Anda di halaman 1dari 8

Resume Teknik Komunikasi Pada Lansia

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas dalam menempuh Mata kuliah
Keperawatan Gerontik pengelolaan kelas oleh Dosen Pengampu :

Eki Pratidina, S.Kp.,MM

Oleh

PUTRI RATNA SAFITRI

191FK01091

3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


2021/2022

1. Pengertian Lansia

Adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas (Permensos 5 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia).

2. Klasifikasi Lansia Menurut WHO

 Middle age (usia pertengahan) kelompok usia 45 - 59 tahun


 Elderly, antara 60 - 74 tahun
 Usia antara 75 - 90 tahun
 Very old, lebih dari 90 tahun.

3. Perubahan Pada Lansia

 Penurunan fungsi fisik


 Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
 Perubahan aspek psikososial
 Perubahan yang terkait dengan pekerjaan.

4. Strategi Berkomunikasi Dengan Orang Yang Sudah Lanjut Usia

 Karakteristik lanjut usia


 Perkembangan komunikasi pada lansia
 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia
 Hambatan komunikasi pada lansia dan cara mengatasi.

5. Karakteristik Lanjut Usia


 Komunikasi lansia sering dikaitkan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan
penyakit akibat proses menua
 Untuk mempermudah memahami bagaimana melakukan pendekatan ataupun
bagaimana strategi komunikasi pada lansia, perawat perlu tahu masalah dan penyakit
yang sering dihadapi oleh lansia
 Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah-masalah fisik yang
dialami dan penurunan fungsi dari pancaindranya, seperti penurunan penglihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman, dan perabaan.

6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia

 Terjadi perubahan aspek fisik berupa perubahan neurologis dan sensorik,


perubahan visual, dan pendengaran
 Perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan dan interpretasi
terhadap maksud komunikasi
 Menjadi penyebab lansia mengalami kesulitan dalam komunikasi
 Penyebab kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang
berpengaruh pada tingkat inteligensia, kemampuan belajar, daya memori dan
motivasi klien.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Lansia

 Meliputi kecemasan dan penurunan sensori (penurunan pendengaran dan


penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap, misal kepedulian terhadap
kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan
kontrol, dan kematian)
 Meliputi perilaku perawat terhadap lansia dan ketidakpahaman perawat
 Meliputi lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan
terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.

8. Hambatan Komunikasi Pada Lansia Dan Cara Mengatasi


1. Hubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging
process)

 Antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi,
suara yang mulai melemah, dan sebagainya

2. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas berkomunikasi dengan lansia

 Diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikasi.

9. Cara Mengatasi Hambatan Berkomunikasi Pada Lansia

 Menjaga agar tingkat kebisingan minimum


 Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol
 Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik
 Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas
 Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat
mendegar dengan lebih baik
 Berdiri di depan klien, jangan terlalu jauh dari lansia
 Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
 Beri kesempatan bagi klien untuk berpikir
 Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial, seperti perkumpulan orang tua,
kegiatan rohani
 Berbicara pada tingkat pemahaman klien
 Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.

10. Keterampilan Komunikasi Perawat Dengan Klien Lansia

 Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan


dan lama wawancara
 Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespons verbal
 Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya
 Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam
berpikir abstrak
 Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respons
nonverbal, seperti kontak mata secara langsung, duduk, dan menyentuh pasien
 Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda kepribadian pasien dan distress
yang ada
 Perawat boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian
 Perawat harus memperhatikan respons pasien dengan mendengarkan dengan cermat
dan tetap mengobservasi
 Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien
 Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin
 Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap
suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan
 Perawat harus mengonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang
lain yang sangat mengenal pasien
 Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

11. 4 Aspek Pendekatan Komunikasi Pada Lansia

 Pendekatan aspek fisik


 Pendekatan aspek psikososial
 Pendekatan aspek sosial
 Pendekatan aspek spiritual.

1. Pendekatan Fisik

 Mencari informasi tentang kesehatan objektif, kebutuhan


 Penyakit yang dapat dicegah progresivitasnya
 Kejadian yang dialami
 Tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan
 Perubahan fisik organ tubuh.

2. Pendekatan Aspek Psikososial


 Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku,
umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama
 Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat,
suporter, dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung
masalah-masalah rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.

3. Pendekatan Aspek Sosial

 Untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan


 Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-
kegiatan kelompok merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat
berinteraksi dengan sesama lansia ataupun dengan petugas kesehatan.

4. Pendekatan Aspek Spiritual

 Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan
atau agama yang dianutnya, terutama ketika klien dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian
 Pendekatan spiritual ini cukup efektif, terutama bagi klien yang mempunyai
kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan yang baik.

12. Teknik Komunikasi Pada Lansia

 Teknik asertif
Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa adanya.
Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk
mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti/memahami
klien. Sikap ini membantu perawat untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan
lansia.
 Responsif
Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera
melakukan klasifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan bentuk
perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan
ketenangan klien. Berespons berarti bersikap aktif atau tidak menunggu permintaan
dari klien. Contoh : "Apa yang ibu pikirkan saat ini? Apakah yang bisa saya bantu
untuk ibu?".
 Fokus
Dalam berkomunikasi, sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan
mengungkapkan pernyataan-pernyataan diluar materi dan tidak relevan dengan
tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut, perawat harus tetap fokus pada
topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk
mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten
terhadap materi komunikasi yang diinginkan.
 Suportif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu
disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan
dukungan (suportif).
Contoh : Tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaanya
sebagai sikap hormat dan menghargai lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi
keluarganya. Dengan demikian, diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan
berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi dukungan, jangan mempunyai
kesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan
klien kepada perawat.
Contoh ungkapan-ungkapan yang bisa memberi support/motivasi kepada lansia
sebagai berikut. "Saya yakin Bapak dapat mampu melakukan tugas Bapak dengan
baik". Jika Bapak memerlukan saya siap membantu".
 Klarifikasi
Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi
yang disampaikan klien. Hal ini penting dilakukan perawat karena seringnya
perubahan yang terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses komunikasi lancar
dan kurang bisa dipahami. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan
persepsi .
Contoh : " Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini."
 Sabar dan ikhlas
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-
kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara
perawat dan klien lansia dapat efektif. Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak
muncul kejengkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dan hubungan perawat
dan klien.

Anda mungkin juga menyukai