MUH. ILHAM
D111 15 022
Muh. Ilham
NIM. D111 15 022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Simulasi Komputasi Nays2DH-iRIC pada
Bangunan Melintang di Saluran Meander”, sebagai salah satu syarat
yang diajukan untuk menyelesaikan studi. sebagai salah satu syarat yang
diajukan untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik Departemen
Teknik Sipil Universitas Hasanuddin.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk
dan perhatian dari dosen pembimbing. Maka dalam kesempatan kali ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, M.T., selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
2. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Wihardi Tjaronge S.T., M.Eng., dan Dr. Eng.
Muhammad Isran Ramli, S.T., M.T. selaku ketua dan sekertaris
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Saleh Pallu, M.Eng, selaku dosen
pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan mulai dari awal penelitian hingga
selesainya penulisan ini.
4. Bapak Dr. Eng. Mukhsan Putra Hatta, S.T., M.T., selaku dosen
pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya.
5. Seluruh dosen Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
6. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Sipil, staf dan karyawan
Fakultas Teknik serta staf dan asisten Laboratorium Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Penulis
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................v
ABSTRACT..................................................................................................vi
DAFTAR ISI................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................xiii
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................2
D. Manfaat Penelitian...........................................................................3
E. Batasan Masalah.............................................................................3
F. Sistematika Penulisan.....................................................................4
B. Saluran Terbuka..............................................................................6
B. Pengumpulan data........................................................................22
D. Perancangan Simulasi..................................................................24
F. Skenario Running..........................................................................38
A. Data Penelitian..............................................................................39
B. Analisis Karakteristik.....................................................................41
A. Kesimpulan....................................................................................81
B. Saran.............................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................83
DAFTAR GAMBAR
persegi......................................................................................32
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Koefisien Kekasaran Manning (n)................................................14
A. Latar Belakang
utama (primer) yang menampung air dari saluran sekunder dan tersier.
untuk mengalir secara gravitasi. Artinya, air mengalir dari hulu ke hilir. Ada
sama halnya dengan meander pada bagian sungai. Aliran air pada bagian
melindungi bagian luar dari saluran atau bagian tebing pada sungai
sungai.
Pada penelitian ini simulasi dibuat dengan menggunakan software
maka dari itu penulis menuangkannya dalam bentuk penulisan tugas akhir
B. Rumusan Masalah
diatas maka permasalahan yang akan di teliti pada studi ini adalah
C. Tujuan Penelitian
Nays2DH 3.0
D. Manfaat Penelitian
3.0
E. Batasan Masalah
debit bervariasi 0.338 m3/s, waktu running 500 detik, aliran seragam
tinjauan 20 m.
persegi empat
Secara umum penulisan tugas akhir ini terbagi dalam lima bab.
BAB 1. PENDAHULUAN
akhir ini.
Pada bab berisi mengenai konsep teori yang digunakan sebagai landasan
Pada bab ini menguraikan hasil simulasi dari software IRIC, yang dapat
Bab ini memuat kesimpulan singkat mengenai hasil analisa yang diperoleh
dari tebing sungai kearah tengah guna mengatur arus sungai dan tujuan
dan kedalaman air pada alur sungai, mengonsentrasikan arus sungai dan
bangunan yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai
dampak positif yang besar jika dibangun secara benar dan sesuai dengan
B. Saluran Terbuka
2003).
bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel flow).
fluida itu adalah udara dan air dimana kerapatan udara jauh lebih
Menurut Dr. Ir Erizal, M. Agr (2013), zat cair yang mengalir pada
menganyam. Sungai lurus terjadi pada daerah yang belum stabil dan
terjal dengan butiran yang seragam dan mempunyai alur yang berpindah-
pindah, jadi pada setiap musim sungai ini dapat berubah bentuk.
(DAS) serta kemiringan saungai. Bentuk tebing, dasar muara dan pesisir
Tiny, 2013).
bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel flow).
saluran terbuka.
Daties (2012) tipe aliran pada saluran terbuka ada 4 macam yaitu:
Sungai pada umumnya memiliki tipe aliran tetap (steady flow) dan
Rs
Re=U . (1)
v
Dengan:
Achmadi, 2001).
maka alirannya disebut subkritis, dan jika kecepatan alirannya lebih besar
daripada kecepatan kritis, alirannya disebut superkritis. Persamaan untuk
U
Fr = (2)
√ g.h
Dengan:
Fr = Bilangan Froude
Q
U= (3)
A
Dengan:
A=b . h (4)
Dengan:
berbagai faktor. Dalam memilih nilai n yang sesuai untuk berbagai kondisi
yang relatif rendah dan butiran kasar memiliki nilai n yang tinggi.
aliran.
saluran.
memperbesar nilai n.
penyebarannya.
Taraf air dan debit, nilai n pada saluran umumnya erkurang bila
dapat pula besar pada taraf air yang tinggi bila dinding saluran
radius hidrolik (R), dan koefisien kekasaran saluran (n). Untuk satuan
dimana,
N Harga n
Tipe Saluran dan Jenis Bahan
o Min. Normal Maks.
Beton
Gorong-gorong lurus dan bebas dari kotoran 0,010 0,011 0,013
Gorong-gorong dengan lengkungan dan
1 0,011 0,013 0,014
sedikit kotoran/gangguan
Beton dipoles 0,011 0,012 0,014
Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,013 0,015 0,017
Tanah, lurus dan seragam
Bersih baru 0,016 0,018 0,020
2 Bersih telah melapuk 0,018 0,022 0,025
Berkerikil 0,022 0,025 0,030
Berumput pendek, sedikit tanaman 0,022 0,027 0,033
Saluran alam
Bersih lurus 0,025 0,030 0,033
Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045
3
Banyak tanaman pengganggu 0,050 0,070 0,080
Dataran banjir berumput pendek-tinggi 0,025 0,030 0,035
Saluran di belukar 0,035 0,050 0,070
Sumber: Bambang Triatmojo, Hidraulika II
C. Meander Sungai
arus sungai yang terhalang pohon atau dinding batuan keras pada tebing
sungai. Garis arus yang terbentur ke salah satu sisi tebing sungai akan
perpindahan alur yang awalnya lurus menjadi belok dan mengikis tepi
sungai. Selain itu, tanpa adanya penghalang aliran tepi sungai tetap
indeks sinuositas dengan rasio 1.1 – 1.5 merupakan berliku, dan indeks
suatu belokan akan menghalami suatu gaya sentrifugal yaitu gaya yang
pada permukaan lebih besar dari kecepatan di dekat dasar, maka akan
15% dari kecepatan pada arah utama aliran dengan ciri bahwa di dekat
1. Nays2DH
2. FaSTMECH
3. SRM
4. Morpho2DH
5. Nays1D+
6. CERI1D
9. Mflow_02
10. River2D
11. NaysCUBE
12. NaysEddy
13. SToRM
14. Nays2DFlood
15. ELIMO
16. DHABSIM
17. EvaTRiP
dalam grid numerik lebih rendah dari elevasi air mula-mula pada
perhitungan.
8. Tanaman vegetasi dapat diperhitungkan/dianggap sebagai gaya
(iRIC) software.
B. Pengumpulan data
digunakan pada penelitian ini dibutuhkan beberapa data. Data yang akan
digunakan pada software iRIC adalah data geometri saluran, debit, slope,
tersebut terbuat dari beton yang sesuai dengan saluran yang berada di
Mulai
Menentukan :
1. Geometri Saluran
2. Debit Rencana
3. Waktu Simulasi
4. Kemiringan saluran
5. Bentuk Krib
Simulasi Matematik
Running Simulasi
Tidak
Mengeluarkan data
Pola Aliran
Ya
A
A
Analisis hasil:
Pola Aliran (Kecepatan Aliran, Bilangan
Froude, Kedalaman Aliran )
Selesai
D. Perancangan Simulasi
Gambar 6. Model 1
Gambar 7. Model 2
Gambar 8. Model 3
Gambar 9. Model 4
1. Tahap Pre-Processing
pilih toolbar Grid >> Select Algorithm to Create Grid, setelah itu pilih
Width yaitu lebar saluran dalam satuan meter, untuk lebar saluran
Direction yaitu jumlah grid pada arah lateral, pada pilihan ini masukkan
angka 10.
Pada Groups Bed and Channel Shape terdapat pilihan Initial Bed
Shape dan Channel Slope yaitu bentuk dasar saluran dan kemiringan
saluran. Pada Initial Bed Shape pilih Flat (no bar), sedangkan pada
pada menu Object browser. Lalu klik kanan pada obstacle, dan pilih Add
>> polygon. Buat bangunan melintang pada saluran dan ukuran dimensi
selama proses running. Klik kanan pada pilar yang sudah dibuat,
kemudian pilih Copy, lalu pilih Fixed or Movable Bed, klik OK.Selanjutnya
OK.
running klik kanan pada Fixed or Movable Bed, kemudian pilih Add >>
Type, yaitu tipe pemecahan masalah yang akan dipilih. Pada select solvet
time interval adalah interval waktu yang akan dimunculkan saat running.
Pada penelitian ini di gunakan 1 detik, Calculate time step adalah langkah
waktu kalkulasi yang akan digunakan. Pada penelitian ini di gunakan 0.01
running dengan cara klik menu Simulation >> Run atau dengan
menggunakan Ctrl+R.
Untuk melihat visual hasil running iRIC, pada menu object browser
(velocity), elevasi, tinggi muka air, froude number, dan arah aliran (arrow
velocity). Untuk pembahasan lebih lanjut dapat dilihat pada bab hasil dan
pembahasan.
F. Skenario Running
Aliran Seragam
0.338 0.013 0.001
( Unifrom flow)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Panjang saluran = 20 m
sisi dalam dan sisi luar meander dengan variasi perletakan bangunan.
Bangunan disimulasikan pada sisi dalam dan luar secara terpisah, dan sisi
No Debit ( m3/detik)
1 0.338
3. Geometri Saluran
akan dibagi menjadi beberapa grid, semakin kecil grid yang digunakan
pada saat simulasi maka data yang didapatkan akan semakin akurat.
Pada penelitian ini grid yang digunakan pada arah melintang sebanyak 10
Model 1 1.33717
Model 2 1.34171
0.1 Model 3 1.55138
Model 4 1.45888
Model 5 1.38098
Model 1 1.57737
Model 2 1.55158
0.338 45 0.2 Model 3 1.75535
Model 4 1.96106
Model 5 1.69796
Model 1 1.71474
Model 2 1.70322
0.3 Model 3 2.10009
Model 4 2.15258
Model 5 2.23388
Pada simulasi iRIC ini , dapat di lihat secara visual. Bahwa terjadi
percepatan aliran setelah adanya bangunan. Hasil simulasi dapat kita lihat
sebagai berikut:
saluran.
Gambar 39. Hasil Simulasi Kecepatan Aliran Model 2
kecepatan yang terjadi setelah bangunan, seperti yang terjadi pada model
sebelumnya. Kecepatan aliran yang tinggi terjadi pada sisi dalam meander
akibat dari adanya bangunan yang diletakkan disisi luar meander. Adapun
bertahap.
Gambar 42. Hasil Simulasi Kecepatan Aliran Model 5
di ujung meander.
Gambar 44. Hasil Simulasi Kecepatan Aliran Model 2
di ujung meander.
Gambar 45. Hasil Simulasi Kecepatan Aliran Model 3
melewati bangunan terakhir juga besar seperti yang terjadi pada model 3
dan 4, hal ini terjadi karena model 4 dan 5 juga diletakkan bangunan di
secara seri.
Sudut belokan meander 450 dengan ukuran bangunan 0.3 m
luar meander.
Gambar 49. Hasil Simulasi Kecepatan Aliran Model 2
yang pertama, kecepatan aliran yang tinggi berada pada sisi dalam
meander.
Gambar 50. Hasil Simulasi Kecepatan Aliran Model 3
setelah bangunan yaitu sekitar 2.9 m/s. Berdasarkan hal diatas dapat
melewati bangunan terakhir juga besar seperti yang terjadi pada model 3
dan 4, hal ini terjadi karena model 4 dan 5 juga diletakkan bangunan di
kedua sisi meander walaupun tidak seri seperti model 3 yang diletakkan
Angka
Froude
aliran
Sudut Ukuran Letak
setelah
Debit (m3/s) Belokan Bangunan Bangunan Jenis Aliran
melewati
Meander (o) (m) melintang
bangunan
melintang
(m/s)
Model 1 0.796591 Subkritis
Model 2 0.84694 Subkritis
0.1 Model 3 1.00475 Superkritis
Model 4 0.922746 Subkritis
Model 5 0.839418 Subkritis
Model 1 0.935935 Subkritis
Model 2 0.982931 Subkritis
0.338 45 0.2 Model 3 1.04791 Superkritis
Model 4 1.38717 Superkritis
Model 5 1.00379 Superkritis
Model 1 1.04607 Superkritis
Model 2 1.03372 Superkritis
0.3 Model 3 1.23269 Superkritis
Model 4 0.832269 Subkritis
Model 5 0.906983 Subkritis
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat hasil simulasi yang terdiri
sampai hilir saluran adalah aliran subkritis. Hal ini berarti dari hulu saluran
sampai hilir saluran memiliki kecepatan aliran yang tidak terlalu tinggi
angka froude yang lebih besar dibandingkan bagian luar. Hal ini terjadi
kurang dari 1. Setelah bangunan ketiga ada aliran yang merupakan aliran
kritis karena angka froudenya 1. Secara umum aliran yang terjadi pada
Gam
aliran yang ada adalah aliran subkritis. Aliran superkritis hanya terjadi
dari satu. Aliran krisitis hanya terjadi pada bagian dalam meander yang
Froude yang kurang dari 1. Aliran superkritis baru terjadi setelah melewati
bangunan ketiga.
Ga
tidak terlalu besar. Aliran setelah bangunan ketiga adalah aliran superkritis
Gam
tidak terlalu besar, tetapi aliran setelah bangunan ketiga berubah menjadi
superkritis.
Gambar 67. Hasil Simulasi Angka Froude Model 5
Kedalaman
Letak aliran setelah
Sudut belokan Ukuran
Debit (m3/s) Bangunan melewati
meander (o) Bangunan (m)
melintang bangunan
melintang (m)
Model 1 0.294838
Model 2 0.276266
0.1 Model 3 0.274998
Model 4 0.280008
Model 5 0.286872
Model 1 0.284676
Model 2 0.267951
0.338 45 0.2 Model 3 0.320072
Model 4 0.249864
Model 5 0.293157
Model 1 0.289361
Model 2 0.282698
0.3 Model 3 0.260646
Model 4 0.277133
Model 5 0.356765
0
Sudut belokan meander 45 dengan ukuran bangunan 0.1 m
meander.
angsur turun setelah melewati bangunan pertama kedua dan ketiga. Hal
bagian midlestream.
Gambar 71. Hasil Simulasi Kedalaman Aliran Model 4
mewati bangunan.
bagian midlestream di sisi dalam meander. hal ini terjadi karena bangunan
terjadi setelah bangunan ketiga dimana aliran pada daerah tersebut juga
tinggi.
aliran pada sisi dalam meander pada saat melewati bangunan pertama.
Tetapi sebelum bangunan ketiga kedalaman aliran kembali naik dan turun
pada sisi dalam meander setelah melewati bangunan pertama dan kedua.
secara berangsur-angsur. Hal ini sama dengan yang terjadi pada model 3
aliran pada saat itu juga tidak terlalu besar. Perubahan kedalaman yang
secara selang-seling.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
bahwa:
sisi meander saja. jika diletakkan dikedua sisi secara seri akan
setelah bangunan.
B. Saran
bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, R.J. 2002. Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa. Andi Yogyakarta.