2017
MODUL 08
Modul 8 Dasar-Dasar Perencanaan Alur dan Bangunan Sungai
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Dasar-Dasar Perencanaan Alur dan Bangunan Sungai
sebagai materi inti/substansi dalam Pelatihan Perencanaan Teknis Sungai. Modul
ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara
(ASN) di bidang sumber daya air.
Modul dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai disusun dalam 3 (tiga)
bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan
modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan
dalam memahami dan menerapkan materi dasar-dasar perencanaan alur dan
bangunan sungai. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................viii
PETUNJUK PENGGUNAAN....................................................................................x
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Deskripsi Singkat................................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..................................................................2
E. Estimasi Waktu...................................................................................................3
MATERI POKOK 1 PERENCANAAN ALUR SUNGAI............................................4
1.1 Perencanaan Alur Air/Saluran............................................................................4
1.1.1 Dasar-Dasar Perencanaan Alur............................................................4
1.1.2 Prosedur untu Perencanaan Alur..........................................................4
1.1.3 Rumus Kecepatan.................................................................................4
1.1.4 Koefisien Kekasaran Manning...............................................................5
1.2 Perencanaan Bentuk Alur..................................................................................5
1.2.1 Perencanaan Rute Alur.........................................................................5
1.2.2 Trase Alur..............................................................................................6
1.2.3 Bentuk Pertemuan Alur..........................................................................6
1.2.4 Tanggul Terbuka (Pelimpah Samping)..................................................7
1.2.5 Tanggul Penghubung Gunung..............................................................7
1.3 Sungai Buatan (Galian)......................................................................................7
1.3.1 Definisi Sungai Buatan (Galian)............................................................7
1.3.2 Pembuatan Sungai Buatan (Galian)......................................................8
1.4 Elevasi Banjir Rencana......................................................................................9
1.4.1 Elevasi Banjir Rencana..........................................................................9
1.4.2 Elevasi Banjir Rencana Anak Sungai pada Ruas Pengaruh
Pembendungan (Back Water Effect).....................................................9
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 8 Dasar-Dasar Perencanaan Alur dan Bangunan Sungai
A. Soal..................................................................................................................53
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.......................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 8 Dasar-Dasar Perencanaan Alur dan Bangunan Sungai
DAFTAR TABEL
5
16
17
26
31
38
45
DAFTAR GAMBAR
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi viii
Modul 8 Dasar-Dasar Perencanaan Alur dan Bangunan Sungai
6
6
7
8
8
9
13
14
14
14
15
16
16
16
17
18
18
20
23
23
24
25
26
27
.............................................................................................. 28
28
29
29
30
31
32
34
35
35
35
36
37
41
45
47
PETUNJUK PENGGUNAAN
Deskripsi
Modul dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai ini terdiri dari 3 (tiga)
materi pokok. Materi pokok pertama membahas perencanaan alur sungai. Materi
pokok kedua membahas perencanaan bangunan sungai. Materi pokok ketiga
membahas hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan alur dan
bangunan sungai.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan
baik materi dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai yang merupakan
materi inti/substansi dari Pelatihan Perencanaan Teknis Sungai. Untuk menambah
wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi yang
berkaitan dengan dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai dari
sumber lainnya.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan diskusi, tanya jawab dan studi kasus.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan mampu
memahami dan menerapkan dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai
dalam kaitannya dengan perencanaan teknis sungai.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan penanganan sungai secara secara struktural (structural-methods)
diperlukan jenis dan jumlah bangunan-bangunan prasarana sungai beserta
kelengkapannya dengan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhannya.
Jenis bangunan sungai ditinjau dari fungsinya bangunan yang telah dikenal,
antara lain adalah tanggul, tembok banjir, pengarah arus/krib, perkuatan tebing,
ambang datar, dll. Sedangkan jenis bangunan ditinjau dari material bahan
bangunan pembentuknya, yang telah dikenal antara lain kayu, timbunan tanah
dipadatkan, tumpukan batu, pasangan batu, beton/ beton bertulang, baja, dll.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai dasar-dasar
perencanaan alur dan bangunan sungai dalam kaitannya dengan perencanaan
teknis sungai.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan
mampu memahami dan menerapkan dasar-dasar perencanaan alur dan
bangunan sungai dalam kaitannya dengan perencanaan teknis sungai.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu :
a. Menjelaskan tentang perencanaan alur sungai,
b. Menjelaskan tentang perencanaan bangunan sungai,
c. Menjelaskan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan
alur dan bangunan sungai.
h. Pintu air,
i. Terowongan sungai.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan alur dan bangunan sungai
a. Penanganan drainase lokal,
b. Penanganan muara sungai.
E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Dasar-Dasar Perencanaan Alur Dan Bangunan Sungai” ini adalah
16 (enam belas) jam pelajaran (JP) atau sekitar 720 menit.
Sebagai rumus kecepatan rerata, rumus Manning harus digunakan secara umum.
Rumus Manning :
Pertimbangan diatas tidak diperlukan apabila debit banjir rencana anak sungai
sangat kecil jika dibandingkan dengan sungai induk dan pengaruh pertemuan
terhadap sungai indukpun kecil.
Contoh 1 Contoh 2
Gambar I.2 - Pertemuan 2 (dua) alur sungai
Gambar I.5 - Sket denah alur by-pass dan saluran banjir (floodway)
Gambar I.6. Sket penampang melintang tipikal alur by-pass dan saluran
banjir (floodway) - penampang bersusun
1.5.3 Lebar Alur Aliran untuk Debit Kecil (M.A.R = muka air rendah) dan
kedalaman Alur untuk Aliran Debit Banjir (M.A.T = muka air tinggi)
Lebar palung sungai untuk aliran debit air kecil (low flow) dan elevasi debit air
banjir/air tinggi (high water) harus ditentukan berdasarkan pertimbangan :
Pemeliharaan alur,
Frekuensi terjadinya banjir (elevasi muka air tinggi), dan
Penggunaan alur sungai pada saat elvasi muka air tinggi (banjir).
1.6 Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!
1. Sebutkan prosedur perencanaan alur!
2. Jelaskan secara ringkas apa yang dimaksud dengan sudetan dan saluran
banjir!
3. Ditentukan berdasarkan pada apa saja ketinggian muka air banjir rencana?
1.7 Rangkuman
Alur air direncanakan mengikuti kaidah bahwa debit yang lewat tidak boleh
melebihi debit banjir rencana. Perencanaan alur sungai meliputi :
Perencanaan alur air/saluran
Perencanaan bentuk alur
Sungai buatan (galian)
Elevasi banjir rencana
Bentuk penampang melintang dan memanjang sungai
MATERI POKOK 2
PERENCANAAN BANGUNAN SUNGAI
2.1 Tanggul
2.1.1 Bentuk Tipikal Penampang Melintang Tanggul
Tanggul yang lengkap adalah tanggul dengan ketinggian dan bentuk tampang
yang dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi banjir rencana dan dilengkapi
dengan konstruksi perkuatan lereng (revetment) dan perlindungan kaki tanggul,
yang dibangun sesuai kebutuhan.
Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana
disebut tinggi jagaan (free board).
Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Supaya dipilih suatu penampang basah sungai yang paling efektif dengan
kapasitas pengaliran maksimum.
b. Agar trase tanggul searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan
terjadinya belokan yang tajam.
c. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak deras, diusahakan agar kurva
alirannya stabil.
d. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin
dengan alur sungai, dihindarkan adanya perubahan lebar sungai yang
mendadak. Diusahakan agar bantaran cukup lebar, sehingga jarak antara tepi
alur sungai dan kaki tanggul cukup jauh.
Gambar II.3 - Rencana trase tanggul dari Aliran sungai berbelok-belok tajam
(meandering)
Bila harus memperbesar tanggul lama, maka perbesaran harus diupayakan dibuat
di sisi daratan.
Bila harus dibuat disisi air (disebabkan karena kondisi alinyemen tanggul yang ada
atau bila memerlukan alur cukup luas untuk muka air tinggi/banjir), maka hal ini
dapat dilakukan pada kondisi sungai cukup lebar.
Keterangan :
HWL = High Water Level atau
MAT = Muka air Tinggi/Muka Air Banjir
Elevasi puncak tanggul = Elevasi maka air banjir rencana + tinggi jagaan
Untuk bagian anak sungai yang terkena pengaruh back-water (pengaruh muka air
pada sungai induk), tinggi tanggul tidak boleh kurang dari tinggi tanggul sungai
induk. Hal ini juga berlaku bila tidak ada bangunan fasilitas pengendalian aliran
balik.
Tabel 2.1 - Daftar nilai tinggi jagaan untuk beberapa debit banjir rencana
Debit Banjir Rencana (m3/detik) Tinggi Jagaan (m)
Gambar II.6 - Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada
pertemuan dengan sungai utama
Gambar II.7 - Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada
pertemuan dengan sungai utama yang terpengaruh aliran balik (reverse
flow)
Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak
tanggul ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai
utama : Lebar ini juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi
tanggul dari tanah kurang dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat
dihindari karena alasan topografi, dsb.
tersedia seluruhnya atau sebagian, atau bila perbedaan tinggi antara tanggul
dan permukaan tanah daratan kurang dari 0,6 m :
1. Lebar minimal 3 m
2. Tinggi bersih 4,5 m atau lebih
Gambar II.11 - Ilustrasi tinggi jagaan tanggul dan lebar pada tanggul khusus
dimana elevasi muka air pasang lebih tinggi dari banjir rencana) harus lebih tinggi
dari :
a. Elevasi (ketinggian) yang disebut pada Tabel 2.1, atau
b. Elevasi dari ketinggian muka air pasang rencana ditambah kenaikan tinggi
uprush (karena gelombang) yang dipakai sebagai bahan pertimbangan.
Lebar puncak di tentukan dengan mempertimbangkan struktur dari tanggul, dan
lebar puncak yang telah diuraikan sebelumnya.
Tinggi dan lebar puncak tanggul ditepi danau harus di spesifikasikan seperti di
bawah ini, terlepas dari spesifikasi pada Tabel 2.1, dan Tabel 2.2. di atas.
a. Tinggi ditentukan dengan pertimbangan tinggi banjir rencana, uprush, tiupan
angin, dan sebagainya.
b. Lebar puncak di tentukan dengan pertimbangan tinggi tanggul dan kondisi
daerah sekitarnya.
Bila spesifikasi pada uraian sebelumnya sukar sekali diterapkan (karena kondisi
topografi atau alasan khusus lainnya), struktur berikut ini dapat digunakan, di luar
spesifikasi tersebut.
pada ketinggian muka air banjir rencana (elevasi diatas elevasi muka air pasang
rencana untuk bagian tanggul yang dipengaruhi oleh air pasang) :
Apabila masih tetap sulit, maka digunakan struktur serupa yang berdiri sendiri,
menggunakan beton, sheet piles baja dan sebagainya.
Revetment untuk aliran muka air tinggi/banjir yang dipasang pada tanggul, disebut
pelindung tanggul (levee revetment).
sungai, sebuah tempat yang mempunyai angin dan gelombang di sekitar muara
sungai dan sebagainya dan pada sungai dengan aliran yang deras.
Revetment untuk aliran lambat harus dibuat setinggi elevasi yang diperlukan,
disesuaikan dengan keadaan alur air.
Dasar revetment harus diletakkan cukup dalam didalam tanah (ditanam) agar
aman terhadap pengaruh gerusan dasar sungai pada terjadi aliran-aliran dengan
elevasi muka air tinggi (waktu terjadi banjir).
sungai.
Ketinggian puncak pelindung kaki tidak akan lebih dari ketinggian dasar sungai
rencana (ketinggian dasar sungai yang ada, jika ketinggian dasar sungai yang ada
lebih rendah dari pada ketinggian dasar sungai rencana). Namun juga untuk hal
yang sama tidak harus diterapkan, apabila tidak tepat saat ada anggaran yang
sesuai dari besarnya kedalaman air kondisi dasar, dll.
Gambar II.15 - Garis rembesan air, (A) menunjukkan muka air pada kondisi
banjir (MAT), (B) garis rembesan yang aman
Apabila garis rembesan keluar dari tubuh tanggul tanah, akan terjadi rembesan
(aliran air) keluar sehingga terjadi erosi buluh (piping) yang akan menyebabkan
kelongsoran dan keruntuhan tubuh tanggul.
Dimensi tanggul harus direncanakan agar menjamin terjadinya garis rembesan air
pada kondisi yang aman seperti ditunjukkan pada Gambar II.15 B.
cara meredam energi yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai
dan bersamaan dengan itu mengendapkan sedimen yang terkandung dalam
aliran.
2. Krib impermeabel
Krib dengan konstruksi tipe impermeabel ini disebut krib padat, karena air
tidak dapat mengalir melalui krib. Krib ini dipergunakan untuk membelokkan
arah arus sungai dan kareanya sering terjadi gerusan cukup dalam didepan
ujung krib tersebut atau bagian sungai dihilir nya.
3. Krib semi permeabel
Krib semi permeabel ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeabel dan krib
padat.
Umumnya akan lebih menguntungkan, apabila elevasi mercu krib dapat dibuat
serendah mungkin, ditinjau dari segi keamanan terhadap gaya-gaya yang berat
dari arus sungai.
Elevasi mercu ujung krib sebaiknya sekitar 0,5 - 1,0 m di atas elevasi rata-rata
permukaan air rendah. Adapun kemiringan puncak krib biasanya dibuat 1/20 -
1/100 kearah ujung.
Kedua ujung suatu tubuh ambang dasar sungai akan dimasukkan secukupnya
dalam tanggul, alur muka air tinggi, dll.
Pada bagian hilir dari sebuah bangunan ambang dasar, harus dilengkapi lantai
Keamanan terhadap piping dapat dijamin apabila : C = L/H > angka dalam
Tabel harga kritis C/H .
Dimana : C = nilai rayapan (creep ratio)
L = panjang lintasan aliran air rembesan
Jika h1> h2 dan l2 < h1 + h2, maka L = l1 + h1 + l2 + h2 + l3
Jika angka L yang dikehendaki tidak dapat diperoleh hanya dari tubuh
ambang, kekurang annya dapat dicapai dengan menambahkan panjang lantai
lindung.
Lane :
LW = 1/3 (l1 + l2 + l3) + 2 (H1 + h2)
CW = LW/H
CW = nilai banding rayapan seimbang harus > angka pada tabel berikut :
(Dasar sungai yang turun, fondasi cukup masih cukup stabil - jembatan
jalan raya jembatan Nongsa, Batam)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penetapan lokasi, formasi & dimensi
bendung:
a. Bendung penyadap diusahakan kehulu, agar bendung tidak terlalu tinggi.
b. Bendung pembagi debit banjir, dekat percabangan sungai.
c. Diusahakan pada ruas sungai yang lurus dengan penampang yang konstan
(perubahan kecepatan aliran tidak terlalu drastis).
d. Pada ruas yang alurnya relatif stabil, dan perubahan dasar sungai tidak
mencolok.
e. Pengaruh air balik (back water) akibat pembendungan tidak terlalu jauh kehulu.
f. Terletak pada tanah pondasi yang baik.
Namun hal ini dapat dipasang dalam bentuk potongan aliran saat ini, di lokasi
penyempitan aliran (bottleneck) di daerah pegunungan atau jika diketahui bahwa
di lokasi itu tidak terlalu mengganggu pengendalian banjir dipandang dari kondisi
sungai, kondisi topografi dan sebagainya.
2.7.2 Arah
Arah dari sluiceway, pada prinsipnya harus pada sudut yang tepat pada alinemen
tanggul.
Untuk tujuan drainasi, ketinggian harus ditetapkan sesuai dengan elevasi dasar
sungai atau elevasi fondasi saluran yang dihubungkan.
Untuk tujuan drainasi, debit drainasi harus ditentukan dengan membuat analisa
terhadap drainase lokal yang didasarkan atas curah hujan dalam daerah
tangkapan yang harus dialirkan oleh pintu air, oleh sungai induk dan drainase
lokal.
Hal yang sama tidak harus diterapkan jika lebar dalam sebesar dua kali tinggi
dalam (bersih) atau lebih.
Pintu air (gate) harus direncanakan menurut tujuan konstruksi, tetapi harus tidak
menghalangi aliran air sungai pada saat muka air tinggi (banjir).
Gambar II.32 - Sket penampang melintang & memanjang bagian pintu air
2.10 Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan tanggul yang lengkap?
2. Sebutkan cara peningkatan tanggul!
3. Sebutkan dan jelaskan tipe ambang!
2.11 Rangkuman
Bangunan/prasarana sungai adalah suatu konstruksi bangunan/prasana yang
berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian
sungai. Perencanaan bangunan sungai meliputi :
Tanggul
Perkuatan tanggul
Pencegahan kebocoran/rembesan
Penahan gerusan
Ambang dasar
Bendung
Saluran air dan gorong-gorong
Pintu air
Terowongan sungai
MATERI POKOK 3
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERENCANAAN ALUR
DAN BANGUNAN SUNGAI
Dimana :
e = biaya tahunan
I = biaya pembangunan proyek konstruksi
i = bunga tahunan
n = umur fasilitas (20 tahun untuk pompa, 50 tahun untuk semua fasilitas
teknik
lainnya)
(Total tinggi head pompa) = (tinggi head pompa kasar) (total kehilangan tinggi
air dalam pipa) + (kecepatan, debit, tinggi air)
Tipe pompa dan ukuran pompa ditetapkan berdasarkan total tinggi head
pompa dan jumlah debit yang diperlukan.
3.3 Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Hal-hal apa saja yang dijadikan pertimbangan untuk menetapkan metode
penanganan muara sungai?
2. Sebutkan bangunan yang diperlukan untuk perbaikan sungai disekitar muara
sungai!
3. Berdasarkan pada apa saja penetapan skala prioritas pompa drainase?
3.4 Rangkuman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan alur dan bangunan sungai
diantaranya :
Penanganan drainase lokal
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam kegiatan perencanaan teknis sungai diperlukan perencanaan alur dan
bangunan sungai.
Alur air direncanakan mengikuti kaidah bahwa debit yang lewat tidak boleh
melebihi debit banjir rencana. Perencanaan alur sungai meliputi :
Perencanaan alur air/saluran
Perencanaan bentuk alur
Sungai buatan (galian)
Elevasi banjir rencana
Bentuk penampang melintang dan memanjang sungai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan alur dan bangunan sungai
diantaranya :
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas
lanjutan untuk dapat memahami detail perencanaan teknis sungai sehingga bisa
menerapkan perencanaan teknis sungai secara baik dan bijaksana.
EVALUASI FORMATIF
A. Soal
1. Berikut ini merupakan jenis bangunan sungai ditinjau dari fungsinya,
kecuali .....
a. tembok banjir
b. tumpukan batu
c. ambang datar
d. krib
e. perkuatan tebing
2. Fungsinya adalah untuk membuat kemiringan dasar sungai menjadi kecil serta
mencegah gerusan dasar sungai dengan cara lebih melandaikan kemiringan
dasarnya guna mengurangi gaya tarik alirannya. Fungsi tersebut merupakan
fungsi dari bangunan .....
a. bendungan
b. krib
c. tanggul
d. perkuatan lereng
e. ambang dasar sungai
e. peninggian tanggul
Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
memahami dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai dalam kaitannya
dengan perencanaan teknis sungai. Proses berbagi dan diskusi dalam kelas dapat
Istiarto, Dr, Ir, M. Eng, JTSL FT Universitas Gadjah Mada - Urgensi Rehabilitasi
Groundsill (2008).
Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan
Pantai, Satker Direktorat Sungai dan Pantai - Perencanaan Teknik Sungai -
Juni 2011.
River Bureau, Ministry of Construction Japan - Manual for River Works in Japan
(Planning) 1994.
GLOSARIUM
Garis sempadan sungai : Garis batas kiri kanan saluran yang menetapkan
daerah yang dibutuhkan untuk keperluan
pengamanan saluran.
Palung Sungai (river : Cekungan yang terbentuk oleh aliran air secara
channel) alamiah, atau galian untuk mengalirkan sejumlah
air tertentu.
Sudetan (short-cut) : Alur baru yang dibuat di luar alur sungai lama
untuk keperluan-keperluan pengelak aliran,
penurunan muka air banjir, dan pembangunan
bendung/ bendungan.
KUNCI JAWABAN
Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.
Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut:
Gorong-gorong (culvert)
Pintu air (gate)
Pekerjaan galian (buatan), dll