OLEH :
NIM : 2401412017
Pendidikan Seni Rupa sebagai Pendidikan Kreativitas dan Emosi Seni merupakan
istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi. Dalam seni, setiap
orang dinilai memiliki kreatifitas dan kecerdasannya masing-masing. Seni dapat
memfasilitasi setiap orang untuk menuangkan atau mencurahkan segala kreativitas
berdasarkan kehendak masing-masing orang itu sendiri.
Sejak awal munculnya kurikulum umum para pendidikan seni rupa berjuang agar
seni dipertimbangkan secara serius. Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki
peranan penting untuk menghasilkan warga masyarakat yang baik, tambahan bagi
mata pelajaran akademik, program khusus bagi anak-anak berbakat, atau kegiatan
ekstrakurikuler.
Contoh: dalam seni suara, banyak lagu yang berisikan pesan yang
ingin disampaikan pada pihak lain. Karya sastra atau puisi merupakan media
komunikasi yang ingin disampaikan penciptanya pada orang lain melalui
tulisan. Drama atau bermain peran merupakan media komunikasi yang
diwujudkan dalam gerak dan ucapan. Gambar merupakanmedia komunikasi
yang dibentuk dengan bahasa rupa yang cenderung paling banyak dilakukan
oleh anak.
Ekspresi bebas meliputi banyak kegiatan fisik dan proses mental. Bermain
merupakan ekspresi bebas yang paling jelas yang ada pada anak-ana,
merupakan sesuatau yang dihasilkan oleh anak-anak yang paling murni.
Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh
kehidupan. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk
permainan, kegiatan jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, permainan
dalam kelompok dan lainnya merupakan gerakan – gerakan yang berusaha
mencari perpaduan antara proses mental dan gerak fisik.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir.
Namun bakat yang terpupuk sejak awal akan lebih baik perkembangannya,
sebaliknya, meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka akan pudarlah bakat
tersebut.
Istilah estetis di sini identik dengan keindahan. Semua cita rasa keindahan
terpusat pada kesenangan dan merupakan pengalaman subyektif. Subyektif
dalam arti sulit untuk ditentukan tolak ukurnya. Oleh sebab itu, perlu untuk
mengembangkan cita rasa keindahan dalam rangka membuat utuh
perkembangan pribadinya dan meningkatkan pengalaman serta kepekaan akan
rasa keindahan.
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, Ida Siti dan Iriaji. 1998. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
Sumanah, Anah. 20011. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah
Dasar.http://spendajalaksana.blogspot.com/2011/10/pendidikan-seni-rupa-di-sekolah-
dasar.html diunduh 16 Maret 2012.
http://cahisisolo.com/artikel/seni/fungsi-dan-tujuan-seni-rupa.html diunduh 7 Maret 2012.