Anda di halaman 1dari 11

Fakultas Komputer Erina Oktarini

UAS - 88675543

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PRODUK STUDY


KASUS PRODUK APPLE

Erina Oktarini
155100027, 785567840
Fakultas Komputer
erinaoktarini.student@umitra.ac.id

Abstract

Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu
hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.
Menurut UU yang telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 21 Maret 1997, Haki
adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan dengan permasalahan hasil
penemuan dan kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan
perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang komersial (commercial
reputation) dan tindakan / jasa dalam bidang komersial (goodwill).

Dengan begitu obyek utama dari Haki adalah karya, ciptaan, hasil buah
pikiran, atau intelektualita manusia. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek
kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran
manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Setiap manusia
memiliki memiliki hak untuk melindungi atas karya hasil cipta, rasa dan karsa setiap
individu maupun kelompok.

Kata Kunci : HAKI

1
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

A. INTRODUCTION Kita perlu memahami HaKI untuk


menimbulkan kesadaran akan
Hak Atas Kekayaan Intelektual
pentingnya daya kreasi dan inovasi
adalah hak eksklusif yang diberikan
intelektual sebagai kemampuan yang
suatu hukum atau peraturan kepada
perlu diraih oleh setiap manusia, siapa
seseorang atau sekelompok orang atas
saja yang ingin maju sebagai faktor
karya ciptanya. Menurut UU yang
pembentuk kemampuan daya saing
telah disahkan oleh DPR-RI pada
dalam penciptaan Inovasi-inovasi yang
tanggal 21 Maret 1997, HaKI adalah
kreatif.
hak-hak secara hukum yang
berhubungan dengan permasalahan
Prinsip-prinsip Hak Kekayaan
hasil penemuan dan kreativitas
Intelektual
seseorang atau beberapa orang yang
berhubungan dengan perlindungan Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan
permasalahan reputasi dalam bidang Intelektual (HaKI) adalah sebagai
komersial (commercial reputation) dan berikut :
tindakan / jasa dalam bidang
1. Prinsip Ekonomi
komersial (goodwill).

Dalam prinsip ekonomi, hak


Dengan begitu obyek utama
intelektual berasal dari kegiatan kreatif
dari HaKI adalah karya, ciptaan, hasil
dari daya pikir manusia yang memiliki
buah pikiran, atau intelektualita
manfaat serta nilai ekonomi yang akan
manusia. Kata “intelektual” tercermin
member keuntungan kepada pemilik
bahwa obyek kekayaan intelektual
hak cipta.
tersebut adalah kecerdasan, daya pikir,
atau produk pemikiran manusia (the
• Prinsip Keadilan
Creations of the Human Mind) (WIPO,
1988:3). Setiap manusia memiliki Prinsip keadilan merupakan suatu
memiliki hak untuk melindungi atas perlindungan hukum bagi pemilik
karya hasil cipta, rasa dan karsa setiap suatu hasil dari kemampuan
individu maupun kelompok. intelektual, sehingga memiliki

17
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

kekuasaan dalam penggunaan hak atas 2. Hak Merek


kekayaan intelektual terhadap 3. Hak Desain Industri
karyanya. 4. Hak Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
• Prinsip Kebudayaan
5. Hak Rahasia Dagang
6. Hak Indikasi
Prinsip kebudayaan merupakan
pengembangan dari ilmu pengetahuan,
Apple Inc., perusahaan komputer
sastra dan seni guna meningkatkan
terkemuka yang berpusat di Cupertino,
taraf kehidupan serta akan
California, kembali harus menelan
memberikan keuntungan bagi
kekecewaan. Kali ini bukan gara-gara
masyarakat, bangsa dan Negara.
sengketa HKI mereka
dengan Samsung, melainkan karena
• Prinsip Sosial
komisi banding kantor merek Amerika
Prinsip sosial mengatur kepentingan Serikat, USPTO, baru saja
manusia sebagai warga Negara, memperkuat putusan USPTO
sehingga hak yang telah diberikan oleh sebelumnya untuk menolak
hukum atas suatu karya merupakan pendaftaran merek yang
satu kesatuan yang diberikan diajukan Apple atas kata “multi-
perlindungan berdasarkan touch”.
keseimbangan antara kepentingan Upaya Apple untuk
individu dan masyarakat/ lingkungan. memperoleh monopoli dalam bentuk
pendaftaran merek atas kata “multi-
Secara umum Hak atas Kekayaan
touch” jelas-jelas termotivasi oleh
Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua
sukses produk-produk mereka yang
kategori, yaitu :
menampilkan fitur “multi-touch” di
pasaran, seperti iPhone, iPod
1. Hak Cipta
Touch dan iPad. Namun rupanya
2. Hak Kekayaan Industri, yang
USPTO tidak semudah itu menerima
meliputi :
logika bahwa manakala suatu kata
1. Hak Paten

18
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

telah sedemikian rupa diasosiasikan gagal dalam meyakinkan bahwa frasa


dengan suatu produk yang sangat “multi-touch” sendiri cukup
sukses di pasaran, maka kata tersebut mengandung “daya pembeda” yang
telah memperoleh “daya pembeda” menunjukkan Apple sebagai asal-usul
terkait dengan produk tersebut. dari produk tersebut.
Untuk bisa mendapatkan perlindungan Saat ini Apple juga tengah harap-harap
sebagai merek terdaftar, suatu cemas menantikan sikap USPTO dan
kata/frasa memang sudah harus juga pengadilan terkait dengan
memiliki daya pembeda (acquired perlindungan merek terhadap kata
distinctiveness) yang mampu menjadi “AppStore”. Mengingat proses yang
penanda dari mana produk yang masih cukup panjang dan berliku,
terwakili oleh kata tersebut berasal tampaknya baru pertengahan tahun
(indication of origin of depan Apple bisa mengetahui apakah
goods/services); dan bukan kata/frasa “AppStore” sekedar kata yang
yang semata-mata hanya bersifat deskriptif atau sudah memiliki daya
deskriptif, yaitu memberi gambaran pembeda.
mengenai produk yang diwakilinya
B. CONTENT
(mere descriptiveness).
Berdasarkan prinsip tersebut, USPTO Apple Inc., perusahaan komputer
memandang bahwa frasa “multi- terkemuka yang berpusat di Cupertino,
touch” memang cukup deskriptif California, kembali harus menelan
dalam menggambarkan teknologi fitur- kekecewaan. Kali ini bukan gara-gara
fitur pinching, zooming, swiping, sengketa HKI mereka
dan scrolling yang dihadirkan dalam dengan Samsung, melainkan karena
produk-produk Apple, akan tetapi frasa komisi banding kantor merek Amerika
yang sama juga deskriptif untuk fitur- Serikat, USPTO, baru saja
fitur yang dimiliki produk-produk memperkuat putusan USPTO
yang berasal dari produsen lain. sebelumnya untuk menolak
Dengan demikian, “deskriptif”-nya pendaftaran merek yang
frasa tersebut justru membuat Apple

19
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

diajukan Apple atas kata “multi- Berdasarkan prinsip tersebut, USPTO


touch”. memandang bahwa frasa “multi-
Upaya Apple untuk memperoleh touch” memang cukup deskriptif
monopoli dalam bentuk pendaftaran dalam menggambarkan teknologi fitur-
merek atas kata “multi-touch” jelas- fitur pinching, zooming, swiping,
jelas termotivasi oleh sukses produk- dan scrolling yang dihadirkan dalam
produk mereka yang menampilkan produk-produk Apple, akan tetapi frasa
fitur “multi-touch” di pasaran, yang sama juga deskriptif untuk fitur-
seperti iPhone, iPod Touch dan iPad. fitur yang dimiliki produk-produk
Namun rupanya USPTO tidak yang berasal dari produsen lain.
semudah itu menerima logika bahwa Dengan demikian, “deskriptif”-nya
manakala suatu kata telah sedemikian frasa tersebut justru membuat Apple
rupa diasosiasikan dengan suatu gagal dalam meyakinkan bahwa frasa
produk yang sangat sukses di pasaran, “multi-touch” sendiri cukup
maka kata tersebut telah memperoleh mengandung “daya pembeda” yang
“daya pembeda” terkait dengan produk menunjukkan Apple sebagai asal-usul
tersebut. dari produk tersebut.
Untuk bisa mendapatkan perlindungan Saat ini Apple juga tengah harap-harap
sebagai merek terdaftar, suatu cemas menantikan sikap USPTO dan
kata/frasa memang sudah harus juga pengadilan terkait dengan
memiliki daya pembeda (acquired perlindungan merek terhadap kata
distinctiveness) yang mampu menjadi “AppStore”. Mengingat proses yang
penanda dari mana produk yang masih cukup panjang dan berliku,
terwakili oleh kata tersebut berasal tampaknya baru pertengahan tahun
(indication of origin of depan Apple bisa mengetahui apakah
goods/services); dan bukan kata/frasa “AppStore” sekedar kata yang
yang semata-mata hanya bersifat deskriptif atau sudah memiliki daya
deskriptif, yaitu memberi gambaran pembeda.
mengenai produk yang diwakilinya
(mere descriptiveness).

20
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

C. CONCLUSION memberikan keuntungan bagi


masyarakat, bangsa dan Negara.
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan
• Prinsip Sosial
Intelektual (HaKI) adalah sebagai
berikut :
Prinsip sosial mengatur kepentingan
manusia sebagai warga Negara,
2. Prinsip Ekonomi
sehingga hak yang telah diberikan oleh
Dalam prinsip ekonomi, hak hukum atas suatu karya merupakan
intelektual berasal dari kegiatan kreatif satu kesatuan yang diberikan
dari daya pikir manusia yang memiliki perlindungan berdasarkan
manfaat serta nilai ekonomi yang akan keseimbangan antara kepentingan
member keuntungan kepada pemilik individu dan masyarakat/ lingkungan.
hak cipta.
Secara umum Hak atas Kekayaan
• Prinsip Keadilan Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua
kategori, yaitu :
Prinsip keadilan merupakan suatu
perlindungan hukum bagi pemilik 3. Hak Cipta
suatu hasil dari kemampuan 4. Hak Kekayaan Industri, yang
intelektual, sehingga memiliki meliputi :
kekuasaan dalam penggunaan hak atas 1. Hak Paten
kekayaan intelektual terhadap 2. Hak Merek
karyanya. 3. Hak Desain Industri
4. Hak Desain Tata Letak
• Prinsip Kebudayaan
Sirkuit Terpadu
5. Hak Rahasia Dagang
Prinsip kebudayaan merupakan
6. Hak Indikasi
pengembangan dari ilmu pengetahuan,
sastra dan seni guna meningkatkan
Apple Inc., perusahaan komputer
taraf kehidupan serta akan
terkemuka yang berpusat di Cupertino,

21
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

California, kembali harus menelan distinctiveness) yang mampu menjadi


kekecewaan. Kali ini bukan gara-gara penanda dari mana produk yang
sengketa HKI mereka terwakili oleh kata tersebut berasal
dengan Samsung, melainkan karena (indication of origin of
komisi banding kantor merek Amerika goods/services); dan bukan kata/frasa
Serikat, USPTO, baru saja yang semata-mata hanya bersifat
memperkuat putusan USPTO deskriptif, yaitu memberi gambaran
sebelumnya untuk menolak mengenai produk yang diwakilinya
pendaftaran merek yang (mere descriptiveness).
diajukan Apple atas kata “multi- Berdasarkan prinsip tersebut, USPTO
touch”. memandang bahwa frasa “multi-
Upaya Apple untuk touch” memang cukup deskriptif
memperoleh monopoli dalam bentuk dalam menggambarkan teknologi fitur-
pendaftaran merek atas kata “multi- fitur pinching, zooming, swiping,
touch” jelas-jelas termotivasi oleh dan scrolling yang dihadirkan dalam
sukses produk-produk mereka yang produk-produk Apple, akan tetapi frasa
menampilkan fitur “multi-touch” di yang sama juga deskriptif untuk fitur-
pasaran, seperti iPhone, iPod fitur yang dimiliki produk-produk
Touch dan iPad. Namun rupanya yang berasal dari produsen lain.
USPTO tidak semudah itu menerima Dengan demikian, “deskriptif”-nya
logika bahwa manakala suatu kata frasa tersebut justru membuat Apple
telah sedemikian rupa diasosiasikan gagal dalam meyakinkan bahwa frasa
dengan suatu produk yang sangat “multi-touch” sendiri cukup
sukses di pasaran, maka kata tersebut mengandung “daya pembeda” yang
telah memperoleh “daya pembeda” menunjukkan Apple sebagai asal-usul
terkait dengan produk tersebut. dari produk tersebut.
Untuk bisa mendapatkan perlindungan Saat ini Apple juga tengah harap-harap
sebagai merek terdaftar, suatu cemas menantikan sikap USPTO dan
kata/frasa memang sudah harus juga pengadilan terkait dengan
memiliki daya pembeda (acquired perlindungan merek terhadap kata

22
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

“AppStore”. Mengingat proses yang kekayaan intelektual terhadap


masih cukup panjang dan berliku, karyanya.
tampaknya baru pertengahan tahun
• Prinsip Kebudayaan
depan Apple bisa mengetahui apakah
“AppStore” sekedar kata yang
Prinsip kebudayaan merupakan
deskriptif atau sudah memiliki daya
pengembangan dari ilmu pengetahuan,
pembeda.
sastra dan seni guna meningkatkan
taraf kehidupan serta akan
D. DISCUSSION
memberikan keuntungan bagi
masyarakat, bangsa dan Negara.
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) adalah sebagai
• Prinsip Sosial
berikut :
Prinsip sosial mengatur kepentingan
3. Prinsip Ekonomi
manusia sebagai warga Negara,
sehingga hak yang telah diberikan oleh
Dalam prinsip ekonomi, hak
hukum atas suatu karya merupakan
intelektual berasal dari kegiatan kreatif
satu kesatuan yang diberikan
dari daya pikir manusia yang memiliki
perlindungan berdasarkan
manfaat serta nilai ekonomi yang akan
keseimbangan antara kepentingan
member keuntungan kepada pemilik
individu dan masyarakat/ lingkungan.
hak cipta.

Secara umum Hak atas Kekayaan


• Prinsip Keadilan
Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua
Prinsip keadilan merupakan suatu kategori, yaitu :
perlindungan hukum bagi pemilik
5. Hak Cipta
suatu hasil dari kemampuan
6. Hak Kekayaan Industri, yang
intelektual, sehingga memiliki
meliputi :
kekuasaan dalam penggunaan hak atas
1. Hak Paten
2. Hak Merek

23
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

3. Hak Desain Industri dengan suatu produk yang sangat


4. Hak Desain Tata Letak sukses di pasaran, maka kata tersebut
Sirkuit Terpadu telah memperoleh “daya pembeda”
5. Hak Rahasia Dagang terkait dengan produk tersebut.
6. Hak Indikasi Untuk bisa mendapatkan perlindungan
sebagai merek terdaftar, suatu
Apple Inc., perusahaan komputer
kata/frasa memang sudah harus
terkemuka yang berpusat di Cupertino,
memiliki daya pembeda (acquired
California, kembali harus menelan
distinctiveness) yang mampu menjadi
kekecewaan. Kali ini bukan gara-gara
penanda dari mana produk yang
sengketa HKI mereka
terwakili oleh kata tersebut berasal
dengan Samsung, melainkan karena
(indication of origin of
komisi banding kantor merek Amerika
goods/services); dan bukan kata/frasa
Serikat, USPTO, baru saja
yang semata-mata hanya bersifat
memperkuat putusan USPTO
deskriptif, yaitu memberi gambaran
sebelumnya untuk menolak
mengenai produk yang diwakilinya
pendaftaran merek yang
(mere descriptiveness).
diajukan Apple atas kata “multi-
Berdasarkan prinsip tersebut, USPTO
touch”.
memandang bahwa frasa “multi-
Upaya Apple untuk
touch” memang cukup deskriptif
memperoleh monopoli dalam bentuk
dalam menggambarkan teknologi fitur-
pendaftaran merek atas kata “multi-
fitur pinching, zooming, swiping,
touch” jelas-jelas termotivasi oleh
dan scrolling yang dihadirkan dalam
sukses produk-produk mereka yang
produk-produk Apple, akan tetapi frasa
menampilkan fitur “multi-touch” di
yang sama juga deskriptif untuk fitur-
pasaran, seperti iPhone, iPod
fitur yang dimiliki produk-produk
Touch dan iPad. Namun rupanya
yang berasal dari produsen lain.
USPTO tidak semudah itu menerima
Dengan demikian, “deskriptif”-nya
logika bahwa manakala suatu kata
frasa tersebut justru membuat Apple
telah sedemikian rupa diasosiasikan
gagal dalam meyakinkan bahwa frasa

24
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

“multi-touch” sendiri cukup [5] A. S. Putra,


“COMPREHENSIVE SET OF
mengandung “daya pembeda” yang
PROFESSIONAL FOR
menunjukkan Apple sebagai asal-usul DISTRIBUTE COMPUTING.”
[6] A. S. Putra, “DATA
dari produk tersebut.
ORIENTED RECOGNITION
Saat ini Apple juga tengah harap-harap IN BORLAND DELPHI 7.0.”
[7] A. S. Putra, “EMBARCADERO
cemas menantikan sikap USPTO dan
DELPHI XE 2 IN GPU-
juga pengadilan terkait dengan POWERED FIREMONKEY
APPLICATION.”
perlindungan merek terhadap kata
[8] A. S. Putra, “HAK ATAS
“AppStore”. Mengingat proses yang KEKAYAAN INTELEKTUAL
DALAM DUNIA
masih cukup panjang dan berliku,
TEKNOLOGY BERBASIS
tampaknya baru pertengahan tahun REVOLUSI INDUSTRI 4.0.”
[9] A. S. Putra, “IMPLEMENTASI
depan Apple bisa mengetahui apakah
PERATURAN
“AppStore” sekedar kata yang PERUNDANGAN UU. NO 31
TAHUN 2000 TENTANG
deskriptif atau sudah memiliki daya
DESAIN INDUSTRI
pembeda. BERBASIS INFORMATION
TECHNOLOGY.”
[10] A. S. Putra,
E. REFERENCE “IMPLEMENTATION OF
PARADOX DBASE.”
[1] O. M. Febriani and A. S. Putra, [11] A. S. Putra,
“Sistem Informasi Monitoring “IMPLEMENTATION OF
Inventori Barang Pada Balai TRADE SECRET CASE
Riset Standardisasi Industri STUDY SAMSUNG MOBILE
Bandar Lampung,” J. Inform., PHONE.”
vol. 13, no. 1, pp. 90–98, 2014. [12] A. S. Putra,
[2] A. S. Putra, “Paperplain: “IMPLEMENTATION
Execution Fundamental Create PATENT FOR APPLICATION
Application With Borland WEB BASED CASE STUDI
Delphi 7.0 University Of Mitra WWW. PUBLIKLAMPUNG.
Indonesia,” 2018. COM.”
[3] A. S. Putra, “2018 Artikel [13] A. S. Putra,
Struktur Data, Audit Dan “IMPLEMENTATION
Jaringan Komputer,” 2018. SYSTEM FIRST TO INVENT
[4] A. S. Putra, “ALIAS IN DIGITALLY INDUSTRY.”
MANAGER USED IN [14] A. S. Putra, “MANUAL
DATABASE DESKTOP REPORT & INTEGRATED
STUDI CASE DB DEMOS.” DEVELOPMENT
ENVIRONMENT BORLAND

25
Fakultas Komputer Erina Oktarini
UAS - 88675543

DELPHI 7.0.” Online Application in PDAM


[15] A. S. Putra, “PATENT AS Lampung Province,” in
RELEVAN SUPPORT Prosiding International
RESEARCH.” conference on Information
[16] A. S. Putra, “PATENT FOR Technology and Business
RESEARCH STUDY CASE (ICITB), 2018, pp. 181–187.
OF APPLE. Inc.” [26] A. S. Putra, O. M. Febriani, and
[17] A. S. Putra, “PATENT B. Bachry, “Implementasi
PROTECTION FOR Genetic Fuzzy System Untuk
APPLICATION INVENT.” Mengidentifikasi Hasil Curian
[18] A. S. Putra, “QUICK REPORT Kendaraan Bermotor Di Polda
IN PROPERTY Lampung,” SIMADA (Jurnal
PROGRAMMING.” Sist. Inf. dan Manaj. Basis
[19] A. S. Putra, “REVIEW Data), vol. 1, no. 1, pp. 21–30,
CIRCUIT LAYOUT 2018.
COMPONENT [27] A. S. Putra, H. Sukri, and K.
REQUIREMENT ON ASUS Zuhri, “Sistem Monitoring
NOTEBOOK.” Realtime Jaringan Irigasi Desa
[20] A. S. Putra, “REVIEW (JIDES) Dengan Konsep
TRADEMARK PATENT FOR Jaringan Sensor Nirkabel,”
INDUSTRIAL IJEIS (Indonesian J. Electron.
TECHNOLOGY BASED 4.0.” Instrum. Syst., vol. 8, no. 2, pp.
[21] A. S. Putra, “TOOLBAR 221–232.
COMPONENT PALLETTE IN [28] D. P. Sari, O. M. Febriani, and
OBJECT ORIENTED A. S. Putra, “Perancangan
PROGRAMMING.” Sistem Informasi SDM
[22] A. S. Putra, “WORKING Berprestasi pada SD Global
DIRECTORY SET FOR Surya,” in Prosiding Seminar
PARADOX 7.” Nasional Darmajaya, 2018, vol.
[23] A. S. Putra, “ZQUERY 1, no. 1, pp. 289–294.
CONNECTION
IMPLEMENTED
PROGRAMMING STUDI
CASE PT. BANK BCA Tbk.”
[24] A. S. Putra, D. R. Aryanti, and
I. Hartati, “Metode SAW
(Simple Additive Weighting)
sebagai Sistem Pendukung
Keputusan Guru Berprestasi
(Studi Kasus: SMK Global
Surya),” in Prosiding Seminar
Nasional Darmajaya, 2018, vol.
1, no. 1, pp. 85–97.
[25] A. S. Putra and O. M. Febriani,
“Knowledge Management

26

Anda mungkin juga menyukai