Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA THAHARAH SEBAGAI KUNCI IBADAH DAN IMPLIKASINYA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI HARI

Sintia
Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Sintiiiasin@gmail.com

Revi Mariska
Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
revi6722@gmail.com

Ria Nur Aeni


Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Rianuraenii@gmail.com

Selly oktaviana
Universitas Muhammdiyah Bangka Belitung
Sellyoktaviana04@gmail.com

Sindy Septiana
Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
sindyseptiana386@gmail.com

Siti Amanah Rusda


Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
sitiamanahrusda30052002@gmail.com

Siti Rodiatun Hopsah


Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
sitirodiatunhopsah@gmail.com

Abstract:

Hadas or Najis become obstacles and obstacles in carrying out worship to Allah such as fasting, praying,
and holding the Al Quran. Even though in Islam it is recommended to always maintain cleanliness both
physically and spiritually. Body cleanliness is reflected in how Muslims can perform worship to Allah.
Thaharah is important, it is not only known, but it must also be practiced properly and correctly. Be it
from hadast or najis. The wisdom and benefits of thaharah provide knowledge that thaharah is not only
for performing worship, but also for maintaining the health of the human body. Many of the Muslims still
do not understand the understanding of the procedures for implementing thaharah which is good and
correct so that there are many errors in its implementation. canceled. Therefore, learning thaharah is
important g so that the implementation of worship can be valid or accepted by Allah. This is carried out
in a qualitative approach and using descriptive methods.

Keywords: Thaharah, Fiqh, Worship


Abstrak:

Hadas atau Najis menjadi halangan dan hambatan dalam melaksanakan ibadah kepada allah
seperti puasa,shalat,dan memegang Al Quran.Padahal di dalam islam diaanjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan baik itu jasmani maupun rohani.Kebersihan badan tercermin bagaimana umat islam dapat
melaksanakan ibadah kepada Allah.Masalah thaharah itu penting,Bukan hanya diketahui saja,Namun juga
harus dipraktekkan secara baik dan benar.Baik itu dari hadast maupun najis.Hikmah dan maanfaat
dilakukan thaharah memberikan pengetahuan bahwa thaharah tidak hanya untuk melaksanakan
ibadah,Namun juga menjaga kesehatan tubuh manusia.Akan tetapi,banyak dari umat islam masih kurang
paham mengenai pemahaman tata cara pelaksanaan thaharah yang baik dan benar sehingga banyak sekali
kesalahan dalam pelaksanaanya. Kurangnya pengetahuan masyarkat tentang pentingnya thaharah,tentang
keadaan badan yang sedang dalam berhadasatau tidak,serta cara cara thaharah yang benar sesuai tuntutan
rasulullah.Apabila thaharah tidak dilakukan dengan baik dan benar maka pelaksanaaan ibadah seperti
solat,puasa,memegang Al Quran dan lainnya tidak sah atau dapat dikatakan batal.Maka dari itu
pembelajaran thaharah penting agar pelaksanaan ibadah yang dilakukan dapat sah atau diterima oleh
Allah.Hal ini dilaksanakan pada pendekatan kualitatif dan menggunakan metode Deskriptif.

Kata kunci: Thaharah, Fiqih, Ibadah

Pendahuluan:

Agama merupakan tonggak utama & penting dalam kehidupan manusia.Tanpa adanya
agama,Manusia akan jatuh pada lembah kemaksiatan dan kegelapan.Islam merupakan salah satu agama
terbanyak dan terbesar di dunia yang mengajarkan apabila ingin menemui allah haruslah dalam keadaan
bersih dan suci.Dalam hukum islam.bersuci badan,tempat,hadast kecil maupun hadast besar merupakan
amalan terpenting agar ibadah yang dilakukan,baik itu ibadah wajib ataupun ibadah sunnah dapat
diterima Allah swt.

Salah satunya thaharah.Thaharah ini kunci utama dalam melakukan ibadah kepada allah.
Thaharah bagian dari proses yang di lakukan umat muslim sebelum melakukan suatu ibadah.Dalam
aktivitas sehari hari yang dilakukan tidak luput dari segala jenis kotoran (najis) yang menempel.Cara
untuk mensucikannya yaitu dengan wudhu, mandi besar,ataupun tayammum.Wudhu dan mandi besar
menggunakan media perantara air bersih dan suci.sedangkan untuk tayammum apabila tidak ada air maka
media perantara nya adalah debu yang suci dan bersih.Nah seringkali dalam melakukan tata cara thaharah
ada kesalahan kesalahan dalam melakukannya.Maka dari itu sangat lah penting mengetahui tata cara yang
benar sesuai rukun rukunnya agar ibadaah yang dilakukan sah.

B. METODE PENELITIAN

Metode kualitatif digunakan dalam Pendekatan penelitian ini yaitu dengan pengumpulan data
yang didapat dari literatur-literatur dari berbagai sumber baik itu media cetak maupun media digital.
Adapun analisis datanya dilakukan dengann cara mengkaji hubungan antara keterkaitan pentingnya
thaharah sebagai kunci ibadah dan implikasinya dalam kehidupan sehari hari berdasarkan dari sumber
sumber yang telah di temukan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan rumusan masalah dan metode penelitian yang telah disebutkan sebelumnya,hasil dan
pembahasan penelitian ini akan dijabarkan dalam beberapa sub pokok bahasan mengenai pentingnya
thaharah sebagai kunci ibadah & implementasikannya dalam kehidupan sehari hari.
1. Pengertian Thaharah ( Bersuci)

Thaharah menurut bahasa “bersuci” sedangkan menurut istilah, thaharah artinya bersuci dari
hadats maupun najis.yaitu keadaan suci dalam melakukan shalat,wudhu,tayammum,maupun mandi
wajib.(saifuddin mujtaba,2003:1).

2. Dalil Thaharah

Hukum thaharah wajib di atas tiap tiap mukallaf laki laki & perempuan. Dalil mengenai thaharah
tercantum dalam surah Al-Qur’an dan H.R.Muslim. Dalam Al –Qur’an surah al-baqarah ayat 222 Allah
SWT berfirman:

“ Innallaha yuhibbut tawabinaa wa yu hibbul mutattahhiriin

Artinya : Sungguhnya allah menyukai orang yang tobat dan orang yang menyucikan diri. (Q.S. Al-
Baqarah:222)

Selain ayat al-qur’an nabi muhammad saw.bersabda:

Kebersihan itu adalah sebagian dari iman ( H.R.Muslim)

3. Syarat wajib Thaharah ( Bersuci)

Setiap umat muslim haruslah mengetahui syarat wajib thaharah sebelum melakukan ibadah
kepada Allah SWT. Syarat wajib thaharah yaitu:

a.Islam d. Masuk waktu shalat g. Berhenti darah haids &Nifas

b.berakal e. Tidak lupa h. Ada air/debu yang suci

c. baliq f.Tidak dipaksa i. Melakukan sesuai kemampuan

4. Tujuan Thaharah

Dalam kehidupan sehari hari thaharah berfungsi untuk menyucikan diri dari kotoran berupa
najis/hadas sebagai syarat sah untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

5.Manfaat Thaharah

Thaharah bermanfaat untuk membersihkan badan,pakaian,maupun tempat dari hadats maupun


najis ketika melaksanakan suatu ibadah kepada Allah SWT.Selain itu thaharah juga bermanfaat
pembersih badan sehingga terhindar dari penyakit.Dicintai semua orang karena cinta akan kebersihan,bisa
mendekatkan diri dengan allah serta para malaikatnya,lalu sebagai penghapus dosa.
6. Hikmah Thaharah

Banyak hiknah yang dapat dipetik ketika melakukan thaharah diantaranya

Thaharah menjadikan kita senantiasa selau bersyukur

Dengan melakukan Thaharah kebersihan akan senantiasa terjaga

Thaharah dapat menghindarkan dari segala macam penyakit

Dengan thaharah dapat melaksanakan ibadah kepada allah swt serta

Dapat dekat dengan malaikat

7. Pembagian Thaharah

Thaharah terbagi menjadi dua yaitu:

A.Thaharah Ma’nawiyah

Thaharah ma’nawiyah ini merupakan pembersihan diri berupa hati dari segala kotoran batin yang
berupa dosa,seperti iri,dengki,takabur.Cara pembersihannya dengan melakukan taubat nasuha,yaitu
dengan mohon ampun bersungguh-sungguh serta berjanji tidak akan melakukannya lagi.

B. Thaharah Hissiyah

Thaharah hissiyah ini dikenal juga dengan pembersihan berupa fisik yaitu pembersihan bagian
bagian tubuh baik itu yang terkena najis maupun hadats.Cara pembersihannya dengan melakukan
wudhu,tayammum,serta mandi wajib.

8. Tata cara pelaksanaan Thaharah

A. Wudhu

Menurut bahasa bersih,menurut istilah syara’membersihkan anggota badan tertentu dengan air
suci yang mensucikan. Tujuannya untuk menghilangkan hadats kecil sesuai syarat dan rukunnya.

Syarat wudhu

Islam

Sudah baligh

Tidak sedang hadats besar seperti haid atau nifas.

Memakai air suci

Tidak ada yang menghalangi air,seperti cat,getah.


Rukun wudhu

- Niat wudhu,mencuci tangan 3x


- Berkumur-kumur 3x
- Membasuh/menghirup air ke dalam hidung 3x
- Membasuh wajah 3x
- Membasuh kedua tangan sampai siku 3x
- Mengusap kepala 3x
- Membasuh kedua telinga 3x
- Membasuh kedua kaki sampai mata kaki 3x
- Membaca doa setelah wudhu.

B. TAYAMMUM

menurut bahasa artinya berniat, dan secara istilah tayamum mengusap dan bersuci dengan debu atau dapat
diartikan sebagai tindakan mensucikan diri tanpa menggunkan air tetapi menggunakan pasir atau debu.

Syarat tayamum

Sebelum melakukan tayamum, akan lebih baik jika kita mengetahui bagaimana syarat tayamum. Agar
tayamum dan sholat yang akan kita kerjakan bisa sah. Ada beberapa syaratnya yaitu :

• Pertama,ketika tidak menemukan air saat hendak melaksanakan sholat.


• Menggunakan debu yang suci
• Telah suci dari najis.
• Tayamum dilakukan sebagai pengganti wudhu.
• Bagi yang sedang melakukan perjalanan jauh (musafir) penting mengetahui arah kiblat pada
daerah yang ditempatinya atau tempat dimana ia akan melakukan sholat.

Rukun tayamum

Terdapat 4 rukun tayamum, yaitu pertama niat, dilakukan bersamaan dengan sapuan pertama pada kedua
pergelangan tangan, kedua mengusapkan seluruh wajah dengan debu, ketiga menguspkan kedua tangan
secara bergantian sampai siku dan keempat tertib.

Bertayamum bukan menghilangkan hadas, karena hadas tidak dapat dihilangkan hanya dengan
bertayamum. Tayamum ini sendiri dilakukan hanya untuk dapat diperbolehkan melaksanakan sholat.

Niat dan dalil dalam tayamum

Salah satu bacaan niat tayamum :


“nawaitut tayammuma lisstibaahastish shalaati fardlol lillaahi taaalaa.”
Artinya: aku niat melakukan tayamum agar dapat mengerjakan shalat fardhu karena Allah Ta’ala.
Hadist dari Hudzaifah dari Imam Muslim , “dijadikan tanahnya itu sebagai alat untuk bersuci jika tidak
mendapati air”. [HR.Muslim no.522] hadist ke-128
C. Mandi Wajib ( mandi junub)

Secara etimologis Mandi wajib (mandi junub) adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh secara
mutlak. Sedangkan secara istilah mandi wajib berarti mengalirkan air pada seluruh tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki dengan mengucapkan niatnya. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
mandi wajib (mandi junub) ialah mandi yang diwajibkan bagi seluruh umat muslim baik berjenis kelamin
laki-laki maupun perempuan untuk membersihkan diri dari hadats . Sedangkan menurut pandangan islam
sendiri mandi wajib ini termasuk dalam salah satu perkara syarat sah atau tidaknya ketika kita hendak
melakukan suatu kewajiban sebagai umat muslim yaitu beribadah kepada Allah swt. Dan apabila kita
tidak melalukan mandi wajib dengan baik maka ibadah yang kita kerjakan dapat menjadi tidak sah. Oleh
sebab itu agar ibadah yang kita kerjakan tidak terbuang sia-sia maka dalam melakukan mandi wajib
haruslah dengan benar.

Firman dan Dalil Mandi Wajib

Hukum daripada mandi wajib bagi orang muslim adalah wajib, mengapa demikian, hal itu sudah
sesuai dengan firman Allah Swt. Yang terdapat dalam surah Al-Maidah ayat 6 dan seseorang itu wajib
melakukan mandi wajib dengan alasan tertentu. Adapun Firman Allah SWT Sebagai berikut :

WA ING KUNTUM JUNUBAN FATTAHHARU,

" Apabila kamu dalam keadaan junub, hendaklah bersuci"

Selain dalam q.s Al-Maidah ayat : 6 allah juga berfiman dalam Q.S Al-Nisa/4:43 sebagai berikut :

YA AYYUHALLAZINA AMANU LA TAQRABUS-SALATA WA ANTUM SUKARA HATTA


TA' LAMU MA TAQULUNA WA LA JUNUBAN ILLA 'ABIRI SABILIN HATTA TAQTASILU, WA
ING KUNTUM MARDA AU 'ALA SAFIRIN AU JA ' A AHADUM MINGKUM MINAL-GA 'ITI AU
LAMASTUMUN-NISA ' A FA LAM TAJIDU MA ' ANBFA TAYAMMAMU SA'IDAN TAYYIBAN
FAMSAHU BIWUJUHIKUM WA AIDIKUM, INNALLAHA KANA 'AFUWWAN GAFURA

" Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu mengerjakan ibadah shalat dalam keadaan
mabuk, sampai kamu benar-benar sadar dengan apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula kamu
mendekati ataupun masuk ke dalam masjid ketika kamu dalam keadaan junub kecuali hanya melewatinya
saja, sebelum kamu mandi junub. Adapun jika kamu dalam keadaan sakit atau sedang dalam perjalanan
atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan debu yang baik dan suci, usaplah wajah dan tanganmu dengan debu itu,
sungguh Allah maha pemaaf lagi maha pengampun.
Adapun dalil yang terdapat didalam mandi wajib adalah sebagai berikut :

NAWAITUL GHUSLA LIRAF'IL HADATSIL AKBARI FARDHON LILLAHI TA'AALA

aku niat mandi wajib untuk membersihkan seluruh tubuhku dari hadas besar (haid) karna allah ta'
aala"

Rukun dalam Mandi Wajib

Dalam melaksanakan mandi wajib ada hal yang perlu kita perhatikan dan tidak dilakukan secara
sembarangan yaitu rukun daripada mandi wajib (mandi junub). Kewajiban bagi perempuan yang haid
dan laki-laki atau perempuan yang keluar mani adalah mandi wajib. Kewajiban dari Mandi wajib disini
ialah berarti kita membersihkan seluruh tubuh kita dari hadas besar dan dilakukan dengan menggunakan
air yang bersih ( suci) serta tidak lupa untuk membacakan niat dari mandi wajib, sebab itu kita harus
paham rukun dari mandi wajib mandi junub). Berdasarkan kutipan yang dikutip tentang rukun dari mandi
wajib, Tira madjid dan Farida, 2012,(:64-65).

a. Mengucapakan NIAT

Bagi orang yang sedang junub maupun perempuan yang sudah selesai dari menstruasi (haid) ada
baiknya untuk segera membersihkan seluruh anggota badannya dari kotoran maupun hadat yang dapat
membatalkan ibadah orang tersebut dengan cara membacakan niat mandi wajib (mandi junub),
membacakan niat mandi tersebut tidak perlu mengucapkan secara lisan cukup di dalam hati kita saja.

b. Menghilangkan najis jikalau ada dibadan kita

Menghilangkan najis dari badan sesungguhnya merupakan syarat sahnya mandi wajib. Sehingga
apabila seseorang ingin mandi wajib ada baiknya orang tersebut memastikan lagi bahwa benar tidak ada
lagi najis yang menempel dibadannya.

c. Mengalirkan air keseluruh anggota tubuh yang terlihat termasuk lipatan badan. Seperti halnya
kulit, rambut dan bulu yang ada dibadan selain itu juga diwajibkan juga untuk mengalirkan air ke bagian
tubuh seperti bulu-bulu yang jarang atau lebat.

Penyebab melakukan Mandi Wajib


Beberapa keadaan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan mandi wajib ialah ketika orang
tersebut dalam keadaan berhadats besar sehingga diwajibkan untuknya mensucikan diri dengan mandi
wajib. Beberapa keadaan tersebut antara lain :

a. Keluarnya Mani

Hal ini dikarenakan syahwat atau karena sebab yang lainnya. Hal ini sebagimana dinyatakan oleh
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa 'ala alaihi wassalam dalam sabda beliau sebagai berikut :

Dari Abi Sa'id Al Khudri dari Nabi Shallallahu ' alaihi wa ' ala alaihi wassalam, bahwa beliau
bersabda " hanyalah air itu yakni (mandi) adalah karena air itu pula ( yaitu karena air mani" ( hadist
riwayat Muslim dalam shahihnya)

b. Berhubungan seks, baik keluar mani atau tidaknya mani.

Hal ini sebagimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa 'ala alaihi wassalam
dalam sabdanya sebagai berikut :

Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallahu 'alaihi wa 'ala alaihi wassalam, bahwa
beliau berkata " apabila seorang laki-laki telah menyentuh sebagian diantara empat anggota tubuh
seorang perempuan, yaitu seperti berhubungan layaknya suami istri yang sah. maka diwajibkan bagi
dirinya untuk mandi wajib karenanya". (hadist riwayat bukhari dalam Shahihnya)

c. Berhentinya haid dan nifas

d. Apabila meninggal dalam keadaan muslim, maka yang masih hidup wajib untuk memandikannya.

D. Pembagian Air Thaharah

1. Air mutlak

Air suci mensucikan atau yang disebut air mutlak merupakan air yang dapat digunakan dalam melakukan
thaharah. Air suci yang mensucikan maksudnya adalah air yang suci dan dapat mensucikan yang bisa
digunakan untuk membersihkan atau mensucikan diri atau badan dari kotoran saat badan dalam keadaan
berhadast atau terkena najis.

2. Air muyammas

Air muyammas atau air panas yang disebabkan oleh terkena sinar matahari merupakan salah satu air yang
dapat digunakan untuk bersuci dan mensucikan namun mengandung hukum makruh.
3. Air musta’mal

Air musta’mal Ialah air yang telah dipakai untuk bersuci, biasanya dipakai untuk menghilangkan hadast
seperti wudhu ataupun mandi junub dan untuk menghilangkan najis. Jenis air ini biasanya hanya bisa
dipakai untuk memenuhi kebutuhan selain bersuci

Contohnya, digunakan untuk masak, minum dll

4. Air mutaghyar

Air mutaghyar ialah apabila air jenis ini mengalami perubahan di salah satu sifatnya karena tercampur
dengan barang suci lain yang mengakibatkan nama dari air tersebut juga akan berubah dan kemutlakan
dari air tersebut hilang.

5. Air Mutannajis

Dinamakan air mutannajis jika volume airnya walaupun sedikit terkena najis sudah termasuk dalam air
mutannajis.Begitu pula sebaliknya jika volume airnya banyak,kemudian air ini terkena najis,kemudian
tidak berubah warna,maka air itu tetap suci.Hukum air mutannajis ini tidak bisa digunakan untuk bersuci

Contoh: Air yang terkena kotoran tikus

6.Air hujan adalah air yang suci dan mensucikan yang bisa kita gunakan untuk thaharah. Ini sesuai
dsngam firman Allah SWT dalam surah Al-Anfal ayat 11 yang artinya "Dan Allah telah menurunkan
kepada kalian air hujan dari langit untuk mensucikan kalian".

7. Air salju dan air es

keduanya adalah air yang murni, suci dan memsucikan selama masih memenuhi syarat itu. Artinya,
belum tercampur sesuatu yang dapat merubah zat, warna atau bau nya. Mengenai hal ini Rasulullah telah
bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh jamaah kecuali Tirmidzi.

Bahwasanya seorang sahabat bertanya apa yang Rasulullah baca saat beliau diam di antara takbir dan al-
fatihah setiap sholat. Yang dimana berdasarkan hadis ini, maka es atau salju dan juga embun merupakan
media yang apabila digunakan dalam bersuci.

8. Air embun

Air embun adalah uap air yang mengalami proses perubahan dari gas menjadi cairan. Biasanya air embun
dapat kita jumpai di pagi hari (sela-sela kaca jendela, kaca motor, daun-daun dsb). Air embun juga
termasuk ke dalam air yang suci-mensucikan dan dapat digunakan untuk berwudhu.

9. Air laut

Air laut adalah air yang berasal dari lautan/samudera. Air ini dapat kita jumpai ketika berpergian/jalan-
jalan ke pantai. Air laut juga termasuk ke dalam air yang suci mensucikan dan dapat digunakan untuk
berwudhu.

10. Air sumur dan air sungai


Air sumur atau yang sering disebut air perigi merupakan air yang dibuat oleh manusia, dimana proses
pembuatannya melalui galian tanah dengan mencari mata air dan proses pembuatannya pun cukup lama
tergantung dari pembuatnya masing-masing. Air sumur ini memiliki banyak manfaat bagi manusia,
seperti sebagai air untuk diminum, bahkan bisa juga digunakan untuk berwudhu pada saat akan
melaksanakan ibadah. Air sumur juga termasuk air mutlak dimana air mutlak ini berarti air yang suci dan
dapat dipergunakan untuk bersuci serta belum berubah keadaannya. Air mutlak juga dapat digunakan
untuk menghilangkan najis dan hadas.

11. Air sungai

Air sungai adalah air yang mengalir dari hulu ke hilir. Air sungai juga memiliki banyak manfaat bagi
manusia seperti, seringkali manusia maupun makhluk hidup yang lain menggunakan air sungai untuk
mandi atau mencuci pakaian. Selain itu juga air sungai dapat digunakan untuk berwudhu dikala kita
sedang tidak berada dirumah misalnya sedang berada di hutan. Air sungai juga termasuk jenis air mutlak
yang mana berarti air yang suci lagi mensucikan dan tidak makruh untuk bersuci. Air mutlak juga bisa
digunakan untuk menghilangkan najis dan hadas.

12. Sumber mata air

Sumber mata air atau air yang keluar danatau Beru keluar dari sumbernya merupakan air yang suci. Air
yang berasal dari mata air ini dapat digunakan untuk bersuci karena sifatnya yang suci dan mensucikan.
Misalnya seperti air Zam-zam.

“Dari hadits Ali Bin Abu Thalib Ra Bahwa Rasullulah SAW Meminta Seember Air Zam-Zam, Beliau
Meminumnya Dan Juga Mengunakannya Untuk Berwudhu” (HR.Ahmad)

E. HADAS

A. Pengertian Hadas

Hadas merupakan keadaan dimana tidak sucinya badan atau tubuh seseorang yeng telah telah baliq dan
berakal sehat. Adapun macam-macam hadas terbagi kedalam dua macam yaitu, hadas besar dan hadas
kecil.

B. Macam-macam Hadas

1. Hadas kecil, yaitu hadas yang dapat disucikan dengan melakukan wudhu atau tayamum seperti firman
Allah SWT dalam surah al-maa'idah ayat ke 6 yang artinya: "wahai orang-orang yang beriman! Apabila
kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buat air (kakus) atau menyentuh
perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci);
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur." Serta sabda nabi
Muhammad Saw yang artinya: “Allah tidak menerima sholat tanpa bersuci...” (HR Muslim).

Adapun hal-hal yang tergolong kedalam hadas kecil yaitu seperti mengeluarkan sesuatu dari lubang qubul
("pintu depan") atau buang air kecil, mengeluarkan sesuatu dari lubang dubur ("pintu belakang") atau
buang air besar, buang angin, keluarnya mazi ( cairan lengket yang keluar sewaktu memikirkan lawan
jenis) dan wadi (semacam cairan putih kental yang keluar dari alat kelamin bersama air kencing) yang
semuanya terjadi dalam keadaan sehat. Sementara hilangnya akal karena pingsan, gila, atau mabuk, oleh
ulama diibaratkan sebagaimana dalam keadaan ketika kita sedang tertidur, dan termasuk ke dalam hadas
kecil.

Selain itu, ada juga hadas kecil yang masih menjadi diperdebatan, yaitu seperti semua najis yang keluar
dari tubuh, tidur, menyentuh wanita baik menggunakan tangan atau dengan anggota tubuh lainnya yang
sensitif, memakan makanan yang dipanggang atau dimasak dengan cara dibakar api secara langsung,
tertawa ketika shalat, serta membawa jenazah.

2. Hadas besar, yaitu hadas yang dapat disucikan dengan melakukan mandi wajib. Adapun yang tergolong
kedalam hadas besar yaitu seperti, wanita yang sedang menstruasi, nifas (darah yang keluar sehabis
melahirkan), Bersetubuh, baik sampai keluar air mani (sperma) maupun tidak, Keluar air mani (sperma)
baik karena bermimpi (mimpi basah) atau sebab lain dengan disengaja atau tidak dan dengan perbuatan
sendiri atau tidak keadaan ini disebut dengan junub atau orang yang sedang mengalaminya disebut
dengan janabah, Meninggal dunia (mati), yakni bagi orang Islam kecuali jika mati syahid.

Dasar hukumnya ada pada surah Al Maa'idah ayat 6 Allah SWT berfirman yang artinya: "... dan jika
kamu junub maka mandilah..." Serta dalam firman lainnya dalam surah Al-Baqarah ayat 222 Allah SWT
berfirman yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: ‘haid itu adalah suatu
kotoran.’...

F. Najis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), najis diartikan sebagai kotoran yang
mengganggu dan membuat tidak sah bagi seseorang dalam beribadah kepada Allah swt., seperti salat.

Dari sisi berat dan ringannya, najis terbagi tiga macam, yaitu:

a. Najis mukhaffafah
Mukhaffafah artinya yang ringan. Najis yang termasuk kategori mukhaffafah adalah kencing bayi
laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum pernah mengonsumsi makanan selain air susu
ibu (ASI). Cara mencuci benda yang terkena najis ini dengan memercikkan air pada benda yang
terkena najis tersebut.
b. Najis mugallazah
Mugallazah berarti berat. Najis yang termasuk kategori mugallazah adalah najis yang berkaitan
dengan anjing dan babi dan yang lahir dari keduanya. Adapun cara menyucikan benda yang
terkena najis anjing atau babi, seperti bejana yang dijilati anjing hendaknya bejana itu dibasuh
tujuh kali, salah satunya dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah.
c. Najis mutawassitah
Mutawassitah artinya pertengahan. Najis yang termasuk kategori mutawassitah adalah najis selain
dari kedua jenis najis tersebut di atas. Najis ini terbagi dua, yaitu:
1. Najis hukmiah, yaitu yang diyakini hukumnya najis, tetapi tidak ada zat, bau, rasa, dan
warnanya, seperti kencing yang sudah lama kering sehingga sifat-sifatnya sudah hilang. Cara
mencuci najis seperti ini cukup mengalirkan air di atas benda yang terkena najis ini.
2. Najis ‘ainiah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan baunya, kecuali warna dan bau yang
sangat sukar dihilangkan maka dimaafkan. Cara mencuci najis ini dengan menghilangkan zat,
rasa, bau, dan warnanya. Jika sudah diupayakan berkali-kali menggosoknya, tetapi baud an
warnanya masih tidak hilang maka hal seperti itu dimaafkan.

G. IMPLIKASI THAHARAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Secara Etimologis thaharah berarti kebersihan atau bersuci. Sedangkan secara terminologis
thaharah berarti bersuci dari segala hal yang dapat membuat tidak sahnya dalam beribadah. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan syara’ yang telah ditentukan dan dengan cara sebaik-baiknya. Dalam beribadah
seluruh anggota tubuh harus suci dan tanpa adanya kotoran, najis, hadas dan sebagainya baik yang terlihat
maupun tidak terlihat, baik yang berada di pakaian, badan bahkan tempat beribadah. Adanya hal tersebut
maka ibadah tidaklah sah karena adanya sebab yang menyebabkan batalnya dalam beribadah. Cara agar
membersihkan badan dari segala hal yang dapat menyebabkan tidak sahnya dalam beribadah dengan cara
berwudhu, mandi wajib dan tayamum dengan menggunakan air yang bersih lagi menyucikan. Maka dari
itu jagalah kebersihan disekeliling kalian berada, karena kebersihan akan membuat badan menjadi sehat
bahkan membuat ibadah kita menjadi lancar.

Thaharah memiliki hikmah yang tersendiri dimana sebagai pemeliharaan dan kebersihan diri dari
segala kotoran maupun hal-hal yang menggangu aktivitas dalam beribadah. Apabila seseorang gemar
dalam bersuci maka ia akan mendapatkan keanugerahan di akhirat nanti berupa keutamaan-keutamaan
Allah SWT. Dengan bersuci akan membantu seseorang untuk mempersipkan diri sebelum melakukan
ibadah kepadaa Allah SWT. Dimana diperlukan kesiapan dalam beribadah agar membuat ibadah kita
menjadi tenang dan lancar. Dengan contoh dalam sholat, dimana sholat berarti seseorang sedang
menghadap kepada Allah SWT. karenanya diperlukan bersuci dengan cara berwudhu agar membuat
pikiran mengenai duniawi menjadi terlepas. Berwudhu sebelum beribadah sangat diwajibkan supaya
kesibukan-kesibukan duniawi menjadi terlepas dalam pikiran sehingga membuat ketenangan saat akan
melaksanakan sholat.

Dalam kehidupan sehari-hari thaharah memiliki manfaat yang sangat baik, diantaranya :

1. Guna menyucikan badan, pakaian dan tempat dari pada kotoran sebelum melaksanakan ibadah.
2. Seringlah membersihkan badan dan pakaian, dengan hal iu akan membuat wajah tampak cerah.
selain itu, Allah SWT sangat menyukai kesucian dan kebersihan.
3. Memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari karena kebersihan adalah sebagian
dari iman.
4. Dengan menjaga kebersihan badan, pakaian ataupun tempat, maka akan terlindungi dari yang
namanya penyakit.
5. Apabila sering menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya dan lingkungan sekitarnya, maka
itulah hal yang menun jukkan hidup yang sehat.
Seseorang yang menjag kebersihan baik badan, pakaian ataupun tempat tidak mudah terkena
penyakit. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumah ya maupun lingkungannya,
maka ia menunjukkan cara hidup sehat dan disiplin. selain itu, thaharah mempunyai implikasi terhadap
lingkungan seperti lingkungan yang mempengaruhi kehidupan manusia yakni lingkungan alam,
lingkungan manusia dan lingkungan keluarg. Lingkungan alam adalah alam yang berada disekitar kita.
Lingkungan manusia adalah orang-orang yang melakukan interaksi dengan kita baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang sangat mempengaruhi kehidupan
seseorang terutama pada masa awal kehidupan. Dalam hubungan hukum islam, kebersihan dan keindahan
lingkungan merupakan wujud nyata dari ajaran thaharah.

9.KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan thaharah( bersuci) merupakan hal
yang wajib dilakukan umat islam jika terkena hadas ataupun najis. Cara pembersihan hadas kecil bisa
melalui wudhu dan apabila tidak ada air maka harus melakukan tayammum. Lalu cara membersihkan
hadas besar dengan melakukan mandi wajib. Dalam thaharah juga ada beberapa pembagian air seperti air
musta’mal,air mutannajis dan air muyammas.Taharah ini juga terbagi dua yaitu ada thaharah lahir dan
thaharah batin. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari hari ada banyak sekali selain mendekatkan diri
kepada allah,thaharah juga bermanfaat menghindarkan dari segala penyakit. Karena seperti yang
diketahui bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman.Oleh karena itu bersuci wajib bbagi umat
islam bukan hanya sebagai jalan sah nya ibadah akan tetapi juga baik bagi kesehatan .
REFERENSI

Marzuki.(2006).Pendidikan Agama Islam.Surakarta.Mediatama (Hal 87)

Marzuki.(2006).Pendidikan Agama Islam.Surakarta. Mediatama ( Hal 76)

Amin Saiful,Busyro. (2018).Alhurriyah jurnal hukum islam.Bukittinggi. ( hal 1-


112)https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id

Syaikh Nawari al jawi,Fiqih Islam dan Tasawuf,(Surabaya;Mutiara ilmu,2013),hal 64

Sarwat Ahmad. Kitab Thaharah. (Jakarta Selatan;Rumah fiqih


Indonesia,2018)(.Hal:10)https://www.rumahfiqih.com/pdf/124

Iskandar,Sofwan,dan Ubaidillah ,Muhammad L201. Pendidikan AgamaIslam SMP kelas VII. Bogor. CV
Arya Duta.

Anda mungkin juga menyukai