a. Paragraf
b. Fakta dan Opini
c. Ringkasan dan Kesimpulan
d. Huruf Kapital
e. Kata Berimbuhan dan Kata Depan
f. Pemakaian kata “pun”
g. Pemakaian Tanda Baca
h. Jenis-jenis Majas
i. Singkatan dan Akronim
A. Paragraf
Paragraf (Alinea) adalah sekumpulan kalimat yang padu (koheren) dan memiliki kesatuan gagasan.
Dalam suatu paragraf terdapat kalimat utama dan kalimat penjelas.
- Gagasan Utama (Ide Pokok) adalah pokok pikiran paragraf yang merupakan dasar pengembangan
paragraf.
- Kalimat Utama adalah kalimat yang menjadi inti dari sebuah paragraf dan berisi gagasan utama.
- Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
D. Huruf Kapital
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat
Contoh:
• Perjalanan masih teramat jauh.
• Bagaimana ini bisa terjadi?
• Kita harus bekerja keras.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan
Contoh:
• Kitab suci umat Islam adalah Alquran.
• Allah Yang Maha Pengasih
• Ya Tuhan, bimbing hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang yang
diikuti nama orang
Contoh:
• Sultan Ageng Tirtayasa
• Haji Agus Salim
• Doktor Mohammad Roem
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh:
• Abimanyu Dharmawasesa
• Jenderal Kancil
• Alexandre Volta
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
• Menteri Keuangan Sri Mulyani
• Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan
• Gubernur Papua Barat
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
Contoh:
• bangsa Indonesia
• bahasa Jepang
• suku Asmat
- Imbuhan yang berupa sisipan (di antaranya: -el, -em, dan -er). Sisipan adalah
imbuhan yang diletakkan di tengah-tengah kata dasar.
Contoh:
• gemetar : getar + (-em)
• jelajah : jajah + (-el)
• serabut : sabut : (-er)
- Imbuhan yang berupa akhiran (di antaranya -kan, atau -i, -an, -kah)
Contoh:
• datangkan : datang + (-kan)
• datangi : datang + (-i)
• lapangan : lapang + (-an)
• benarkah : benar + (-kah)
- Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran (di antaranya me-kan, pe-an, se-nya)
Contoh:
• membanggakan : (me-) + bangga + (-kan)
• pengaduan : (-pe) + adu + (-an)
• sebaik-baiknya : (-se) + baik-baik + (-nya)
- Kata yang diawali dengan huruf “K, T, S, P” jika mendapat imbuhan me-, huruf
tersebut luluh, kecuali konsonan rangkap
Contoh:
• (me-) + kabar + (-kan) : mengabarkan
• (me-) + pukul : memukul
• (me-) + tulis : menulis
• (me-) + prakasa + (-i) : memprakarsai
Kata depan, seperti di, ke dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
• Di mana dia sekarang?
• Mari kita berangkat ke sekolah
• Cincin itu terbuat dari emas
Penulisan kata depan dan di dan ke harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Untuk
membedakan kata depan dan imbuhan di dan ke, sebagai berikut:
Kata Depan Imbuhan
diikuti keterangan tempat diikuti kata kerja, sifat, benda
dapat dipadankan dengan ke. tidak dapat dipadankan dengan ke.
Contoh: Contoh:
di sekolah = ke sekolah ditulis ¹ ketulis
tidak dapat dipadankan dengan me. dapat dipadankan dengan me.
Contoh: di sekolah ¹ me sekolah Contoh: ditulis = menulis
2. Majas Pertentangan
Majas yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang oenulis
curahkan dalam sebuah kalimat.
a. Majas Litotes
Merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, berkebalikan dengan kenyataan yang
sebenarnya
Contoh:
Jika berkenan, singgahlah ke gubug kami. Gubug pada kalimat tersebut berarti rumah.
b. Majas Paradoks
Majas yang membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikan
Contoh:
Di dalam riuh suasana, aku terasing dan merasa sepi.
3. Majas Sindiran
Majas yang tujuannya untuk menyindir seseorang, perilaku atau suatu kondisi tertentu
a. Majas Ironi
Majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada
Contoh:
Bagus sekali tulisan tanganmu, sampai aku tak bisa membacanya
b. Majas Sinisme
Majas yang menyampaikan sindiran secara langsung
Contoh:
Suaramu nyaring sekali membuat telingaku sakit mendengarnya
c. Majas Sarkasme
Majas yang menyampaikan sindiran secara kasar
Contoh:
Lukisanmu jelek seperti lukisan anak kecil!
4. Majas Penegasan
Majas yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran
ataupun kejadian.
Contoh:
a. Majas Repetisi
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat
Contoh:
Sebagai manusia kita harus senantiasa bersyukur, bersyukur, dan bersyukur atas segala karunia-
Nya
b. Majas Retorika
Gaya bahasa yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab
Contoh: Apakah kita harus masuk kerja pada hari Minggu?