Anda di halaman 1dari 15

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume IX No. 1, Januari 2018


Page : 8- 22

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ZONASI


PERTANIAN DI KABUPATEN BEKASI
RASMINTO1)
KHAUSAR2)
1)UNISMA Bekasi, email: rasminto@gmail.com.
2)STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan, Peunaga Cut Ujong Kec.
Meurebo Kab.Aceh Barat 23615, E-mail: khausar_sar@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini mengevaluasi tentang implementasi kebijakan zonasi pertanian di


Kabupaten Bekasi, dimana pertanian menjadi salah satu komoditi utama pendapatan
masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan model CIPP guna mengevaluasi atas implementasi
kebijakan program zonasi pertanian di Kabupaten Bekasi dalam rangka menjaga, melestarikan
dan meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengacu pada Perda Kabupaten Bekasi Nomor
12 tahun 2011 dan Undang-Undang No 26 tahun 2008.

Kata Kunci: Evaluasi Implementasi Kebijakan, Zonasi Pertanian, Model CIPP

PENDAHULUAN Undang No 26 tahun 2008 tentang Tata


Kabupaten Bekasi sebagai
Ruang. Oleh karena itu, guna
wilayah pertanian yang cukup luas dan
mengevaluasi atas implementasi
menghasilkan produksi padi cukup
kebijakan program zonasi pertanian di
besar, tidak heran bahwa Kabupaten
Kabupaten Bekasi dalam rangka
Bekasi menjadi salah satu daerah
menjaga, melestarikan dan
lumbung padi bagi Provinsi Jawa Barat
meningkatkan produktivitas pertanian
dan penyuplai beras bagi masyarakat
dengan mengacu pada Perda Kabupaten
Ibukota Jakarta. Namun kondisi saat ini
Bekasi Nomor 12 tahun 2011 dan
wilayah pertanian di Kabupaten Bekasi
Undang-Undang No 26 tahun 2008.
dari tahun ke tahun mengalami
penurunan akibat dari dampak KERANGKA TEORITIS
1. Konsepsi Evaluasi Kebijakan
pembangunan, terutama pembangunan
Publik
komplek-komplek perumahan di atas
Secara umum konsep
lahan pesawahan.
merupakan himpunan gagasan yang
Dalam konteks tata ruang,
diindera dan direnungkan secara
pembangunan komplek-komplek
mendalam bersumber dari falsafah,
perumahan di atas lahan pesawahan
kemudian dituangkan kedalam
bertentangan dengan peraturan daerah
pemikiran yang konkrit dan digunakan
Kabupaten Bekasi Nomor 12 tahun 2011
sebagai landasan untuk pengembangan
tentang Rencana Tata Ruang dan
lebih lanjut dan dikomunikasikan
Wilayah 2011-2031 maupun Undang-
dengan pihak terkait, apabila dikaitkan

8
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

dengan pengertian evaluasi secara dievaluasi untuk mencari nilai dan


empirik merupakan penilaian terhadap kegunaan dari kebijakan tersebut.
tiga tingkatan katagori proses aktivitas Sedangkan menurut Robert H.
pribadi, institusi (kumpulan Davis (1992), evaluasi adalah "a
pribadi/orang yang diatur dalam continuous process of collecting and
manajemen tersendiri) dan pemerintah. interpreting information in order to
Menakar definisi evaluasi tidaklah assess decisions made in designing a
mudah, kompleksitas perkembangan learning system".4 Pengertian di atas
pemahaman dan konteks keilmuan yang dapat dimaknai bahwa evaluasi adalah
beragam telah berpengaruh sangat proses yang sistematis menilai sesuatu
signifikan bagi definisi evaluasi berdasarkan kriteria tertentu, yang
sehingga menjadi sangat variatif dan selanjutnya diikuti dengan pengambilan
kaya. Beberapa pakar seperti Jody sebuah keputusan atas objek yang
Fitzpatrick (2009), mengatakan bahwa dievaluasi, sehingga evaluasi dan
“Evaluation with a focus on penilaian hampir sama, bedanya dalam
discription”. 1
Selain itu, ada juga evaluasi berakhir dengan rekomendasi-
Stufflebeam (2000), yang mengatakan rekomendasi dan atau pengambilan
bahwa “Evaluation means a study keputusan dari perbaikan kebijakan yang
designed and conducted to assist some telah direview secara holistik dengan
audience to assess an object”s merit and kaidah ilmiah yang dapat
worth”. Sedangkan Andres Steinmetz
2
dipertanggungjawabkan, sedangkan
berpendapat “Evaluation suggests penilaian hanya sebatas memberikan
making judgment of worth, and these nilai saja.
judgments are generally by strong Berdasarkan beberapa definisi
3
emotional reactions”. Dari beberapa yang dikemukakan oleh para ahli
pengertian dan konsep evaluasi yang tersebut di atas, maka dapat disintesakan
dikemukakan oleh para ahli, dapat kita bahwa evaluasi kebijakan Publik adalah
tarik kesimpulan bahwa pada dasarnya suatu proses pengukuran, penilaian, dan
evaluasi dilakukan untuk mencari nilai membandingkan yang dilaksanakan
dan kegunaan dari obyek yang secara sistematis dengan pendekatan
strategi, manajemen maupun pragmatis
atas rumusan, implementasi, kinerja dan
1 Jody Fitzpatrick, Christina Chistie, Melvin
M. Mark, Evaluation in Action 2009, h.93 lingkungan kebijakan dengan tujuan
2
Daniel L Stuflebeam et.al. Evaluation
untuk mengetahui kegagalan dan
Models (Boston: Kluwer Academic
Publisher, 2000) h.35.
3 4
Ibid h.127. Ibid h.11.

9
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

keberhasilan untuk kepentingan dalam evaluasi.6 Evaluasi merupakan


mengambil keputusan berikutnya. Hal kegiatan monitoring rutin atau permanen
ini sangat perlu untuk menilai mengenai aktualisasi, intervensi
keberhasilan dan tidaknya terhadap perbaikan atau peningkatan pengetahuan
evaluasi implementasi kebijakan zonasi dasar mengenai kebijakan sebagaimana
pertanian di Kabupaten Bekasi merujuk pendapat Vendung:
pada Peraturan Daerah (Perda) nomor Evaluation as qualified monitoring is
usually a routine zed, continuo's
12 tahun 2011 tentang Rencana Tata
feature at public decision-making
Ruang dan Wilayah Kabupaten Bekasi system, as impact assessment,
evaluation is frequently commissioned
2011-2031.
on specific accession, whether
permanent of periodic monitoring or
2. Konsepsi Evaluasi Implementasi impact assessing, however evaluation
Kebijakan is performed for either accountability,
Evaluasi implementasi intervention improvement of basic
knowledge advancement.7
dilaksanakan untuk mencapai tujuan
sesuai dengan obyek evaluasinya dan Dunn sendiri berpendapat
tujuan melaksanakan evaluasi bahwa evaluasi secara lengkap
implementasi sebagaimana pendapat mengandung tiga pengertian yaitu; 1).
Stufflebeam (2003) bahwa tujuan Evaluasi awal, sejak dari proses
terpenting dari evaluasi adalah bukan perumusan kebijakan sampai saat
untuk membuktikan (kesalahan/ sebelum dilaksanakan (ex-ante
keuntungan) tetapi untuk memperbaiki evaluation); 2). Evaluasi dalam proses
sebagaimana tertulis "The most pelaksanaan atau monitoring; 3).
important purpose of evaluation is not to Evaluasi akhir, yang dilakukan setelah
prove, but to improve it is a move agents selesai proses pelaksanaan kebijakan
the views that evaluation should be (ex-post evaluation). Evaluasi dilakukan
inquisitions, one short investigation, karena tidak semua program kebijakan
activities solely conducted by publik mencapai hasil sesuai yang sudah
evaluators, or only instruments funded direncanakan.8 Lebih lanjut Dunn
projects".5 mengemukakan bahwa informasi yang
Selain itu, Wirawan juga
6
Wirawan, h. 81.
menjelaskan bahwa tujuan utama dari 7
Vendung, h. 101.
8
tindakan evaluasi adalah untuk William N. Dunn, Public Policy Analysis:
An Introduction, New Jersey: Pearson.
menentukan kelayakan atau nilai sesuatu Edisi Bahasa Indonesia diterjemahkan dari
edisi kedua dengan Judul Pengantar
Analisis Kebijakan Publik (Yogyakarta:
5
Daniel C. Stufflebeam, Anthony S. Gadjah Mada University Press, 2003), h.
Shinkfield, op.cit. h. 4. 611.

10
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

dihasilkan dari evaluasi merupakan nilai evaluasi implementasi kebijakan zonasi


(values) yang antara lain berkenaan pertanian di Kabupaten Bekasi. Hal ini
dengan; 1). Efektivitas, selaras jika evaluasi kebijakan tidak
mengilustrasikan unit pelayanan, yakni efektif maka program atau kebijakan
penilaian pada hasil, tanpa perlu segera dikaji ulang terhadap
memperhitungkan biaya; 2). Efisiensi strategi untuk mencapai tujuan atau
(Efficiency), yakni perbandingan antara bahkan merevisi tujuan, dapat dikatakan
hasil dengan biaya, atau (hasil/biaya); bahwa evaluasi kebijakan merupakan
3). Kecukupan, untuk mengetahui langkah terakhir dalam proses
seberapa jauh pencapaian hasil yang kebijakan.10 Sehingga dengan evaluasi
diinginkan 4). Perataan (equity), yakni dapat diketahui kebijakan telah
keseimbangan (proporsional) dalam dilaksanakan dengan baik atau belum.
pembagian hasil (manfaat) dan/atau
3. Model Evaluasi CIPP
biaya (pengorbanan); 5). Responsitas,
untuk mengetahui apakah hasil Sebuah paradigma model
kebijakan telah memuaskan kebutuhan evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh
dan 6). Ketepatan, untuk mengetahui Stufflebeam dan Shinkfield (1985)
apakah hasil atau tujuan yang diinginkan adalah sebuah pendekatan evaluasi yang
benar-benar berguna atau bernilai.9 berorientasi pada pengambilan
Berdasarkan beberapa definisi keputusan (a decision oriented
yang dikemukakan oleh para ahli evaluation approach structured) untuk
tersebut di atas, maka dapat disintesakan memberikan bantuan kepada
bahwa evaluasi kebijakan Publik adalah administrator atau leader pengambil
suatu proses pengukuran, penilaian, dan keputusan. Model evaluasi ini kemudian
membandingkan yang dilaksanakan dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem,
secara sistematis dengan pendekatan dkk (1967) di Ohio State University.
strategi, manajemen maupun pragmatis Model evaluasi ini pada awalnya hanya
atas rumusan, implementasi, kinerja dan digunakan untuk mengevaluasi ESEA
lingkungan kebijakan dengan tujuan (the Elementary and Secondary
untuk mengetahui kegagalan dan Education Act). CIPP merupakan
keberhasilan untuk kepentingan singkatan dari, context evaluation:
mengambil keputusan berikutnya. Hal evaluasi terhadap konteks, input
ini sangat perlu untuk menilai
10
Said Zainal Abidin. Kebijakan Publik
keberhasilan dan tidaknya terhadap (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.
165.
9
Ibid,h. 610.

11
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

evaluation: evaluasi terhadap masukan, serta prioritas dan membantu pihak


process evaluation: evaluasi terhadap yang berkepentingan untuk menilai
proses, dan product evaluation: evaluasi tujuan, prioritas dan akibat-akibat yang
terhadap hasil. Keempat singkatan dari ditimbulkan. Evaluasi ini menggunakan
CIPP tersebut itulah yang menjadi metode sistem analisis, survey,
komponen evaluasi. Model CIPP document review, analisa data
berorientasi pada suatu keputusan (a sekunder, hearing, tes diagnostik dan
decision oriented evaluation approach teknik Delphi. Evaluasi konteks ini juga
structured). Tujuannya adalah untuk merupakan upaya untuk menggambarkan
membantu administrator (pimpinan dan merinci lingkungan kebutuhan yang
perusahaan dan para manager tidak terpenuhi, populasi dan sampel
perusahaan) dalam membuat keputusan. yang dilayani, dan tujuan proyek.11
Menurut Stufflebeam (1993:118) b. Input evaluation structuring
mengungkapkan bahwa, “the CIPP decision, guna melayani keputusan-
approach is based on the view that the keputusan pada kegiatan
most important purpose of evaluation is pengorganisasian. Menentukan
not to prove but improve”. Konsep sumberdaya yang tersedia, strategi
tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam alternatif yang perlu dipergunakan dalam
dengan pandangan bahwa tujuan penting program, serta perencanaan yang terbaik
evaluasi adalah bukan membuktikan, bagi pemenuhan kebutuhan, merupakan
tetapi untuk memperbaiki. Stufflebeam fokus utama penilaian pada level ini.
mengemukakan bahwa hasil evaluasi Dalam pengelolaan proyek atau
akan memberikan alternatif pemecahan paling tidak mengenal dari informasi
masalah bagi para pengambil keputusan. proyek, unsur input yang paling sering
a. Context evaluation to serve dievaluasi adalah biaya dengan
planning decision, suasana dan pertimbangan; pertama, sebesar berapa
keadaan, menetapkan keadaan dan biaya yang disediakan untuk
kondisi yang ada, mengidentifikasi mencukupi suatu proyek; kedua,
target populasi, melayani keputusan- perencanaan dana yang tersedia itu
keputusan pada level perencanaan. dialokasikan sesuai komponen-
Pada level ini lebih menitikberatkan komponen kegiatan proyek. Kedua
pada upaya menentukan kebutuhan pertimbangan tersebut merupakan
tujuan program yang cukup responsif contoh fokus evaluasi input.
terhadap kebutuhan, untuk membantu
11
pembuat keputusan menetapkan tujuan Daniel L Stufflebeam, Anthony J.
Shikfield. Ibid. h. 334.

12
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

Komponen evaluasi masukan terdiri d) Hambatan-hambatan apasaja yang


dari: a) Sumberdaya manusia, b) mungkin dijumpai selama
Sarana dan peralatan pendukung serta pelaksanaan program dan
sumberdaya lainya, c) Dana atau kemungkinan perbaikan-perbaikan
anggaran, dan d) Berbagai prosedur yang diperlukan jika program
dan aturan yang diperlukan.12 dilanjutkan? Untuk bisa menjawab
Segala sesuatu yang berpengaruh hal-hal tersebut perlu dilakukan
terhadap proses pelaksanaan evaluasi evaluasi.
harus disiapkan dengan benar. Input Evaluasi terhadap proses disebut
evaluasi ini akan memberikan bantuan monitoring, sehingga monitoring
agar dapat menata keputusan, merupakan upaya melakukan evaluasi
menentukan sumber-sumber yang terhadap proses pelaksanaan suatu
dibutuhkan, mencari berbagai arternatif program. Jika di lingkungan kerja kita
yang akan dilakukan, menentukan masih kelihatan kegiatan monitoring
rencana yang matang, membuat strategi sebagai kegiatan "blusukan" memotret
yang akan dilakukan dan memperhatikan keadaan lapangan saja; sebenarnya itu
prosedur kerja dalam mencapainya. belum merupakan monitoring yang
c. Process evaluation, untuk sesungguhnya.Dalam tataran
melayani keputusan-keputusan yang pengelolaan proyek ada satu istilah
berkaitan dengan implementasi program. yang seolah-olah tidak bisa diubah atau
Fokus utama pada level ini sebagai diperbaiki karena sudah melembaga
berikut:13 melaui monitoring dan evaluasi (ME).
a) Bagaimana rencana yang sudah Terminolgi ini tentu tidak salah, tetapi
ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai dalam perencanaan yang diberikan
dengan jadwal secara baik? proyek terhadap kegiatan ME seringkali
b) Apakah stakeholder yang terlibat menjadi kurang bermakna. Salah satu
didalam pelaksanaan program akan contoh pengertian yang banyak di
sanggup menangani kegiatan selama lingkungan proyek adalah: monitoring
program berlangsung dan merupakan kegiatan mengumpulkan
kemungkinan jika dilanjutkan? data sedangkan analisis dan interpretasi
c) Apakah sarana dan prasarana yang terhadap data dilakukan dalam evaluasi.
disediakan sudah dimanfaatkan secara Pengertian ini memberi makna seolah-
maksimal? olah M dan E adalah sebuah kegiatan
yang berurutan. Padahal kalau kita lihat
12
Ibid. h. 338 kembali bahwa setiap kegiatan evaluasi
13
Ibid. h. 341.

13
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

paling sedikit selalu mengandung 3 perencanaan ulang. Oleh karena itu,


(tiga) komponen utama, yaitu: data, fokus penilaian ini meliputi: a)
kriteria, dan judgment. Jadi, kalau hasil-hasil yang diperoleh; b)
monitoring merupakan evaluasi sejauhmana kebutuhan sudah dapat
terhadap proses maka dalam kegiatan terpenuhi atau berkurang; c) Apa
monitoring juga harus terjadi proses yang harus dilakukan setelah
analisis dan interpretasi terhadap data program berjalan seperti itu?.
dibandingkan dengan kriteria, apakah Evaluasi hasil (product
sesuai, kurang atau tidak sesuai. evaluation) merupakan kegiatan
Jika ingin proporsional, evaluasi yang selama ini banyak
sebaiknya M-E diposisikan sebagai dilakukan. Mungkin keadaan ini
dua kegiatan penilaian yang berakar pada tradisi memahami
diperlukan dalam rangka langkah-langkah pengelolaan
pengelolaan proyek.Monitoring (management) yang selalu
dilakukan sebagai penilaian teradap menempatkan kegiatan evaluasi;
pelaksanaan kegiatan (progress), pengendalian; dari istilah lain yang
sedangkan evaluasi merupakan sejalan, pada akhir kegiatan
penilaian terhadap hasil proyek. pengelolaan. Sehingga evaluasi yang
Pada evaluasi proses ini banyak dikenal adalah evaluasi yang
berkaitan dengan implementasi dilakukan jika suatu program sudah
suatu program. Ada sejumlah berakhir. Evaluasi yang hanya
pertanyaan yang harus dijawab memfokuskan pada hasil biasanya
dalam proses pelaksanaan evaluasi identik dengan pendekatan evaluasi
ini. Misalnya, apakah rencana yang yang berorientasi tujuan. Dalam
telah dibuat sesuai dengan evaluasi hasil, biasanya berkembang
pelaksanaan di lapangan? Dalam beberapa fokus, yakni: 1) evaluasi
proses pelaksanaan program adakah yang memfokuskan pada hasil nyata
yang harus diperbaiki? Dengan sesuai tujuan program (output
demikian proses pelaksanaan evaluation), 2) evaluasi terhadap
program dapat dimonitor, diawasi, manfaat yang diperoleh dari suatu
atau bahkan diperbaiki. program (benefit evaluation), dan 3)
d. Product evaluation, untuk evaluasi terhadap dampak yang
melayani keputusan-keputusan yang ditimbulkan dari program (impact/
berkaitan dengan pencapaian outcome evaluation). Masing-masing
program dan kemungkinan bertujuan mengevaluasi hasil

14
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

program, hanya hasil yang diperoleh penelitian ini menggunakan model CIPP
antara lain dipengaruhi oleh jangka sebagaimana yang diformulasikan oleh
waktu yang berbeda. Penilaian Daniel Stufflebeam yang meliputi
dampak biasanya dilakukan beberapa contex, input, process dan product
lama setelah program berakhir, lain melalui tahapan kegiatan yang
halnya penilaian manfaat mungkin diharapkan bisa dilaksanakan secara
lebih cepat pelaksanaannya daripada konsisten.
penilaian dampak. Sedangkan
Teknik analisa data dalam
penilaian out-put biasanya dilakukan
penelitian ini sebagai berikut: a)
langsung setelah program berakhir.
Reduksi Data. Yaitu data dan laporan
Oleh karena itu, penilaian manfaat
lapangan kemudian direduksi,
dan dampak program lebih rumit dan
dirangkum, dan kemudian dipilah-
memerlukan pemikiran yang lebih tuas
pilah hal yang pokok, difokuskan untuk
dari sekedar skenario program yang
dipilih yang terpenting kemudian dicari
sudah dirancang.
tema atau polanya (melalui proses
Evaluasi produk digunakan untuk
penyuntingan, pemberian kode dan
menentukan keputusan apa yang akan
pentabelan). Reduksi data dilakukan
dikerjakan berikutnya, baik mengenai
terus menerus selama proses penelitian
hasil yang telah dicapai maupun apa
berlangsung. b) Penyajian Data, dalam
yang akan dilakukan setelah program
proses ini dimaksudkan agar Iebih
tersebut berjalan14. Apakah manfaat
mempermudah bagi peneliti untuk dapat
yang dirasakan oleh masyarakat
melihat gambaran secara keseluruhan
berkaitan dengan program yang
atau bagian-bagian tertentu dari data
digulirkan; Apakah memiliki pengaruh
penelitian. c) Penarikan kesimpulan/
dan dampak dengan adanya program
Verifikasi, tahapan ini dilakukan secara
tersebut; Evaluasi hasil berkaitan
terus menerus sepanjang proses
dengan manfaat dan dampak suatu
penelitian dilakukan. Dimana peneliti
program setelah dilakukan evaluasi
berusaha untuk menganalisis dan
secara seksama.
mencari makna dari data yang
METODOLOGI
dikumpulkan. d) Teknik Pemeriksaan
Metodologi penelitian ini
Keabsahan Data, tahapan ini dilakukan
menggunakan metode kualitatif dengan
pengujian keabsahan data penelitian
pendekatan riset kebijakan secara
menggunakan teknik observasi langsung
deskriptif dan explanatif. Desain
dan observasi tidak langsung. Dalam
14
Ibid. h. 345

15
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

observasi tidak langsung ini peruntukan perikanan; kawasan


dimaksudkan dalam bentuk pengamatan peruntukan pertambangan; kawasan
atas beberapa kelakuan dan kejadian peruntukan industri; kawasan
yang menghubungkan diantara peruntukan pariwisata; kawasan
keduanya. Teknik pengumpulan data peruntukan permukiman; kawasan
yang digunakan akan melengkapi dalam peruntukan pesisir dan laut; dan
memperoleh data primer dan sekunder. kawasan peruntukan lainnya.

PEMBAHASAN Pada Pasal 27 tentang Rencana

1. Evaluasi Komponen Konteks pengembangan kawasan budidaya poin


(Context). b bahwa Kabupaten Bekasi sudah sangat
Komponen konteks mengevaluasi jelas merencanakan zonasi kawasan
aspek regulasi peraturan perundang- pertanian. Selanjutnya diperjelas ruang
undangan yang menjadi pijakan lingkup wilayah peruntukan pertanian
Pemerintah Kaupaten Bekasi yakni pada Paragraf 3 tentang Kawasan
menyelenggarakan kebijakan zonasi Peruntukan Pertanian pada Pasal 29 ayat
pertanian di wilayahnya, yakni dengan (1), ayat (2) dan ayat (3) yakni:
Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2011 1) Rencana kawasan peruntukan
tentang rencana tataruang dan rencana pertanian sebagaimana dimaksud
wilayah Kabupaten Bekasi tahun 2011- dalam pasal 27 huruf b meliputi:
2031 dan mengacu pada aspek tataruang Kawasan pertanian tanaman pangan;
nasional dengan berpijak pada Undang- kawasan hortikultura; kawasan
Undang nomor 26 tahun 2007 tentang perkebunan; dan
tataruang. kawasan peternakan. Kawasan
Pada Peraturan Daerah nomor 12 pertanian tanaman pangan
tahun 2011 terdapat pasal yang sebagaimana dimaksud dalam pasal
mengatur zonasi pertanian di Kabupaten 29 ayat (1) huruf a meliputi:
Bekasi, yakni termaktub dalam bab IV a. lahan basah; dan
tentang rencana struktur wilayah bagian b. lahan kering
ketiga tentang kawasan budidaya 3) Pertanian lahan basah sebagaimana
sebagaimana Paragraf 1 Pasal 27 tentang dimaksud dalam pasal 29 ayat (2) huruf
Rencana pengembangan kawasan a diarahkan dan ditetapkan sebagai
budidaya sebagaimana dimaksud dalam lahan pertanian pangan berkelanjutan
pasal 19 huruf b meliputi: dengan luas kurang lebih 35.244 (tiga
kawasan peruntukan hutan produksi; puluh lima ribu dua ratus empat puluh
kawasan peruntukan pertanian; kawasan empat) hektar meliputi:

16
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

Kecamatan Cabangbungin; Kecamatan a. Berpedoman kepada Rencana


Sukawangi; Kecamatan Sukakarya; Pembangunan Jangka Panjang
Kecamatan Sukatani; Kecamatan Daerah (RPJPD);
Karang Bahagia; Kecamatan Pebayuran; b. Pedoman penyusunan Rencana
Kecamatan Kedungwaringin; Pembangunan Jangka Menengah
Kecamatan Cikarang Timur; Kecamatan Daerah (RPJMD);
Setu; Kecamatan Serang Baru; c. Pedoman dalam pemanfaatan ruang
Kecamatan Cibarusah; dan Kecamatan atau pengembangan wilayah
Bojongmangu. kabupaten;
Zonasi kawasan pertanian sesuai d. Pedoman untuk mewujudkan
Perda nomor 12 tahun 2011 ayat 3 keseimbangan pembangunan dalam
terdapat 12 Kecamatan dari total 23 wilayah kabupaten;
Kecamatan yang ada, ini artinya lebih e. Pedoman lokasi investasi dalam
separuh dari wilayah Kabupaten Bekasi wilayah kabupaten yang dilakukan
merupakan kawasan pertanian. Sehingga pemerintah, masyarakat dan
tidak heran apabila Kabupaten Bekasi swasta;
dikenal luas oleh masyarakat sebagai f. Pedoman untuk penyusunan
daerah pertanian karena masih luasnya rencana rinci tata ruang di wilayah
lahan pertanian dan corak kabupaten;
masyarakatnya pun tergantung pada g. Pedoman pengendalian
produksi hasil dari pertanian. pemanfaatan ruang dalam penataan
atau pengembangan wilayah
2. Evaluasi Komponen Masukan kabupaten yang meliputi penetapan
(Input)
peraturan zonasi, perijinan,
Komponen input mengevaluasi pemberian insentif dan disinsentif
aspek yang meliputi perencanaan serta pengenaan sanksi;
penerapan kebijakan. Pada kebijakan
h. Pedoman dalam administrasi
zonasi pertanian di Kabupaten Bekasi
pertanahan.
dirumuskan perencanaan dan strategi
Selanjutnya pada bagian ketiga
dalam pencapaian dimaksud dalam
Perda perihal fungsi RTRW termaktub
rumusan Perda Nomor 12 tahun 2011
dalam Pasal 4 bahwa RTRW Kabupaten
yakni pada bagian kedua perihal
berfungsi sebagai penyelaras kebijakan
kedudukan yakni Pasal 3 tentang
penataan ruang nasional, provinsi dan
Kedudukan RTRW Kabupaten adalah:
kabupaten dan merupakan pedoman bagi

17
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

pemerintah daerah dan masyarakat 8.000 hektar, yang tersebar di sebagian


dalam merencanakan dan melaksanakan wilayah Kabupaten Bekasi, yakni ada di
program pembangunan. Kecamatan Sukakarya, Kecamatan
Karangbahagia, Kecamatan Tambun,
Dari tafsiran pasal di atas,
Kecamatan Cibitung, Kecamatan
perencanaan wilayah Kabupaten Bekasi
Tambelang, Kecamatan Babelan,
yang terdapat dalam Perda RTRW
Kecamatan Cikarang, Kecamatan
menunjukkan bahwa perencanaan dan
Sukatani, dan Kecamatan Setu. Dengan
tujuan zonasi pertanian adalah bagian
uraiannya sebagai berikut:
utama dari fungsi penyelarasan
1. Pembangunan pemukiman
kebijakan penataan ruang wilayah
perumahan di Kecamatan Setu
nasional, provinsi dan Kabupaten
terdapat 8 titik, yakni; 1. Griya Setu
sebagai pedoman untuk membangun
Permai; 2. Grand Residen Avenue;
daerahnya selain melihat aspek-aspek
3. Grand Mutiara Gading; 4.
sosial ekonomi juga wajib
Mustika Park Place; 5. Kelapa Raya
menyelaraskan kelestarian lingkungan
Residence; 6. Miracle Graden
sebagai upaya menjaga kapasitas daya
Residence; 7. Town House Malaka
dukung lingkungan dan pemenuhan
Asri; dan 8. Grand Mutiara Gading;
sumberdaya lahan khususnya
2. Kecamatan Cibitung terdapat 3 titik
produktivitas hasil pertanian dalam
di, yakni; 1. Puri Lestari; 2. Telaga
pemenuhan kebutuhan masyarakat pada
Sakinah; dan 3. Metland Cibitung;
umumnya dan masyarakat Kabupaten
3. Kecamatan Tambun terdapat 4 titik,
Bekasi pada khususnya.
yakni; 1. The Palm Residence; 2.
3. Evaluasi Komponen Proses Perumahan Darmawangsa; 3.
(Process) Perumahan Edelweist; dan 4.
Tahapan evaluasi proses ini
Metland Tambun;
meliputi implementasi kebijakan yang
4. Kecamatan Sukatani terdapat 1 titik
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
yakni Gardenia City;
Kabupaten Bekasi terkait zonasi
5. Kecamatan Sukakarya ada 1 titik
pertaniannya. Terdapat banyak
yakni Villa Kencana Cikarang;
pembangunan pemukiman perumahan di
6. Kecmatan Cikarang terdapat 5 titik,
atas lahan pertanian yang masuk dalam
yakni; 1. Taman Permata Cikarang;
zonasi pertanian sesuai Perda Nomor 12
2. Padjajaran Residence; 3. Green
tahun 2011, terdapat lebih dari 46 titik
Sentosa Asri; 4. Harmoni
pembangunan pemukiman perumahan di
atas lahan pertanian dengan luas hampir

18
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

Sukamanah; dan 5. Bukit Sentosa terjadi pergeseran perubahan lahan


Residence; pertanian dengan tergerus oleh
7. Kecamatan Tambelang terdapat 2 pembangunan perumahan yang hampir
titik yakni; 1. Perum Kavling 8000 hektar, artinya kondisi ini
Balong Indah; dan 2. Anastra mengakibatkan penurunan luas lahan
Village; pertanian sebesar 22,7 %.
8. Kecamatan Babelan terdapat 1 titik
4. Dampak Hasil Penerapan
yakni; Perum Villa Indah Pulo Kebijakan Zonasi Pertanian di
Timaha; Kabupaten Bekasi (Komponen
Produk/ Product).
9. Kecamatan Karang Bahagia paling
banyak pembangunan Implikasi dari penerapan kebijakan
perumahannya dengan sebanyak 17 zonasi pertanian di Kabupaten Bekasi
titik yakni; 1. Villa Kencana pada prinsipnya seharusnya sangat baik
Cikarang; 2. Cikarang/Karang dalam menyelaraskan aspek sosial
Bahagia; 3. Puri Cikarang Indah; 4. ekonomi masyarakat dan aspek
Palem Garden; 5. Griya Mahakarya; keseimbangan lingkungannya, namun
6. Gramapuri Persada; 7. Graha fakta di lapangan banyak terjadi
Insani Sentosa; 8. Mutiara Puri penyimpangan dan inkonsistensi
Harmoni 2; 9. Sukaraya Regency; Pemerintah Daerah dalam
10. Bumi Kahuripan Indah; 11. implementasinya. Dengan ditandainya
Graha Mahakarya Residence; 12. pemberian ijin pembangunan perumahan
Sukaraya Indah; 13. Bumi Madani maupun pabrik-pabrik di atas lahan
Indah; 14. Grand Permata City; 15. pertanian sehingga luas lahan pertanian
Intan City; 16. Kamalia Residence; di Kabupaten Bekasi sampai pada awal
dan 17. Karang Anyar Residence. tahun 2016 mengalami penurunan 22,7
Dengan demikian, melihat kondisi % dibandingkan tahun 2011
di lapangan dan konteks Perda RTRW sebagaimana awal Perda RTRW
Kabupaten Bekasi sebagai pedoman Kabupaten Bekasi diterapkan. Jika hal
perencanaan pembangunan tataruang ini tidak menjadi bahan perhatian serius,
dan wilayah khususnya zonasi pertanian, sangat dimungkinkan bahwa Kabupaten
dimana dalam pasal 29 ayat (3) Bekasi yang awalnya menjadi salah satu
ditetapkan bahwa luas zonasi lahan lumbung padi Provinsi Jawa Barat akan
pertanian di Kabupaten Bekasi yaitu berubah menjadi daerah industri dan
35.244 hektar. Namun dari dampak pemukiman, selain itu hal yang paling
pembangunan perumahan tersebut memprihatinkan adalah masyarakat

19
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

lokal yang awalnya merupakan a. Menaati tata ruang yang telah


mayoritas bekerja sebagai petani akan ditetapkan;
kehilangan matapencahariannya dan b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan
akan terjadi ketidakseimbangan ijin pemanfaatan ruang dari pejabat
ekosistem lingkungan karena lahan yang berwenang;
pertanian berkurang dan bahkan makin c. Mematuhi ketentuan yang
sempit karena berubah menjadi lahan ditetapkan dalam persyaratan ijin
pemukiman dan lahan industri tersebut. pemanfaatan ruang; dan
d. Memberikan akses terhadap
5. Kesesuaian Penerapan Kebijakan
kawasan yang oelh ketentuan
Zonasi Pertanian di Kabupaten
Bekasi. peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum.
Sesuai dengan tahapan evaluasi
Selanjutnya dalam Pasal 62
konteks, input, proses dan produk
dikenakan sanksi administratif dengan
sebagaimana diuraikan di atas
dinyatakan bahwa setiap orang yang
berdasarkan data dan fakta yang
melanggar ketentuan sebagaimana
dihasilkan dari hasil penelitian maka
dimaksud dalam Pasal 61, dikenai sanksi
diketahui capaian penerapan kebijakan
administarif. Dimana bentuk sanksi
zonasi pertanian di Kabupaten Bekasi
administratif diatur dalam pasal
yakni terdapat penyimpangan
berikutnya yakni Pasal 63 yang dapat
pelaksanaan peraturan yang ada dalam
berupa:
Perda Nomor 12 tahun 2011 tentang
Peringatan tertulis; Penghentian
RTRW Kabupaten Bekasi yakni ada 5
sementara kegiatan; Penghentian
Pasal. Adapun rincian pelanggaran yang
sementara pelayanan umum; Pencabutan
dimaksud antara lain adalah Pasal 24
ijin; Pembatalan ijin; Pembongkaran
huruf d angka 10; Pasal 29 ayat 3 huruf
bangunan; Pemulihan fungsi ruang dan
c; Pasal 34 ayat 1 huruf b; Pasal 34 ayat
atau Denda administratif.
1 huruf c; dan Pasal 37 ayat 4 huruf a
angka 2. Oleh karena itu, dapat
REKOMENDASI
disimpulkan bahwa penerapan zonasi
pertanian di Kabupaten Bekasi terdapat Dari pembahasan permasalahan
ketidaksesuaian pelaksanaan, implementasi kebijakan zonasi pertanian
sebagaimana diatur dalam Pasal 61 di Kabupaten Bekasi di atas, maka dapat
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 direkomendasikan sebagai berikut:
tentang tataruang bahwa dalam
pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:

20
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah DAFTAR PUSTAKA


dalam setiap perencanaan Dunn, William N. Public Policy
pembangunan sepatutnya Analysis: An Introduction, New
menjadikan rencana tataruang dan Jersey: Pearson. Edisi
rencana wilayah (RTRW) sebagai Bahasa Indonesia diterjemahkan
pedoman agar terjadi keseimbangan dari edisi kedua Judul Pengantar
aspek sosial ekonomi dan aspek Analisis Kebijakan Publik,
lingkungan hidup. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2003.
2. Pemerintah Pusat melalui
Eko, Widyoko Putro. Evaluasi Program
Kementerian BPN/ Tataruang perlu
Pembelajaran: Panduan Praktis
melakukan kajian mendalam dari Bagi Pendidik dan Calon
permasalahan pembangunan Pendidik. Yogyakarta: Pustaka
pemukiman perumahan yang sangat Pelajar, 2011.

marak khususnya di wilayah Fitzpatrick, et.al. Evaluation In action


Kabupaten Bekasi dengan tidak Interview with Expert Evaluators.
California: Sage Publication Inc,
mengindahkan aspek tataruang
2009.
terkait zonasi pertanian, untuk
Fred, R., David. Strategic Management,
selanjutnya dilaksanakan tindakan
Concepts and Cases, Tenth
secara administratif maupun secara
Edition. New Jersey: Pearson
hukum apabila terbukti pelanggaran-
Prentice Hall. 2006.
pelanggaran tataruang dari hasil
Stuflebeam, Daniel L, et.al. Evaluation
laporan kajian observasi yang
Models. Boston: Kluwer
peneliti laksanakan.
Academic Publisher. 2000.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumberdaya
Bekasi perlu mereview pelaksanaan
Manusia Teori, Aplikasi, dan
kebijakan zonasi pertaniannya yang Penelitian, Jakarta: Salemba
tidak sesuai dengan peraturan Empat, 2009.
perundang-undangan, sehingga tidak Zainal Abidin, Said. 2012. Kebijakan
terjadi ekses sosial di masyarakat, Publik. Jakarta: Salemba Humanika.
kerusakan lingkungan yang lebih
Peraturan Perundang-Undangan:
parah dan ekses hukum dengan tidak
mengindahkan zonasinya sesuai Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007
peraturan tataruang yang ada. tentang Tataruang

21
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 8- 22

Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi


Nomor 12 tahun 2011 tentang
Rencana Tataruang dan Rencana
Wilayah 2011-2031.

22

Anda mungkin juga menyukai