TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut Usia (Lansia) adalah orang tua yang berusia 55 tahun keatas
(Depkes RI,2001). Ketika usia pensiun ditentukan pada usia 65 tahun
melalui legislasi Social Security pada tahun 1930-an, maka masyarakat
Amerika menerima usia 65 tahun sebagai awal usia tua, ini
menunjukkan definisi kronologis usia yang paling sering dipakai dalam
masyarakat. Namun, usia fungsional dan fisiologis berbeda dari satu
individu dengan lainnya dan karenanya tidak bisa distandardisasi.
(Menurut Nugroho, Wahjudi.2000).
6
7
2.1.3 Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan,
yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari
oleh setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-
perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ
dan sistem yang ada pada tubuh manusia.
Ada dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan
secara sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan
pada tingkat sel, sedangkan penuaan sekunder merupakan proses
penuaan akibat faktor lingkungan fisik dan sosial, stres fisik/psikis,
serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses menjadi tua.Secara
umum, perubahan fisiologis proses penuaan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan mikro merupakan perubahan yang terjadi dalam
sel seperti :
1) Berkurangnya cairan dalam sel.
2) Berkurangnya ukuran sel.
3) Berkurangnya jumlah sel.
b. Perubahan makro, yaitu perubahan yang jelas dapat diamati atau
terlihat seperti:
1) Erosi pada permukaan sendi-sendi
2) Terjadinya osteoporosis
3) Otot-otot mengalami atrofi
4) Presbiopi
5) Adanya arteriosklerosis
6) Menopouse pada wanita
7) Kulit tidak elastis
8) Rambut memutih.
Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan
sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan
berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan
dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih mempunyai
kemampuan untuk bekerja. Permasalahannya yang dapat timbul adalah
bagaimana memfungsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut didalam
situasi keterbatasan kesempatan kerja.
2.2.1 Imobilisasi dapat disebabkan karena alasan psikologis dan fisik. Alasan
psikologis diantaranya apatis, depresi, dan kebingungan. Setelah faktor
fsikologis, masalah fisik akan terjadi sehingga memperburuk kondisi
imobilisasi tersebut dan menyebabkan komplikasi sekunder (Watson,
2003).
faktor fisik yang menyebabkan imobilisasi mencakup
frakturekstremitas, nyeri pada pergerakan artrithis, paralis dan
penyakit serebrovaskular, penyakit kardiovarkular yang menimbulkan
kelelahan yang ekstrim selama latihan, sehingga tidak terjadi
ketidakseimbangan. Selain itu penyakit seperti parkinson dengan
gejala tumor dan ketidakmampuan untuk berjalan merupakan
penyebab imobilisasi.
2.2.2 Ketidakstabilan adalah jatuh karena kejadian ini sering dialami oleh
lanjut usia dimana wanita yang jatuh, dua kali lebih sering dibanding
pria. Jatuh adalah sesuatu kejadian yang di laporkan penderita atau
saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang
mendadak terbaring dan terduduk dilantai tau tempat yang lebih
rendah dengan atau tanpa kehilangan kesdaran atau luka yang akibat
jatuh dapat menyebabkan imobilisasi (Watson, 2003).