Anda di halaman 1dari 5

PEMAHAMAN BACAAN

a. Paragraf
b. Fakta dan Opini
c. Ringkasan dan Kesimpulan
d. Huruf Kapital
e. Kata Berimbuhan dan Kata Depan
f. Pemakaian kata “pun”
g. Pemakaian Tanda Baca
h. Jenis-jenis Majas
i. Singkatan dan Akronim

A. Paragraf
Paragraf (Alinea) adalah sekumpulan kalimat yang padu (koheren) dan memiliki kesatuan gagasan.
Dalam suatu paragraf terdapat kalimat utama dan kalimat penjelas.
- Gagasan Utama (Ide Pokok) adalah pokok pikiran paragraf yang merupakan dasar pengembangan
paragraf.
- Kalimat Utama adalah kalimat yang menjadi inti dari sebuah paragraf dan berisi gagasan utama.
- Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama sebagai berikut:


- Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada awal paragraf
- Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf
- Paragraf Campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal dan diakhir paragraf
atau tersebar pada seluruh kalimat

B. Fakta dan Opini


- Fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar terjadi. Biasanya berdasarkan dengan data dan peristiwa
nyata.
- Opini adalah perkiraan, pikiran, atau pendapat seseorang yang belum diketahui kebenarannya.

C. Ringkasan dan Kesimpulan


- Ringkasan adalah penyajian bacaan yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif,
mempertahankan urutan isi dan sudut pandang bacaan dengan mengambil inti sari bacaan itu tanpa
mengubah struktur wacana
- Pendapat akhir yag diperoleh dari data atau uraian yang telah disampaikan sebelumnya

D. Huruf Kapital
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat
Contoh:
• Perjalanan masih teramat jauh.
• Bagaimana ini bisa terjadi?
• Kita harus bekerja keras.

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung


Contoh:
• “Nanti sore aku akan ke rumahmu,” katanya.
• Ibu bertanya, “Mengapa tugasmu belum kamu kerjakan?”
• Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan
Contoh:
• Kitab suci umat Islam adalah Alquran.
• Allah Yang Maha Pengasih
• Ya Tuhan, bimbing hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang yang
diikuti nama orang
Contoh:
• Sultan Ageng Tirtayasa
• Haji Agus Salim
• Doktor Mohammad Roem

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh:
• Abimanyu Dharmawasesa
• Jenderal Kancil
• Alexandre Volta

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
• Menteri Keuangan Sri Mulyani
• Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan
• Gubernur Papua Barat

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
Contoh:
• bangsa Indonesia
• bahasa Jepang
• suku Asmat

E. Kata Berimbuhan dan Kata Depan


Imbuhan merupakan awalan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
bentuk dasarnya. Imbuhan biasanya digunakan untuk membuat kalimat lebih logis. Imbuhan dapat
dibedakan sesuai penempatannya, yaitu:
- Imbuhan yang berupa awalan (di antaranya: me-, di-, ter-, ber-)
Contoh:
• memakan : (me-) + makan
• diminum: (di-) + minum
• terbuka: (ter-) + buka
• berlayar: (ber-) + layar

- Imbuhan yang berupa sisipan (di antaranya: -el, -em, dan -er). Sisipan adalah
imbuhan yang diletakkan di tengah-tengah kata dasar.
Contoh:
• gemetar : getar + (-em)
• jelajah : jajah + (-el)
• serabut : sabut : (-er)

- Imbuhan yang berupa akhiran (di antaranya -kan, atau -i, -an, -kah)
Contoh:
• datangkan : datang + (-kan)
• datangi : datang + (-i)
• lapangan : lapang + (-an)
• benarkah : benar + (-kah)

- Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran (di antaranya me-kan, pe-an, se-nya)
Contoh:
• membanggakan : (me-) + bangga + (-kan)
• pengaduan : (-pe) + adu + (-an)
• sebaik-baiknya : (-se) + baik-baik + (-nya)
- Kata yang diawali dengan huruf “K, T, S, P” jika mendapat imbuhan me-, huruf
tersebut luluh, kecuali konsonan rangkap
Contoh:
• (me-) + kabar + (-kan) : mengabarkan
• (me-) + pukul : memukul
• (me-) + tulis : menulis
• (me-) + prakasa + (-i) : memprakarsai

- Kata berimbuhan yang bentuk dasarnya merupakan gabungan kata, berikut


penulisannya
Contoh:
• diberi awalan : bertanggung jawab
• diberi akhiran : tanda tangani
• diberi awalan dan akhiran : memberitahukan

- Penulisan gabungan kata


• Penulisannya dipisah, jika setiap unsurnya dapat berdiri sendiri
Contoh: tanda tangan, tangan dingin, tanggung jawab
• Penulisannya disambung, jika salah satu unsurnya merupakan unsur terikat, tidak dapat berdiri
sendiri
Contoh: antarkota, prasejarah, nonIndonesia, segitiga, belasungkawa, bilamana, adakalanya,
peribahasa, kilometer, sukarela, daripada
• Kata maha jika diikuti dengan kata dasar, penulisannya serangkai, kecuali kata esa. Jika diikuti
dengan kata berimbuhan, penulisannya terpisah. Kata maha jika diperuntukkan Tuhan diawali
huruf kapital, termasuk kata yang mengikutinya.
Contoh: mahasiswa, Tuhan Yang Mahakasih, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha
Penyayang

Kata depan, seperti di, ke dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
• Di mana dia sekarang?
• Mari kita berangkat ke sekolah
• Cincin itu terbuat dari emas

Penulisan kata depan dan di dan ke harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Untuk
membedakan kata depan dan imbuhan di dan ke, sebagai berikut:
Kata Depan Imbuhan
diikuti keterangan tempat diikuti kata kerja, sifat, benda
dapat dipadankan dengan ke. tidak dapat dipadankan dengan ke.
Contoh: Contoh:
di sekolah = ke sekolah ditulis ¹ ketulis
tidak dapat dipadankan dengan me. dapat dipadankan dengan me.
Contoh: di sekolah ¹ me sekolah Contoh: ditulis = menulis

F. Pemakaian kata “pun”


- Kata “pun” ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
• Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana
• Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia
• Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku

- Kata “pun” yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.


Contoh:
• Dia tetap semangat walaupun lelah
• Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan
• Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
G. Pemakaian Tanda Baca
Tanda baca dapat diartikan sebagai tanda untuk mebuat sebuah frasa menjadi padu dan baku. Tanda baca
dalam penulisan Bahasa Indonesia dapat memberikan makna dalam bacaan atau dalam sebuah kalimat.
- Tanda baca titik (.)
Tanda baca titik digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat. Tanda baca titik biasanya terletak pada
akhir untuk memberi kesan kalimat tersebut berhenti atau selesai.
Contoh:
• Perkenalan yang singkat itu membawa kebahagiaan semua orang.
• Lebih baik diam daripada saling menyakiti.
• Langkahnya lunglai ketika melihat hasil pengumuman yang sudah ditempel.

- Tanda baca titik dua (:)


Tanda baca titik dua digunakan untuk sebuah percakapan/dialog, serta dapat digunakan untuk
menentukan jenis barang.
Contoh:
• Ibu membeli sayur-sayuran seperti: bayam, tomat, dan terong.
• Ike : “Tulislah namamu di kertas ini dan masukkan ke dalam kaleng.”
Yesi : “Baiklah, mana kertasnya?”

- Tanda baca koma (,)


Tanda baca koma sering digunakan untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat. Selain itu,
tanda koma juga digunakan untuk menjelaskan atau memberikan jarak pada jenis suatu zat. Pada
kalimat langsung tanda baca koma juga berperan penting dengan dipasangkan tanda petik (“….”)
untuk memberi kesan percakapan langsung.
Contoh:
• Berbagai macam pulau yang ada di Indonesia, di antaranya adalah Jawa, Bali, Sumatra, dan
Kalimantan
• Ayah membaca koran, sedangkan kakak mendengarkan radio.
• Ridwan mengatakan, “Aku akan pergi ke sekolah.”

- Tanda garis miring (/)


Tanda garis miring adalah tanda yang digunakan untuk nomor dalam surat. Tanda untuk
memisahkan antarnomor dalam surat. Tanda miring bisa juga diartikan atau, tanda ini dapat
digunakan untuk pernyataan pilihan.
Contoh:
• Nomor: 259/SMA/III/2021
• Tidak ada pilihan selain mengikuti keinginan orang tua/keluar dari rumah itu.

- Tanda tanya (?)


Tanda tanya adalah tanda yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Kata yang diakhiri dengan
kata tanya membutuhkan sebuah jawaban. Contoh kata tanya adalah apa, siapa, di mana, bagaimana,
mengapa, dan kapan.
Contoh:
• Apa yang dimaksud dengan pelangi?
• Siapa penemu telepon?
• Bagaimana proses terbentuknya pelangi?

- Tanda seru (!)


Tanda seru dapat digunakan untuk sebuah kalimat perintah. Tanda seru dapat memberi kesan bahwa
kalimat tersebut memberikan perintah maupun larangan. Tanda seru dapat digunakan dalam kalimat
langsung maupun kalimat tidak langsung.
Contoh:
• Jangan duduk di atas bangku itu!
• “Tolong, ambilkan buku itu!” kata Ismi.
H. Jenis-jenis Majas
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif
dan kias. Majas bersifat tidak sebenarnya alias kias ataupun konotasi.
1. Majas Perbandingan
Majas yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain
melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun pergantian.
a. Majas Personifikasi
Majas ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia
Contoh:
Ombak lautan menari-nari memukai hati setiap yang memandangnya
b. Majas Metafora
Majas yang meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan
dalam bentuk ungkapan
Contoh:
Karena kecerdasannya, Rudi menjadi anak emas para guru di sekolah
c. Majas Hiperbola
Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal
Contoh:
Saat bernyanyi, suaranya menggetarkan seluruh ruangan

2. Majas Pertentangan
Majas yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang oenulis
curahkan dalam sebuah kalimat.
a. Majas Litotes
Merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, berkebalikan dengan kenyataan yang
sebenarnya
Contoh:
Jika berkenan, singgahlah ke gubug kami. Gubug pada kalimat tersebut berarti rumah.
b. Majas Paradoks
Majas yang membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikan
Contoh:
Di dalam riuh suasana, aku terasing dan merasa sepi.

3. Majas Sindiran
Majas yang tujuannya untuk menyindir seseorang, perilaku atau suatu kondisi tertentu
a. Majas Ironi
Majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada
Contoh:
Bagus sekali tulisan tanganmu, sampai aku tak bisa membacanya
b. Majas Sinisme
Majas yang menyampaikan sindiran secara langsung
Contoh:
Suaramu nyaring sekali membuat telingaku sakit mendengarnya
c. Majas Sarkasme
Majas yang menyampaikan sindiran secara kasar
Contoh:
Lukisanmu jelek seperti lukisan anak kecil!

4. Majas Penegasan
Majas yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran
ataupun kejadian.
Contoh:
a. Majas Repetisi
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat
Contoh:
Sebagai manusia kita harus senantiasa bersyukur, bersyukur, dan bersyukur atas segala karunia-
Nya
b. Majas Retorika
Gaya bahasa yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab
Contoh: Apakah kita harus masuk kerja pada hari Minggu?

Anda mungkin juga menyukai