Anda di halaman 1dari 10

CONGESTIVE HEART FAILURE ( CHF )

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 4

OLEH :

NAMA : Ainun Nurseha


NIM : 1018031007
PRODI : PSIK 3A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021
A. Definisi CHF

Gagal jantung kongestive ( CHF ) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup
darah memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Hal ini dikarenakan terjadi
kelainan pada otot-otot jantung sehingga jantung tidak bisa bekerja secara normal.

B. Area Organ yang bermasalah

CHF menunjukkan penyakit miokard yang ada masalah dengan kontraksi jantung (disfungsi
sistolik) atau pengisian jantung (disfungsi diastolik) yang mungkin atau mungkin tidak
menyebabkan kemacetan paru atau sistemik. Beberapa kasus chf bersifat reversibel, tergantung
penyebabnya.

C. Penyebab / Etiologi

Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya :

1. Penyakit Jantung Koroner

Kondisi dimana ketika pembuluh darah jantung ( arteri coroner ) tersumbat oleh timbunan lemak.
Ketika lemak semakin menumpuk maka arteri akan makin menyempit dan membuat aliran
darah ke jantung berkurang, sehingga dapat menurukan suplai oksigen dan nutrisi ke otot
jantung. Infrak miokard/penyumbatan aliran darah inilah yang dapat menyebabkan gagal
jantung/chf.

2. Kardiomiopati

Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung yang membuat jantung kesulitan untuk
memompa darah menuju seluruh tubuh. Dalam hal ini otot jantung menjadi besar, tebal, dan
kaku. Jaringan yang melemah akan tergantikan dengan jaringan parut atau luka. Saat melemah
jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Hal tersebut dapat menyebabkan gagal
jantung/Chf

3. Hipertensi sistemik

Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik
dan diastolik dan meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk
terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.

4. Ateroklerosis Koroner

Mengakibatkan terjadinya disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot


jantung. Terjadinya hipoksia dan asidosis ( akibat dari penumpukan asam laktat ). Infrak miokard
( kematian sel jantung ) yang biasanya mendahului terjadinya gagal jatung

D. Patofisiologi

Berdasarkan letak ruang jantung, gagal jantung kongestif bisa dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
sebelah kiri, kanan dan campuran.

a. Gagal jantung kongestif sebelah kiri

kegagalan ventrikel kiri terjadi karena ketidakmampuan ventrikel untuk mengeluarkan isinya
secara adekuat sehingga menyebabkan terjadinya dilatasi, peningkatan volume akhir diastolik
dan peningkatan tekanan intraventrikuler pada akhir diastolik. Hal ini berefek pada atrium kiri
dimana terjadi ketidakmampuan atrium untuk mengosongkan isinya kedalam ventrikel kiri dan
selanjutnya tekanan atrium kiri akan meningkat. Peningkatan ini akan berdampak pada vena
pulmonal yang membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri dan akhirnya menyebabkan
kongesti vaskuler pulmonal.

b. Gagal jantung kongestif sebelah kanan

Kegagalan jantung kanan sering kali mengikuti kegagalan jantung kiri tetatpi bisa juga
disebabkan oleh karena gangguan lain seperti atrial septal defek dan cor pulmonal. Kegagalan
jantung kanan terjadi after load yang berlebihan pada ventrikel kanan karena peningkatan
tekanan vaskuler pulmonal sebagai akibat dari disfungsi ventrikel kiri, ketika ventrikel kanan
mengalami kegagalan, peningkatan tekanan diastolic akan berbalik arah ke atrium kanan yang
kemudiian menyebabkan terjadinya kongestif vena sistemik

c. Gagal jantung kongestif campuran

Gagal jantung kongestif kiri dan kanan terjadi secara bersamaan


E. Manifestasi klinis

1. Dispnea / sesak nafas


2. Mudah lelah
3. Berkeringat banyak walaupun tidak aktivitas berat
4. Nyeri dada
5. Bengkak di daerah kaki
6. Ronki
7. Batuk saat aktivitas
8. Ortopnea ( kesulitan bernafas pada saat berbaring terlentang )
9. Pada gagal jantung kanan :
 Ekstremitas bawah (edema dependen)
 Epatomegali (pembesaran hati)
 Asites (penumpukan cairan di rongga peritoneum)
 Anoreksia dan mual
 Kelemahan dan pertambahan berat badan karena retensi cairan.
10. Pada Gagal jantung kiri :
 Sesak Nafas
 Batuk-batuk
 Suara sesak
 Sianosis

F. Klasifikasi Gagal Jantung

Menururt NEW YORK HEART ASSOCIATION (NYHA) ada beberapa klasifikasi untu
mengelompokkan pada pasien gagal jantung yaitu :

1. NYHA 1 : Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dipsnea napas,
palpitasi atau keletihan berlebihan

2. NYHA 2 : Sedikit ada batasan pada aktivitas kehidupan sehari-hari karena dapat menyebabkan
sesak nafas dan nyeri dada

3. NYHA 3 : Ada batasan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari ( ADL ) jika istirahat
kurang dapat menyebabkan gejala sesak nafas dan nyeri dada

4. NYHA 4 : Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman : gejala
gagal jantung kongestif ditemukan bahkan pada saat istirahat dan ketidaknyamanan semakin
bertambah ketika melakukan aktifitas fisik apapun.
G. Pemeriksaan penunjang

1. Ekg

2. Rontgen dada

3. Darah Lengkap

4. Kreatinin

5. Urinalisi rutin

6. Tes stres jantung atau kateterisasi jantung dapat dilakukan untuk menentukan apakah penyakit
arteri koroner dan iskemia jantung menyebabkan gagal jantung.

H. Penatalaksanaan medis

1. Non Farmakologi

Pada penatalaksanaan non famakologi memberikan pendidikan dan konseling komprehensif


kepada pasien dan keluarga. Agar pasien dan keluarganya mengerti sifat gagal jantung dan
pentingnya partisipasinya dalam kepatuhan pengobatan Seperti :

- Tirah baring

- Perubahan gaya hidup

- Obat-obatan serta pencegahan kekambuha

- Monitoring dan kontrol faktor resiko.

- Olahraga Teratur

2. Farmakologi

Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin converting enzym
inhibitor (ACEI), beta bloker, angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis
aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan konstipasi.
I. Pengkajian

 Wawancara :

1. Identitas pasien : Nama,Umur, Tempat tanggal lahir, Alamat


2. Keluhan utama : Tanyakan keluhan pasien pada saat pertama datang ke rumah sakit
3. Riwayat penyakit sekarang : Keluhan yang didapat pada saat pasien dikaji. Jika ada nyeri
tanyakan PQRST
4. Riwayat penyakit dahulu : Tanyakan bahwa sebelumnya pernah/tidak mengalami sakit yang
pasien rasakan saat ini, pernah/tidak dirawat di Rs/Klinik, Memiliki alergi/tidak.
5. Riwayat penyakit keluarga : Tanyakan apakah dikeluarganya ada/tidak yang mengalami sakit
yang pasien rasakan, memiliki penyakit keturunan.tidak.
6. Aktivitas sehari-hari dan pekerjaan
7. Pola nutrisi : Makan ( Jenis, Frekuensi, Porsi ), Minum ( Jenis , Frekuensi )
8. Pola eliminasi ( BAB, BAK )
9. Pengkajian sosial : Tanyakan bagaimana respon tetangga ketika pasien mengalami sakit.
10. Pengkajian spiritual : Tanyakan apakah ada gangguan dalam beribadah.
11. Rengkajian psikologis : Tanyakan bagaimana perasaan pasien setelah mengetahui
penyakitnya

 Pemeriksaaan Fisik :
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital : a) Tekanan Darah b) Nadi c) Pernapasan d) Suhu
3) Head to toe examination :
a) Kepala : bentuk , kesimetrisan
b) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?
c) Mulut: apakah ada tanda infeksi?
d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan
e) Muka; ekspresi, pucat
f) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
g) Dada: gerakan dada, deformitas
h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus kosta kanan
i) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit, edema, clubbing, bandingkan arteri
radialis kiri dan kanan.
j) Pemeriksaan khusus jantung :
(1) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat letak ictus cordis (normal : ICS ke5)
(2)Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau hepertrofi ventrikel
(3)Perkusi : batas jantung normal dengan 10 titik, suara paru ( resonan ) dan Jantung ( Dalness )
(4)Auskulatsi : 10 titik, suara paru ( vesikuler ) dan jantung ( lub Dub )

J. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Kontraktilitas
2. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan Gejala Penyakit
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan
 Rencana Keperawatan :
Diagnosa SLKI SIKI IMPLEMENTASI
Keperawatan
Penurunan Curah Setelah dilakukan Perawatan jantung Observasi
Jantung intervensi Observasi • Mengidentifikasi
keperawatan selama • Identifikasi tanda gejala
3x24 jam diharapkan tanda gejala primer
curah jantung primer penurunan curah
meningkat dengan penurunan jantung (dispnra,
kriteria hasil curah jantung kelelahan,
• Lelah (dispnra, edema)
menurun kelelahan, • Mengidentifikasi
• Edema edema) tanda gejala
menurun • Identifikasi sekunder
• Dispnea tanda gejala penurunan curah
menurun sekunder jantung
• Oliguria penurunan (peningkatan bb,
menurun curah jantung hepatomegali,
• Ortopnea (peningkatan distensi vena
menurun bb, jugularis)
• Batuk hepatomegali, • Memonitor TTD
menurun distensi vena • Memonitor
• Murmur jugularis) intake dan
jantung • Monitor TTD output cairan
menurun • Monitor • Memonitor BB
• Gambaran intake dan setiap hari pd
ekg menurun output cairan waktu yg sama
• Tekanan • Monitor BB • Memonitor
darah setiap hari pd saturasi oksigen
membaik waktu yg Terapeutik
• CRT sama • Memposisikan
membaik • Monitor semi
saturasi fowler/fowler
oksigen dgn kaki ke
Terapeutik bawah
• Posisikan • Memberikan diet
semi jantung yg
fowler/fowler sesuai (batasi
dgn kaki ke asupan kafein)
bawah • Memfasilitasi
• Berikan diet pasien dan
jantung yg keluaraga untuk
sesuai (batasi modifikasi gaya
asupan hidup sehat
kafein) Edukasi
• Fasilitasi • Mengajarkan
pasien dan pasien dan
keluaraga keluaraga
untuk mengukur BB
modifikasi • Mengajarkan
gaya hidup pasien dan
sehat keluarga
Edukasi mengukur intake
• Ajarkan output cairan
pasien dan Kolaborasi
keluaraga • Mengkolaborasi
mengukur BB pemberian
• Ajarkan oksigen,
pasien dan antiaritmia
keluarga
mengukur
intake output
cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
oksigen,
antiaritmia

Ganggguan rasa Setelah dilakukan Observasi : Observasi :


nyaman asuhan - Identifikasi - Mengidentifikasi
keperawatan selama penurunan tingkat penurunan tingkat
3x24 jam energi, energi, ketidakmampuan
maka Tingkat Nyeri ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
teratasi dengan berkonsentrasi, atau gejala lain
kriteria hasil : gejala lain yang mengganggu
- Keluhan nyeri tidak yang mengganggu kemampuan
ada kemampuan kognitif
- Meringis tidak ada kognitif - Memonitor respons
- Gelisah tidak ada - Monitor respons terhadapterapi
- Tidak ada kesulitan terhadapterapi relaksasi
tidur relaksasi Terapeutik :
- Pola tidur membaik Terapeutik : - Memberikan informasi
- Tekanan darah - Berikan informasi tentang
120/80 tentang persiapan dan prosedure
mmHg persiapan dan teknik
prosedure teknik relaksasi
relaksasi - Menyediakan materi
- Sediakan materi dan dan media
media pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan - Menjadwalkan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan sesuai dengan
sesuai dengan kesepakatan
kesepakatan Edukasi :
Edukasi : - Menjelaskan tujuan,
- Jelaskan tujuan, manfaat,
manfaat, batasan, dan jenis
batasan, dan jenis relaksasi yang
relaksasi yang tersedia (mis. musik,
tersedia (mis. musik, meditasi,
meditasi, napas dalam, relaksasi
napas dalam, otot
relaksasi otot progresif)
progresif) - Menganjurkan
- Anjurkan mengambil posisi
mengambil posisi nyaman
nyaman - Menganjurkan rileks
- Anjurkan rileks dan dan merasakan
merasakan sensasi relaksasi
sensasi relaksasi - Mengajarkan teknik
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
untuk mengurangi nyeri
rasa nyeri - Menganjurkan
- Anjurkan menutup menutup mata dan
mata dan berkonsentrasi penuh
berkonsentrasi penuh - Ajarkan melakukan
- Ajarkan melakukan inspirasi
inspirasi dengan menghirup
dengan menghirup udara melalui
udara melalui hidung secara perlahan
hidung secara - Mengajarkan
perlahan melakukan ekspirasi
- Ajarkan melakukan dengan menghembuskan
ekspirasi udara
dengan melalui mulut mencucu
menghembuskan secara
udara perlahan
melalui mulut - Mendemonstrasikan
mencucu secara menarik napas
perlahan selama 4 detik, mehanan
- Demonstrasikan napas
menarik napas selama 2 detik dan
selama 4 detik, menghembuskan napas
mehanan napas selama 8
selama 2 detik dan detik
menghembuskan
napas selama 8
detik
Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi Observasi :
Aktivitas asuhan Observasi : - Mengidentifiksasi
keperawatan selama - Identifiksasi gangguan fungsi
3x24 jam gangguan fungsi tubuh yang
maka Toleransi tubuh yang mengakibatkan
Aktivitas teratasi mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria kelelahan - Memonitor kelelahan
hasil : - Monitor kelelahan fisik dan
- Kemudahan dalam fisik dan emosional
melakukan aktivitas emosional Terapeutik :
sehari-hari Terapeutik : - Menyediakan
meningkat - Sediakan lingkungan nyaman
- Keluhan lelah lingkungan nyaman dan rendah stimulus
menurun dan rendah stimulus - Memberikan aktivitas
- Perasaan lemah - Berikan aktivitas distraksi yang
menurun distraksi yang menenangkan
- Sianosis menurun menenangkan Edukasi :
- Tekanan darah Edukasi : - Menganjurkan
dalam batas - Anjurkan melakukan aktivitas
normal (120/80 melakukan aktivitas
mmHg) membaik

Anda mungkin juga menyukai