PENDAHULUAN
Sementara itu, era globalisasi era global sudah menjadi suatu kenyataaan dengan
segala konsekuensinya. Memasuki era global banyak sekali tantangan yang harus
dihadapi, tanpa adanya bekal yang mewadai sama saja dengan terjun bebas tanpa adanya
pengaman. Untuk itu negeri kita membutuhkan salah satu bekal yang harus dimiliki
adalah pendidikan yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan
sangatlah berpengaruh dalam era saat ini. Dengan adanya hal itu pelayanan publik
seperti halnya pelayanan pendidikan menjadi faktor utama dalam penentuan sebuah
keberhasilan.
Pelayanan publik menurut pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik
yang dikeluarkan oleh Menpan tahun 2003 adalah : "segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan". Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah" yang
merupakan sebutan kolektif meliputi kementrian, departemen, lembaga pemerintah
lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk BUMN dan BUMD. Menurut pedoman
tersebut kelompok pelayanan publik terdiri dari: (1) kelompok pelayanan administratif,
(2) kelompok pelayanan barang dan (3) kelompok pelayanan jasa. Departemen
Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Propinsi, dan Dinas Kabupaten/kota pada
umumnya menyelenggarakan pelayanan publik yang termasuk pada kelompok
pelayanan administrasi. Oleh karena itu, istilah "pelayanan publik bidang pendidikan"
bisa membuat rancu. mungkin lebih baik dinyatakan sebagai pelayanan publik di
lingkungan Depdiknas; pelayanan publik di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi dst.
Jika digunakan istilah pelayanan publik bidang pendidikan, apakah termasuk
penyelenggaraan pendidikan SD, SLB, SMP, SMA, SMK dan perguruan tinggi?
kesemua institusi ini bukanlah instansi pemerintah/pemerintah daerah atau badan usaha
milik negara/badan usaha milik daerah (BUMN/BUMD), meskipun institusi tersebut
melayani publik dalam proses pembelajaran, penerimaan siswa/mahasiswa baru,
pengesahan ijazah dan sebagainya.
Tabel 1.1
Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah 5
Karanggeneng Tahun Ajaran 2018/2019
Dari tabel di atas kita bisa melihat bahwa jumlah siswa selalu menurun pada tiap
tahunnya yaitu tahun angkatan 2017 sejumlah 178 siswa mengalami penurunan pada
tahun angkatan 2018 menjadi 157 siswa dan tahun angkatan 2019 sejumlah 131 siswa,
jika ini terus di biarkan bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun mendatang SMA
Muhammadiyah 5 Karanggeneng ini akan mengalami penurunan pada setiap tahun yang
akan datang dan mungkin saja peminatnya lebih sedikit.
SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng ini hanya memiliki 2 jurusan yaitu MIPA
dan IPS dan total rombongan belajar dari kelas X sampai kelas XII hanya 9 kelas saja.
Di tahun ajaran 2019/2020 ini hanya terdapat 8 kelas yang masing-masing kelasnya
jumlahnya tidak mencapai 25 orang. Apabila jika dibandingkan dengan beberapa
sekolah menengah atas yang lain yang berstatus swasta dan negeri beda jauh, SMA
Muhammadiyah 5 Karanggeneng disebut sebagai sekolah yang mempunyai daya saing
rendah.
Tak hanya itu sarana dan prasarana yang kurang mewadai baik secara
operasional. Di SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng ini pada tahun 2017 baru saja
memiliki perpustakaan yang layak dan belum juga mempunyai laboratorium yang
lengkap hanya memiliki 1 laboratorium yang digunakan secara bersama dan bergantian
ketika pelajaran kimia,fisika,biologi. Yang Pertama, Terbatasnya lahan sekolah untuk
membangun gedung-gedung yang baru. Yang kedua, kurangnya pembiayaan pendidikan
yang dimiliki oleh yayasan terbatas sehingga upaya untuk peningkatan mutu pendidikan
menjadi tidak maksimal. Selain itu adanya sekolah lain yang lebih baik, sehingga SMK
Muhammadiyah ini menjadi pilihan terakhir setelah tidak diterima pendaftarannya di
sekolah lain.
Berdasarkan prawawancara yang dilakukan kepada guru diperoleh informasi
bahwa rendahnya peminatan dari masyarakat dikarenakan pembiayaan pendidikan yang
dimiliki oleh yayasan yang terbatas sehingga upaya untuk peningkatan mutu pendidikan
menjadi tidak maksimal. Selain itu adanya sekolah lain yang lebih baik, sehingga SMA
Muhammadiyah 5 Karanggeneng ini menjadi pilihan terakhir setelah tidak diterima
pendaftarannya di sekolah lain. Dengan demikian input yang diperoleh oleh sekolah
merupakan siswa dengan tingkat intelegensi yang rendah yang kemudian mengakibatkan
pengembangan potensi siswa tidak dapat maksimal, sehingga timbul kesan dimasyarakat
bahwa lulusan SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng ini memiliki kualitas rendah. Di
sisi lain, setelah peneliti mewancarai beberapa siswa diperoleh informasi bahwa menurut
mereka kualitas layanan yang diberikan oleh pihak sekolah belum baik, terutama yang
berkaitan dengan sarana prasarana. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan mutu
pendidikan di SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng secara tepat dan efektif. Dengan
demikian maka perlu di lakukan penelitian lebih mendalam pada bagian manakah yang
perlu ditingkatkan, maka peneliti mengambil judul “Kualitas Layanan Pendidikan di
SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimanakah kualitas layanan pendidikan di SMA Muhammadiyah 5
Karanggeneng.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menegetahui kualitas layanan
pendidikan di SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan wawasan
tentang pengetahuan keilmuan terkait kualitas pelayanan pendidikan dalam
pelayanan publik di jurusan administrasi publik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Memberikan informasi dan sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas
layanan dalam pembelajaran.
b. Bagi Sekolah
DOSEN PEMBIMBING :
NOVIANTI,S.AP.,M.AP.,M.POL.SC.
DISUSUN OLEH :
19041377067
2020
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu ini sebagai salah satu acuan bagi penulis untuk melakukan
penelitian dan memperkaya teori. Penelitian mengenai Analisis Pelayanan Pendidikan di
SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan kajian yang
tidak lepas daritopik penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa
beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis :
Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi yang berada di sekolah inklusi di kota
semarang dimana sekolah inklusi ini dapat menerima siswa yang memiliki kebutuhan
khusus (ABK). Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif
dengan penelitian deskriptif.
2. Dyah Ayu Nigsih,dkk (2018), Mahasiswa Universitas Negeri Malang denngan judul
“Hubungan Persepsi Tentang Kualitas dan Pelayanan Pendidikan Dengan Kepuasan
Orang Tua Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri”.
Pada penelitian ini yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan
rancangan penelitian deskriptif korelasional. Sugiyono (2013:14) mengatakan
bahwa metode penelitian kuantitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan
daripada filsafat positivisme yang dimanfaatkan untuk meneliti populasi atau
sampel dengan ciri tertentu dan menggunakan teknik pengambilan sampel yang
biasanya dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan instrumen,
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket responden orang tua
siswa SMK Negeri di Kota Mojokerto. Analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, persepsi tentang kualitas pendidikan
masuk kategori sedang, pelayanan pendidikan masuk kategori tinggi, kepuasan
orang tua siswa masuk kategori sedang, terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi tentang kualitas pendidikan dengan kepuasan orang tua siswa, terdapat
hubungan yang signifikan antara pelayanan pendidikan dengan kepuasan orang tua
siswa, terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi tentang kualitas dan
pelayanan pendidikan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi
kualitas dan pelayanan pendidikan dengan kepuasan orang tua siswa SMK Negeri
di Kota Mojokerto.
Menurut beberapa ahli mengenai pelayanan, salah satunya adalah Kotler seperti
yang dikutip oleh Sinambela (2010:4), “pelayanan adalah setiap kegiatan munguntungkan
dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu produk secara fisik”. Selanjutnya Sampara berpendapat, “pelayanan
adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang
lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan” (Sinambela, 2010:5).
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik.
b. Terwujudnya sistem penyelenggraan pelayanan publik yang sesuai dengan asas-
asas umum pemerintah dan koperasi yang baik.
c. Terpenuhnya penyelenggaraan pelayanan publik yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Penekanan dalam pasal ini adalah memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat yang menerima pelayanan. Dengan mewujudkan prinsip-prinsip pelayanan
publik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, memberikan konsekuensi hukum
kepada siapa yang memberikan pelayanan kepada siap yang menerima layanan. Unsur
yang paling penting dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik dan berkualitas adalah
kompetensi sumber daya alam aparatur yang ditopang oleh intelektualitas yang tinggi serta
perilaku yang baik.
Jika tolak ukur suatu pelayanan seperti yang dijelaskan diatas, tampak pelayanan
prima itu sebetulnya bukan suatu hal yang sulit. Disertai dengan niat dan tekat yang besar
dalam menjalankan tugas dan mengabdi kepada masyarakat maka kualitas pelayanan publik
akan tercapai.
Menurut Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2012:152), kualitas
dapat diartikan sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber
daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”
Berdasarkan definisi ini, kualitas adalah hubungan anatara produk dan pelayanan atau jasa
yang diberikan kepada konsumen dapat memenuhi harapan dan kepuasan konsumen.
Dari beberapa pengertian kualitas di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
adalah gabungan karakteristik produk dan jasa yang mencakup produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan dalam usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Secara
operasional, produk berkualitas adalah produk yang memenuhi harapan pelanggan. Produk
harus memenuhi kualitas tertentu karena produk dibuat untuk memenuhi selera konsumen
atau memuaskan pemakainya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah unsur yang
saling berhubungan mengenai mutu yang dapat mempengaruhi kinerja dalam memenuhi
harapan pelanggan. Kualitas tidak hanya menekankan pada hasil akhir, yaitu produk dan
jasa tetapi menyangkut kualitas manusia, kualitas proses, dan kualitas lingkungan. Dalam
menghasilkan suatu produk dan jasa yang berkualitas melalui manusia dan proses yang
berkualitas.
Dari definisi-definisi tentang kualitas layanan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kualitas layanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna
memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam penelitian ini diartikan sebagai jasa atau
service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan,
kemampuan dan keramahtamahan yang ditunjukkan melalui sikap dan sifat dalam
memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality)
dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang
nyata-nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.
2. Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Standar proses baik yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran di kembangkan oleh
BSNP, dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
3. Karakteristik jasa pendidikan
a. Tidak berwujud ((intangibility)
Jasa tidak berwujud seperti produk fisik, yang menyebabkan pengguna jasa
pendidikan tidak dapat melihat, mencium, mendengar, dan merasakan hasilnya
sebelum mereka mengkonsumsinya (menjadi subsistem lembaga pendidikan).
D. Kerangka Berfikir
Gambar Bagan 2.1
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah bagian yang sangat penting dalam suatu kegiatan penelitian.
Dengan metode penelitian, peneliti dapat menentukan arah kegiatan penelitian sehingga
tercapai tujuan penelitian yang diinginkan. Menurut Sugiyono (2011: 2). Penelitian ilmiah
memerlukan metode yang ilmiah agar hasil penelitian tersebut rasional, sesuai dengan
kenyataan (empiris) dan runtut (sistematis). Rasional dimaksudkan pada penyampaian hasil
yang dapat dicerna oleh akal sehat. Empiris berarti metode yang digunakan dapat diamati
dengan panca indra sehingga orang lain dapat melakukan hal yang sama. Sedangkan
sistematis adalah proses penelitian tersebut terarah dalam langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis dan runut.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.1 Penelitian
ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan strategi
manajemen peningkatan mutu guru di sekolah alam auliya Kendal. Pendekatan ini
menggunakan pendekatan kualitataif metode deskriptif, dapat diartikan sebagai prosedur
pemecah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode deskriptif memusatkan
perhatian pada menemukan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang langsung pada responden. Objek
penelitiannya berupa objek yang ada di lapangan yang mampu memberikan informasi yang
terfokus pada penelitian diantaranya, kepala sekolah dan guru SMA Muhammadiyah 5
Karanggeneng. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan pendidikan
yang dilakukan oleh guru maupun karyawan yang ada disana.
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan interaksi tanya jawab
dengan narsumber. Harapannya adalah narasumber dapat memberikan data yang
diperlukan oleh peneliti secara lisan. Wawancara dilakukan secara face to face serta
menggunakan daftar pertanyaan yang akan tanyakan kepada narasumber.
2. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi dan lokus
penelitian.Manfaat observasi adalah untuk melihat secara langsung peristiwa dan obyek
penelitian sehingga peneliti dapat membandingkan keadaan sebenarnya. Manfaat lain
adalah agar hasil penelitian tidak mengalami pembiasan makna maupun pengertian pada
saat proses penelitian berlangsung. Oleh seba itu, teknik observasi baik dilakukan pada
saat sebelum dan saat wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Oleh sebab itu,
peneliti perlu mengetahui dan menghimpun data sekunder berupa teks tertulis,
khususnya yang berhubungan dengan pelayanan pendidikan.
G. Keabsahan Data
Dalam mendapatkan keabsahan data, maka dalam penelitian dilakukan teknik
pemeriksaan keabsahan data terlebih dahulu. Moleong (2011: 330) menjelaskan bahwa
keabsahan data pada penelitian kualitatif dapat diperoleh melalui triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain untuk mengecek dan membandingkan data tersebut. Pada penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber. Sugiyono (2015: 373) menjelaskan bahwa triangulasi
sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, untuk menguji keabsahan data agar data
yang dikumpulkan akurat serta mendapatkan makna langsuung terhadap tindakan dalam
penelitian. Maka peneliti menggunakan metode triangulasi data, yaitu proses penguatan
data yang diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi bukti temuan. Triangulasi
adalah teknik yang merupakan pengecekan dari data berbagai sumber-sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi pada penelitian ini, Peneliti
menggunakan triangulasi dengan sumber. Dalam hal ini peneliti membandingkan dan
mengecek balik kualitas pelayanan pendidikan yang diperoleh melalui metode dan alat
yang berbeda. Penerapan metode ini dilakukan dengan cara :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, dan
c. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan. Setelah itu maka
data-data yang dibutuhkan terkumpul.Peneliti kemudian mengorganisasikan dan
mensistemasikan data agar siap dijadikan bahan analisis. Serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan verifikasi terhadap data. Verifikasi
terhadap data yang berupa manajemen peningkatan mutu guru di SMA Muhammadiyah
5 Karanggeneng.
Analisis data menurut Moleong (2011: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan pada orang lain.
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Reduksi
Data
Kesimpulan-kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
a) Pengumpulan Data
Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan
transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan atau memilah-
milah dan menyusun data tersebut kedalam jenisjenis yang berbeda tergantung pada
sumber informasi.