Anda di halaman 1dari 6

.

    INFEKSI MASA NIFAS

1.    Endometritis

Definisi

Endometritis adalah salah satu infeksi peurperalis, setelah masa inkubasi, kuman kuman
menyerbu ke dalam luka endometrium, biasanya luka pada bekas perlekatan
plasenta(obstetric patologi bagian obstetric dan patologi universitas padjajaran bandung
hal:245)

Endometritis adalah infeksi atau radang pada endometrium (rahim), miometrium (ototrahim)
yang dapat menjalar ke jaringan parametrium. Umumnya penyebabnya akibatadanya infeksi
pada saluran reproduksi bagian bawah. Infeksi ini dapat terjadi sebagaikelanjutan infeksi
pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalamrahim. infeksi
endometrium dapat dalam bentuk akut

Gejala:

Gambaran klinis endometritis berbeda beda tergantung padabverulensi kuman penyebabnya.


Biasanya demam mulai 48 jam post partum dan bersifat naik turun. His royan lebih nyeri dari
biasanya dan lebih lama dirasakan.loche bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan
berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai gejala. Loche naika antara 15000-
30000/mm. sering ada sub involusi.skit kapala. Kurang tidur dan kurang nafsu makan. Kalau
infeksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur angsur dan turun pada hari ke 7-
10(obstetric patologi,bagian obstetric dan patologi universitas padjajaran bandung hal:245)

Prognosa

Jika nadi tetap dibawah 100 maka prognosa baik, sebaiknya jika nadi diatas 130, apalagi kalu
tidak ikut turun denagn turunnya suhu prognosanya kurang baik.demam yang continue lebih
buruk prognosanya dari demam yang remmitens,demam menggigil berulang ulang, insomnia
dan ikhterus,merupakan tanda tanda yang kurang baik. Kadar HB yang rendah dan jumlah
leukosit yang rendah atau sangat tinggi memburukan prognosa((obstetric patooblogi,bagian
stetric dan patologi universitas padjajaran bandung hal:252)

Pengobatan

Adanya antibiotika dan chemotherapy sekarang ini, sangat merubah prognosa infeksi
peurperalis dan pengobatan infeksi dengan obat obatan tersebut merupakan usaha yang
terpenting. Pada saat sekarang ini penicillin ialah penisilin G atau penisilin setengah
synthesis(ampisilin) merupakan pilihan yang paling tepat. Penisilin bersifat bactericide
(bukan bakteriotatis seperti tetrasiclin dari clorampenikol) dan bersifat atoxid. 

2.    Peritonitis

Peritonitis merupakan penyulit yang kadang kadang terjadin pasca seksio sesarea yang
mengalami metritis disertai nekrosis dan dehisensi insesi uterus. Pada keadaan yang lebih
jarang didapatkan pada penderita yang sebelumnya mengalami seksio sesarea kemudian
dilakukan persalinan (VBAC: vaginal birth after c-secsion). Abses pada parametrium atau
adneksa dapat pecah dan menimbulkan peritonitis generalisata. (Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kebidanan Maternal Neonatal hal :264)

Peritonitis adalah peradangan peritoneum, selaput serosa yang melapisi bagian dari rongga
perut http://harlindalinda.blogspot.com/2012/11/endometritis-peritonitis-tromboflebitis.html  

Peritonitis merupaka infeksi peurperalis melalui jalan limpa dapat menjalar ke


peritoneum. (obstetric patologi,bagian obstetric dan patologi universitas padjajaran bandung
hal:248)

Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga


perut (peritoneum). Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi
akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis,
perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi
kimiawi, atau dari luka tembus abdomen

Gejala

-          Nyeri seluruh perut spontan maupun pada palpasi

-          Demam menggigil

-          Perut gembung tapi kadang kadang ada diarhoe

-          Muntah

-          Pasien gelisah, mata cekung

-          Sebelum mati ada delirium dan koma

(obstetric patologi,bagian 
Penatalaksanaan

·         Lakukan nasogastrik suction

·         Berikan infuse Nacl atau ringer laktat

·         Berikan antibiotika sehinnga bebas panas selama 24 jam.

Ampisilin 2 g IV kemudian 1 g setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan iv


dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.

·         Laparoskopi diperlukan untuk pembersiahan perut

(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kebidanan Maternal Neonatal hal :264)

3.    Bendungan ASI

Bendungan ASIadalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka
persiapan diri untuk laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari saluran system
laktasi(Buku Acuan Nasional Maternal Neonatal:262)

Secara fisiologi sesudah bayi lahir dn plasenta keluar, kadar estrogen dan progestero turun
dalam 2-3 hari. Dengan factor ini dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituatiry
lactogenic hormone(prolaktin) saat hamil dan sangat dipengaruhi olehestrogen tidak
diproduksi lagi, sehingga terjadilah sekresi protein oleh hipofisis anterior. Hormone ini
mengaktifkan sel sel kelenjar payudara untuk memproduksi asi susu. Adanya .isapan putting
payudara oleh bayi akan merangsang penyeluaran oksitosin dari kelenjar  hipofise posterior.

Etiologi

Bendungan iar susu dapat terjadi pada hai ke 2 atau ke 3 ketika payudara telah memproduksi
air susu. Bendungan disebabkan oleh karena pengeluaran asi tidak lancar karena bayi jarang
menyusu,produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan bayi dengan ibu kurang
baik.dan dapat pula karena  adanya batasan waktu menysui.(ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo 2011 hal : 652)

Gejala

Gejala adanya bendungan asi adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan secara
palpasi teraba keras, kadang tersa  nyeri dan seringkali dosertai peningkatan suhu badan ibu,
tetapi tidak terdapat tanda tanda kemerahan  dan demam.(ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo 2011 hal : 652)
Penanganan

Penanganan adannya bendungan ASI adalah dengan memberikan asi sesering mungkin, bila
payudara terlalu tegang dan bayi tidak mau menyusuai sebaiknya asi dikeluarkan dulu untuk
menurunkan ketegangan payudara serta pemakaian kutang(BH) untuk menyangga payudara
dan analgetika,kompres air hangat, dan dilakukan pemijatan serta perawatan payudara. Kalu
perlu diberi supresi laktasi untuk sementara(2-3 hari) agar bendungan terkurangidan
memungkinkan air susu memungkinkan untuk dikeluarkan. Keadaan ini akan menurun dalam
beberapa hari dan bayi dapat menyusu normal.(ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo 2011
hal : 652)

4.Tromboflebitis

Penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari
kematian karena infeksi puerperalis. (obstetric patologi,bagian obstetric dan patologi
universitas padjajaran bandung hal:246)

Yang sering meradang ialah vena ovarika karena mengalirkan darh dan luka bekas plasenta di
daerah fundus uteri.

Penjalaran tromboflebitis pada vena ovarika kiri ialah ke vena renalis dan dari vena ovarika
kanan ke vena kava inferior.Thrombosis yang terjadi setelah peradangan bermaksud untuk
menghalangi penjalaran mikroorganisme. Dengan proses ini, infeksi dapat sembuh, tetapi jika
daya tahan tubuh  kurang, thrombus akan dapatmenjadi nanah. (obstetric patologi,bagian
obstetric dan patologi universitas padjajaran bandung hal:246)

Bagian bagian kecil thrombus terlepas dan terjadilah emboli atau sepsis dank arena embolus
ini mengandung nanah disebut juga pyaemia. Embolus ini biasanya tersangkut pada paru,
ginjal dan kantup jantung. Pada paru dapat menimbulkan uinfark. Jika daerah yang
mengalami infark luas, pasien meninggal dengan mendadak dan jika pasien tidak meninggal,
dapat timbul abses paru. (obstetric patologi,bagian obstetric dan patologi universitas
padjajaran bandung hal:247)

Tanda gejala

Penderita tampak sakit berat dengan gambaran sebagai berikut:


-            Menggigil berulang kali. Menggigil inisial terjadi sangat barat(30-40menit) dengan
interval hanya beberapaa jam saja dan kadang kadang 3 hari. Pada wktu menggigil penderita
hampir tidak panas.

-            Suhu badan naik secara tajam( 36-40 C) yang diikuti dengan penurunan suhu dalam
1 jam

-            Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan

(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kebidanan Maternal Neonatal hal :265)

5. Infeksi perineum

Infeksi pada luka episiotomi merupakan keadian yang cukup jarang tejadi terutama sejak
diperkenalkan panduan asuhan persalinan normal dimana  tindakan episiotomy bukan
merupakan tindakan yang rutin dikerjakan saat persalinan pervaginam. Infeksi yang berat
mungkin terjadi pada ibu yang mengalami robekan perineum tingkat  IV. Meskipun syok
septic yang berat jarang terjadi, masih didapatkan syok septic yang disebabkan oleh infeksi
luka episiotomy

Gejala klinik

Keluahan yang sering muncul ialah nyeri pada daerah yang terinfeksi dan disuria, dengan
disertai atau tanpa diserti retensi urine. Gejala yang sering ditemui adalah nyeri,fluor yang
purulen dan demam. Pada kasus yang berat seluruh vulva akan mengalami odem,ulserasi,dan
tertutup oleh eksudat.

Penatalaksanaan

Sebagaimana pada kasus infeksi lainnya,penatalaksanaan adalah drainase dan pemberian


antibiotika yang adekuat. Bila didapatkan pus atau cairan pada luka, buka dan lakukan
pengeluaran.

Pada sebagian besar kasus biasanya dilakukan pelepasan benang jahitan episiotomi dan
lakukan debridemen. Bila infeksi sedikit tidak perlu diberi antibiotika
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1 Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
ECG

Nugroho, Taufan.2009.Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan dan Keperawatan


.Jakarta.NuMed

Nugroho, Taufan.2008.Buku Ajar Obstetri Untuk Kebidanan.Jakarta.NuMed

Prawirohardjo, Sarwono.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Saleha, Siti.2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta.Salemba Medika

Wheleer, Linda.2004.Buku Saku Asuhan Prenatal Dan Pascapartum.Jakarta.Penerbit Buku


Kedokteran ECG

Anda mungkin juga menyukai

  • KMKLKK
    KMKLKK
    Dokumen6 halaman
    KMKLKK
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Ekekek
    Ekekek
    Dokumen7 halaman
    Ekekek
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • UNjhgg
    UNjhgg
    Dokumen11 halaman
    UNjhgg
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • SLDLDDL
    SLDLDDL
    Dokumen2 halaman
    SLDLDDL
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • JWKWK
    JWKWK
    Dokumen8 halaman
    JWKWK
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • NKLKLK L
    NKLKLK L
    Dokumen9 halaman
    NKLKLK L
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Fulf
    Fulf
    Dokumen108 halaman
    Fulf
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Absen Kegiatan
    Absen Kegiatan
    Dokumen1 halaman
    Absen Kegiatan
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Activity Daily Living Stase KGD
    Activity Daily Living Stase KGD
    Dokumen1 halaman
    Activity Daily Living Stase KGD
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • SHHH
    SHHH
    Dokumen4 halaman
    SHHH
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Laporan MMD 1 Kel 4
    Laporan MMD 1 Kel 4
    Dokumen85 halaman
    Laporan MMD 1 Kel 4
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • KRS Mahasiswa
    KRS Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    KRS Mahasiswa
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • MMD 1 Kelompok 4
    MMD 1 Kelompok 4
    Dokumen21 halaman
    MMD 1 Kelompok 4
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Sjsjsksks
    Sjsjsksks
    Dokumen4 halaman
    Sjsjsksks
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • XKPKX
    XKPKX
    Dokumen39 halaman
    XKPKX
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Ajjaw
    Ajjaw
    Dokumen7 halaman
    Ajjaw
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Kesehtn Reproduksi
    Kesehtn Reproduksi
    Dokumen16 halaman
    Kesehtn Reproduksi
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • NNL
    NNL
    Dokumen14 halaman
    NNL
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • JKJJKK
    JKJJKK
    Dokumen36 halaman
    JKJJKK
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia
    Bab Ii Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia
    Dokumen32 halaman
    Bab Ii Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • MC CM
    MC CM
    Dokumen21 halaman
    MC CM
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • JSXJIOSXJISO
    JSXJIOSXJISO
    Dokumen43 halaman
    JSXJIOSXJISO
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Booklet Isolasi Sosial: Program Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2023
    Booklet Isolasi Sosial: Program Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2023
    Dokumen14 halaman
    Booklet Isolasi Sosial: Program Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2023
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • KMKK
    KMKK
    Dokumen22 halaman
    KMKK
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Cjsjlal
    Cjsjlal
    Dokumen34 halaman
    Cjsjlal
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • HLCSLH
    HLCSLH
    Dokumen8 halaman
    HLCSLH
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • NLKKL
    NLKKL
    Dokumen33 halaman
    NLKKL
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • Yfewpwi
    Yfewpwi
    Dokumen17 halaman
    Yfewpwi
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • C, XM V/X
    C, XM V/X
    Dokumen33 halaman
    C, XM V/X
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat
  • CJLSC
    CJLSC
    Dokumen2 halaman
    CJLSC
    Tania Febria Azizah
    Belum ada peringkat