Anda di halaman 1dari 8

KONSEP, FUNGSI, RUANG LINGKUP DAN KATAKTERISTIK

PEMBELAJARAN SENI RUPA

OLEH :

NAMA : ASMAUL HUSNA

NIM : 2401412017

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Pendidikan seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan individu antara


membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik.
Kondisi lingkungan yang kreatif dan tersedianya kesempatan melakukan berbagai
kegiatan kreatif bagi anak-anak akan sangat membantu dalam mengembangkan budaya
kreativitasnya. Ruang lingkup bahan pengajaran Pendidikan Seni Rupa bagi siswa
sekolah meliputi kegiatan berkarya dua dimensional dan tiga dimensional. Kegiatan
menggambar, mencetak, menempel, dan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensional
lainnya yang menyenangkan anak dengan media dan cara-cara yang sederhana dapat
dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Juga kegiatan mematung, membentuk,
merangkai, dan menyusun dari berbagai media dan dengan cara-cara yang menyenangkan
anak akan membantu pengembangan kreativitasnya.

Pendidikan Seni Rupa sebagai Pendidikan Kreativitas dan Emosi Seni merupakan
istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi. Dalam seni, setiap
orang dinilai memiliki kreatifitas dan kecerdasannya masing-masing. Seni dapat
memfasilitasi setiap orang untuk menuangkan atau mencurahkan segala kreativitas
berdasarkan kehendak masing-masing orang itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apakah yang di maksud Konsep Pembelajaran Seni Rupa?
1.2.2. Apakah fungsi Pembelajaran Seni Rupa?
1.2.3. Bagaimana ruang lingkup dari Pembelajaran Seni Rupa?
2. Pembahasan
2.1. Konsep Pembelajaran Seni Rupa
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui
permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat
pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni
antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya
cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif
ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan
estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di sekolah bertujuan menciptakan cipta
rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni,
kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.

2.2. Fungsi Pembelajaran Seni Rupa

Sejak awal munculnya kurikulum umum para pendidikan seni rupa berjuang agar
seni dipertimbangkan secara serius. Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki
peranan penting untuk menghasilkan warga masyarakat yang baik, tambahan bagi
mata pelajaran akademik, program khusus bagi anak-anak berbakat, atau kegiatan
ekstrakurikuler.

Berikut ini adalah fungsi seni di sekolah:

1. Sebagai Media Ekspresi

Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Mula-mula


mengekspresikan keinginan-keinginan nalurinya untuk diketahui ibunya
dengan tangisan atau isyarat – isyarat lainnya.  Ekspresi yang ditunjukan oleh
anak merupakan ekspresi keinginan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
misalnya memuaskan rasa lapar, dapat pula mengekspresikan sesuatu yang tak
mengarah pada satu objek melainkan hanya menyatakan perasaan seperti
gembira, cemas, marah dan sebagainya. Kedua macam ekspresi tersebut saling
berhubungan, pemuasan rasa lapar misalnya mengakibatkan rasa gembira
yang dinyatakan dengan senyuman dan rasa lapar yang tak terpuaskan akan
terekspresikan dengan sedih atau menangis.

2. Sebagai Media Komunikasi

Mengapa anak berhasrat melahirkan sesuatu yang ada pada


perasaannya? Mengapa ia tidak puas dengan menyatakan dalam hati saja?
Mengapa ia ingin berkomunikasi?

Komunikasi mengandung arti keinginan untuk menyampaikan sesuatu


pada orang lain. Keinginan berkomunikasi  dapat melalui berbagai media
seperti suara, tulis, gerak, dan gambar. Melalui suara komunikasi dapat
diwujudkan dalam bentuk nyanyian atau musik.

Contoh: dalam seni suara, banyak lagu yang berisikan pesan yang
ingin disampaikan pada pihak lain. Karya sastra atau puisi merupakan media
komunikasi yang ingin disampaikan penciptanya pada orang lain melalui
tulisan. Drama atau bermain peran merupakan media komunikasi yang
diwujudkan dalam gerak dan ucapan. Gambar merupakanmedia komunikasi
yang dibentuk dengan bahasa rupa yang cenderung paling banyak dilakukan
oleh anak.

3. Sebagai Media Bermain

Ekspresi bebas meliputi banyak kegiatan fisik dan proses mental. Bermain
merupakan ekspresi bebas yang paling jelas yang ada pada anak-ana,
merupakan sesuatau yang dihasilkan oleh anak-anak yang paling murni.
Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh
kehidupan. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk
permainan, kegiatan jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, permainan
dalam kelompok dan lainnya merupakan gerakan – gerakan yang berusaha
mencari perpaduan antara proses mental dan gerak fisik.

4. Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni

Pada umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir.
Namun bakat yang terpupuk sejak awal akan lebih baik perkembangannya,
sebaliknya, meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka akan pudarlah bakat
tersebut.

Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak


yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal
masa sekolahnya, sehingga iadapat menjadi senirupawan.

5. Sebagai Media Kemampuan Berpikir

Kegiatan seni dapat melibatkan berbagai alat/bahan permainan yang


secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan kemampuan
bernalar. Berbagai permainan yang bersifat eksploratori dan eksperimental
memiliki nilai tersendiri.

Sebagai contoh: bermain di bak pasir akan menantang anak untuk


bertanya/berpikir mengapa pasir tidak dapat disusun meninggi tanpa diberi air,
tetapi tanah liat dapat dibentuk dengan mudah jika kandungan airnya tepat.
Balok permainan tidak dapat disusun seenaknya menjadi bentuk arsitektural,
tetapi dibutuhkan satu penyusunan yang terpola.

Penemuan tentang sifat, kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat


anak melakukan kegiatan seni, memotivasi anak untuk berpikir dan
mengambil kesimpulan. Bahkan Aristoteles mengatakan, bahwa dalam seni
harus ada keselarasan antara rasio dan emosi. Penciptaan seni menempatkan
rasio sebagai kontrol.
6.  Fungsi seni Sebagai Media untuk Memperoleh Pengalaman Estetis

Istilah estetis di sini identik dengan keindahan. Semua cita rasa keindahan
terpusat pada kesenangan dan merupakan pengalaman subyektif. Subyektif
dalam arti sulit untuk ditentukan tolak ukurnya. Oleh sebab itu, perlu untuk
mengembangkan cita rasa keindahan dalam rangka membuat utuh
perkembangan pribadinya dan meningkatkan pengalaman serta kepekaan akan
rasa keindahan.

Di dalam pendidikan kesenian, anak dapat memperoleh pengalaman


keindahan. Caranya dimulai dengan mengamati hasil karya seni yang
mengandung nilai estetis, kemudian diajak untuk membahas dan
mengusahakan agar anak mendapat kesenangan dengan pengamatan karya
tersebut. Dari kegiatan pengamatan yang berulang kali dilakukan, kemudian
anak diajak untuk melakukan kegiatan berkarya.

Setiap anak memiliki naluri dorongan citarasa keindahan. Jika naluri ini


tidak ditumbuh kembangkan, maka naluri tersebut akan “mati”. Hal-hal yang
menyenangkan yang diperoleh anak dari mengamati obyek yang indah akan
berkembang menjadi kesenangan anak untuk berkarya yang indah. Atau sikap
serta cara pengalaman citarasa keindahan akan mempengaruhi kemampuan
citarasa keindahan anak. Semakin mendalam sikap serta pengalaman citarasa
keindahan, semakin pekalah citarasa keindahan itu.

Kepekaan inilah yang dikembangkan dalam Pendidikan Kesenian, sebab


kepekaan tersebut menjadi dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni dan
menghargai karya hasil bangsa sendiri maupun bangsa lain.

Fungsi didik senirupa hakekatnya adalah sebagai sarana untuk membentuk


kepribadian (cipta, rasa, karsa) secara utuh dan bermakna, melalui kegiatan
praktek berolah senirupa sesuai dengan potensi maupun kompetensi
pribadinya dan kepekaan daya apresiasinya. Menurut Sofyan Salam (2001)
manfaat pendidikan senirupa bagi anak sekolah adalah: (1) memberikan
kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya sendiri, (2)
mengembangkan potensi kreatif anak, (3) mempertajam kepekaan anak akan
nilai-nilai keindahan, (4) memberikan kesempatan bagi anak untuk mengenal
bahan, alat serta tehnik berkarya senirupa, (5) untuk menghasilkan sesuatu
yang baru. Dengan demikian dapat diperoleh dampak instruksional dan
dampak pengiring (nurturant effect) yaitu berani mengemukakan pendapat,
punya rasa kesetiakawanan sosial dan toleransi, bersikap menghargai budaya
bangsa, mampu berpikir secara integral serta mempunyai wawasan tentang
seni yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bidang lainnya (Ida Siti
Herawati.1996).

2.3. Ruang Lingkup Pembelajaran Seni Rupa

Ruang lingkup Pembelajaran Seni Rupa bagi siswa-siswa sekolah meliputi


kegiatan berkarya dua dimensional dan tiga dimensional. Kegiatan menggambar,
mencetak, menempel, dan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensional lainnya yang
menyenangkan siswa dengan media dan cara-cara yang sederhana dapat
dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Juga kegiatan mematung,
membentuk, merangkai, dan menyusun dari berbagai media dan dengan cara-cara
yang menyenangkan anak akan membantu pengembangan kreativitasnya.

 
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, Ida Siti dan Iriaji. 1998. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
Sumanah, Anah. 20011. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah
Dasar.http://spendajalaksana.blogspot.com/2011/10/pendidikan-seni-rupa-di-sekolah-
dasar.html diunduh 16 Maret 2012.
http://cahisisolo.com/artikel/seni/fungsi-dan-tujuan-seni-rupa.html diunduh 7 Maret 2012.

Anda mungkin juga menyukai