Resume CHF Ainun Nurseha 1018031007
Resume CHF Ainun Nurseha 1018031007
OLEH :
Gagal jantung kongestive ( CHF ) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup
darah memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Hal ini dikarenakan terjadi
kelainan pada otot-otot jantung sehingga jantung tidak bisa bekerja secara normal.
CHF menunjukkan penyakit miokard yang ada masalah dengan kontraksi jantung (disfungsi
sistolik) atau pengisian jantung (disfungsi diastolik) yang mungkin atau mungkin tidak
menyebabkan kemacetan paru atau sistemik. Beberapa kasus chf bersifat reversibel, tergantung
penyebabnya.
C. Penyebab / Etiologi
Kondisi dimana ketika pembuluh darah jantung ( arteri coroner ) tersumbat oleh timbunan lemak.
Ketika lemak semakin menumpuk maka arteri akan makin menyempit dan membuat aliran
darah ke jantung berkurang, sehingga dapat menurukan suplai oksigen dan nutrisi ke otot
jantung. Infrak miokard/penyumbatan aliran darah inilah yang dapat menyebabkan gagal
jantung/chf.
2. Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung yang membuat jantung kesulitan untuk
memompa darah menuju seluruh tubuh. Dalam hal ini otot jantung menjadi besar, tebal, dan
kaku. Jaringan yang melemah akan tergantikan dengan jaringan parut atau luka. Saat melemah
jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Hal tersebut dapat menyebabkan gagal
jantung/Chf
3. Hipertensi sistemik
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik
dan diastolik dan meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk
terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.
4. Ateroklerosis Koroner
D. Patofisiologi
Berdasarkan letak ruang jantung, gagal jantung kongestif bisa dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
sebelah kiri, kanan dan campuran.
kegagalan ventrikel kiri terjadi karena ketidakmampuan ventrikel untuk mengeluarkan isinya
secara adekuat sehingga menyebabkan terjadinya dilatasi, peningkatan volume akhir diastolik
dan peningkatan tekanan intraventrikuler pada akhir diastolik. Hal ini berefek pada atrium kiri
dimana terjadi ketidakmampuan atrium untuk mengosongkan isinya kedalam ventrikel kiri dan
selanjutnya tekanan atrium kiri akan meningkat. Peningkatan ini akan berdampak pada vena
pulmonal yang membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri dan akhirnya menyebabkan
kongesti vaskuler pulmonal.
Kegagalan jantung kanan sering kali mengikuti kegagalan jantung kiri tetatpi bisa juga
disebabkan oleh karena gangguan lain seperti atrial septal defek dan cor pulmonal. Kegagalan
jantung kanan terjadi after load yang berlebihan pada ventrikel kanan karena peningkatan
tekanan vaskuler pulmonal sebagai akibat dari disfungsi ventrikel kiri, ketika ventrikel kanan
mengalami kegagalan, peningkatan tekanan diastolic akan berbalik arah ke atrium kanan yang
kemudiian menyebabkan terjadinya kongestif vena sistemik
Menururt NEW YORK HEART ASSOCIATION (NYHA) ada beberapa klasifikasi untu
mengelompokkan pada pasien gagal jantung yaitu :
1. NYHA 1 : Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dipsnea napas,
palpitasi atau keletihan berlebihan
2. NYHA 2 : Sedikit ada batasan pada aktivitas kehidupan sehari-hari karena dapat menyebabkan
sesak nafas dan nyeri dada
3. NYHA 3 : Ada batasan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari ( ADL ) jika istirahat
kurang dapat menyebabkan gejala sesak nafas dan nyeri dada
4. NYHA 4 : Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman : gejala
gagal jantung kongestif ditemukan bahkan pada saat istirahat dan ketidaknyamanan semakin
bertambah ketika melakukan aktifitas fisik apapun.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Ekg
2. Rontgen dada
3. Darah Lengkap
4. Kreatinin
5. Urinalisi rutin
6. Tes stres jantung atau kateterisasi jantung dapat dilakukan untuk menentukan apakah penyakit
arteri koroner dan iskemia jantung menyebabkan gagal jantung.
H. Penatalaksanaan medis
1. Non Farmakologi
- Tirah baring
- Olahraga Teratur
2. Farmakologi
Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin converting enzym
inhibitor (ACEI), beta bloker, angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis
aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan konstipasi.
I. Pengkajian
Wawancara :
Pemeriksaaan Fisik :
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital : a) Tekanan Darah b) Nadi c) Pernapasan d) Suhu
3) Head to toe examination :
a) Kepala : bentuk , kesimetrisan
b) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?
c) Mulut: apakah ada tanda infeksi?
d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan
e) Muka; ekspresi, pucat
f) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
g) Dada: gerakan dada, deformitas
h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus kosta kanan
i) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit, edema, clubbing, bandingkan arteri
radialis kiri dan kanan.
j) Pemeriksaan khusus jantung :
(1) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat letak ictus cordis (normal : ICS ke5)
(2)Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau hepertrofi ventrikel
(3)Perkusi : batas jantung normal dengan 10 titik, suara paru ( resonan ) dan Jantung ( Dalness )
(4)Auskulatsi : 10 titik, suara paru ( vesikuler ) dan jantung ( lub Dub )
J. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Kontraktilitas
2. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan Gejala Penyakit
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan
Rencana Keperawatan :
Diagnosa SLKI SIKI IMPLEMENTASI
Keperawatan
Penurunan Curah Setelah dilakukan Perawatan jantung Observasi
Jantung intervensi Observasi • Mengidentifikasi
keperawatan selama • Identifikasi tanda gejala
3x24 jam diharapkan tanda gejala primer
curah jantung primer penurunan curah
meningkat dengan penurunan jantung (dispnra,
kriteria hasil curah jantung kelelahan,
• Lelah (dispnra, edema)
menurun kelelahan, • Mengidentifikasi
• Edema edema) tanda gejala
menurun • Identifikasi sekunder
• Dispnea tanda gejala penurunan curah
menurun sekunder jantung
• Oliguria penurunan (peningkatan bb,
menurun curah jantung hepatomegali,
• Ortopnea (peningkatan distensi vena
menurun bb, jugularis)
• Batuk hepatomegali, • Memonitor TTD
menurun distensi vena • Memonitor
• Murmur jugularis) intake dan
jantung • Monitor TTD output cairan
menurun • Monitor • Memonitor BB
• Gambaran intake dan setiap hari pd
ekg menurun output cairan waktu yg sama
• Tekanan • Monitor BB • Memonitor
darah setiap hari pd saturasi oksigen
membaik waktu yg Terapeutik
• CRT sama • Memposisikan
membaik • Monitor semi
saturasi fowler/fowler
oksigen dgn kaki ke
Terapeutik bawah
• Posisikan • Memberikan diet
semi jantung yg
fowler/fowler sesuai (batasi
dgn kaki ke asupan kafein)
bawah • Memfasilitasi
• Berikan diet pasien dan
jantung yg keluaraga untuk
sesuai (batasi modifikasi gaya
asupan hidup sehat
kafein) Edukasi
• Fasilitasi • Mengajarkan
pasien dan pasien dan
keluaraga keluaraga
untuk mengukur BB
modifikasi • Mengajarkan
gaya hidup pasien dan
sehat keluarga
Edukasi mengukur intake
• Ajarkan output cairan
pasien dan Kolaborasi
keluaraga • Mengkolaborasi
mengukur BB pemberian
• Ajarkan oksigen,
pasien dan antiaritmia
keluarga
mengukur
intake output
cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
oksigen,
antiaritmia