• Cagar Alam Talaga Warna, terletak di
Kabupaten Bogor – Cianjur;
• Cagar Alam Takokak, Cagar Alam Cadas
Malang, dan Cagar Alam Bojong Larang
Jayanti, terletak di Kabupaten Cianjur;
• Cagar Alam Gunung Simpang, terletak di
Kabupaten Bandung - Cianjur;
• Cagar Alam Telaga Patengan, Cagar Alam
Gunung Malabar, Cagar Alam Cigenteng
Cipanji I/II, Cagar Alam Yung Hun, dan Cagar
Alam Gunung Tilu, terletak di Kabupaten
Bandung;
• Cagar Alam Papandayan (perluasan) dan
Cagar Alam Kawah Kamajong, terletak di
Kabupaten Bandung - Garut;
• Cagar Alam Gunung Tangkubanparahu,
terletak di Kabupaten Bandung - Subang;
• Cagar Alam Talaga Bodas dan Leuweung
Sancang, terletak di Kabupaten Garut;
• Cagar Alam Sukawayana, Cagar Alam
Cibanteng, Cagar Alam Tangkuban Parahu
(Palabuhanratu), terletak di Kabupaten
Sukabumi;
• Cagar Alam Burangrang, terletak di Kabupaten
Purwakarta;
• Cagar Alam Gunung Jagat, terletak di

3 - 49
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
Kabupaten Sumedang;
• Cagar Alam Pananjung Pangandaran dan
Cagar Alam Panjalu/Koorders, terletak di
Kabupaten Ciamis.
3.2. Kawasan Hutan Hutan ▪ Suaka Margasatwa Cikepuh terletak di
suaka Konservasi Kabupaten Sukabumi
margasatwa ▪ Suaka Margasatwa Gunung Sawal terletak di
Kabupaten Ciamis
▪ Suaka Margasatwa Sindangkerta, terletak di
Kabupaten Tasikmalaya
3.3 Kawasan suaka Hutan Hutan ▪ Suaka Alam Laut Leuweung Sancang, terletak di
alam laut dan Konservasi Kabupaten Garut
perairan lainnya ▪ Suaka Alam Laut Pangandaran, terletak di
Kabupaten Ciamis
3.4 Kawasan pantai Hutan Hutan ▪ Muara Gembong, terletak di Kabupaten Bekasi
berhutan bakau/ Konservasi ▪ Muara Bobos dan Blanakan, terletak di
payau Kabupaten Subang
▪ Tanjung Sedari, terletak di Kabupaten. Karawang
▪ Eretan, terletak di pantai Kabupaten Indramayu
dan Kabupaten Cirebon
4. Kawasan Pelestarian Alam
4.1. Taman Nasional Hutan Hutan ▪ Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di
Konservasi Kabupaten Sukabumi, Bogor
▪ Taman Nasional Gunung Halimun terletak di
Kabupaten Sukabumi dan Bogor
▪ Taman Nasional Gunung Ciremai, terletak di
Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka
4.2. Taman Hutan Hutan Hutan ▪ Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda terletak
Raya Konservasi Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung
Barat, Kota Bandung
▪ Taman Hutan Raya Pancoran Mas terletak di
Kota Depok
▪ Taman Hutan Raya Gunung Palasari dan Gunung
Kunci di Kabupaten Sumedang
4.3. Taman Wisata Hutan Hutan ▪ Taman Wisata Alam Gunung Salak Endah,
Alam Konservasi Taman Wisata Alam Talaga Warna dan Taman
Wisata Alam Gunung Pancar, terletak di
Kabupaten Bogor;
▪ Taman Wisata Alam Sukawayana, terletak di
Kabupaten Sukabumi;
▪ Taman Wisata Alam Jember, terletak di
Kabupaten Cianjur;
▪ Taman Wisata Alam Telaga Patengan dan
Taman Wisata Alam Cimanggu, terletak di
Kabupaten Bandung;
▪ Taman Wisata Alam Curug Dago, terletak di
Kota Bandung;

3 - 50
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
▪ Taman Wisata Gunung Tangkubanparahu,
terletak di Kabupaten Bandung Barat - Subang;
▪ Taman Wisata Alam Curug Santri, terletak di
Kabupaten Karawang;
▪ Taman Wisata Alam Kawah Kamojang terletak di
Kabupaten Bandung - Garut;
▪ Taman Wisata Alam Papandayan, Taman Wisata
Alam Gunung Guntur dan Taman Wisata Alam
Talaga Bodas, terletak di Kabupaten Garut;
▪ Taman Wisata Alam Gunung Tampomas,
terletak di Kabupaten Sumedang;
▪ Taman Wisata Alam Linggarjati, terletak di
Kabupaten Kuningan;
▪ Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran,
terletak di Kabupaten Ciamis;
▪ Taman Wisata Alam lainnya, tersebar di
Kabupaten/Kota.
5. Kawasan Cagar Non Hutan ▪ Istana Bogor, Batu Tulis, dan Gedung Negara
Budaya dan Ilmu BKPP Wilayah I terletak di Kota Bogor;
Pengetahuan ▪ Istana Cipanas, Megalitikum Gunung Padang,
dan Kawasan Makam Rd. Aria di Cikundul,
terletak di Kabupaten Cianjur;
▪ Kawasan Gedung Sate, terletak di Kota Bandung;
▪ Candi Bojong Menje dan Kawasan Makam Syech
Mahmud di Kabupaten Bandung
▪ Observatorium Bosscha dan Kampung Budaya
Gua Pawon, terletak di Kabupaten Bandung
Barat;
▪ Makam Sunan Gunungjati, terletak di Kabupaten
Cirebon;
▪ Gua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, Keraton
Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Gedung
Negara BKPP Wilayah III terletak di Kota Cirebon;
▪ Museum Linggarjati, terletak di Kabupaten
Kuningan;
▪ Kampung Naga dan Kawasan Makam Syech
Sunan Rohmat Pamijahan, terletak di Kabupaten
Tasikmalaya;
▪ Gunung Kunci, Komplek Museum Prabu Geusan
Ulun, Komplek Makam Dayeuh Luhur, terletak di
Kabupaten Sumedang;
▪ Candi Cangkuang, Kampung Dukuh, Kawasan
Makam Syech Muhidin, dan Gedung Negara
BKPP Wilayah IV, terletak di Kabupaten Garut;
▪ Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Budaya
Sindangbarang, Kampung Adat Lemah Duhur,
dan Gua Gudawang, terletak di Kabupaten
Bogor;

3 - 51
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
▪ Ciung Wanara Karang Kamulyan, Situ Lengkong
Panjalu, dan Kampung Kuta, terletak di
Kabupaten Ciamis;
▪ Pulau Biawak, terletak di Kabupaten Indramayu;
▪ Kampung Ciptagelar, terletak di Kabupaten
Sukabumi;
▪ Kawasan Makam Syech Tb. Ahmad Bakri, dan
Gedung Negara BKPP Wilayah II, terletak di
Kabupaten Purwakarta;
▪ Kawasan Situs Candi Jiwa dan Makam Syech
Quro, terletak di Kabupaten Karawang; dan
▪ Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
lainnya, tersebar di Kabupaten/Kota.
6. Kawasan Rawan Bencana Alam
6.1 Kawasan Rawan Non Hutan Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab.
Tanah Longsor Bandung, Kab. Garut, Kab. Purwakarta, Kab.
Sumedang, Kab.Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab.
Majalengka, Kab. Kuningan & Kab. Cirebon
6.2 Kawasan Non Hutan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
Gelombang Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan
Pasang Kabupaten Bekasi
6.3 Kawasan Rawan Non Hutan Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten
Banjir Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Bekasi
7. Kawasan Lindung Geologi
7.1 Kawasan Non Hutan 1. Kawasan Cagar Alam Geologi, meliputi :
Konservasi • Kawasan Geologi Pasir Pawon dan Gua
Lingkungan Pawon, terletak di Kabupaten Bandung
Geologi Barat;
• Kawasan Geologi Ciletuh, terletak di
Kabupaten Sukabumi;
• Kawasan Geologi Rancah, terletak di
Kabupaten Ciamis; dan
• Kawasan Geologi Pasirgintung, terletak di
Kabupaten Tasikmalaya.
2. Kawasan Kars, tersebar di Kabupaten Bogor,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten
Ciamis.
7.2 Kawasan Rawan Non Hutan 1. Kawasan rawan bencana gunung api, meliputi :
Bencana Geologi • Kawasan Gunung Salak, terletak di Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Sukabumi;

3 - 52
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
• Kawasan Gunung Gede-Pangrango, terletak
di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Sukabumi;
• Kawasan Gunung Patuha, Kawasan Gunung
Wayang Windu, dan Kawasan Gunung
Talagabodas, terletak di Kabupaten Bandung;
• Kawasan Gunung Ciremai, terletak di
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon
dan Kabupaten Majalengka;
• Kawasan Gunung Guntur, terletak di
Kabupaten Garut;
• Kawasan Gunung Tangkubanparahu, terletak
di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Subang;
• Kawasan Gunung Papandayan, terletak di
Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung;
dan
• Kawasan Gunung Galunggung, terletak di
Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten
Garut.
2. Kawasan rawan gempa bumi tektonik, tersebar di
daerah rawan gempa bumi Bogor-Puncak-
Cianjur, daerah rawan gempa bumi Sukabumi-
Padalarang-Bandung, daerah rawan gempa
bumi Purwakarta-Subang-Majalengka, dan
daerah rawan gempa bumi Garut-Tasikmalaya-
Ciamis;
3. Kawasan rawan gerakan tanah, tersebar di
Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan
Kabupaten Ciamis;
4. Kawasan yang terletak di zona sesar aktif,
tersebar di Sesar Cimandiri (Palabuhanratu-
Padalarang), Sesar Lembang (Bandung Barat),
dan Sesar Baribis (Kuningan-Majalengka);
5. Kawasan rawan tsunami, tersebar di Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Garut, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten
Sukabumi; dan
6. Kawasan rawan abrasi, tersebar di pantai
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sukabumi,

3 - 53
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis.
7.3 Kawasan yang Non Hutan 1. Kawasan imbuhan air tanah, tersebar di Jawa
memberikan Barat
perlindungan 2. Kawasan sempadan mata air, tersebar di Jawa
terhadap air Barat.
tanah
8. Kawasan Taman Hutan Hutan Taman Buru Gunung Masigit terletak di Kabupaten
Buru Konservasi Bandung, Garut, dan Sumedang
9. Kawasan Non Hutan ▪ Muara Gembong, terletak di Kabupaten Bekasi;
perlindungan ▪ Kebun Raya Bogor, terletak di Kota Bogor;
plasma nutfah ▪ Taman Safari Indonesia, Taman Buah Mekarsari,
dan Gunung Salak Endah, terletak di Kabupaten
Bogor;
▪ Taman Bunga Nusantara, Kebun Raya Cibodas,
dan Ciogong, terletak di Kabupaten Cianjur;
▪ Pantai Pangumbahan dan Perairan Sukawayana,
terletak di Kabupaten Sukabumi;
▪ Jatiluhur/Sanggabuana, terletak di Kabupaten
Purwakarta;
▪ Kawah Putih dan Gunung Patuha, terletak di
Kabupaten Bandung;
▪ Kebun Binatang Bandung, terletak di Kota
Bandung;
▪ Cimapang/Rancabuaya, terletak di Kabupaten
Garut;
▪ Gunung Cakrabuana, Sirah Cimunjul dan
Gunung Galunggung terletak di Kabupaten
Tasikmalaya;
▪ Majingklak, Karang Kamulyan, Panjalu dan
Cukang Taneuh, terletak di Kabupaten Ciamis;
▪ Gunung Ageung, terletak di Kabupaten
Majalengka;
▪ Muara Cimanuk dan Pulau Biawak, terletak di
Kabupaten Indramayu; dan
▪ Kebun Raya Kuningan, terletak di Kabupaten
Kuningan.
10. Terumbu Karang Non Hutan ▪ Pantai Cilamaya, terletak di Kabupaten
Karawang;
▪ Pantai Bobos, terletak di Kabupaten Subang;
▪ Pantai Majakerta dan Pulau Biawak, terletak di
Kabupaten Indramayu;
▪ Pantai Karang Hawu, Cisolok, Citepus, Surade,
Ciracap, dan Ciwaru, terletak di Kabupaten
Sukabumi;
▪ Pantai Santolo, Cilauteureun sampai Cagar Alam
Sancang, Cikelet, terletak di Kabupaten Garut;
▪ Pantai Cipatujah sampai Karangtawulan, terletak

3 - 54
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Klasifikasi
Fungsi Jenis/Tipe Lokasi (Kode)
Fisik
di Kabupaten Tasikmalaya; dan
▪ Pantai Krapyak, Pantai Timur dan Barat Cagar
Alam Pananjung, Pantai Karang Jaladri, terletak
di Kabupaten Ciamis.
11. Koridor satwa dan Non Hutan ▪ Tempat bertelur penyu hijau, terdapat di Ciracap
biota laut yang dan Ujung Genteng, terletak di Kabupaten
dilindungi Sukabumi, serta Pantai Keusik Luhur, terletak di
Kabupaten Ciamis;
▪ Tempat bertelur penyu, terdapat di Pantai
Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.
12. Kawasan yang Non Hutan Tersebar di luar kawasan hutan negara, yang
sesuai untuk memiliki skor > 175, dihasilkan dari analisis hutan
Hutan Lindung lindung kriteria SK Mentan No.
837/KPTS/Um/11/1980.
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

b. Arahan pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi.

Tabel 3.10
Kawasan Andalan Provinsi Jawa Barat
No Kawasan Andalan Sektor Unggulan
1 Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur ▪ Pertanian
(Bopunjur dan Sekitarnya) ▪ Pariwisata
▪ Industri
▪ Perikanan
2 Kawasan Sukabumi dan Sekitarnya ▪ Perikanan
▪ Pertanian
▪ Pariwisata
▪ Perkebunan
3 Kawasan Purwakarta, Subang, Karawang ▪ Pertanian
(Purwasuka) ▪ Industri
▪ Pariwisata
▪ Perikanan
4 Kawasan Cekungan Bandung ▪ Industri
▪ Pertanian
▪ Pariwisata
▪ Perkebunan
5 Kawasan Cirebon-Indramayu- ▪ Pertanian
Majalengka-Kuningan) ▪ Industri
▪ Perikanan
▪ Pertambangan
6 Kawasan Priangan Timur-Pangandaran ▪ Pertanian
▪ Industri
▪ Perkebunan

3 - 55
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan


▪ Pariwisata
▪ Perikanan
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

B. Rencana Wilayah Pengembangan (WP)

1. WP Bodebekpunjur

2. WP Purwasuka

3. WP Ciayumajakuning

4. WP Priangan Timur – Pangandaran

5. WP Sukabumi dan Sekitarnya

6. WP KK Cekungan Bandung

Tabel 3.11
Arahan Pengembangan WP Provinsi Jawa Barat
Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
WP Mengendalikan Melengkapi fasilitas  Kota Bogor, Kota Depok Pariwisata,
Bodebekpunjur perkembangan pendukung PKNp dan dan Kota Bekasi industri
fisik wilayah PKL diarahkan sebagai kota manufaktur,
Mengembangkan terdepan ibukota perikanan,
infrastruktur strategis Negara yang perdagangan,
Mengembangkan merupakan bagian dari jasa,
perdagangan jasa, pengembangan KSN pertambangan,
industri non polutan dan Jabodetabekpunjur agribisnis dan
industri kreatif, untuk mendorong agrowisata
pariwisata pengembangan PKN
Investasi padat modal kawasan perkotaan
yg efisien lahan, air Jabodetabek, menjadi
baku, energi, teknologi simpul pelayanan dan
tinggi, non-polutif jasa perkotaan, serta
Pengendalian mengembangkan sektor
pemanfaatan lahan di perdagangan, jasa dan
kaw. konservasi, industri padat tenaga
pelibatan swasta & kerja;
masyarakat dalam  Kabupaten Bogor dan
kegiatan ekonomi, Bekasi diarahkan
peningkatan SDM lokal menjadi kawasan

3 - 56
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
Peningkatan produksi penyangga dalam
dan distribusi pangan sistem PKN kawasan
(padi, jagung, kedelai perkotaan Jabodetabek,
dan protein hewani) serta untuk
mengembangkan sektor
industri ramah
lingkungan dan hemat
penggunaan air tanah,
serta kegiatan
pertambangan mineral
logam dan non logam
untuk mendukung
pembangunan di
Bodebekpunjur;
 Kawasan Puncak di
Kabupaten Bogor -
Cianjur diarahkan pada
kegiatan rehabilitasi dan
revitalisasi kawasan
lindung di KSN
Jabodetabekpunjur.
WP Purwasuka Mendorong Melengkapi fasilitas  PKW Cikampek-Cikopo Pertanian,
pengembangan pendukung PKW dan diarahkan untuk perkebunan,
kawasan dengan PKL memenuhi fungsinya kehutanan,
tetap Mengembangkan sebagai PKW dengan peternakan,
mengendalikan infrastruktur strategis melengkapi sarana dan perikanan,
sawah di Pantura Mengembangkan prasarana minimal yang bisnis kelautan,
pertanian tanaman terintegrasi dengan industri
pangan, agroindustri, wilayah pengaruhnya; pengolahan,
industri manufaktur non  Kabupaten Purwakarta pariwisata, dan
polutif dan non diarahkan pada pertambangan.
ekstraktif, industri kreatif kegiatan industri non-
dan multimedia, bisnis polutif dan non-
kelautan yang berdaya ekstraktif atau tidak
saing tinggi dan mengganggu irigasi dan
berorientasi ekspor cadangan air, industri
kreatif, pariwisata dan
agroindustri, serta
kegiatan pertambangan
mineral logam dan non
logam;
 Kabupaten Subang
diarahkan menjadi
simpul pendukung
pengembangan PKN
Kawasan Perkotaan

3 - 57
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
Bandung Raya,
diarahkan pada
kegiatan pertanian
lahan basah
berkelanjutan, industri
non-polutif dan non-
ekstraktif atau tidak
mengganggu irigasi dan
cadangan air dan tidak
mengakibatkan alih
fungsi lahan sawah,
bisnis kelautan, serta
kegiatan pertambangan
mineral non-logam.
 Kabupaten Karawang
diarahkan menjadi
simpul pendukung
pengembangan PKN
Kawasan Perkotaan
Bodedek, untuk
kegiatan pertanian
lahan basah
berkelanjutan, bisnis
kelautan, industri non-
polutif dan non-
ekstraktif atau tidak
mengganggu irigasi dan
cadangan air, serta
agroindustri.
WP Mendorong Melengkapi fasilitas  Kota Cirebon diarahkan Agribisnis,
Ciayumajakuning pengembangan pendukung PKN, PKW sebagai kota inti dari agroindustri,
wilayah gerbang dan PKL PKN dengan sarana dan perikanan,
timur Jawa Barat Mengembangkan prasarana minimal PKN pertambangan,
infrastruktur strategis yang terintegrasi periwisata
Pola ruang PKN dalam dengan wilayah
bentuk ring (Ring 1: Jasa pengaruhnya, serta
perdagangan dan menjadi simpul utama
transportasi, Ring 2: pelayanan jasa dan
Industri berbasis lokal, perdagangan, dan
Ring 3: Penyedia bahan industri di Daerah
baku) bagian timur, serta
Mengembangkan wisata untuk kegiatan wisata
budaya, religi dan alam budaya dan religi;
Mendorong agribisnis  Kabupaten Cirebon
yang didukung sektor diarahkan sebagai
industri, perikanan laut bagian dari PKN

3 - 58
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
dan darat, pertanian dengan sarana dan
tanaman pangan, prasarana minimal yang
kehutanan, perkebunan terintegrasi, dan
& peternakan di mengarahkan kegiatan
kawasan pinggiran utama pada sektor
Mendorong industri, bisnis kelautan
pengembangan hutan dan pertanian, serta
mangrove, rumput laut kegiatan pertambangan
dan perikanan tambak mineral;
Pengendalian perikanan  Kabupaten Indramayu
tangkap di kawasan diarahkan menjadi PKW
pesisir dengan sarana dan
prasarana minimal yang
terintegrasi, serta
diarahkan kegiatan
utama pada pertanian
lahan basah
berkelanjutan, bisnis
perikanan dan kelautan,
industri, pertambangan
terutama minyak dan
gas;
 Kabupaten Majalengka
diarahkan menjadi
lokasi Bandar udara
Internasional Jawa Barat
dan Aerocity di Kertajati,
daerah konservasi
utama Taman Nasional
Gunung Ciremai, serta
untuk kegiatan
agrobisnis dan industri
bahan bangunan, serta
kegiatan pertambangan
mineral, serta
pengembangan sarana
dan prasarana yang
terintegrasi di PKW
Kadipaten;
 Kabupaten Kuningan
diarahkan sebagai PKL,
dengan sarana dan
prasarana pendukung
minimal, serta diarahkan
untuk menampung
kegiatan sektor

3 - 59
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
pertanian, wisata alam,
agroindustri, dan
daerah konservasi
utama Taman Nasional
Gunung Ciremai
termasuk perlindungan
sumberdaya air; dan
 Kabupaten Sumedang Pertanian,
diarahkan sebagai PKL, perkebunan,
dengan sarana dan perikanan
prasarana minimal, serta tangkap,
untuk kegiatan utama pariwisata,
agrobisnis dan industri, industri
serta kegiatan pengolahan,
pertambangan mineral pertambangan
WP Priatim - Mendorong Melengkapi fasilitas  Kota Tasikmalaya mineral
Pangandaran perkembangan pendukung PKW dan diarahkan sebagai
PKW Tasikmalaya PKL bagian dari PKW
dan PKNp Mengembangkan dengan sarana dan
Pangandaran, infrastruktur strategis prasarana minimal PKW
serta Mengembangkan yang terintegrasi, serta
pengembangan pariwisata Pangandaran pusat pengembangan
secara terbatas dsk industri kerajinan,
kawasan Daerah Mengembangkan sektor perdagangan dan jasa;
bagian Selatan. dan komoditas  Kabupaten Tasikmalaya
unggulan dengan diarahkan untuk
meningkatkan akses kegiatan sektor
sentra-sentra produksi pertanian dan
agroindustri, perikanan
dan industri pengolahan
perikanan, pusat
pengembangan industri
kerajinan, wisata alam,
dan kegiatan
pertambangan mineral
logam dan non logam ;
 Kabupaten Garut
diarahkan untuk
kegiatan pertanian dan
industri pengolahan
pertanian, perikanan
dan industri pengolahan
perikanan, wisata alam
dan minat khusus, serta
kegiatan pertambangan

3 - 60
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
mineral logam dan non
logam;
 Rancabuaya di
Kabupaten Garut
diarahkan sebagai
PKWp dengan sarana
dan prasarana minimal
yang terintegrasi, serta
kegiatan wisata minat
khusus;
 Kabupaten Ciamis
diarahkan untuk
kegiatan sektor
pertanian, industri
pengolahan hasil
pertanian, wisata pantai,
perikanan dan industri
pengolahan perikanan,
serta kegiatan
pertambangan mineral
non logam;
 Pangandaran di
Kabupaten Ciamis
diarahkan sebagai PKW
dan PKNp dengan
sarana dan prasarana
minimal yang
terintegrasi serta
diarahkan sebagai
daerah tujuan wisata
nasional dan
internasional;
 Kota Banjar diarahkan
sebagai PKWp dengan
sarana dan prasarana
minimal yang
terintegrasi, serta
kegiatan sektor
perdagangan, jasa, dan
sebagai pintu gerbang
Daerah berbatasan
dengan Provinsi Jawa
Tengah.
WP Sukabumi Mendorong Melengkapi fasilitas  Kota Sukabumi Pertanian,
dsk perkembangan pendukung PKW dan diarahkan untuk perkebunan,
koridor PKL pengembangan peternakan,

3 - 61
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
Sukabumi-Cianjur Mengembangkan agribisnis, perikanan
dan PKNp infrastruktur strategis pengembangan pusat tangkap,
Palabuhanratu, Mengembangkan pengolahan hasil pariwisata,
serta membatasi agribisnis, industri non- peternakan, wisata agro, industri
perkembangan di polutif dan tidak industri non-polutif dan pengolahan,
bagian selatan mengganggu resapan tidak mengganggu bisnis kelautan,
Kabupaten air, wisata pantai dan resapan air, serta dan
Sukabumi dan agro, dan wisata minat perdagangan dan jasa pertambangan
Kabupaten khusus. yang mendukung fungsi mineral.
Cianjur. Pengembangan bisnis PKW Sukabumi;
kelautan yang  Kabupaten Sukabumi
berwawasan lingkungan diarahkan untuk
dengan memanfaatkan pengembangan
modal investasi untuk agribisnis,
menghasilkan daya pengembangan
saing global kawasan pengembalaan
umum ternak
ruminansia, wisata
pantai, wisata agro,
wisata minat khusus,
industri non-polutif dan
tidak mengganggu
resapan air,
perdagangan dan jasa
yang mendukung fungsi
PKW Palabuhanratu dan
simpul layanan wilayah
sekitarnya,
pengembangan wilayah
pesisir selatan melalui
pengembangan wisata
pantai dan wisata minat
khusus serta perikanan
tangkap, serta
pertambangan mineral
logam dan non logam;
 Palabuhanratu di
Kabupaten Sukabumi
diarahkan pula sebagai
PKNp, dengan sarana
dan prasarana minimal
yang terintegrasi, serta
diarahkan untuk
kegiatan bisnis kelautan
skala nasional dan
internasional; dan

3 - 62
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
Kabupaten Cianjur
diarahkan untuk
pengembangan
agribisnis tanaman
pangan,
pengembangan
kawasan pengembalaan
umum ternak
ruminansia, wisata agro,
wisata alam, industri
kreatif, pengembangan
wilayah pesisir untuk
perikanan tangkap,
wisata minat khusus,
serta kegiatan
pertambangan mineral
logam dan non logam.
WP KK Cekungan Mengendalikan Melengkapi fasilitas  Kota Bandung Pertanian
Bandung pembangunan pendukung PKN, PKW diarahkan sebagai kota hortikultura,
dengan dan PKL inti dari PKN dengan industri non-
mengoptimalkan Mengendalikan kegiatan utama polutif, industri
fungsi pengembangan perdagangan dan jasa, kreatif,
pemerintahan di kegiatan di kawasan industri kreatif dan perdagangan
tingkat pusat dan perkotaan teknologi tinggi, dan jasa,
daerah pariwisata, dan pariwisata,
transportasi; perkebunan
 Kabupaten Bandung dengan
diarahkan sebagai meningkatkan
bagian dari PKN, manajemen
Mengembangkan dengan kegiatan utama pembangunan
kawasan pinggiran PKN industri non-polutif, yang
dengan tetap menjaga wisata alam, pertanian berkarakter
fungsi lindung kawasan dan perkebunan; lintas
Mengembangkan  Kabupaten Bandung Kabupaten/Kota
pembangunan dan Barat diarahkan sebagai yang secara
hunian vertikal bagian dari PKN kolektif berbagi
dengan kegiatan utama peran
industri non-polutif, membangun
pertanian, industri dan percepatan
kreatif, dan teknologi perwujudan
tinggi;
 Kota Cimahi diarahkan PKN
sebagai kota inti dari Metropolitan
PKN dengan kegiatan Bandung Raya
utama perdagangan
dan jasa, industri kreatif

3 - 63
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sektor
Wilayah
Tema Unggulan dan
Pengembangan Arah Pengembangan Fokus Pengembangan
Pengembangan Potensial
(WP)
Wilayah
dan teknologi tinggi;
dan
 Kabupaten Sumedang
diarahkan sebagai PKL,
dilengkapi sarana dan
prasarana pendukung
minimal, serta pusat
pendidikan tinggi di
kawasan Jatinangor,
agrobisnis dan industri.
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

Penetapan KSP dilaksanakan dengan memperhatikan KSN, yang meliputi:

a. Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur;

b. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung;

c. Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pameungpeuk;

d. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pameungpeuk;

e. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung Sari;

f. Kawasan Stasiun Telecommand;

g. Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro;

h. Kawasan Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan-Nusakambangan


(Pacangsanak)

i. Kawasan SKSD Palapa Klapanunggal.

Kawasan StrategisProvinsi terdiri dari :

1. KSP Bandung Utara;

2. KSP Hulu Sungai Citarum;

3 - 64
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

3. KSP Bogor-Puncak-Cianjur;

4. KSP Jonggol;

5. KSP Pangandaran dan sekitarnya;

6. KSP Sukabumi bagian selatan dsk;

7. KSP koridor Bekasi-Cikampek;

8. KSP koridor Purwakarta-Padalarang;

9. KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat;

10. KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity;

11. KSP koridor Bandung-Cirebon;

12. KSP Garut Selatan dsk;

13. KSP Observatorium Bosscha;

14. KSP pendidikan Jatinangor;

15. KSP perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah;

16. KSP Pulau Nusa Manuk-Tasikmalaya;

17. KSP pusat pemerintahan Gedung Sate;

18. KSP kilang minyak Balongan;

19. KSP pesisir Pantura;

20. KSP Panas Bumi Wayang Windu;

21. KSP Panas Bumi Kamojang-Darajat-Papandayan;

22. KSP Panas Bumi dan Pertambangan Mineral Bumi Gunung Salak-Pongkor;

3 - 65
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

23. KSP Panas Bumi Sangkanhurip; dan

24. KSP Panas Bumi Gunung Gede-Pangrango.

Tabel 3.12
Arahan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi
No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan
1 Pertahanan KSP Pulau Kawasan pulau terluar • Penanganan kegiatan
dan Keamanan Manuk yang memiliki fungsi pengamanan dan konservasi
pertahanan keamanan pulau
2 Lingkungan KSP Bandung Kawasan yang potensial • Rehabilitasi dan revitalisasi
hidup Utara menimbulkan masalah fungsi konservasi kawasan
yang bersifat lintas • Pembatasan dan
kabupaten/kota, bersifat pengendalian pembangunan
fisik lingkungan dan
kebencanaan
3 Lingkungan KSP Hulu Kawasan yang potensial • Rehabilitasi dan revitalisasi
hidup Sungai Citarum menimbulkan masalah fungsi konservasi kawasan
yang bersifat lintas
kabupaten/kota, bersifat
fisik lingkungan dan
kebencanaan
4 Lingkungan KSP Bogor- Kawasan yang potensial • Rehabilitasi dan revitalisasi
Hidup Puncak-Cianjur menimbulkan masalah kawasan
yang bersifat lintas • Pembatasan dan
kabupaten/kota, bersifat pengendalian pembangunan
fisik lingkungan dan
kebencanaan
5 Lingkungan KSP Pesisir Kawasan daratan • Pengendalian pemanfaatan
Hidup Pantura (kecamatan) sepanjang SDA yang melebihi daya
pesisir pantai serta dukung lingkungan
perairan pantai • Rehabilitasi/revitalisasi
sepanjang 12 mil laut dari kawasan hutan Mangrove
pasang tertinggi • Pengembangan/ peningkatan
kegiatan ekonomi pesisir
• Peningkatan kualitas
pemukiman nelayan
6 Ekonomi KSP Kawasan yang • Mengembangkan kegiatan
Pangandaran diprioritaskan menjadi wisata pesisir dan minat
dan sekitarnya pengembangannya khusus
untuk mengurangi • Menjaga kelestarian
ketimpangan lingkungan pantai
perekonomian Jawa • Meningkatkan aksesibilitas
Barat dan sarana penunjang wisata
7 Ekonomi KSP Sukabumi Kawasan yang • Mengembangkan kawasan
bagian selatan diprioritaskan menjadi agromarine bisnis dan wisata
dsk pengembangan untuk minat khusus
mengurangi

3 - 66
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan


ketimpangan • Menjaga kelestarian
perekonomian Jawa lingkungan pantai
Barat • Meningkatkan aksesibilitas
dan sarana penunjang wisata
8 Ekonomi KSP koridor • Kawasan yang • Berpotensi sebagai kawasan
Bekasi- diprioritaskan menjadi ekonomi untuk persaingan di
Cikampek kawasan yang dapat tingkat regional
mendorong • Perlu sinergitas infrastruktur
perekonomian Jawa • Perlu sinergitas
Barat pembangunan antar daerah
• Penurunan kualitas • Perlu dikendalikan agar tidak
lingkungan merambah kawasan lahan
basah
9 Ekonomi KSP koridor • Kawasan yang • Mengembangkan kawasan
Padalarang- diprioritaskan menjadi wisata terpadu dan
Purwakarta kawasan yang dapat agroindustri
mendorong • Pengembangan Technopark
perekonomian Jawa dan perkantoran
Barat • Mengoptimalkan
• Penurunan kualitas pemanfaatan Waduk Jatiluhur
lingkungan dan Cirata untuk kegiatan
pariwisata & kegiatan khusus
sesuai daya dukungnya
10 Ekonomi KSP pertanian • Kawasan yang • Merupakan daerah lumbung
lahan basah potensial menimbulkan padi nasional
Pantura masalah yang bersifat • Mempertahankan luasan
lintas kabupaten/kota, lahan sawah
bersifat fisik lingkungan • Meningkatkan pendapatan
dan ekonomi petani dengan program
• Kawasan potensial alih multiaktivitas agribisnis dan
fungsi lahan perbaikan irigasi
• Memperkecil resiko banjir
dan kekeringan
11 Ekonomi KSP Bandara Kawasan yang • Mengembangkan bandara &
Internasional diprioritaskan menjadi aerocity
Jawa Barat kawasan yang dapat • Mengintegrasikan dengan
Kertajati dsk mendorong pengembangan wilayah
perekonomian Jawa disekitarnya
Barat • Kerjasama dengan pihak
swasta
12 Ekonomi KSP Bandung- Kawasan yang • Mengembangkan kawasan
Cirebon diprioritaskan menjadi agroindustri
kawasan yang dapat • Memanfaatkan hasil
mendorong pertanian sebagai bahan
perekonomian Jawa olahan industri yang
Barat dikembangkan
13 Lingkungan KSP Garut Kawasan yang potensial • Mengembangkan Kota Garut
Hidup Selatan dsk menimbulkan masalah Selatan secara terbatas sesuai
yang bersifat lintas daya dukung lingkungan

3 - 67
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan


kabupaten/kota, bersifat • Mengembangkan wisata
fisik lingkungan IPTEK
14 Ekonomi KSP Perbatasan Kawasan yang terletak di • Peningkatan infrastruktur
Jabar-Jateng perbatasan provinsi dan • Menyelarasan struktur dan
memerlukan sinkronisasi pola ruang, serta arah
penataan ruang dan pengembangan wilayah agar
pengembangan wilayah terintegrasi dan saling
dengan kawasan yang mendukung dengan kawasan
berbatasan tetangga
15 Ekonomi KSP Kilang Kawasan yang • Mengembangkan kawasan
Minyak diprioritaskan agroindustri
Balongan mendorong • Memanfaatkan hasil
perekonomian Jawa pertanian sebagai bahan
Barat olahan industri yang
dikembangkan
16 Sosial dan KSP Pendidikan Kawasan yang • Revitalisasi kawasan
budaya Jatinangor diprioritaskan menjadi • Penataan lingkungan sekitar
kawasan yang dapat • Peningkatan aksesibilitas
mendorong menuju kawasan
perekonomian Jawa • Pengembangan
Barat pembangunan vertikal
17 Sosial dan KSP Pusat Pusat pemerintahan • Pelestarian cagar budaya
budaya Pemerintahan provinsi • Peningkatan citra kawasan
Gedung Sate
18 Ekonomi KSP Jonggol Alternatif pusat • Pengembangan perkotaan
pelayanan publik tingkat mandiri
Nasional • Peningkatan pelayanan publik
tingkat nasional
19 Pendayagunaa KSP Kawasan perlu • Rehabilitasi dan revitalisasi
n SDA & Observatorium dikendalikan kawasan;
teknologi tinggi Bosscha • Mengendalikan
pembangunan di Lembang
dan Kawasan Bandung Utara;
• Melarang adanya kegiatan
yang mengganggu
berfungsinya observatorium;
• Mengendalikan kegiatan
wisata terbatas di Lembang
dan Kawasan Bandung Utara.
20 Pendayagunaa KSP panas bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi
n SDA dan Wayang Windu sumber energi panas yang ramah lingkungan dan
teknologi tinggi bumi berikut fasilitas berkelanjutan
pengolahan energi serta • Sinergitas dengan
kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah
yang perlu dikelola sekitar
dengan serasi
21 Pendayagunaa KSP panas bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi
n SDA dan Kamojang- sumber energi panas yang ramah lingkungan dan
teknologi tinggi bumi berikut fasilitas berkelanjutan

3 - 68
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

No Penanganan KSP Kriteria Isu Penanganan


Darajat- pengolahan energi serta • Sinergitas dengan
Papandayan kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah
yang perlu dikelola sekitar
dengan serasi
22 Pendayagunaa KSP Panas Bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi
n SDA dan dan sumber energi panas yang ramah lingkungan dan
teknologi tinggi Pertambangan bumi berikut fasilitas berkelanjutan
Mineral Gunung pengolahan energi serta • Sinergitas dengan
Salak-Pongkor kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah
yang perlu dikelola sekitar
dengan serasi
23 Pendayagunaa KSP Panas Bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi
n SDA dan Sangkanhurip sumber energi panas yang ramah lingkungan dan
teknologi tinggi bumi berikut fasilitas berkelanjutan
pengolahan energi serta • Sinergitas dengan
kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah
yang perlu dikelola sekitar
dengan serasi
24 Pendayagunaa KSP Panas Bumi Kawasan tempat lokasi • Pemanfaatan SDA energi
n SDA dan Gunung Gede- sumber energi panas yang ramah lingkungan dan
teknologi tinggi Pangrango bumi berikut fasilitas berkelanjutan
pengolahan energi serta • Sinergitas dengan
kawasan di sekitarnya pengembangan wilayah
yang perlu dikelola sekitar
dengan serasi
Sumber : Perda No 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat

E. RTRW Kabupaten Bandung


1. Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang

Untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan dan sebagai langkah


dalam mengantisipasi /mengandalikan perubahan yang muncul di masa yang akan
dating, maka terhadap Rencana pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD)
Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 yang merupakan bagian dari rencana
pembangunan jangka panjang daerah pada tahap kedua 2011 – 2015 Kabupaten
bandung Tahun 2005 – 2025 perlu mendapat mendapat perhatian lebih.

Dengan mempertimbangkan isu yang dihadapi Kabupaten Bandung antara lain


keamanan dan ketertiban masyarakat , pelayanan publik, lingkunga hidup dan
bencana, pendidikan kesehatan dan kesholehan social ,pembangunan perdesaan dan
ketahanan pangan, infrastruktur wilayah dan tata ruang , serta kemiskinan. Maka visi
pemerintah Daerah kabuoaten Bandung yang dituangkan dalam RPJMD tahun2010 –
2015 adalah :

3 - 69
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

“Terwujudnya Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Tata
Kelola Pemerintahan yang baik dan Pemantapan pembangunan Perdesaan,
berlandasakan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan.”

Pengertian dari perumusan dan penjelasan terhadap visi dimaksud, adalah sebagai
berikut :

• Maju : Kondisi sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang memiliki


kepribadian baik, berakhlak mulia dan berkuakita s dengan pendidikan yang tinggi.

• Mandiri : Kondisi masyarakat kabupaten Bandung yang mampu memenuhi


kebutuhan sendiri, untuk lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang
sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang lebih maju, dengan mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri.

• Berdaya saing : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki kemampuan


untuk bersaing dengan sehat dalam lingkup regional maupun nasional, yang
mencakup berbagai aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum, dan aspek daya saing daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pembangunan Kabupaten Bandung.

• Tata Kelola Pemerintahan yang Baik : Kondisi penyelenggaraan pemerintahan


Kabupaten Bandung yang dilakukan secara terpadu dan bertanggung jawab,
dengan menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga domain
utama, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, serta memperhatikan tingkat
effisiensi, effektivitas, partisipasif yang berlandaskan hukum, menjunjung tinggi
keadilan, demokratisasi, transparan, responsive, serta berorientasi pada consensus,
kesetaraan dan akuntabel.

• Pemantapan Pembangunan Perdesaan : Kondisi pemantapan pembangunan di


Kabupaten Bandung memberikan perhatian yang besar dan sungguh-sungguh
terhadap pengembangan perdesaan, peningkatan kualitas SDM kelembagaan
perdesaan, peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan system
transportasi perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang
berdaya saing, pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta pemberdayaan
masyarakat perdesaan.

• Religius : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai, norma


semangat dan kaidah agama,khususnya Islam yang diyakini dan dianut serta
menajdi karakter dan identitas mayoritas Kabupaten Bandung, yang harus menjiwai,
mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan,
termasuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dengan
tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama.

3 - 70
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

• Kultural : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai budaya


sunda yang baik, melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan
berkembang seiring dengan laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi
keselarasan dan kestabilan social. Pengembangan budaya sunda tersebut dilakukan
dengan tetap menghargai pluralitas kehidupan masyarakat secara proporsional.

• Berwawasan lingkungan : Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki


pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan
kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fugsi strategis lingkungan
terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan ,
harus menjadi acuan utama segala aktivitas pembangunan , agar tercipta tatanan
kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

Untuk pencapaian pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber


daya yang terdapat di Kabupaetn bandung perlu memperhatikan isu dan pencapaian
visi Kabupaten Bandung 2010- 2015 yang maju mandiri dan mampu bersaing dengan
dirumuskan 7 (tujuh) Misi Kabupaten Bandung ( sesuai RPJMD TAHUN 2010 – 2015)
)sebagai berikut :

1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi

2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan iman


dan takwa serta melestarikan budaya sunda

3. Memantapkan pembangunan perdesaan

4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah

6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing

7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan


berkelanjutan

Ketujuh butir Misi kabupaten Bandung, semata-mata untuk ”mewujudkan kondisi


kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, mencakup kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan soail, seni budaya dan olah raga”. Pembangunan
daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia dn masyarakat
Kabupaten Bandung. Kondisi tersebut tercermin pada pendidikan, kesehatan, tingkat
kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja dan tingkat kriminalitas.

Tujuan dari setiap Misi yang akan dijalankan akan memberikan arah bagi pelaksanaan
setiap urusan pemerintahan daerah, baik urusan terkait aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum maupun aspek daya saing daerah. Tujuan dari
masing-masing misi sesaui urutannya adalah sebagai berikut :

3 - 71
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

1. Mewujudkan pelayanan publik yang prima

2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur,


brbudaya sunda dan berlandaskan iman dan kaqwa.

3. Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri

4. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat

5. Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah

6. Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan trhadap perekonomian daerah

7. Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan


daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi
bencana.

2. Rencana Struktur Tata Ruang


a. Rencana Sistem Perkotaan

• Sistem kota-kota, yang terdiri dari kota-kota/simpul-simpul dengan fungsinya


masing-masing dalam lingkup pengembangan wilayah.

• Jaringan prasarana utama wilayah yang mengaitkan secara fungsional dan spasial
antar kota-kota yang akan dikembangkan.

Beberapa prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem kota-kota/pusat


permukiman di wilayah Kabupaten Bandung adalah :

• Membatasi limpahan perkembangan perkotaan dari Kota Bandung untuk tidak


meluas secara ekspansif dan tidak beraturan ke arah Kabupaten Bandung

• Mengembangkan sistem transportasi yang mendukung struktur yang direncanakan


dan meningkatkan aksesibilitas antar sub pusat wilayah untuk mengurangi
ketergantungan kepada Kota Bandung

• Menjaga keberadaan kawasan lindung

• Mengintegrasikan fungsi dan sistem kota-kota / pusat permukiman

• Mengantisipasi perkembangan kegiatan di masa mendatang

Secara konseptual struktur tata ruang Kabupaten Bandung merupakan pola polisentrik
(polisentrik Urban Region), dengan dua pusat utama. Sistem kota yang akan
dikembangkan di Kabupaten Bandung dilakukan berdasarkan pertimbangan :

1. Hirarki sistem kota yang dianalisis berdasarkan Indeks Sentralitas dan tingkat
aksesilbilitas dari setiap kecamatan di Kabupaten Bandung.

3 - 72
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

2. Memiliki perkembangan kegiatan fungsional perkotaan dan kawasan terbangun


yang pesat serta dapat menarik minat investasi.

3. Berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa dan produksi yang didukung oleh tingkat
ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang memadai serta
memberikan manfaat : meningkatkan ketersediaan untuk pengembangan
wilayahnya, meningkatkan perkembangan lintas sektor, terutama sektor ekonomi,
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Daya dukung lahan terkait dengan sebaran kawasan lindung dan kawasan rawan
bencana di sekitar pusat-pusat pemukiman yang ada.

5. Sebaran penduduk perkotaan dan desa-desa yang mempunyai sifat perkotaan


(desa urban).

6. Memiliiki akses yang berorientasi pada skala pelayanan regional dan lokal.

7. Arahan kebijakan yang telah ada.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemudian ditentukan hirarki dari masing-masing


kota di wilayah Kabupaten Bandung seperti dapat dilihat pada tabel dan gambar
dibawah ini.

Tabel 3.13
Sistem Kota di Kabupaten Bandung
Hirarki I Hirarki IIa Hirarki IIb: Hirarki III Hirarki III0 Hirarki IV
Kota Soreang- • Ciwidey- • Rancabali.
Bandung Katapang Pasirjambu
Banjaran • Pangalengan, • Cimaung,
• Cangkuang, • Arjasari,
• Pameungpeuk.
Majalaya • Ciparay • Kertasari,
• Pacet,
• Ibun,
• Solokanjeruk.
• Paseh.
Baleendah • Dayeuhkolot
• Bojongsoang
Cileunyi- • Jatinangor
Rancaekek • Cimanggung
Cicalengka • Nagreg,
• Cikancung
• Cimenyan,
• Cilengkrang,
• Margahayu,
• Margaasih,
Sumber : Hasil Analisis, 2006

3 - 73
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Sistem kota-kota tersebut, didukung oleh jaringan jalan yang membentuk pola ring-
radial. Pola ring akan menghubungkan pusat-pusat kota hirarki II a dan II b, yaitu : dari
timur melalui Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Banjaran dan Soreang. Peningkatan akses
wilayah selatan bagian barat; Soreang-Ciwidey dan Banjaran-Pangalengan dan untuk
melayani pergerakan dan peningkatan akses wilayah selatan, selatan-timur, serta
Cileunyi-Cicalengka di bagian timur memanfaatkan jaringan jalan yang telah
berkembang saat ini.

Kecamatan – kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung diarahkan


sebagai wilayah yang berfungsi hirarkhi III 0, namun berorientasi pada fungsi Kota
Bandung sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah Margahayu, Margaasih,
Cilengkrang dan Cimenyan. Wilayah-wilayah tersebut dalam perkembangannya sangat
terpengaruh oleh perkembangan Kota Bandung, sehingga dapat dijadikan sebagai
buffer zone/wilayah penyangga bagi wilayah pengembangan lainnya di Kabupaten
Bandung.

A. Pembagian Wilayah Pengembangan

Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung tidak hanya diarahkan pada kawasan


perkotaan melainkan mencakup pula kawasan bukan perkotaan. Sistem kota - kota
merupakan arahan untuk menetapkan sistem perwilayahan dengan hirarki pusat – pusat
pelayanan jasa dan produksi sesuai dengan fungsi, kecenderungan perkembangan dan
orientasi perkembangannya. Sistem kota - kota dilakukan melalui pengembangan pusat
– pusat permukiman sebagai pusat pelayanan jasa ekonomi, jasa pemerintahan dan
jasa sosial lainnya, bagi kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, maupun
dalam hubungan interaksi antar pusat-pusat permukiman dengan wilayah-wilayah yang
dilayaninya secara hirarkis. Dengan demikian, pusat-pusat permukiman sebagaimana
dimaksud diatas meliputi pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.

Berdasarkan penentuan sistem kota di atas, homogenitas kawasan, serta interaksi antar
wilayah, maka sistem kota disusun dalam satuan wilayah pengembangan. Wilayah
Pengembangan (WP) di Kabupaten Bandung meliputi:

1. WP Soreang-Katapang dengan pusat Kota Soreang, meliputi Kecamatan Soreang,


Katapang, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali.

2. WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran, meliputi Kecamatan Banjaran,


Pameungpeuk, Cangkuang, Arjasari, Cimaung, Pangalengan.

3. WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah, meliputi Kecamatan Baleendah,


Dayeuhkolot, Bojongsoang.

4. WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya, Ciparay,


Solokanjeruk, Pacet, Kertasari, Paseh, dan Ibun.

5. WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota Cileunyi meliputi Kecamatan Cileunyi,


dan Rancaekek

3 - 74
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. WP Cicalengka dengan pusat kota Cicalengka meliputi Kecamatan Cicalengka,


Nagreg, dan Cikancung.

7. Non WP (yang merupakan bagian dari PKN Kota Bandung) meliputi Kecamatan
Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Cimenyan,

Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap kota maupun tiap
wilayah pengembangan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang harus
ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa
mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan :

• Hiraki kota/kawasan perkotaan

• Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya

• Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas

• Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional.

Pengembangan wilayah Kabupaten Bandung tidak hanya diarahkan pada kawasan


perkotaan melainkan mencakup pula kawasan bukan perkotaan. Sistem kota - kota
merupakan arahan untuk menetapkan sistem perwilayahan dengan hirarki pusat – pusat
pelayanan jasa dan produksi sesuai dengan fungsi, kecenderungan perkembangan dan
orientasi perkembangannya. Sistem kota - kota dilakukan melalui pengembangan pusat
– pusat permukiman sebagai pusat pelayanan jasa ekonomi, jasa pemerintahan dan
jasa sosial lainnya, bagi kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, maupun
dalam hubungan interaksi antar pusat-pusat permukiman dengan wilayah-wilayah yang
dilayaninya secara hirarkis. Dengan demikian, pusat-pusat permukiman sebagaimana
dimaksud diatas meliputi pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.

Berdasarkan penentuan sistem kota di atas, homogenitas kawasan, serta interaksi antar
wilayah, maka sistem kota disusun dalam satuan wilayah pengembangan. Wilayah
Pengembangan (WP) di Kabupaten Bandung meliputi :

1. WP Soreang-Katapang dengan pusat Kota Soreang, meliputi Kecamatan Soreang,


Katapang, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali.

2. WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran, meliputi Kecamatan Banjaran,


Pameungpeuk, Cangkuang, Arjasari, Cimaung, Pangalengan.

3. WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah, meliputi Kecamatan Baleendah,


Dayeuhkolot, Bojongsoang.

4. WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya, Ciparay,


Solokanjeruk, Pacet, Kertasari, Paseh, dan Ibun.

5. WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota Cileunyi meliputi Kecamatan Cileunyi,


dan Rancaekek

3 - 75
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. WP Cicalengka dengan pusat kota Cicalengka meliputi Kecamatan Cicalengka,


Nagreg, dan Cikancung.

7. Non WP (yang merupakan bagian dari PKN Kota Bandung) meliputi Kecamatan
Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan Cimenyan,

Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap kota maupun tiap
wilayah pengembangan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang harus
ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa
mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan :

• Hiraki kota/kawasan perkotaan

• Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya

• Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas

• Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional.

Rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Bandung adalah sebagaimana yang


terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.14
Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bandung
Wilayah Pusat Fungsi Utama
No Fasilitas Pelayanan Minimal
Pengembangan Pertumbuhan Kawasan
1. WP Soreang – Soreang ▪ Pemerintahan ▪ Sarana Pemerintahan
Kutawaringin - ▪ Jasa ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
Katapang Perdagangan PT/Akademi
▪ Permukiman ▪ Kesehatan : RSD,
▪ Pertanian pengembangan program
▪ Pariwisata pelayanan kesehatan prefentif,
▪ Industri non promotif, kuratif, dan
polutif (Kec. rehabilitatif.
Katapang) ▪ Terminal Type B
▪ Peribadatan
▪ Perekonomian : pasar,
perdagangan, grosir
▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga
▪ Akomodasi : Hotel
2. WP Banjaran Banjaran ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
▪ Jasa dan PT/Akademi
Perdagangan ▪ Kesehatan : Peningkatan sarana
▪ Permukiman dan fasilitas DTP Banjaran dan
▪ Pertanian Pangalengan pengembangan
▪ Pariwisata program pelayanan kesehatan
▪ Konservasi prefentif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
▪ Terminal Type B

3 - 76
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Wilayah Pusat Fungsi Utama


No Fasilitas Pelayanan Minimal
Pengembangan Pertumbuhan Kawasan
▪ Peribadatan
▪ Perekonomian : pasar,
perdagangan, grosir
▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga
▪ Akomodasi : Hotel
3. WP Baleendah Baleendah ▪ Jasa dan ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
Perdagangan PT/Akademi
▪ Pertanian ▪ Kesehatan : Puskesmas
▪ Industri non Perkotaan dan kesehatan matra
polutif pengembangan program
▪ Permukiman pelayanan kesehatan prefentif,
▪ Pendidikan promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
▪ Terminal Type C
▪ Peribadatan
▪ Perekonomian : pasar,
perdagangan, grosir
▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga
▪ Akomodasi : Hotel
4. WP Majalaya Majalaya ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
▪ Permukiman PT/Akademi
▪ Pertanian ▪ Kesehatan : RSUD, Puskesmas
▪ Jasa dan Majalaya, dengan kesehatan
Perdagangan Matra dan pengembangan
program pelayanan kesehatan
prefentif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
▪ Terminal Type B
▪ Peribadatan
▪ Perekonomian : pasar,
perdagangan, grosir
▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga
▪ Akomodasi : Hotel/penginapan
lainnya
5. WP Cileunyi- Cileunyi ▪ Permukiman ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
Rancaekek ▪ Jasa dan PT/Akademi
Perdagangan ▪ Kesehatan : Peningkatan fasilitas,
▪ Industri dan sarana pada DTP, dan
▪ Pertanian pengembangan Puskesmas
▪ Konservasi perkotaan pengembangan
program pelayanan kesehatan
prefentif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
▪ Terminal Type C
▪ Peribadatan
▪ Perekonomian : pasar,
perdagangan, grosir
▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga

3 - 77
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Wilayah Pusat Fungsi Utama


No Fasilitas Pelayanan Minimal
Pengembangan Pertumbuhan Kawasan
▪ Akomodasi : Hotel/penginapan
lainnya
6. WP Cicalengka Cicalengka ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
▪ Jasa PT/Akademi
Perdagangan ▪ Kesehatan : RSD, dan Puskesmas
▪ Pertanian UGD dan pengembangan
▪ Permukiman program pelayanan kesehatan
prefentif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
▪ Terminal Type C
▪ Peribadatan
▪ Perekonomian : pasar,
perdagangan, grosir
▪ Fasilitas rekreasi dan olahraga
▪ Akomodasi : Hotel/penginapan
lainnya
WP yang Margahayu ▪ Industri ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
merupakan Margaasih ▪ Permukiman ▪ Kesehatan : Puskesmas DTP di
bagian dari PKN ▪ Jasa Margaasih, RSIA di Bihbul dan
Kota Bandung Perdagangan pembangunan Puskesmas
Bihbul pengganti dan
pengembangan program
pelayanan kesehatan prefentif,
promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
▪ Peribadatan
Cilengkrang ▪ Konservasi ▪ Pendidikan : SD, SLTP, SMU,
Cimenyan ▪ Permukiman ▪ Kesehatan : Puskesmas
▪ Lahan ▪ Peribadatan
Pertanian ▪ Akomodasi dan pendukungnya
▪ Pariwisata
▪ Perdagangan
dan Jasa
Sumber: RTRW Kabupaten Bandung

b. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Hubungan pusat wilayah kecamatan sudah relatif baik, dengan dibangunnya


jaringan jalan kabupaten yang memotong jaringan jalan radial diatas. Interaksi yang
masih kurang adalah hubungan antar kota kecamatan yang berlokasi jauh di bagian
selatan (misalnya Kecamatan Kertasari, Pangalengan dan Ciwidey) dan wilayah bagian
timur laut (misalnya Kecamatan Cilengkran dan). Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bandung dan SK Bupati Bandung, panjang jaringan jalan di
Kabupaten Bandung menurut status jalannya adalah untuk jalan negara sepanjang
85,42 Km, jalan propinsi sepanjang 186,70 km, jalan kabupaten sepanjang 1.250,04 km
dan jalan desa sepanjang 7.736,01 km, sehingga panjang jalan keseluruhan di
Kabupaten Bandung adalah 9.258,18 Km.

3 - 78
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Rencana sistem prasarana transportasi untuk Kabupaten Bandung akan


diarahkan untuk menunjang struktur ruang yang akan dibentuk. Dalam konteks
transportasi sebagai alat pemenuh kebutuhan wilayah, maka demand pergerakan
eksisting yang mengarah ke Bandung dan Cimahi sebagai kota inti perlu ditanggulangi
dengan segera. Konsep transportasi yang sesuai untuk menanggulangi permasalahan
tersebut dalam jangka panjang adalah dengan menyediakan sarana transportasi massal
antar wilayah. Moda yang paling sesuai untuk itu adalah kereta api, oleh karena itu
arahan transportasi Kabupaten Bandung untuk jangka panjang adalah transportasi
kereta api atau ligth rail transportasi (monorel).

Untuk penanganan dalam jangka pendek, beberapa langkah cepat perlu


dilakukan untuk mengatasi demand eksisting misalnya dengan melalui rekayasa lalu
lintas, perbaikan geometrik jalan, peningkatan kapasitas jalan, fungsi jalan dan berbagai
langkah yang mengintervensi penyediaan supply prasarana transportasi. Langkah-
langkah ini dilakukan secara simultan dengan persiapan langkah rencana transportasi
jangka panjang.

Untuk jangka menengah, langkah yang perlu dilakukan adalah mengantisipasi


pertumbuhan demand pergerakan yang tumbuh seiring dengan perkembangan
Kabupaten Bandung. Penyediaan jaringan jalan baru baik berupa jalan biasa maupun
jalan tol dalam kota perlu dilakukan dalam tahap jangka menengah ini.

1. Pengembangan sistem angkutan massal

Sistem angkutan massal yang diusulkan untuk berupa monorail, double decker,
busline, LRT dan peningkatan jalur kereta api. Untuk jangka menengah, yang
dilakukan adalah penyediaan busline dan monorail serta peningkatan beberapa
jalur kereta api dan pembuatan jalur LRT. Peningkatan jalur kereta api yang
diusulkan untuk jangka menengah adalah jalan rel tunggal Rancaekek-Jatinangor
(4,5 km) dan jalan rel kedua Kiaracondong-Cicalengka (16,5 km). Peningkatan jalur
kereta api ini juga disertai upaya pendukung seperti perbaikan stasiun sepanjang
jalur Padalarang-Cicalengka, perbaikan persinyalan sepanjang Gedebage-
Cicalengka, penambahan sarana KRD baru beserta perbaikan dipo/bengkelnya,
serta perbaikan persilangan antara KA dan jalan. Pembuatan jalur LRT yang
diusulkan adalah jalur Stasiun-Batununggal-Cicaheum (9,2 km), Batununggal-
Soreang (24,2 km), Alun-alun-Dayeuhkolot (8,4 km), Stasiun-Bandara Husein-
Cipedes (6,8 km) dan Stasiun-Dago (3,2 km). Pembuatan jalur LRT juga disertai
upaya pendukung seperti penyediaan sarana LRT, dipo, kantor, pengendalian dan
komunikasi.

Pada beberapa ruas jalan utama seperti koridor Bandung–Soreang, Bandung -


Banjaran , Bandung–Majalaya, Bandung Cieunyi–Rancaekek diupayakan melalui
penggantian moda angkutan jalan raya yang berkapasitas lebih besar dari angkutan
kota (angkot).

3 - 79
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Pengembangan sistem angkutan massal untuk jangka panjang merupakan


kelanjutan dari berbagai upaya yang dilakukan dalam tahap menengah. Untuk
upaya peningkatan jalur kereta api, pada tahap jangka panjang yang dilakukan
adalah lanjutan perbaikan stasiun sepanjang Padalarang-Cicalengka, penambahan
sarana KRD dan perluasan dipo/bengkel KRD. Untuk LRT ada beberapa jalur baru
yang diusulkan yaitu jalur Cimahi-Tanjungsari (36 km), Alun-alun-Majalaya (25,5
km), Stasiun-Kopo-Soreang (19 km) dan jalur Stasiun-Bandara Husein-Ledeng (8,2
km). Penambahan jalur ini juga memerlukan penambahan sarana LRT, dipo dan
pusat pengendalian dan komunikasi.

Sedangkan dalam transportasi kereta api, permasalahan yang ada antara lain:

o Kondisi jaringan jalan kereta api: mengikuti jalur jalan arteri yaitu
menghubungkan kota-kota pusat kegiatan ekonomi primer.

o Jaringan jalan kereta api yang beroperasi merupakan jalur lintas Pulau Jawa
Utara-Tengah koridor Padalarang – Bandung – Cicalengka

o Jaringan jalan kereta api tidak aktif adalah:

• Koridor Soreang – Ciwidey

• Koridor Rancaekek

Sehingga pembangunan jaringan jalan kereta api dan stasiun diarahkan pada:

• Koridor Bandung – Ciwidey

• Koridor Bandung – Dayeuhkolot – Banjaran

• Koridor Rancaekek – Tanjungsari

• Koridor Kiaracondong – Cicalengka

3 - 80
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Gambar 3.2
Peta Struktur Ruang Kabupaten Bandung

3 - 81
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Gambar 3.3
Peta Struktur Ruang Kabupaten Bandung

3 - 82
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

c. Rencana Sistem Sarana Pengairan

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian di Kabupaten


Bandung yang sangat berperan dalam perkembangan perekonomian di samping sektor
industri. Namun demikian laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian cenderung turun
walaupun produksi pangan khususnya tanaman padi cenderung meningkat. Oleh
karena itu di sektor pertanian perlu adanya pencetakan sawah baru dengan didukung
sistem pengairan yang efektif dan efisien. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan
lahan-lahan yang dikonversi oleh perumahan terorganisasi dan industri, yang tujuannya
untuk pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat Kabupaten Bandung. Lahan-
lahan yang akan dibuka sebagai persawahan merupakan lahan yang sesuai untuk
pengembangan kegiatan pertanian lahan basah, dan bukan bukan lahan yang termasuk
kriteria lindung.

Di wilayah Kabupaten Bandung terdapat 42 Daerah Irigasi (DI), dengan rincian


44 Irigasi Teknis dan 6 irigasi setengah teknis. Dilihat dari luasnya, irigasi fungsional
mencapai 80,77% dari luas baku irigasi. Berdasarkan sistem mikro irigasi dapat
dibedakan menjadi irigasi teknis, setengah teknis dan sederhana. Ketiga jenis ini semua
dana pembangunan maupun perawatannya diberikan oleh pemerintah daerah. Selain
itu ada juga irigasi desa, yang mana saluran irigasi ini dibangun oleh pemerintah tapi
perawatannya diserahkan pada masyarakat / desa yang bersangkutan.

Faktor penunjang meningkatnya produksi di lahan basah tersebut (padi) adalah


adanya prasarana pengairan. Oleh karena itu arahan pengembangan dari sistem
jaringan prasarana pengairan akan sangat tergantung pada arahan rencana sektor
pertanian. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bandung merupakan
suatu tantangan bagi sektor pertanian. Walaupun bukan merupakan penyumbang
terbesar namun cukup memberi peranan terhadap persediaan bahan pangan di Jawa
Barat.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi tanaman pangan


khususnya padi tersebut maka sistem jaringan irigasi atau prasarana pengairan ini perlu
untuk dikembangkan baik berupa penambahan prasarana jaringan baru pada lahan-
lahan sawah yang belum terjangkau jaringan irigasi yang sebetulnya mempunyai
potensi sebagai sentra produksi padi maupun meningkatkan fungsi jaringan irigasi yang
telah ada melalui usaha intensifikasi.

A. Rencana Sistem Drainase

Pembangunan rencana sistem drainase saat ini antara lain belum memadainya
jaringan drainase baik dalam jumlah maupun kapasitas. Sistem drainase eksisting baru
mencakup sebagian kecil dari daerah pelayanan dan sebagian besar berada di daerah
pusat-pusat kegiatan saja. Dapat dikatakan banyak terdapat fungsi saluran drainase
yang masih digunakan bersama-sama dengan sistem penyaluran air limbah baik
domestik maupun industri (sistem tercampur) sehingga terjadi penurunan kapasitas
aliran pada saat musim hujan.

3 - 83
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

1. Perencanaan Umum Sistem Drainase

Konsep perncanaan sistem drainase yang akan dikembangkan di Kab. Bandung


adalah sistem drainase makro yang akan menjadi limpahan utama dari sistem
drainase perkotaan. Dapat juga dikembangkan konsep ekodrainase dalam
pengembangan sistem sehingga aliran air dapat ditahan dengan menggunakan
sistem embung di sepanjang aliran. Disamping itu sistem ini harus terintegrasi
dengan pengembangan jalan karena akan mempermudah pelaksanaan dan
pelayanannya. Selanjutnya seluruh perencanaan dan perubahan terhadap tata
guna lahan diharapkan bisa sinergis dengan pengembangan sistem drainase yang
ada disekitarnya dengan memperhitungkan kecukupan kapasitas yang tersedia.

Parameter terpenting dalam pengembangan drainase adalah penentuan arah


aliran. Sistem drainase harus mengikuti prinsip gravitasi dari daerah tinggi ke rendah
sehingga secara teknis dapat berjalan dengan baik dan secara ekonomis tidak
membutuhkan biaya yang besar.

2. Rencana Pengembangan Sistem Drainase

Rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Bandung diarahkan pada


sistem drainase makro dan sistem drainase perkotaan. Apabila memungkinkan
dapat dikembangkan sistem ekodrainase pada penerapannya di lapangan. Sasaran
dari rencana pengembangan sistem drainase ini adalah tersedianya sistem yang
memadai ditinjau dari segi kapasitas dan bisa mengatasi berbagai gangguan yang
selama ini menjadi penyebab kurang berfungsinya sistem drainase tersebut.
Adapun pokok-pokok rencana tersebut antara lain :

• Pembangunan saluran drainase skala tersier pada kota-kota kecamatan dengan


pengaliran pada badan air penerima terdekat

• Perbaikan dan normalisasi pada saluran-saluran drainase yang sudah ada untuk
meningkatkan kapasitas saluran

• Koordinasi dengan daerah sekitar terutama Kota Bandung dalam hal


manajemen DAS Citarum Hulu yang terletak di wilayah Kota Bandung

• Melanjutkan normalisasi sungai Citarum sebagai saluran utama

• Perbaikan sungai Cikeruh dan sungai Cisaranten. Normalisasi dan perbaikan


sungai yang dimaksud meliputi pengerukan, pelurusan, penyayatan bagian
sempit, serta pembuatan tebing penguat.

• Penataan bangunan sepanjang tepi bantaran sungai agar kapasitas alur sungai
tidak terjadi penyempitan khususnya didaerah padat seperti Margahayu,
Dayeuhkolot, Cimahi, Banjaran, Bojongsoang, dan Majalaya.

• Pembuatan embung penahan aliran

3 - 84
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

• Perlu identifikasi daerah mana yang memerlukan sistem drainage konvensional


dan daerah mana yang memerlukan konsep resapan

• Diperlukan penentuan umur guna gorong-gorong sehingga pemakaiannya


dapat lebih optimal

• Perlu redesain saluran dan peningkatan gorong-gorong

• Penanganan micro drainage sebagai pelayanan publik perlu ditingkatkan.

B. Rencana Sistem Penyediaan Air Minum

Setelah diidentifikasi terdapat beberapa beberapa permasalahan menyangkut sistem


penyediaan air bersih untuk kabupaten Bandung. Walaupun saat ini lebih terfokus pada
pelayanan sistem perpipaan, PDAM Kabupaten Bandung pada tahun 2006 hanya dapat
melayani 22,45% penduduk administrasi daerah pelayanan atau sebesar 10,15%
penduduk dengan tingkat kehilangan air (unaccounted for water) sebesar 38,12%.
Kondisi pelayanan air perpipaan tersebut masih cukup rendah karena belum
terpasangnya seluruh jaringan distribusi. Penggunaan air tanah dangkal oleh sebagian
penduduk seperti sumur dan mata air juga sangat mempengaruhi tingkat pelayanan
sistem perpipaan (SoER Kab. Bandung, 2004)

1. Perkiraan kebutuhan air Bersih

Perkiraan kebutuhan air bersih pada pembahasan ini diperhitungkan berdasarkan


kebutuhan air perkapita, pertumbuhan dan perkembangan penduduk, dan
pengklasifikasian jenis kebutuhan. Perlu juga diperhitungkan adanya
perkembangan tingkat perekonomian dan kemampuan penyedia dalam melayani
perkembangan kebutuhan air bersih untuk masa yang akan datang. Diterbitkannya
PP 16/2005 yang mengharuskan para penyedia air harus mampu mendistribusikan
air layak minum (potable water) pada tahun 2010 juga harus menjadi pertimbangan.
Untuk kebutuhan air bersih yang akan digunakan dalam studi ini ditetapkan sebesar
120 L/orang/hari dan akan diproyeksikan meningkat sampai 140 L/orang/hari pada
akhir tahun perencanaan. Kehilangan air tahun 2007 adalah sekitar 41,9% dan akan
diprediksikan menurun agar mencapai target yang ditetapkan oleh standar yaitu
mencapai maksimal 20% pada tahun 2026.

2. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih

Target yang dicanangkan pemerintah diharapkan 80% penduduk perkotaan dapat


terlayani oleh air bersih. Pengembangan yang dilakukan di Kabupaten Bandung
adalah menjadikan seluruh kecamatan dapat terlayani oleh sistem perpipaan pada
akhir tahun perencanaan. Rencana utama dari sistem penyediaan air besih di
Kabupaten Bandung adalah :

3 - 85
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

a. Pembangunan sistem baru untuk melayani daerah yang belum terlayani

b. Peningkatan kapasitas produksi PDAM dan menurunkan kehilangan air

c. Perbaikan dan rehabilitasi terhadap kapasitas sistem transmisi dan distribusi

d. Mengembangkan sistem penyediaan air bersih regional untuk beberapa


kelompok kecamatan berikut :

• Cileunyi

• Soreang, Ciparay, Paseh

• Cicalengka, Rancaekek, Cikancung

• Ciwidey, Pasirjambu

Secara umum kebijakan dalam sistem penyediaan air bersih meliputi (Laporan
Penunjang Penataan Ruang Metropolitan Bandung) :

▪ Peningkatan Penyediaan Sumber Air Baku

▪ Peningkatan Penyediaan Sumber Air Baku

▪ Konservasi Daerah Resapan dan Bantaran Sungai

▪ Meningkatkan Pelayanan Sistem Distribusi Perpipaan di Kawasan Perkotaan

▪ Mengembangkan Sistem Jaringan Pelayanan Lintas Wilayah

Pengembangan sistem air bersih akan difokuskan kepada upaya pengeksplorasian


sumber air baru sekaligus peningkatan jaringan distribusi air bersih dan infrastruktur
yang berkaitan dengannya. Sumber air baru diharapkan dapat teratasi dengan
pembangunan embung dan waduk, serta penyadapan air baku dari Waduk
Saguling. Beberapa rencana pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan
penyediaan air baku dari waduk dan pembangunan embung adalah sebagai berikut
:

1. Pembangunan Waduk Sukawana , 34.082 m3/hari

2. Pembangunan Waduk Tegalluar (Luas 10 km2 dan kedalaman 5 m), 82,192


m3/hari

3. Pembangunan Waduk Santosa (Cisangkuy), 85.205 m3/hari

4. Pembangunan Embung Cikuda, 4.384 m3/hari

5. Pembangunan Embung Peuris Hilir (Cirasea), 9.753 m3/hari

3 - 86
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. Pembangunan Embung Sekejolang (Cidurian), 3.425 m3/hari

7. Penyediaan Suplesi dari Sungai Cisangkuy,

8. Penyediaan Suplesi dari Sungai Cipamokolan, 82.192 m3/hari

10. Pembangunan Embung Bojongbambu (Ciwidey) dan Embung lain di Ciwidey,


10.822 m3/hari

11. Pembangunan Embung di Pangalengan, 71.233 m3/hari

Selain pembangunan beberapa embung dan suplesi waduk di atas, pemanfaatan air
permukaan untuk menambah sumber air baku baru perlu dilakukan dengan
menggunakan sumber air permukaan antara lain dari Sungai Cisangkuy dan Sungai
Citarik. Lebih lengkap pemanfaatan air permukaan digambarkan pada peta di bawah.

Pemanfaatan air dari S. Cisangkuy dapat diperoleh melalui sudetan antar wilayah sungai
dari Cibatarua ke S. Cisangkyu termasuk B. Santosa (volume 16, juta m3) untuk
memperoleh tambahan 1 m3/det. Pemanfaatan air tersebut harus diikuti dengan
peningkatan kapasitas pipa-pipa yang ada dan instalasi pengolahan air dari S.
Cisangkuy ke Bandung. Pemanfaatan S. Citarum dilakukan dengan pembangunan
intake sungai, pekerjaan instalasi pengolahan air dan transmisi di Citarum Hulu.

Perlu dilakukan pula identifikasi, perlindungan dan penggunaan mata air secara optimal
sebagai sumber air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang signifikan bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat, terutama untuk wilayah pedesaan. Untuk itu perlu
dilakukan konservasi daerah resapan dan bantaran sungai. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara pelaksanaan arboretum di daerah hulu Sungai Citarum, yaitu Gunung
Wayang, dan perencanaan serta penataan kembali daerah bantaran sungai dan DAS.
Selain itu ditingkatkan pengaturan pemanfaatan lahan di daerah resapan, hulu,
bantaran sungai, terutama Sungai Cikapundung dan Citarik, untuk meningkatkan
potensinya sebagai sumber air baku dan mempertahankan kualitas air sungai.

Konservasi air tanah perlu dilakukan untuk membatasi penggunaan air tanah terutama
sekali oleh pihak industri. Namun yang tak kalah pentingnya adalah pendataan kembali
penggunaan air tanah.

Sementara peningkatan sistem air bersih itu sendiri meliputi peningkatan jaringan
distribusi air bersih PDAM di Bandung Timur. Pembangunan sistem penyediaan air
bersih pedesaan dengan menggunakan terminal air dan hidran umum, terutama untuk
desa-desa di Kabupaten Bandung, seperti Kecamatan Rancaekek, Kecamatan
Cicalengka, Kecamatan Ciparay dan Kecamatan Ibun.

Untuk mengurangi pengambilan air tanah dilakukan penyediaan air olahan untuk
standar industri (Klasifikasi D) untuk daerah inustri Batujajar dari Waduk Saguling,
daerah industri Majalaya dari Citarum Hulu dan daerah industri Rancaekek-Cicalengka
dari Citarik Hulu dengan debit secara keseluruhan dapat mencapai 3,6 m3/det.

3 - 87
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Perencanaan pengembangan sumber daya air bersih direncanakan akan menggunakan


embung dan waduk sebagai sumber air permukaan. Telah diidentifikasi beberapa
embung serta waduk yang dapat dijadikan sebagai sumber air potensial beserta daerah
pelayanan yang direncanakan serta tambahan persentase pelayanan terhadap kondisi
suplai air bersih eksisting. Berikut ini tabel perencanaannya.

3. Rencana Pola Ruang

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan
dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pola spasial pemanfaatan ruang kawasan lindung tersebar
terutama di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung.

a. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung
mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi
yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya
gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat
tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang
memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung
sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten


Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian
selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi,
Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan,
Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

3 - 88
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi


untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan


ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk
keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik
untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini
dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan
kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak
membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien
Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya
pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan
atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 3.3, kawasan
resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan
Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

a. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai


pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar
dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau
antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat


ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan
Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun,
Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali.

b. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai


buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan
sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar
sungai serta mengamankan aliran sungai.

3 - 89
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari


kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai


peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai
yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada
di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut


perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman
berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun
jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah


Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik
atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang
melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang,
Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang,
Margahayu.

c. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata
air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk
melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air
dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang


cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah
yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi
Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

Kawasan sekitar danau/situ/waduk, kawasan sempadan sungai dan kawasan


sekitar mata air, seperti halnya kawasan resapan air, pemanfaatannya dapat
berupa kawasan budidaya hutan, pertanian lahan kering dan
perkebunan/tanaman tahunan.

d. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di
Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di

3 - 90
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata


Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat


seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang
dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat
jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya
dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk
pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas
lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam
dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang
disebabkan oleh alam. Kriteria kawasan lindung untuk bencana seperti gerakan
tanah dan banjir dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan rawan bencana longsor secara
umum menyebar di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di
Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg.
Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah,
Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka.

b. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung
mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi
yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya
gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat
tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang
memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

3 - 91
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung
sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 5.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten


Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian
selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi,
Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan,
Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi


untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan


ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk
keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik
untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini
dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan
kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak
membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien
Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya
pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan
atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan
resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan
Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

a. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai


pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar
dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau
antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

3 - 92
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat


ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan
Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun,
Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali.

b. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai


buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan
sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar
sungai serta mengamankan aliran sungai.

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari


kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai


peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai
yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada
di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut


perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman
berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun
jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah


Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik
atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang
melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang,
Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang,
Margahayu.

c. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata
air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk
melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air
dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

3 - 93
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang


cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah
yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi
Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

d. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di
Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di
Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata
Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat


seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang
dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat
jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya
dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk
pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas
lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan selatan
Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan,
Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan
Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka.

3.1.3 Arahan Pengembangan Wilayah Strategis

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung
mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi
yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya
gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat
tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang
memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

3 - 94
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung
sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 5.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten


Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian
selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi,
Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan,
Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi


untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan


ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk
keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik
untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini
dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan
kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak
membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien
Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya
pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan
atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan
resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan
Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

e. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai


pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar
dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau
antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

3 - 95
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat


ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan
Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun,
Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali.

f. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai


buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan
sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar
sungai serta mengamankan aliran sungai.

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari


kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai


peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai
yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada
di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut


perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman
berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun
jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah


Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik
atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang
melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang,
Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang,
Margahayu.

g. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata
air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk
melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air
dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

3 - 96
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang


cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah
yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi
Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

h. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di
Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di
Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata
Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat


seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang
dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat
jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya
dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk
pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas
lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan
selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu,
Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di
Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya,
Cicalengka.

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA

Kawasan strategis merupakan kawasan prioritas yang membutuhkan


pengembangan/penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi
pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, atau kawasan yang
mempunyai permasalahan yang harus segera ditangan. Dikaitkan dengan fungsi
strategis, struktur dan pola ruang , kawasan prioritas yang akan dikembangkan adalah
:

3 - 97
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

1. Kawasan Kota Baru Tegalluar

Kawasan Kota Baru Tegalluar merupakan kawasan strategis dengan luas ± 3.500
ha yang terdiri dari pengembangan kawasan pemukiman skala besar, kawasan
industri, pengembangan waduk/danau buatan dan kawasan rekreasi.

2. Kawasan Industri Margaasih

Kawasan Industri Margaasih merupakan kawasan strategis dengan luas ± 450


ha untuk pengembangan kawasan industri non-polutif.

3. Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat.

Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat merupakan kawasan


strategis dengan luas ± 740 ha yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport
centre) dengan luas ± 130 ha dan kawasan pendukung dengan luas ± 610 ha
terletak di Kecamatan Kutawaringin.

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung
mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi
yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya
gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat
tinggi). Kawasan lindung di Kabupaten Bandung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang
memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahannya di Kabupaten Bandung terdiri dari :

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan lindung
sebagai hutan dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan kriteria pada Tabel 5.3, kawasan hutan lindung di Kabupaten


Bandung meliputi lahan seluas 40.785,39 Ha (13,28), yang tersebar di bagian
selatan dan utara Kabupaten Bandung, yaitu : Kecamatan Cileunyi,
Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan,
Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet, Ibun, Paseh, Cimaung.

3 - 98
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi


untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
yang berguna sebagai sumber air.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan


ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk
keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik
untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini
dapat berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan
kering. Pembangunan dapat dilakukan melalui disintensif antara lain tidak
membangun infrastuktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB (Koefisien
Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya
pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan
atau danau resapan. Berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 5.3, kawasan
resapan air di kawasan perencanaan tersebar di Kecamatan Cimenyan dan
Cilengkrang.

2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas :

Kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat terdiri dari :

i. Kawasan Sekitar Danau/Situ/Waduk

Dalam Keppres No 32 tahun 1990 terdapat pasal yang mengatur mengenai


pengelolaan kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan sekitar
dananu/situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik/danau
antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Di Kabupaten Bandung, danau yang menjadi kawasan perlindungan setempat


ini adalah Waduk Cileunca dan Cipanunjang terdapat di Kecamatan
Pangalengan, Danau Ciharus dan Pangkalan yang terdapat di Kecamatan Ibun,
Danau Patengan dan Waduk Santosa di Kecamatan Rancabali.

j. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai


buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan
sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar
sungai serta mengamankan aliran sungai.

3 - 99
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari


kegiatan manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai


peraturan yang berlaku) :

• 100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak sungai
yang berada di luar permukiman,

• 50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila berada
di area permukiman.

Sesuai Keppres No 32 Tahun 1990, pada sepanjang sungai – sungai tersebut


perlu ditetapkan sebagai kawasan sempadan sungai di wilayah permukiman
berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun
jalan inspeksi.

Sungai-sungai di Kabupaten Bandung 172 sungai, dengan sungai utama adalah


Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Cibeureum dan Cikapundung, Sungai Citarik
atau Cikeruh, Sungai Citarum Hulu, Cikarial, Cisangkuy dan Ciwidey; yang
melewati Kecamatan : Majalaya, Solokan Jeruk, Ciparay, Bojongsoang,
Dayeuhkolot, Margahayu, Pameungpeuk, Cangkuang, Katapang, Soreang,
Margahayu.

k. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata
air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk
melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air
dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

Daerah-daerah mata air di Kabupaten Bandung terletak di 32 kecamatan, yang


cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan selatan. Daerah
yang tidak dijumpai sumber mata air adalah daerah dataran, meliputi
Kecamatan Bojongsoang, Margahayu dan Rancaekek.

l. Kawasan Hutan Suaka Alam

Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3, kawasan suaka alam yang terdapat di
Kabupaten Bandung adalah Cagar Alam 10.467,29 Ha. Cagar Alam terletak di
Kecamatan Pangalengan, Pasirjambu, dan Rancabali. Sedangkan Taman Wisata
Alam terletak di Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, dan Rancabali.

3 - 100
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

3. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung terdapat


seluas 740,54 Ha, antara lain adalah Taman Hutan Raya di Kecamatan Lembang
dan Cimenyan, juga terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Rancabali.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang didalamnya terdapat
jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman hutan raya
dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk
pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas
lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana longsor secara umum menyebar di bagian utara dan
selatan Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu,
Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di
Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya,
Cicalengka.

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA

Kawasan strategis merupakan kawasan prioritas yang membutuhkan


pengembangan/penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi
pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, atau kawasan yang
mempunyai permasalahan yang harus segera ditangan. Dikaitkan dengan fungsi
strategis, struktur dan pola ruang , kawasan prioritas yang akan dikembangkan adalah
:

1. Kawasan Kota Baru Tegalluar

Kawasan Kota Baru Tegalluar merupakan kawasan strategis dengan luas ± 3.500
ha yang terdiri dari pengembangan kawasan pemukiman skala besar, kawasan
industri, pengembangan waduk/danau buatan dan kawasan rekreasi.

2. Kawasan Industri Margaasih

Kawasan Industri Margaasih merupakan kawasan strategis dengan luas ± 450


ha untuk pengembangan kawasan industri non-polutif.

3. Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat.

Kawasan Terpadu Stadion Olah Raga Si Jalak Harupat merupakan kawasan


strategis dengan luas ± 740 ha yang terdiri dari kawasan inti stadion (sport

3 - 101
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

centre) dengan luas ± 130 ha dan kawasan pendukung dengan luas ± 610 ha
terletak di Kecamatan Kutawaringin.

3.2.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

A. Visi dan Misi Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung


Tahun 2010 - 2015 merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang
daerah pada tahap kedua 2011-2015 Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025. Pada
tahap ini perlu perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang
belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di
masa yang akan datang.

Visi pembangunan Kabupaten Bandung berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka


Menegah Daerah (RPJMD) tahun 2011 – 2015 adalah:

“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan,
Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.

Sedangkan Misi Pembangunan Kabupaten Bandung berdasarkan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011 - 2015 dalam rangka
mewujudkan Visi tersebut, adalah:

1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi

2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman


dan takwa serta melestarikan budaya sunda

3. Memantapkan pembangunan perdesaan

4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah

6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing

7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan


berkelanjutan

B. Arah Kabijakan Pembangunan

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan, maka arah

3 - 102
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

pembangunan jangka menengah Kabupaten Bandung hingga tahun empat (4)


mendatang adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan kondisi keamanan, ketertiban dilingkungan masyarakat

2. Meningkatkan kerjasama dengan aparat keamanan lain dalam upaya penciptaan


situasi kamtibmas yang lebih baik dan kondusif

3. Mewujudkan penguatan kelembagaan linmas yang lebih profesional terutama


dalam pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas

4. Meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial dan kepedulian dalam kehidupan


masyarakat

5. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial, gotong royong dan kepedulian dalam


kehidupan masyarakat

6. Menerapkan sangsi yang tegas terhadap para pelanggar perda, melalui


penguatan jajaran aparat Satuan Polisi Pamong Praja bekerjasama dengan aparat
penegak hukum demi mendukung tegaknya Perda

7. Meningkatkan keterlibatan masyarakat terhadap keamanan dan ketertiban


lingkungan sekitarnya

8. Meningkatkan Keterlibatan masyarakat dalam penegakan hukum dalam


kehidupan bermasyarakat dengan melibatkan masyarakat melalui ruang–ruang
publik

9. Menciptakan kondisi kehidupan polotik yang demokratis

10. Meningkatkan sistem pelayanan publik/perijinan ke arah sistem pelayanan yang


lebih sederhana, transparan, dan lebih memiliki kepastian waktu dan biaya

11. Mewujudkan pengembangan outlet-outlet pelayanan publik yang terjangkau


seluruh lapisan masyarakat

12. Membentuk sistem organisasi dan tata kerja yang efektif dan efisien

13. Mendorong terbentuknya jabatan fungsional sesuai kompetensinya

14. Meningkatkan kualitas para aparat pemerintahan; Mewujudkan sistem karir


berbasis kompetensi dan kinerja

15. Meningkatkan disiplin pegawai; Meningkatkan pelaksanaan sisdur reward &


punishment pegawa

16. Mempermudah akses masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan;


Menerapkan regulasi agar tidak terjadi penambahan luas lahan dan kritis

3 - 103
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

17. Meningkatkan penanganan lahan kritis di beberapa wilayah yang mengalami


kondisi rawan bencana

18. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lahan kritis

19. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan yang serasi, seimbang menuju
pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana

20. Membentuk Badan penanggulangan bencana daerah

21. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan lingkungan

22. Meningkatkan sistem informasi dan sumber daya lingkungan

23. Optimalisasi penggunaan teknologi ramah lingkungan

24. Menguatkan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkugan hidup,
terutama pengelola sumber daya air dan kawasan lindung

25. Menguatkan sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik secara adil
dan konsistensi

26. Menguatkan sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik (terkait
pengelolaan lingkungan hidup) secara adil dan konsistensi

27. Meningkatkan daya dukung lingkungan serta pengendalian tingkat kerusakan dan
pencemaran lingkungan

28. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian lingkungan hidup;

29. Mengurangi kerusakan hutan dan lahan kritis

30. Mencanangkan usaha ekonomi produktif (pertanian dan perkebunan) dalam


upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

31. Meningkatkan supaya penegakkan hukum di bidang pertambangan mineral dan


air tanah

32. Meningkatkan kapasitas SDM pengelola bidang pertambangan; Optimalisasi


potensi di bidang pertambangan mineral dan air tanah

33. Meningkatkan upaya konservasi lingkungan

34. Optimalisasi potensi di bidang kegeologian

35. Meningkatkan potensi dan penangganan kebencanaan geologi

36. Meningkatkan pemanfaatan energi: panas bumi, mikrohidro, biogas, surya, dan

3 - 104
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

bahan bakar nabati

37. Meningkatkan ketersediaan data spasial

38. Sosialisasi pemanfaatan dan pengendalian ruang

39. Meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumen perencanaan

40. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang; Melaksanakan pengendalian pemanfaatan


ruang secara konsisten dan terpadu

41. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan tataruang Disesuaikan dengan potensi


dan karakteristik wilayahnya

42. Menumbuhkan kesadaran masyarakat, pengawasan, pengendalian dan


penegakan hukum terhadap pengelolaan lingkungan

43. Penerapan Teknologi tepat guna untuk pengolahan sampah dan limbah

44. Rintisan pembentukan lembaga pengelolaan sampah dan limbah

45. Peningkatan sarana prasarana penunjang untuk mewujudkan kebersihan


lingkungan

46. Mewujudkan wajar dikdas 9 Tahun

47. Meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini; Mencanangkan wajar dikdas 12
Tahun

48. Mengembangkan SMK berbasis life skill sesuai kebutuhan pasar;


Mengembangkan sekolah berbasis internasional

49. Meningkatkan beasiswa bagi siswa/siswi berprestasi

50. Melibatkan peran pihak swasta dalam bidang pendidikan

51. Optimalisasi Implementasi dari Perda dan Perbup Dinnyah

52. Meningkatkan kesempatan pendidikan bagi masyarakat miskin

53. Memperkenalkan bahasa dan budaya Sunda serta kearifan lokal sejak Sekolah
Dasar

54. Melaksanakan pendataan dan pengelolaan peninggalan budaya local

55. Meningkatkan penanaman toleransi dan sikap saling menghargai antar umat
beragama sejak di Sekolah Dasar

56. Meningkatkan rasa cinta terhadap seni dan budaya tradisional Sunda semenjak

3 - 105
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

usia sekolah

57. Mencanangkan musyawarah pada tingkat desa untuk menciptakan kerukunan


antar umat beragama

58. Memperkenalkan bahasa dan budaya Sunda dan budaya religius serta kearifan
lokal sejak Sekolah Dasar

59. Peningkatan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa

60. Membuat Rintisan Islamik Center sebagai salah pusat pengembangan budaya
religius islami

61. Mewujudkan masyarakat yang mampu membaca dan menulis

62. Menanamkan Program Gemar Membaca Bagi anak usia sekolah

63. Meningkatkan kualitas guru sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

64. Meningkatkan ketertarikan siswa/I SMP/MTs untuk melanjutkan sekolah ke SMK


yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

65. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya hidup sehat;


Meningkatkan penyuluhan/sosialisasi tentang lingkungan dan budaya hidup yang
sehat kepada masyarakat

66. Meningkatkan penyuluhan tentang gizi dan program imunisasi kepada bayi yang
baru lahir; Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan pelayanan kesehatan
hingga menjangkau desa-desa

67. Menyediakan fasilitas pendukung bagi tenaga medis di daerah

68. Mewujudkan sarana prasarana sebagai daya dukung kesehatan

69. Rintisan penyelenggaraan even olahraga prestasi

70. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas atlet berprestasi

71. Menyediakan fasilitas sarana untuk olahraga masyarakat umum

72. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

73. Terciptanya tranpsransi dalam proses pembangunan

74. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan

75. Meningkatnya bangunan turap/talud/bronjong secara bertahap pada daerah


rawan longsor dan bencana

3 - 106
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

76. Meningkatkan sistem jaringan drainase secara bertahap pada daerah rawan
banjirdan mengurangi daerah genangan air pada kawasan perkotaan dan
pemukiman

77. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan fasilitas perhubungan


(penerangan jalan umum)

78. Meningkatkan pelayanan infrastruktur transportasi yang ada untuk mendukung


tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan

79. Percepatan terhadap pembangunan di daerah tertinggal

80. Percepatan terhadap pembangunan kawasan strategis

81. Mengelompokkan dan mengembangkan kawasan menjadi kawasan jasa


perdagangan, UMKM dan industri kreatif

82. Menyiapkan infrastruktur, berupa jalan, pusat perdagangan dan fasilitas


pendukung kegiatan jasa perdagangan

83. Menetapkan AMDAL bagi kawasan yang akan dikembangkan menjadi UMKM,
industri kreatif serta pusat perdagangan

84. Meningkatkan kondisi iklim investasi yang menarik dan memudahkan bagi
investor baik dalam maupun luar negeri

85. Menumbuhkembangkan sistem manajemen terpadu antar komoditas pertanian,


perkebunan, peternakan, Perikanan dan wilayah sentra produksi

86. Mengelola dan melaksanakan intensifikasi lahan pertanian, perkebunan,


peternakan, Perikanan

87. Mendorong masyarakat untuk terlibat pada sektor pertanian dan industri
pengolahan hasil pertanian yang ramah lingkungan

88. Meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan petani dalam rangka


peningkatan kualitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan

89. Meningkatkan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan pertanian,


perkebunan, peternakan, Perikanan dan industri pengolahan

90. Mewujudkan program 'one village one product' dalam rangka mendukung
kegiatan promosi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan dan hasil
industri pengolahan

91. Mencanangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media


pengembangan agribisnis kepewilayahan

3 - 107
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

92. Memfasilitasi kebutuhan pangan pokok bagi rumah tangga miskin

93. Pengembangan Desa Mandiri Pangan; Peningkatan kewaspadaan pangan dan


gizi

94. Meningkatkan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi

95. Meningkatkan mutu dan Keamanan Pangan Daerah

96. Pengembangan sistem distribusi pangan yang efektif

97. Pengembangan kegiatan pariwisata dan Meningkatkan ketersediaan fasilitas


pendukung pariwisata

98. Meningkatkan investasi usaha pariwisata dan Meningkatkan jumlah dan lama
kunjungan wisata

99. Meningkatkan jumlah dan keragaman daerah tujuan wisata dan merintis regulasi
pariwisata

100. Mendorong terciptanya hubungan yang baik dan saling percaya antara
pemerintah dan masyarakat terhadap investor, serta antara investor terhadap
pemerintah dan masyarakat

101. Menerapkan sistem insentif bagi para investor yang hendak berinvestasi di
Kabupaten Bandung

102. Memeratakan informasi dan kemudahan akses mencari investor dan mencari
sektor yang potensial berkembang serta membutuhkan investasi

103. Pengembangan kegiatan pariwisata

104. Meningkatkan jumlah sentra industri manufaktur

105. Meningkatkan pemeliharaan yang mendukung pengembangan pusat-pusat


perdagangan produk local

106. Mempermudah akses pembentukan lembaga ekonomi produktif

107. Meningkatkan fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap


lembaga ekonomi produktif

108. Meningkatkan jumlah lembaga ekonomi produktif

3.2.2 Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung

Aturan mengenai bangunan gedung di Kabupaten Bandung tercantum dalam


Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2009 tentang Tata Bangunan

3 - 108
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2012 tentang


Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2009
tentang Tata Bangunan. Fungsi bangunan gedung terdiri dari lima fungsi, meliputi:

a. Fungsi hunian, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia tinggal yang berupa tempat tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah
tinggal susun, dan rumah tinggal sementara;
b. Fungsi usaha, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia melakukan kegiatan usaha yang terdiri dari bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, industri, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal,
dan bangunan gedung tempat penyimpanan
c. Fungsi sosial dan budaya, merupakan bangunan gedung dengan fungsi
utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial budaya yang terdiri dari bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, dan bangunan
gedung pelayanan umum
d. Fungsi keagamaan, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama
sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan mesjid termasuk
moshola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng
e. Fungsi khusus, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama yang
mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional, atau tingkat risiko bahaya
tinggi dan/atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat
sekitar.

Penyelenggaraan bangunan gedung harus terdiri dari tahap perizinan,


pembangunan, dan pengawasan. Izin mendirikan bangunan diperlukan baik untuk
mendirikan bangunan gedung, mengubah fungsi bangunan, maupun mengubah
bangunan. Perizinan dilakukan dengan mengikuti prosedur dan persyaratan perizinan
yang berlaku. Untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti fasilitas

TNI/POLRI dan Pemerintah yang bersifat rahasia, bangunan darurat,


bangunan jalan dan bangunan air, tidak memerlukan perizinan. Atas izin yang
diajukan, pemohon harus membayarkan retribusi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Selanjutnya tahap pembangunan dilakukan dengan kriteria dan persyaratan
dengan disertai berbagai instalasi dan perlengkapan bangunan. Agar pemegang izin
memenuhi syarat menyelenggarakan tata bangunan, peruntukan lahan, dan
standar persyaratan teknis sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka diperlukan
pengawasan saat pembangunan dan pasca-pembangunan oleh dinas yang
berwenang. Selain itu pengawasan juga diperlukan untuk mencegah terjadinya
kerugian, bahaya dan/atau gangguan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, masyarakat dapat berkontribusi dengan


cara berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan penyelenggaraan Tata
Bangunan di Kabupaten Bandung; memberikan masukan terhadap penyusunan
dan/atau penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di bidang
bangunan; menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang

3 - 109
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

berwenang terhadap penyusunan RTBL, rencana teknis bangunan gedung tertentu


dan/atau kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan; dan memantau dan menjaga ketertiban baik dalam kegiatan
pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, maupun kegiatan pembongkaran bangunan
gedung.

3.2.3 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

A. Rencana Sistem Pelayanan

Rencana sistem pelayanan air minum Kabupaten Bandung terdiri dari 2 (dua) zona,
diantaranya:

1. Zona/kawasan Soreang - Banjaran

Akan dilayani IPA Desa Sukamaju dengan kapasitas 200 liter/detik yang
memanfaatkan air baku Situ Cileunca, Panunjang,

2. Zona/kawasan Ciaparay

Sumber air baku berasal dari Sungai Citarum Hulu menggunakan intake bending.
Kemudian dialirkan menuju bak pengumpul dan 2 (dua) bak pelepas tekan. Ada rencana
untuk membangun prasedimentasi sebelum dialirkan ke bak pelepas tekan. Setelah itu
dilanjutkan ke 2 (dua) IPA. IPA pertama memiliki kapasitas 200l/det yang akan melayani
daerah cabang Ciparay dan Majalaya. Sementara bangunan IPA kedua masih dalam
rencana IKK, digunakan untuk melayani daerah pelayanan Dayeuhkolot dengan
kapasitas 50l/det

B. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana pengembangan air minum Kabupaten Bandung sampai dengan tahun 2015
adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan IPA dengan kapasitas 1 x 350 l/det dengan sumber air baku berasal
dari Intake PLTA Cikalong sebesar 350 l/det guna memenuhi kebutuhan hingga
tahun 2015

2. Penyediaan Intake, dimana unit ini direncanakan untuk menurunkan kekeruhan


yang tinggi dalam air baku

3. Sarana dan Prasarana dalam IPA yang meliputi :

a. Glokulasi untuk menghilangkan/menurunkan warna dan kekeruhan yang ada


dalam air

3 - 110
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

b. Sedimentasi unit ini direncanakan untuk menunjang fungsi dari unit sebelumnya
(flokulator) yaitu menghilangkan/mengendapkan flok-flok yang terjadi dari unit
flokulator

c. Filtrasi, unit ini direncanakan untuk menghilangkan beberapa flok yang masih
lolos dari unit sedimentasi

d. Klorinasi, unit ini direncanakan untuk menghilangkan bakteri dan organisme lain
yang membahayakan kesehatan

e. Bangunan penunjang seperti Kantor, Gudang dll.

C. Rencana Penurunan Kebocoran

Pelayanan air minum Kabupatn Bandung sampai dengan tahun 2011 mencapai 73,43%.
Palayanan air minum ini mengalami kebocoran teknis pada sistem distribusi sebesar
38,12. Untuk menurunkan tingkat kebocoran tersebut dilakukan strategi-strategi sebagai
berikut:

1. Pembangunan sistem baru untuk melayani daerah yang belum terlayani

2. Peningkatan kapasitas produksi PDAM dan menurunkan kehilangan air

3. Perbaikan, pemeliharaan dan rehabilitasi terhadap kapasitas sistem transmisi dan


ditribusi.

3.2.4 Arahan Masterplan Persampahan Kabupaten Bandung

A. Visi Dan Misi Pengelolaan Sampah

Diselaraskan dengan Visi Nasional Pengelolaan Sampah maka Visi Kabupaten


Bandung dalam Pengelolaan Sampah adalah :

“Masyarakat Mandiri Lingkungan Bersih Dari Sampah”

Visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di masa depan bahwa
kebersihan lingkungan terwujud bukan saja atas kekuatan Pemerintah semata, tetapi
juga diperlukan adanya partisipasi warga di seluruh Kabupaten. Visi ini secara bertahap
diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku
kepentingan yang secara langsung maupun tidak dalam pengelolaan persampahan.

Misi yang dikembangkan oleh Dinas Kebersihan dalam tugasnya mengelola kebersihan
Kota Kabupaten Bandung adalah :

3 - 111
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia / SDM di bidang pengelolaan


kebersihan
2. Meningkatkan sistem pelayanan persampahan
3. Mengembangkan infrastruktur TPSA yang memadai
4. Mengembangkan sistem pengelolaan dan pemanfaatan sampah

B. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Sampah Kabupaten Bandung

Tujuan pembangunan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung yaitu :

1. Perkuatan Lembaga Formal Pengelola Sampah, agar menjadi lembaga yang handal
dalam menjalankan kewenangannya dan mampu bermitra dengan kelompok
informal dan atau masyarakat lainnya yang ingin berperan aktif dalam pengelolaan
sampah di Kabupaten Bandung

2. Perluasan jangkauan pelayanan di wilayah perkotaan dan perdesaan dengan


desentrasilasi pengelolaan di tingkat Kecamatan melalui implementasi 3R dan
penerapan Sistem Pengelolaan Berbasis Masyarakat

3. Kemitraan antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta untuk berpartisipasi dalam


pengelolaan sampah

4. Pengembangan Pendidikan Masyarakat dengan penguatan strategi komunikasi,


guna pemaparan pengetahuan untuk mencapai perubahan sikap, persepsi dan
keterampilan masyarakat di seluruh Kabupaten Bandung.

b. Strategi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Bandung

1. Strategi Peningkatan Teknis Pengelolaan


a. Untuk mencapai efektifitas kerja yang tinggi, operasi pengelolaan sampah
di Kabupaten Bandung, ditetapkan hal-hal berikut :

b. Tanggung jawab pengelolaan kebersihan oleh Dinas Kebersihan dalam 20


tahun mendatang adalah seluruh wilayah Kabupaten Bandung, melingkupi 30
Kecamatan. Adapun beban operasional dengan konsep pelayanan teknis
adalah wilayah perkotaan yang mencapai 32% penduduk, selebihnya 68%
adalah di wilayah perdesaan, yang merupakan beban pengelolaan dengan
konsep pengembangan sistem berbasis masyarakat.

c. Wilayah pelayanan terbagi menjadi 3 wilayah operasional. Penguatan


manajemen operasional masing-masing wilayah dalam hal ini menjadi prioritas
pengembangan program kelembagaan

3 - 112
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

d. Penerapan konsep 3R di setiap tahapan operasi pengelolaan akan


menjadi pertimbangan utama dalam rencana pengembangan sarana dan
prasarana

e. Pemilahan sebagai konsep awal pola 3R, akan dilakukan sejak di


sumbernya, dengan prioritas dalam pelaksanaannya.
f. Operasi pengumpulan sampah dari sumber ke TPS , sesuai dengan Perda yang
ada tetap menjadi tanggung jawab masyarakat dibawah koordinasi RT/RW
setempat.

g. TPS akan dikembangkan untuk melayani maksimal 1 Kelurahan atau 5000


penduduk. TPS tingkat kelurahan ini difungsikan sebagai tempat pengomposan
dan pengumpulan sementara sampah anorganik serta B3 Rumah Tangga,
dengan operasi pengelolaan Komunal Tidak Langsung. Sampah anorganik di
bawa ke TPS tingkat Kecamatan.

h. Sampah anorganik dari TPS Kelurahan akan dibawa ke TPS Kecamatan, untuk
ditangani lebih lanjut, yaitu dengan pengembangan kegiatan pengepulan dan
daur ulang plastik di tahun-tahun mendatang. Di TPST Kecamatan ini pula
sampah residu dikumpulkan untuk diangkut ke TPA Kota.

i. Di TPA residu sampah, dalam jangka pendek yaitu hingga tahun 2015, akan
ditimbun. Selanjutnya dalam jangka panjang akan dikembangkan pengolahan
residu sampah menjadi pellet bahan bakar, sebagai penerapan konsep Waste
to Energy.

2. Strategi Peningkatan Kelembagaan

a. Berdasarkan analisis kendala dan peluang yang ada di dalam subsistem


organisasi kelembagaan maka diperlukan strategi berikut :

b. Meningkatkan status dan kapasitas lembaga pengelola kebersihan, dimana


saat ini ada di bawah Bidang Kebersihan dan UPTD Pengangkutan
sampah pada Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Permukiman, perlu pengkajian
ulang untuk kembali menjadi Dinas tersendiri, mengingat semakin tingginya
beban pengelolaan sampah di Kab. Bandung.

c. Menginisiasi terbentuknya sub sistem kelembagaan yang dapat menjalankan


fungsi sesuai perannya masing-masing. Hal ini menyangkut peningkatan peran
lembaga formal maupun non formal yang telah ada, dan juga pengembangan
lembaga lain yang dibutuhkan kehadirannya. Kehadiran lembaga lain dilakukan
dengan pola pendekatan bottom-up, dimana kehadiran lembaga tersebut
merupakan kebutuhan dan merupakan inisiatif warga bukan bentukan
pemerintah. Kehadiran lembaga eksternal ini tidak saja menyangkut aspek

3 - 113
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

teknik operasional tetapi diharapkan juga untuk mendukung penegakan hukum


di dalam sistem.

d. Meningkatkan kinerja lembaga pengelola persampahan, salah satunya dengan


meingkatkan kualitas SDM Lembaga Pengelola Kebersihan.

e. Melakukan pemisahan fungsi /unit regulator dan operator


f. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar stakeholder lokal maupun
regional, dan juga membangun kemitraan yang harmonis dengan masyarakat
dalam upaya membangun sistem pengelolaan berbasis masyarakat.

3. Strategi Peningkatan Hukum

a. Strategi bidang hukum dan peraturan difokuskan untuk menunjang


terlaksananya strategi pada keempat aspek lainnya. Strategi ini menyangkut :

b. Penataan kembali perangkat hukum dan peraturan disesuaikan dengan


rencana jangka pendek, menengah dan panjang

c. Penegakan dan penaatan hukum/peraturan, dengan terbentuknya masyarakat


yang peka terhadap aturan/hukum.

d. Membangun tatanan hukum di masyarakat bersamaan dengan pengembangan


sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat

4. Strategi Peningkatan Pembiayaan

a. Penguatan unit penagihan dalam struktur organisasi lembaga Dinas Kebersihan,


dengan mengembangkan mekanisme penagihan retribusi yang disepakati
oleh seluruh pihak berkaitan

b. Pengalokasian anggaran secara proporsional per unit kegiatan

5. Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

a. Menyebar luaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada


masyarakat umum

b. Mengembangkan pendidikan masyarakat tentang pengelolaan sampah


sejak usia dini

c. Mengembangkan pola pembelajaran kepada masyarakat yang terintegrasi


dalam pengembangan sistem pengelolaan berbasis masyarakat.

3 - 114
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

d. Mengembangkan pola-pola insentif dan iklim kondusif bagi dunia


usaha/swasta.

3.2.5 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

A. Tujuan Bidang Permukiman dan Infrastruktur (SPPIP)

Berdasarkan prinsip pembangunan permukiman di Kabupaten Bandung terdiri dari 2


prinsip, yaitu berlandaskan pembangunan tata ruang dan lingkungan, serta
berlandaskan pembangunan perumahan permukiman.

• Berlandaskan Pembangunan Tata Ruang & Lingkungan

1. Memperhatikan pola kebutuhan & masalah berdasarkan interaksi wilayah dalam


kesatuan wilayah metropolitan Bandung dan pola perkembangan struktur
ruang wilayah Kabupaten Bandung.

2. Mendukung & didukung arahan pusat-pusat pengembangan/pelayanan


perkotaan/ perdesaan sesuai arahan RTRW yang berlaku.

3. Mengikuti kesesuain dan ketentuan rencana tata ruang yang berlaku.

4. Memperhatikan keterbatasan ruang dan optimasi penggunaan ruang/lahan


yang semakin terbatas terutama pada kawasan perkotaan.

5. Searah dengan pengembangan prasarana & sarana perkotaan/wilayah sesuai


arahan tata ruang & pembangunan sektoral.

• Berlandaskan Pembangunan Perumahan Permukiman

1. Mengacu pada pemenuhan Backlog rumah melalui target pembangunan


rumah berdasar kemampuan pemerintah, masyarakat & swasta .

2. Memperhatikan karakter kebutuhan rumah berdasarkan ciri perkotaan &


perdesaan.

3. Memperhatikan prinsip proporsi kebutuhan rumah terhadap segmen


masyarakat pendapatan tinggi, sedang & rendah secara proporsional.

4. Pemihakan pada segmen MBR marginal dalam pemenuhan kebutuhan rumah


layak huni, peningkatan kualitas permukiman substandard yang membutuhkan
dukungan pemerintah.

3 - 115
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

B. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur

Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur Kabupaten Bandung adalah:

No Kebijakan Strategi
1.1 Peningkatan kualitas beragam 1. Menangani permukiman illegal
permukiman yang ada, sesuai daya 2. Menangani permukiman rawan bencana
dukung dan arahan tata ruang yang 3. Membatasi danmengendalikan secara ketat
berkelanjutan oleh seluruh golongan permukiman di daerah konservasi(bandung utara)
masyarakat 4. Meningkatkan kualiats kawasan permukiman padat
dan atau kumuh dan RTLH
5. Menata dan mengendalikan kawasan permukiman
yang berfungsi sebagai industri rumah tangga
6. Menjaga kualitas lingkungan permukiman yang
telah sesuai dengan tata ruang
7. Memelihara (mempreservasi) dan meningkatkan
kualitas permukiman khas yang merupakan
kawasan cagar budaya.
1.2 Pembangunan beragam permukiman 1. Mengarahkan dan mengembangkan kawasan
baru yang tertata, terarah, dan permukiman baru sesuai arahan tata ruang
terkendali sesuai daya dukung dan 2. Menyediakan berbagai tipe dan jenis rumah yang
arahan tata ruang yang terjangkau oleh sesuai dengan kebutuhan dari berbagai golongan
seluruh golongan masyarakat masyarakat
1.3 Penyediaan dan pengendalian lahan Menyediakan dan mengendalikan lahan
untuk permukiman untukmendukung untuk permukiman sesuai daya dukung
pembangunan permukiman yang arahan tata ruang
sesuai daya dukung dan arahan tata
ruang serta terjangkau oleh seluruh
golongan masyarakat
2 Peningkatan cakupan dan kualitas A. Jalan
pelayanan infrastruktur permukiman • Meningkatkan aksesibilitas kawasan ke sistem kota
perkotaan yang berkualiats dan • Meningkatkan aksesibilitas di dalam kawasan
berkelanjutan bagi beragam B. Drainase dan Penanganan Banjir
permukiman di Kabupaten Bandung • Menangani Banjir DAS Citarum (mikro)
• Mengurangi banjir/ genangan di kawasan
permukiman
C. Air Minum
• Meningkatkan supply air baku terutama pada
musim kering
• Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air
minum
D. Sanitasi/ Air Limbah
• Meningkatkan pemanfaatan, operasi dan
pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang
telah dibangun
No Kebijakan Strategi

3 - 116
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

No Kebijakan Strategi
• Mengembangkan sanitasi berbasis
masyarakat
E. Sampah
• Mempercepat pola kerjasama regional dalam
penanganan sampah
• Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan
• Meningkatkan pengelolaan persampahan melalui
program 3 R di kawasan permukiman (skala RW)
• Meningkatkan peran swasta dalam pengelolaan
sampah

Peningkatan kapasitas • Mengembangkan struktur kelembagaan yang


kelembagaan, pembiayaan dan menangani bidang permukiman
peraturan-peraturan terkait • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan permukiman dan pengembangan permukiman
infrastruktur permukiman perkotaan • Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam
penyediaan permukiman dan infrastruktur
permukiman
• Mengoptimalkan sumber pembiayaan dari
pemerintah
• Mengembangkan sistem pembiayaan dengan
mekanisme kemitraan antara pemerintah dan
swasta/masyarakat
• Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif
melalui ketentuan perijinan, penyediaan
infrastruktur dan pembiayaan untuk mengenalikan
dan mengarahkan pengembangan permukiman
yangs esuai arahan tata ruang.

C. Penetapan Kawasan Permukiman Proritas

Penetapan kawasan permukiman prioritas dilakukan setelah melakukan


analisis dengan menggunakan kriteria dan indikator terhadap seluruh calon
kawasan permukiman prioritas. Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan
permukiman prioritas di Kabupaten Bandung ditetapkan sebagai berikut:

1. Kecamatan Majalaya, Desa Majakerta, Kp. Cikaro

2. Kecamatan Baleendah, Desa Baleendah, Kp. Cieunteung

3. Kecamatan Soreang, Desa Soreang, Kp. Cebek

4. Kecamatan Baleendah, Kelurahan Andir, Kp. Cigosol

5. Kecamatan Dayeuhkolot, Desa Dayeuhkolot, RW. 04, 05, 12

3 - 117
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

6. Kecamatan Kutawaringin, Desa Jatisari

7. Kecamatan Cimenyan, Kelurahan Cibeunying, RW. 14

3.2.6 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten Bandung dan Sektor

Berdasarkan dokumen rencana yang ada di Kabupaten Bandung maka dapat disusun
matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten yang meliputi

a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

b. RPJMD Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan pembangunan;

c. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;

d. RIP-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan

e. Masterplan Persampahan sebagai arahan pengembangan sektor pengelolaan


persampahan.

Dari 5 kebijakan diatas dapat memberikan implikasi terhadap perencanaan dan


pembangunan setiap sektor dalam Bidang Cipta Karya ke depannya. Tentunya
diharapkan di tahun 2020 Kabupaten bandung telah memiliki target pencapaian
masing-masing untuk setiap sektornya. Target tersebut umumnya lebih rendah dari
target 100-0-100. Dengan demikian diperlukan strategi khusus untuk dapat mencapai
target 100-0-100 tersebut.

3 - 118
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Tabel 3.15
Matriks Strategi Pembangunan Kabupaten Bandung
Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
RTRW Terwujudnya Bandung yang 1. Meningkatkan profesionalisme Strategi pengembangan tata ruang makro wilayah adalah :
Maju, Mandiri dan Berdaya birokrasi 1. Peningkatan hubungan eksternal dengan Kota Bandung sebagai
Saing melalui Tata Kelola 2. Meningkatkan kualitas SDM pusat dari Metropolitan Bandung. Diharapkan peningkatan
Pemerintahan yang baik dan (pendidikan dan kesehatan) hubungan eksternal ini dapat mendukung peran Kabupaten
Pemantapan pembangunan yang berlandaskan iman dan Bandung sebagai Hinterland dan menjadi kawasan produksi utama
Perdesaan, berlandasakan takwa serta melestarikan bagi Kota Bandung;
Religius, Kultural dan budaya sunda 2. Peningkatan hubungan eksternal dengan pusat-pusat
Berwawasan Lingkungan 3. Memantapkan pembangunan pertumbuhan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten
perdesaan Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten
4. Meningkatkan keamanan dan Sumedang;
ketertiban wilayah 3. Pusat pertumbuhan sebagaimana pada butir 2 dimanfaatkan
5. Meningkatkan ketersediaan sebagai pusat pemasaran komoditas maupun pusat koleksi baik
infrastruktur dan keterpaduan secara langsung maupun tidak langsung dan diharapkan dengan
tata ruang wilayah peningkatan hubungan eksternal tersebut dapat mendukung peran
6. Meningkatkan ekonomi Kabupaten Bandung sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah-
kerakyatan yang berdaya saing wilayah tersebut.
7. Memulihkan keseimbangan
lingkungan dan menerapkan Strategi pengembangan tata ruang mikro wilayah adalah :
pembangunan berkelanjutan 1. Penetapan dan pemantapan peran dan fungsi kota-kota secara
hirarkis dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi
dan sistem pembangunan perkotaan.
2. Mengembangkan sistem pusat-pusat permukiman sebagai satu
kesatuan pengembangan sehingga terbentuk fungsi dan hirarki
pusat permukiman;
3. Tujuan kebijakan sebagaimana dimaksud angka 1 adalah

3 - 119
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
mewujudkan pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan antar
wilayah melalui perluasan perkembangan yang serasi, dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya;
4. Peningkatan penyediaan jaringan transportasi wilayah yang
menghubungkan antar simpul-simpul secara hirarkis untuk
memperlancar koleksi dan distribusi barang dan jasa;
5. Memperkuat keterkaitan antar kawasan perdesaan dan
kawasan perkotaan;
6. Pengembangan budidaya pada kawasan berfungsi lindung
harus dilaksanakan dengan tetap mempertahankan fungsi
lindungnya;
7. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki
daya dukung lingkungan rendah, dan pemulihan kawasan lindung
terutama pada kawasan rawan bencana dan berfungsi lindung;
8. Secara geografis Kabupaten Bandung mempunyai potensi
yang sangat besar terkait dengan fungsi dan peran Kota Bandung
sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga perlu ditunjang
oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas;
9. Banyaknya kawasan rawan bencana maupun kawasan lindung
memerlukan pertimbangan dalam menentukan kawasan yang layak
dibangun baik untuk kegiatan perkotaan maupun permukiman,
sehingga fungsi-fungsi lindung tetap terjaga;
10. Pengaturan pola penggunaan lahan pada wilayah yang
berkembang pesat akibat desakan dari pengembangan kawasan
terbangun dari daerah sekitarnya.

3 - 120
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
Strategi untuk melaksanakan Kebijakan Pembangunan/pengembangan
infrastruktur sistem kota-kota
1. Pengembangan pusat WP Soreang – Kutawaringin – Katapang
sebagai pusat pemerintahan melalui peningkatan aksesibilitas dan
atau interkoneksi dengan wilayah lain serta penyediaan sarana dan
prasarana pendukung yang memadai.
2. Pengembangan WP Banjaran, WP Majalaya, WP Cileunyi-Rancaekek
dan WP Cicalengka melalui penyediaan/pembangunan sarana dan
prasarana pendukung sebagai sistem kota-kota dengan hirarki II b.
3. Pengembangan WP Margaasih – Margahayu serta WP Cilengkrang
- Cimenyan yang lebih dititikberatkan kepada pembangunan
dan pengembangan bidang pendidikan dasar serta fasilitas
pelayanan kesehatan
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem kota –
kota
1. Pengembangan WP Soreang – Kutawaringin – Katapang
dengan pusat Kota Soreang sebagai pusat pemerintahan
serta jasa dan perdagangan serta membatasi pengembangan
industri dan tetap mempertahankan kawasan sebagai sentra
kegiatan pertanian.
2. Pengembangan WP Baleendah dengan pusat Kota Baleendah
sebagai kawasan permukiman, kawasan pertanian dan kawasan
industri.
3. Pengembangan WP Banjaran dengan pusat Kota Banjaran
sebagai kawasan industri, permukiman serta kawasan agropolitan.
4. Pengembangan WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya
sebagai kawasan industri melalui pengendalian kegiatan industri

3 - 121
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
tekstil, jasa/perdagangan serta kawasan permukiman dan pertanian.
5. Pengembangan WP Cicalengka dengan pusat Kota Cicalengka
sebagai kawasan permukiman, perdagangan/jasa serta kawasan
industri dan pertanian.
6. Pengembangan WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat kota
Cileunyi sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa,
kawasan industri.
7. Pengembangan WP Margahayu - Margaasih melalui pengendalian
kawasan permukiman perkotaan.
8. Pengembangan WP Cimenyan-Cilengkrang dengan tetap
mempertahankan fungsi lindung pada kawasan Bandung Utara.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan kawasan strategis
yaitu melalui pengembangan Kawasan Strategis dengan menitikberatkan
kepada pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan potensi
masyarakat lokal dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan, serta penerapan sistem insentif dan disinsentif.
Strategi untuk melaksanakan Kebijakan Pembangunan dan
Pengembangan Sistem Jaringan Jalan
yaitu melalui pengembangan sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan
fungsinya yang diarahkan untuk memecahkan kemacetan lalulintas dan
pengembangan wilayah secara lebih terpadu.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengebangan sistem angkutan
umum massal
1. Pengembangan insentif bagi sistem angkutan masal berupa
penyediaan infrastruktur dan insentif lainnya.
2. Pengembangan sistem angkutan masal Kereta Api atau
Monorel melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Propinsi

3 - 122
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
serta BUMN terkait dan atau investor.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sarana
transportasi
1. Pengembangan sistem angkutan umum berdasarkan hirarki
wilayah yang ekonomis, aman dan nyaman.
2. Pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas
perdagangan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan sumber daya air
1. Pengembangan sistem irigasi yang terpadu dengan rencana
pengembangan budidaya pertanian
2. Pengembangan sebagaimana yang dimaksud huruf a meliputi
intensifikasi lahan basah, pencetakan sawah baru dan kegiatan
pertanian lainnya.
3. Pengembangan air baku untuk keperluan industri dengan
pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan termasuk
pembatasan pemanfaatan air bawah tanah.
4. Pengembangan sumber daya air secara terpadu dan
menyeluruh dengan pendekatan sub DAS.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem drainase
melalui penataan dan pengembangan sistem drainase dengan
memperhatikan karakteristik wilayah perkotaan secara terpadu dan
menyeluruh dengan infrastruktur lain.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan peningkatan kualitas sistem air
bersih dan pelayanan air bersih meliputi pengembangan sistem
pelayanan jaringan air bersih secara lebih terpadu dengan melibatkan
berbagai stakeholder melalui

3 - 123
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
1. Identifikasi sumber-sumber air berupa mata air, air permukaan dan
air tanah.
2. Perbaikan manajemen.
3. Pengembangan sumber-sumber air baku
baru.
4. Kemitraan pemerintah, masyarakat serta
swasta.
5. Peningkatan infrastruktur.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan fasilitas
pengelolaan sampah
melalui pengembangan sistem pelayanan persampahan dengan
pendekatan pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan
pemulihan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan peningkatan kualitas sistem
sanitasi permukiman
melalui pengembangan sistem sanitasi lingkungan yang berbasis
komunal.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem air
limbah dan B3 yaitu melalui pengembangan sistem pengolahan air
limbah dan B3 melalui:
1. Pengembangan sistem IPAL terpadu/kolektif pada zone-zone
industri.
2. Mengarahkan zone-zone industri untuk menjadi kawasan
industri dengan fasilitas pengelolaan lingkungan yang terpadu.
3. Mengarahkan pembangunan industri ke dalam zone industri yang
sudah ada.
4. Mengatur secara ketat terhadap industri-industri polutif.

3 - 124
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
5. (5) Pengambilan air tanah dalam dikendalikan secara ketat
melalui kajian daya dukung air.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem
pengolahan limbah tinja
1. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja dengan
menggunakan sistem penyaluran limbah on site.
2. Membangun kesadaran masyarakat untuk memperhatikan dan
berpartisipasi dalam hal sanitasi lingkungan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan dan pemantapan
kawasan lindung yaitu dengan mempertahankan kawasan lindung
melalui upaya rehabilitasi lahan serta meningkatkan kualitas kawasan
lindung melalui perbaikan sistem, aturan, prosedur, kriteria dan standar
teknis.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengendalian, pemulihan,
pelestarian, dan rehabilitasi Kawasan Lindung yaitu melalui pengendalian
secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang berpotensi merusak atau
mengganggu kawasan lindung serta pembatasan atau pengalihan
kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan rawan bencana.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan kawasan
budidaya
meliputi
1. Pengembangan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung
melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi
konservasi.
2. Pengembangan kegiatan pertanian dan peternakan dengan cara
intensifikasi berdasarkan kesesuaian lahannya.
3. Mendorong pengembangan kawasan siap bangun untuk

3 - 125
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
mewujudkan perumahan atau permukiman yang lebih tertata yang
didukung dengan penyediaan infrastruktur yang terpadu.
4. Melakukan pembatasan terhadap pembangunan perumahan skala
kecil melalui penerapan sistem disinsentif.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pembangunan perumahan dan
permukiman dilaksanakan secara efisien dengan memperhatikan
kelayakan teknis, sosial, ekonomi, politik dan lingkungan meliputi:
1. Pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan secara
kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dengan bertumpu
pada keswadayaan masyarakat, adil dan terbuka.
2. Penyusunan ketentuan perundang-undanganserta ketentuan-
ketentuan teknis sebagai pedoman operasionalisasi pengembangan
perumahan.
3. Pengembangan sistem insentif bagi pembangunan rumah
vertikal untuk masyarakat bawah dan menengah.
Strategi untuk melaksanakan Kebijakan pengembangan fasilitas sosial dan
fasilitas umum melalui pengembangan inventarisasi aset, penyebaran
infrastruktur, peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengendalian, pelestarian dan
rehabilitasi kawasan rawan bencana alam yaitu dengan
1. Perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir
dan rekayasa bangunan di dataran banjir.
2. Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang dekat
dengan lereng gunung berapi untuk digunakan aktifitas-aktifitas
penting dan rekayasa bangunan untuk menahan beban tambahan
dari endapan debu.
3. Perencanaan lokasi untuk mengurangi kepadatan penduduk di

3 - 126
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
daerah zona gempa dan rekayasa bangunan untuk menahan
kekuatan getaran.
4. Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang
berbahaya yang digunakan untuk lokasi bangunan penting dan
rekayasa bangunan untuk menahan atau mengakomodir potensi
gerakan tanah.
5. Penyusunan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan
peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang
merupakan kawasan rawan bencana.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
meliputi:
1. Pengaturan zonasi rencana pola ruang dilaksanakan melalui
harmonisasi antara rencana pemanfaatan ruang yang satu dengan
rencana pemanfaatan ruang di sekitarnya.
2. Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Ruang secara
konsisten.
3. Penerapan Mekanisme dan prosedur perizinan yang efisien dan
efektif.
4. Penerapan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung
perwujudan tata ruang sesuai rencana.
5. Penerapan sanksi yang jelas sesuai ketentuan perUndang-Undangan
RPJMD Terwujudnya Kabupaten 1. Meningkatkan profesionalisme Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Prima
Bandung yang Maju, Mandiri birokrasi Strategi:
dan Berdaya Saing, melalui Tata 2. Meningkatkan kualitas SDM 1. Peningkatan kapasitas SDM aparatur sesuai peran dan fungsinya.
Kelola Pemerintahan yang Baik (pendidikan dan kesehatan) 2. Penerapan system reward and punishment yang berkeadilan.
dan Pemantapan Pembangunan yang berlandaskan Iman dan 3. Meningkatkan kesejahteraan aparatur.
Perdesaan, Berlandaskan 4. Peningkatan pemanfaatan teknologi data dan informasi.

3 - 127
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
Religius, Kultural dan takwa serta melestarikan 5. Peningkatan kualitas pelayanan publik dengan pola pendekatan
Berwawasan Lingkungan budaya sunda pelayanan prima.
3. Memantapkan pembangunan 6. Tercapainya lokasi trasmigrasi.
perdesaan 7. Peningkatan disiplin kerja aparatur.
4. Meningkatkan keamanan dan 8. Terjalinnya komunikasi dan sinkronisasi yang baik antara
ketertiban wilayah Pemerintah Daerah, DPRD dengan Masyarakat
5. Meningkatkan ketersediaan 9. Fasilitasi Pelayanan Kepala daerah/wakil kepala daerah dalam
infrastruktur dan keterpaduan pelaksanaan dinas dalam dann luar daerah
tata ruang wilayah 10. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM pengelola
6. Meningkatkan ekonomi keuangan daerah
kerakyatan yang berdaya saing 11. Peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman stabilitas kehidupan
7. Memulihkan keseimbangan masyarakat
lingkungan dan menerapkan 12. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik di
pembangunan berkelanjutan Kabupaten Bandung.
13. Terciptanya pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku
14. Menganalisa penyelenggaraan otonomi daerah di Kabupaten
Bandung.
15. Meningkatkan pemberdayaan kelompok komunikasi social
16. Meningkatnya pengawasan internal
Meningkatnya kualitas SDM yang handal berbudi pekerti luhur,
berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
Strategi:
1. Peningkatan pendidikan non formal (keaksaraan fungsional)
2. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan
3. Pencanangan dan penerapan wajib belajar 12 tahun.
4. Fasilitasi kemudahan bagi anak-anak usia sekolah jenjang

3 - 128
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
SMA/Sederajat
5. Peningkatan sarana prasarana pendidikan menengah
6. Pemerataan pelayanan kelembagaan satuan penddikan
mengengah dalam rangka rintisan wajib belajar 12 tahun.
7. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan
8. Ekstensifikasi kurikulum pendidikan umum ke pendidikan kejuruan.
9. Penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulum satuan
pendidikan menengah.
10. Menyelenggarakan pendidikan usia dini
11. Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik
dan kependidikan.
12. Meyediakan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik dan
kependidikan.
13. Meningkatkan mutu manajemen pendidikan bermuatan lokal.
14. Meningkatkan pembinaan olahraga prestasi dan olahraga rekreasi.
15. Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga.
16. Meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan
17. Meningkatkan upaya-upaya penurunan tingkat kematian ibu dan
bayi melalui peningkatan kualitas KIA
18. Meningkatkan pembangunan puskesmas sesuai standar tata
ruang serta pengembangan puskesmas menjadi puskesmas
mampu PONED serta meningkatkan polindes menjadi
poskesdes
19. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
yang merata dan bermutu
20. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, serta kualitas obat dan alat
kesehatan

3 - 129
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
21. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengembangkan
system kewaspadaan dini untuk penyebaran informasi terjadinya
wabah dan KLB penyakit menular dan cara menghindari
terjadinya kasus lebih banyak
22. Meningkatkan kegiatan surveilans dan monitoring penyakit menular
23. Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan dan
organisasi profesi serta sarana pelayanan kesehatan swasta sebagai
mitra pelayanan
24. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi
penduduk tidak mampu/miskin
25. Meningkatkan advokasi dalam rangka meningkatkan
pembiayaan APBD untuk kesehatan menjadi 10% (pembiayaan
dari APBD yang mencukupi untuk pembangunan kesehatan di
daerah)
26. Meningkatkan pelaksanaan JAMKESMAS dan JAMKESDA melalui
prinsip-prinsip Asuransi
27. Meningkatkan advokasi ke sector swasta melalui CSR untuk kegiatan
pembangunan kesehatan
28. Meningkatkan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif
dan promotif, pencapaianIndeks Kesehatan, Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kesehatan dan komitmen MDG’s
29. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai PHBS
melalui kerjasama lintas sector dan lintas program diantaranya
revitalisasi peran dan fungsi sebagai upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat
30. Mengembangkan seluruh desa menjadi desa siaga
31. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengembangkan

3 - 130
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
system kewaspadaan dini untuk penyebaran informasi terjadinya
bencana, KLB dan cara menghindari terjadinya kepanikan serta
jatuhnya korban lebih banyak
32. Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan tanggap darurat dan
pengembangan desa siaga penanggulangan bencana (Dasipena)
33. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar melalui
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) di Puskesmas, Pustu, Poskesdes serta Puskel di
seluruh wilayah
34. Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan kegiatan serta
pengawasan, pengendalian
35. dan penilaian terhadap program pembangunan kesehatan di semua
tingkatan
36. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan sosial
37. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyadang masalah
sosial, anak terlantar dan jompo
38. Meningkatkan upaya rehabilitasi sosial terhadap korban narkoba,
trafiking dan HIV/AIDS.
39. Pengendalian jumlah penduduk
40. Penguatan kelembagaan pengarustamaan gender.
41. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak.
42. Peningkatan dan peran serta kesetaraan gender.
43. Peningkatan implemetasi norma-norma religius dalam kehidupan
bermasyarakat
44. Peningkatan pemahaman keagamaan, melalui pemasyarakatan
pemahaman al-Qur'an bagi pemeluk agama Islam
45. Peningkatan penggalian dan pengelolaan potensi umat, seperti

3 - 131
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
optimalisasi ZIS.
46. Peningkatan keberdayaan lembaga keagamaan.
47. Peningkatan pengenalan dan menanamkan kecintaan terhadap
Budaya Sunda sejak usia dini
48. Peningkatan pemasyarakatan penggunaan Bahasa dan nilai-nilai
budaya Sunda dalam aktivitas pemerintahan dan kemasyarakatan
49. Peningkatan keberdayaan seniman dan budayawan Sunda
Pengembangan dan pelestarian lembaga-lembaga adat dan tradisi
masyarakat
50. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian
keragaman budaya

Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.


Strategi:
1. Peningkatan infrastruktur perdesaan
2. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM pemerintahan desa
3. Peningkatan keswadayaan dan kegotongroyongan masyarakat desa
4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
5. Memperkuat lembaga-lembaga usaha tingkat desa di desa
6. Meningkatkan pendapatan asli daerah desa.
7. Meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam
kelancaran distribusi, kesetabilan harga dan akses pangan.
8. Pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras.

Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat


Strategi:
1. Peningkatan peran masyarakat dalam penyusunan dan pemahaman

3 - 132
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
produk hukum.
2. Peningkatan kepatuhan/ketaatan masyarakat terhadap hukum.
3. Pengembangan sistem keamanan lingkungan swakarsa.
4. Terlaksananya Penegakan hukum
5. Terlaksananya pembinaan SDM aparat penegak hukum.
6. Peningkatan peran aparat dalam meminimalisir berbagai
konflik kepentingan melalui pendekatan persuasif dan membuka
ruang dialog.
7. Peningkatan pembinaan politik bagi masyarakat.
8. Peningkatan pemahaman tentang wawasan kebangsaan

Keserasian pembangunan infrastruktur dantata ruang wilayah


Strategi:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar wilayah;
2. Pengaturan pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang
pesat;
3. Peningkatkan aspirasi masyarakat dalam perencana an tata ruang
wilayah;
4. Penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai kebutuhan;
5. Peningkatan pelayanan pengendalian pemanfaatan ruang kepada
masyarakat;
6. Penataan areal pemakaman;
7. Peningkatan pelayanan air bersih;
8. Peningkatan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air bersih
dan sanitasi lingkungan;
9. Penyediaan sarana, prasarana serta utilitas perumahan;
10. Peningkatan pembangunan perumahan yang layak huni;

3 - 133
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
11. Peningkatan kualitas SDM perhubungan;
12. Peningakatan sarana dan prasarana perhubungan;
Meningkatkan Kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian
daerah
Strategi:
1. Meningkatkan kemampuan pengelolaan dan permodalan bagi
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.
2. Mengembangkan industri produktif berbasis UMKM.
3. Meningkatkan keterampilan kewirausahaan.
4. Menciptakan iklim investasi yang mendukung pengembangan potensi
lokal.
5. Mengembangkan model kemitraan usaha hulu-hilir.
6. Memudahkan aksesibilitas pemasaran produk-produk unggulan
daerah hasil KUMKM.
7. Peningkatan promosi dan kerjasama pengembangan potensi investasi
Kabupaten Bandung
8. Meningkatkan posisi tawar dan daya saing produk unggulan daerah.
9. Peningkatan peran dan fungsi lembaga ketenagakerjaan
10. Peningkatan kualitas SDM pencari kerja.
11. Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan kerja.
12. Pengembangan potensi agribisnis
13. Memudahkan aksesibilitas pemasaran produk-produk pertanian dan
perikanan.
14. Mempermudah akses permodalan
15. Pengembangan kawasan pertanian dan perikanan.
16. Penerapan konsep ekonomi perdesaan melalui One Village One
Product (OVOP)

3 - 134
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
17. Pembangunan dan pengembangan kawasan agropolitan.
18. Pembangunan dan pengembangan kawasan terpadu.
19. Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata.
20. Penataan pedagang kakilima dan asongan
Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
melaksanakan mitigasi bencana
Strategi:
1. Peningkatan sinergitas konstruktif dari seluruh pemangku
kepentingan pembangunan dalam manajemen pengelolaan
lingkungan.
2. Peningkatan penegakan hukum lingkungan
3. Peningkatan peran serta masyarakat serta stakeholder dalam
pengelolaan lngkungan
4. Peningkatan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan bidang
lingkungan hidup
5. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
6. Pengembangan produksi ramah lingkungan
7. Peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan
8. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan
9. Pengendalian kerusakan hutan dan lahan
10. Pengembangan sistem informasi lingkungan
11. Optimalisasi pengelolaan limbah, melalui pengelolaan daur ulang,
komposting, dan konversi energi.
12. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang seimbang dengan luas
kawasan perkotaan
13. Reboisasi kawasan hutan, rehabilitasi lahan kritis dan penanaman

3 - 135
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
pohon di lingkungan pemukiman, lingkungan pendidikan,
lingkungan perkantoran dan lain-lain).
14. Pembangunan hutan kota dan ruang terbuka hijau.
15. Reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis.
16. Penyusunan data dan informasi dalam rangka identifikasi dan
interpretasi daerah potensi bencana.
17. Peningkatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran berbasis Pengurangan Resiko.
18. Pemetaan dan deliniasi kawasan rawan bencana

SPPIP Peningkatan kualitas beragam permukiman yang ada, sesuai daya


dukung dan arahan tata ruang yang berkelanjutan oleh seluruh golongan
masyarakat
8. Menangani permukiman illegal
9. Menangani permukiman rawan bencana
10. Membatasi danmengendalikan secara ketat permukiman di daerah
konservasi(bandung utara)
11. Meningkatkan kualiats kawasan permukiman padat dan atau kumuh
dan RTLH
12. Menata dan mengendalikan kawasan permukiman yang berfungsi
sebagai industri rumah tangga
13. Menjaga kualitas lingkungan permukiman yang telah sesuai dengan
tata ruang
14. Memelihara (mempreservasi) dan meningkatkan kualitas permukiman
khas yang merupakan kawasan cagar budaya

3 - 136
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
Pembangunan beragam permukiman baru yang tertata, terarah, dan
terkendali sesuai daya dukung dan arahan tata ruang yang terjangkau
oleh seluruh golongan masyarakat
1. Mengarahkan dan mengembangkan kawasan permukiman baru
sesuai arahan tata ruang
2. Menyediakan berbagai tipe dan jenis rumah yang sesuai dengan
kebutuhan dari berbagai golongan masyarakat
Penyediaan dan pengendalian lahan untuk permukiman
untukmendukung pembangunan permukiman yang sesuai daya dukung
dan arahan tata ruang serta terjangkau oleh seluruh golongan
masyarakat, strategi Menyediakan dan mengendalikan lahan untuk
permukiman sesuai daya dukung arahan tata ruang
Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur permukiman
perkotaan yang berkualiats dan berkelanjutan bagi beragam
permukiman di Kabupaten Bandung
A. Jalan
• Meningkatkan aksesibilitas kawasan ke sistem kota
• Meningkatkan aksesibilitas di dalam kawasan
B. Drainase dan Penanganan Banjir
• Menangani Banjir DAS Citarum (mikro)
• Mengurangi banjir/ genangan di kawasan permukiman
C. Air Minum
• Meningkatkan supply air baku terutama pada musim kering
• Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
D. Sanitasi/ Air Limbah
• Meningkatkan pemanfaatan, operasi dan pemeliharaan prasarana
dan sarana sanitasi yang telah dibangun

3 - 137
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
E. No Kebijakan Strategi
Mengembangkan sanitasi berbasis masyarakat
F. Sampah
• Mempercepat pola kerjasama regional dalam penanganan
sampah
• Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan
• Meningkatkan pengelolaan persampahan melalui program 3 R di
kawasan permukiman (skala RW)
• Meningkatkan peran swasta dalam pengelolaan sampah
Peningkatan kapasitas kelembagaan, pembiayaan dan peraturan-
peraturan terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
• Mengembangkan struktur kelembagaan yang menangani bidang
permukiman
• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
permukiman
• Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam penyediaan
permukiman dan infrastruktur permukiman
• Mengoptimalkan sumber pembiayaan dari pemerintah
• Mengembangkan sistem pembiayaan dengan mekanisme kemitraan
antara pemerintah dan swasta/masyarakat
• Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif melalui ketentuan
perijinan, penyediaan infrastruktur dan pembiayaan untuk
mengenalikan dan mengarahkan pengembangan permukiman
yangs esuai arahan tata ruang.
“Masyarakat Mandiri 1. Meningkatkan kualitas Sumber Strategi Peningkatan Teknis Pengelolaan

3 - 138
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
MASTERPLAN Lingkungan Bersih Dari Daya Manusia / SDM di 1. Untuk mencapai efektifitas kerja yang tinggi, operasi pengelolaan
PERSAMPAHAN Sampah” bidang pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, ditetapkan hal-hal berikut :
kebersihan 2. Tanggung jawab pengelolaan kebersihan oleh Dinas Kebersihan
2. Meningkatkan sistem dalam 20 tahun mendatang adalah seluruh wilayah Kabupaten
pelayanan persampahan Bandung, melingkupi 30 Kecamatan. Adapun beban operasional
3. Mengembangkan infrastruktur dengan konsep pelayanan teknis adalah wilayah perkotaan
TPSA yang memadai yang mencapai 32% penduduk, selebihnya 68% adalah di wilayah
4. Mengembangkan sistem perdesaan, yang merupakan beban pengelolaan dengan konsep
pengelolaan dan pemanfaatan pengembangan sistem berbasis masyarakat.
sampah 3. Wilayah pelayanan terbagi menjadi 3 wilayah operasional.
Penguatan manajemen operasional masing-masing wilayah dalam
hal ini menjadi prioritas pengembangan program kelembagaan
4. Penerapan konsep 3R di setiap tahapan operasi pengelolaan
akan menjadi pertimbangan utama dalam rencana pengembangan
sarana dan prasarana
5. Pemilahan sebagai konsep awal pola 3R, akan dilakukan
sejak di sumbernya, dengan prioritas dalam pelaksanaannya.
6. Operasi pengumpulan sampah dari sumber ke TPS , sesuai dengan
Perda yang ada tetap menjadi tanggung jawab masyarakat dibawah
koordinasi RT/RW setempat.
7. TPS akan dikembangkan untuk melayani maksimal 1 Kelurahan atau
5000 penduduk. TPS tingkat kelurahan ini difungsikan sebagai
tempat pengomposan dan pengumpulan sementara sampah
anorganik serta B3 Rumah Tangga, dengan operasi pengelolaan
Komunal Tidak Langsung. Sampah anorganik di bawa ke TPS tingkat
Kecamatan.

3 - 139
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
8. Sampah anorganik dari TPS Kelurahan akan dibawa ke TPS
Kecamatan, untuk ditangani lebih lanjut, yaitu dengan
pengembangan kegiatan pengepulan dan daur ulang plastik di
tahun-tahun mendatang. Di TPST Kecamatan ini pula sampah residu
dikumpulkan untuk diangkut ke TPA Kota.
9. Di TPA residu sampah, dalam jangka pendek yaitu hingga tahun
2015, akan ditimbun. Selanjutnya dalam jangka panjang akan
dikembangkan pengolahan residu sampah menjadi pellet bahan
bakar, sebagai penerapan konsep Waste to Energy.
Strategi Peningkatan Kelembagaan
1. Berdasarkan analisis kendala dan peluang yang ada di
dalam subsistem organisasi kelembagaan maka diperlukan strategi
berikut :
2. Meningkatkan status dan kapasitas lembaga pengelola
kebersihan, dimana saat ini ada di bawah Bidang Kebersihan dan
UPTD Pengangkutan sampah pada Dinas Perumahan, Tata Ruang
dan Permukiman, perlu pengkajian ulang untuk kembali menjadi
Dinas tersendiri, mengingat semakin tingginya beban pengelolaan
sampah di Kab. Bandung.
3. Menginisiasi terbentuknya sub sistem kelembagaan yang dapat
menjalankan fungsi sesuai perannya masing-masing. Hal ini
menyangkut peningkatan peran lembaga formal maupun non formal
yang telah ada, dan juga pengembangan lembaga lain yang
dibutuhkan kehadirannya. Kehadiran lembaga lain dilakukan
dengan pola pendekatan bottom-up, dimana kehadiran lembaga
tersebut merupakan kebutuhan dan merupakan inisiatif warga bukan
bentukan pemerintah. Kehadiran lembaga eksternal ini tidak saja

3 - 140
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
menyangkut aspek teknik operasional tetapi diharapkan juga untuk
mendukung penegakan hukum di dalam sistem.
4. Meningkatkan kinerja lembaga pengelola persampahan, salah
satunya dengan meingkatkan kualitas SDM Lembaga Pengelola
Kebersihan.
5. Melakukan pemisahan fungsi /unit regulator dan operator
6. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar stakeholder
lokal maupun regional, dan juga membangun kemitraan yang
harmonis dengan masyarakat dalam upaya membangun sistem
pengelolaan berbasis masyarakat.
Strategi Peningkatan Hukum
Strategi bidang hukum dan peraturan difokuskan untuk menunjang
terlaksananya strategi pada keempat aspek lainnya. Strategi ini
menyangkut :
1. Penataan kembali perangkat hukum dan peraturan disesuaikan
dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang
2. Penegakan dan penaatan hukum/peraturan, dengan terbentuknya
masyarakat yang peka terhadap aturan/hukum.
3. Membangun tatanan hukum di masyarakat bersamaan dengan
pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Strategi Peningkatan Pembiayaan
1. Penguatan unit penagihan dalam struktur organisasi lembaga Dinas
Kebersihan, dengan mengembangkan mekanisme penagihan
retribusi yang disepakati oleh seluruh pihak berkaitan
2. Pengalokasian anggaran secara proporsional per unit kegiatan
Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

3 - 141
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Dokumen
Visi Misi Strategi
Rencana
1. Menyebar luaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan
kepada masyarakat umum
2. Mengembangkan pendidikan masyarakat tentang pengelolaan
sampah sejak usia dini
3. Mengembangkan pola pembelajaran kepada masyarakat yang
terintegrasi dalam pengembangan sistem pengelolaan berbasis
masyarakat.
4. Mengembangkan pola-pola insentif dan iklim kondusif bagi dunia
usaha/swasta

3 - 142

Anda mungkin juga menyukai