SINISTRA
Oleh:
NOVITA PERMATA SARI
012042030
2021
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN DENGAN
2. Keluhan utama:
Nyeri pada bagian kaki kiri, Terlihat bengkak pada bagian punggung kaki kiri,
terdapat vulnus laceratum pada bagian telapak kaki kiri di bawah ibu jari -+ 4 cm
dengan kedalam 1 cm ( luka bentuk vertical ) terlihat perdarahan aktif, darah terlihat
merembes.Terlihat vulnus laceratum di bagian telapak kaki antara ibu jari dan jari
telunjuk kaki kiri berbentuk horizontal dengan Panjang -+ 4 cm kedalaman 1 cm
perdarahan aktif, darah terlihat merembes.
3. Riwayat kesehatan/keperawatan:
a. Masa lalu:
Tidak ada riwayat penyakit .
Sekarang : keluhan post Kecelakaan lalu lintas,kaki kiri terlindas ban mobil, terlihat
pada bagian kaki kiri, khususnya di bagian punggung kaki kiri,bagian ibu jari dan
jari telunjuk terlihat bengkak, pada kuku jari tengah terlihat hamper terlepas, pada
telapak kaki kiri di bagian ibu jari terdapat luka terbuka dengan bentuk vertical
sepanjang -+ 4 cm dengan kedalaman 1 cm perdarahan aktif dan darah terlihat
merembes, terlihat luka pada bagian telapak kaki kiri antara ibu jari dan jari telunjuk
kaki kiri dengan bentuk horizontal sepanjang -+ 4 cm kedalama 1 cm perdarahan
aktif.
b. Keluarga:
Keluarga tidak ada yang riwayat penyakit lain.
4. Primary survey:
Airway : Tidak adanya sumbatan jalan nafas baik sumbatan jalan nafas
partial maupun sumbatan jalan nafas total.
Breathing : Tidak ada masalah pada system pernafasan pasien. Saat di
lakukan inspeksi tidak di temukan jejas di bagian sekitar dada, dada terlihat
simetris,pergerakan dan pengembangan dada kanan dan kiri sama saat pasien
bernafas,tidak ada retraksi diding dada saat pasien bernafas. saat dilakukan Palpasi tidak
teraba tulang yang menonjol, tidak teraba krepitas pada tulang iga,taktil fremitus getaran
antara dada kanan kiri sama. Perkusi suara sonor,Auskultasi suara nafas vesikuler , Rh -/-
, Wh -/- Rr : 20 x/mnt regular, sat Oksigen : 98 % tanpa oksigen tambahan, pasien tidak
terlihat sianosis.
Circulation : Pasien tidak terlihat sianosis, capillary refill < 2 detik, akral
hangat, TD : 130/80 mmhg N 92 x/mnt regular dan teraba kuat, auskultasi jantung BJ I
dan II normal.murmur -, gallop -,Terlihat bengkak pada bagian punggung kaki kiri,
terdapat vulnus laceratum pada bagian telapak kaki kiri di bawah ibu jari -+ 4 cm
dengan kedalam 1 cm ( luka bentuk vertical ) terlihat perdarahan aktif, darah terlihat
merembes.Terlihat vulnus laceratum di bagian telapak kaki antara ibu jari dan jari
telunjuk kaki kiri berbentuk horizontal dengan Panjang -+ 4 cm kedalaman 1 cm
perdarahan aktif, darah terlihat merembes.
Disability:
Kesadaran: Composmentis E: 4, M: 6, V: 5 , Pasien mengeluh nyeri pada bagian kaki
kiri yang terdapat luka robek, skala nyeri 5, nyeri terasa perih dan terasa nyut – nyutan,
nyeri terasa konstan.Pupil terlihat isokor , reflek cahaya +, Pasien dapat melakukan
intruksi yang di anjurkan oleh dokter, untuk menggerakan kaki kiri ( posisi menekuk )
pasien dapat melakukannya, hanya bila di anjurkan untuk menggerakan telapak kaki kiri
tidak bisa dilakukan oleh pasien dikarenakan terasa nyeri.
Exposure :
Suhu tubuh pasien dalam keadaan stabil, Suhu 36,9 akral hangat, saat dilakukan
exposure tidak terlihat jejas pada bagian tubung belakang dan bagian depan tubuh,
Terlihat bengkak pada bagian punggung kaki kiri, terdapat vulnus laceratum pada
bagian telapak kaki kiri di bawah ibu jari -+ 4 cm dengan kedalam 1 cm ( luka bentuk
vertical ) terlihat perdarahan aktif, darah terlihat merembes.Terlihat vulnus laceratum di
bagian telapak kaki antara ibu jari dan jari telunjuk kaki kiri berbentuk horizontal dengan
Panjang -+ 4 cm kedalaman 1 cm perdarahan aktif, darah terlihat merembes.
Data obyektif:
- Wajah pasien terlihat meringis kesakitan
- Kaki pasien sebelah kiri pada punggung
kaki terlihat bengkak, pada kuku jari
tengah kaki kiri terlihat hamper terlepas
- Terlihat luka terbuka pada bagian
telapak kaki di bawah ibu jari bentuk
vertical sepanjang 4 cm kedalaman 1
cm, perdarahan aktif, terlihat luka
terbuka pada bagian telapak kaki kiri
antara ibu jari dan jari telunjuk bentuk
horizontal sepanjang 4 cm kedalaman 1
cm, perdarahan aktif.
- Pasien mengeluh nyeri pada bagian kaki
kiri yang terdapat luka robek, skala
nyeri 5, nyeri terasa perih dan terasa
nyut – nyutan, nyeri terasa konstan.
- TD: 130/80 mmHg, N: 92 x/mnt, S: 36.9
o
C, Rr 20 x/mnt Sat O2 99 % tanpa O2
tambahan
Data obyektif:
- Terlihat luka terbuka pada bagian
telapak kaki di bawah ibu jari bentuk
vertical sepanjang 4 cm kedalaman 1
cm, perdarahan aktif, terlihat luka
terbuka pada bagian telapak kaki kiri
antara ibu jari dan jari telunjuk bentuk
horizontal sepanjang 4 cm kedalaman 1
cm, perdarahan aktif.
- Pasien mengeluh nyeri pada bagian kaki
kiri yang terdapat luka robek, skala
nyeri 5, nyeri terasa perih dan terasa
nyut – nyutan, nyeri terasa konstan.
- TD: 130/80 mmHg, N: 92 x/mnt, S: 36.9
o
C, Rr 20 x/mnt Sat O2 99 % tanpa O2
tambahan
- Kaki pasien sebelah kiri pada punggung
kaki terlihat bengkak, pada kuku jari
tengah kaki kiri terlihat hamper terlepas
Tgl/Jam : 22 Oktober 2021 jam 12:50 Diagnosa Medis : Close fraktur digiti I,II pedis PPJA
sinistra
Nyeri akut ( D.0077 ) berhubungan dengan : Tingkat nyeri menurun setelah diberikan asuhan 1. Managemen Nyeri
keperawatan selama 1 x 24 jam (L.08066) Observasi
Agen pencedera fisik (mis: fraktur, abses bakar, Iidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
terpotong, mengangkat berat, prosedure Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
operasi,trauma, latihan fisik berlebihan) Meningkat 1. Identifikasi skala nyeri
Menur Cukup sedang Cukup Menin 2. Identifikasi responsn nyeri non verbal
un menuru mening gkat
nkan kat
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
Kemampuan 1 2 3 4 5 memperingan nyeri
menuntaskan 4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
aktifitas
tentang nyeri
5. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Menurun 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Menin Cukup Sedang Cukup Menur
gkat mening menuru un hidup
kat n 7. Monitor keberhasilan terapi komplementer
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5 yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Meringis 1 2 3 4 5
Terapeutik
Sikap 1 2 3 4 5
protektif Berikan teknik non farmakologis untuk
Gelisah 1 2 3 4 5 mengurangi rasa nyeri (mis: TENS, hipnosis,
akupresure, terapi musik, biofeedback,terapi
Kesulitan 1 2 3 4 5 pijat,aroma terapi, teknik imajinasi
tidur
Menarik diri
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
1 2 3 4 5
bermain)
Berfokus pada 1 2 3 4 5 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
diri sendiri nyeri (mis :suhu ruangan, pencahayaan
Diaforesis 1 2 3 4 5 kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Perasaan 1 2 3 4 5
defresi Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
Perasaan takut 1 2 3 4 5 pemilihan strategi meredakan nyeri
cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5 Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
Perineterasa 1 2 3 4 5 nyeri
tertekanum
Uterus teraba Jelaskan strategi meredakan nyeri
1 2 3 4 5
bulat Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ketegangan 1 2 3 4 5
otot
Anjurkan menggunakan analgetik secara
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5 tepat
Ajarkan teknik non farmakologis untuk
Muntah 1 2 3 4 5 mengurangi rasa nyeri
Mual 1 2 3 4 5 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Pemberian analgetik
Membaik Observasi
Memb Cukup Sedang Cukup Menur
uruk membu menuru un
Identifikasi karakteristik nyeri (mis
ruk n :pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
Frekuensi 1 2 3 4 5 frekuensi, durasi)
nadi
Identifikasi riwayat alergi obat
Pola napas 1 2 3 4 5 Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis:
Tekanan darah
narkotoka, non narkotika atau NSAID)
1 2 3 4 5
dengan tingkat keparahan nyeri
Proses berfikir 1 2 3 4 5 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
Fokus 1 2 3 4 5 Monitor efektifitas analgesik
Funsi 1 2 3 4 5 Terapeutik
berkemih
Perilaku Diskusikan jenis analgetik yang disukai
1 2 3 4 5
untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu
Nafsu makan 1 2 3 4 5 Pertimbangkan infus kontinu, atau bolus
opioid untuk mempertahankan kadar dalam
Pola tidur 1 2 3 4 5 serum
Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respon pasien
Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
3. Intervensi Pendukung
Aromaterapi
Dukungan hipnosis diri
Dukungan pengungkapan kebutuhan
Dukungan koping keluarga
Dukungan meditasi
Edukasi aktifitas/istirahat
Edukais efek samping obat
Edukasi kesehatan
Edukasi manajemen stress
Edukasi perawatan stoma
Edukasi teknik napas
Kompres dingin/panas
Pemberian analgesik
Pemberian obat intravena, oral topikal
Pengaturan posisi
Teknik distraksi
Terapi pemijatan
Terapi sentuhan
Tgl/Jam : 22 Oktober 2021 / Jumat Diagnosa Medis : Close fraktur digiti I,II pedis PPJA
sinistra
Risiko infeksi ( D.0142 ) berhubungan dengan : Tingkat infeksi menurun setelah diberikan asuhan 1. Manajemen imunisasi/vaksinasi
Trauma Jaringan keperawatan selama 1x24 jam (L.14137) Observasi
Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
Kriteria hasil : alergi
Meningkat Identifikasi kontraindikasi pemberian
Menur Cukup Sedang Cukup Menin imunisasi (mis: realsi anafilaksis terhadap
un menuru mening gkat
n kat vaksin sebelumnya dan atau sakit parah
Kebersihan 1 2 3 4 5 dengan atau tanpa demam)
tangan
Kebersihan 1 2 3 4 5
Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan
badan ke pelayanan kesehatan
Menurun Terapeutik
Menin Cukup Sedang Cukup Menur Berikan suntikan pada bayi dibagian paha
gkat mening menuru un
kat rn anterolateral
Demam 1 2 3 4 5 Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis:
Kemerahan 1 2 3 4 5 nama produsen, tanggal kadaluarsa)
Nyeri 1 2 3 4 5 Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
Bengkak 1 2 3 4 5 yang tepat
Vesikel 1 2 3 4 5
Cairan berbau 1 2 3 4 5 Edukasi
busuk
Sputum 1 2 3 4 5 Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi,
berwarna jadwal, dan efek samping
hijau
Drainase
Informasikan imunisasi yang melindungi
1 2 3 4 5
purulen terhadap penyakit namun saat ini tidak
Piuria 1 2 3 4 5 diwajibkan pemerintah
Periode 1 2 3 4 5 Informasikan vaksinasi untuk kejadian
malaise
Periode 1 2 3 4 5 khusus mis rabies dan tetatnus
menggigil Informasikan penundaan pemberian
Letargi 1 2 3 4 5 imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
Gangguan 1 2 3 4 5
kogniti
imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang meyediakn vaksin
Membaik
Memb Cukup Sedang Cukup Memba
gratis.
uruk membu memba ik
ruk ik 2. Pencegahan infeksi
Kadar sel 1 2 3 4 5
darah putih Observasi
Kultur darah 1 2 3 4 5 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Kulture 1 2 3 4 5 sistemik
sputum
Kultur area
Terapeutik
1 2 3 4 5
luka Batasi jumlah pengunjung
Kultur feses 1 2 3 4 5 Berikan perawatan kulit pada area edema
Nafsu makan 1 2 3 4 5 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pad apasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondidi luka atau
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
3. Intervensi pendukung
Dukungan perawatan
Manajemen medikasi
Perawatan selang
Pemantauan nutrisi
Pemantauan tanda vital
wib - Pasien mengatakan nyeri berkurang sampai R/ Berguna untuk membedakan ketidaknyamanan pada luka / fraktur,
dan mencegah terjadinya komplikasi dan dapat meningkatkan
dengan hilang
keefektifan intervensi yang diberikan
- Pasien menunjukan sikap rileks dan santai
2. MengIdentifikasi skala nyeri
- Pasien mampu melakukan tindakan relaksasi
R/ Membantu dalam evaluasi kebutuhan dan ketidakefektifan
nafas dalam. intervensi, perubahan skala nyeri dapat mengidentifikasi komplikasi.
3. MengIdentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
R/ Dengan mengetahui factor yang memperberat dan memperingan
rasa sakit, dapat meberikan kenyamanan pada pasien.
4. Monitor efek samping penggunaan analgetik
R/ Mencegah terjadinya syok anafilaktik yang disebabkan oleh obat
analgetik.
5. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri :
Teknik relaksasi nafas dalam
R/ Dengan teknik relaksasi nafas dalam dapat melepaskan
ketegangan emosional dan ketegangan otot, Memfokuskan kembali
perhatian, dan dapat meningkatkan koping
6. Mengukur dan mengobservasi Tanda – tanda vital (Td,N,S,RR,Sat
O2 )
R/ Dengan meningkatkan tekanan darah dan peningkatan frekuensi
nadi Dapat mengidentifikasi rasa sakit akut dan ketidaknyamanan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu., Pemberian injeksi
ketorolac 30 mg iv
R/ Dibutuhkan untuk memberikan penghilang rasa nyeri atau
ketidaknyamanan.
Keterolac merupakan golongan obat antiinflamasi nonsteroid yang
bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia yang
menenyebabkan peradangan dan rasa nyeri.
EVALUASI
DO :
- Wajah pasien terlihat meringis kesakitan
- Kaki pasien sebelah kiri pada punggung kaki terlihat bengkak, pada
kuku jari tengah kaki kiri terlihat hampir terlepas
- Terlihat luka terbuka pada bagian telapak kaki di bawah ibu jari
bentuk vertical sepanjang 4 cm kedalaman 1 cm, perdarahan aktif,
terlihat luka terbuka pada bagian telapak kaki kiri antara ibu jari dan
jari telunjuk bentuk horizontal sepanjang 4 cm kedalaman 1 cm,
perdarahan aktif.
- Pasien mengeluh nyeri pada bagian kaki kiri yang terdapat luka robek,
skala nyeri 5, nyeri terasa perih dan terasa nyut – nyutan, nyeri terasa
konstan.
- TD: 130/80 mmHg, N: 92 x/mnt, S: 36.9 oC, Rr 20 x/mnt Sat O2 99 %
tanpa O2 tambahan
- Pada telapak kaki kiri luka bentuk Vertikal sudah dilakukan hacting 9
jahitan, darah sudah berhenti, Luka berbentuk horizontal sudah di
hacting 10 jahitan, darah sudah berhenti.pada kuku jari tengah kaki
kiri sudah dilakukan ekstraksi kuku.
- Setelah diberikan injeksi ketorolac 30 mg, nyeri berkurang. Skala
nyeri 4 , pasien lebih terlihat rileks bila kaki tidak digerakan.
- Kaki kiri terpasang bidai /elastis verban. Pasien mengatakan lebih
nyaman dan yeri berkurang.
A : Masalah nyeri akut teraatasi sebagian
P : Rencana di lanjutkan
Berikan obat analgetic ketorolac tab 3x1
Jumat Dx 2 Ds : Novita
22/10/21 - Pasien mengatakan badan tidak terasa demam
Jam 15:00 wib Do :
- TD: 130/80 mmHg, N: 92 x/mnt, S: 36.9 oC, Rr 20 x/mnt Sat O2 99 %
tanpa O2 tambahan
- Pada telapak kaki kiri luka bentuk Vertikal sudah dilakukan hacting 9
jahitan, darah sudah berhenti, Luka berbentuk horizontal sudah di
hacting 10 jahitan, darah sudah berhenti.pada kuku jari tengah kaki
kiri sudah dilakukan ekstraksi kuku.
- Luka dibersihkan dengan cairan Nacl 0,9 % dan di berikan antibiotic
sufratul sebelum di tutup dengan kasa steril.
- Balutan luka terlihat bersih , tidak ada rembesan darah
- Tidak ada tanda – tanda infeksi pada daerah luka.
- Memberikan injeksi tetagam P dengan dosis 250 IU/ml secara
subkutan pada lengan tangan kanan.
A : Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P : Rencana di lanjutkan
Informasikan kepada pasien tentang tanda dan gejala terjadinya infeksi
pada luka.
SECONDARY SURVEY
a. Pemeriksaan dari kepala hingga ke kaki ( Head to Toe) secara sistematis, periksa kembali tanda – tanda vital Td 120/90 mmh N : 80 x/mnt S
36,8 Rr 19 x/mnt Sat O2 : 99 % tanpa oksigen tambahan.
Mata : conjungtiva ananemis,sklera anikterik
Kepala : tidak ada kelaianan pada bagian kepala, tidak ada hematom , tidak ada luka pada bagian kepala.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada perdarahan pada daerah hidung
Mulut : Tidak ada perdarahan pada daerah mulut
Telinga : Tidak adanya perdarahan pada telinga, telinga bentuk simetris
Wajah : Tidak ada jejas di sekitar wajah, bentuk wajah simetris
Abdomen : Nyeri tekan Epigastric -, Tidak ada jejas pada bagian abdomen, abdomen teraba supel
Genitalia :Tidak ada perdarahan pervagina, tidak ada jejas di daerah genitalia.
Dada : Dada terlihat simetris, tidak teraba krepitasi pada bagian tulang iga, tidak ada jejas pada daerah dada.
Estermitas atas : tidak ada kelainan pada bagian ektermitas atas, tidak ada luka, tidak ada hematom.
Ekstermitas Bawah : Pada bagian kaki kiri ( punggung kaki kiri ) masih terlihat bengkak, kuku jari tengah sudah di lepas ( ektraksi
kuku ), sudah tidak terlihat luka robek pada bagian telapak kaki kiri, luka terlihat sudah di hacing dan tidak ada rembesan darah pada
bagian luka, luka terlihat sudah di balut dengan kasa steril dan elastis verban.
ANAMNESA
Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi
Medikasi : Tidk ada obat – obatan yang diminum sebelum terjadinya kecelakaan
Past Ilines : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit bawaan
Kesadaran Composmentis, GCS 15 E 4 M 6 V 5, akral hangat, wajah pasien tidak sianosis, kulit terlihat lembab, Pasien mengatakan
nyeri pada bagian kaki kriri, Nyeri skala 4 -5 , nyeri ringan sedang, nyeri timbul konstan, bertambah nyeri bila pasien melakukan gerakan
pada bagian kaki kiri, nyeri terasa perih dan terasa nyut – nyutan.
Pemeriksaan penunjang : Ro Ekstermitas bawah pedis Hasil : Fraktur digiti 1 – 2 pedis sinistra
Anjuran Rawat Inap untuk tindakan operasi
ANSIETAS
Tgl/Jam : 22 Oktober 2021 / 15:00 wib Diagnosa Medis : Close Fraktur digiti I, II Pedis PPJA
Sinistra
Ansietas ( D.0080 ) berhubungan dengan : Tingkat Ansietas menurun setelah diberikan asuhan 1. Reduksi Ansietas
Krisis situasional : Rencana Operasi keperawatan selama 1.x 24 jam ( L.09093 ) Obseravsi
Identifikasi saat tingkat anxietas berubah
Kriteria hasil : (mis. Kondisi, waktu, stresor)
Menurun Identifikasi pengambilan keputusan
Menin
gkat
Cukup
mening
Sedang Cukup
menuru
Menur
un
Monitor tanda-tanda anxietas (verbal non
kat n verbal)
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kebingungan
Verbalitasi
Terapetik
1 2 3 4 5
khawatir Ciptakan suasana terapeutik untuk
akibat kondisi menumbuhkan kepercayaan
yang dihadapi
Perilaku 1 2 3 4 5 Temani pasien untuk mengurangi
gelisah kecemasan, jika memungkinkan
Perilaku 1 2 3 4 5
tegang
Pahami situasi yang membuat anxietas
Keluhan 1 2 3 4 5 Dengarkan dengan penuh perhatian
pusing Gunakan pendekatan tenang dan meyakinkan
Anoreksia 1 2 3 4 5
Tempatkan barang pribadi yeng memberikan
kenyamanan
Palpitasi 1 2 3 4 5 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
Frekuensi 1 2 3 4 5
pernapasan Diskusikan perencanaan relistis tentang
Frekuensi 1 2 3 4 5 peristiwa yang akan dating
nadi
Tekanan darah 1 2 3 4 5 Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
Diaporesis 1 2 3 4 5 dialami
Informasikan secara factual mengenai
Tremor 1 2 3 4 5 diagnosis pengobatan dan prognosis
Pucat 1 2 3 4 5
Ajarkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
Anjurkan ntidak melakukan kegiatan yang
Membaik kompetitif, sesuai kebutuhan
Memb Cukup Sedang Cukup Memba Anjurkan mengungkapan perasan dan
uruk membu memba ik persepsi
ruk ik
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Latihan kegiatan pengalihanntuk mengurangi
ketegangan
Pola tidur 1 2 3 4 5 Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
Perasaan 1 2 3 4 5 Latih teknik relaksasi
keberdayaan
Kontak mata 1 2 3 4 5 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
Pola kemih 1 2 3 4 5 perlu
Orientasi 1 2 3 4 5
2. Terapi Relaksasi
Observasi
Identifikasi penurunan energy,
ketidakmampuan berkonsentrasiatau gejala
lain yang mengganggu kemampuan kognitif
Identifikasi relaksasi yang pernah efektif
digunakan
Identifikasi kesediaan, kemampuan,
penggunaan teknik sebelumnya
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
Terapetik
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahyaan dan suhu
ruang nyaman, jika diperlukan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan anlgetik atau tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat dan batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia (mis. Music,
meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif)
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
Demostrasikan dan teknik relaksasi (mis.
Napas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
3. Intervensi Pendukung
Bantuan kontrol marah
Biblioterapi
Dukungan emosi
Dukungan hipnosis diri
Dukungan kelompok
Dukungan keyakinan
Dukungan memaafkan
Dukungan pelaksanaan ibadah
Dukungan pengungkapan kebutuhan
Dukungan proses berduka
Intervensi krisis
Konseling
Manajemen demensia
Persiapan pembedahan
Teknik distraksi
Terapi hipnosis
Teknik imajinasi terbimbing
Teknik menenangkan
Terapi biofeedback
Terapi diversional
Dst....
DAFTAR PUSTAKA
Departments Australasian College For Emergency Medincine. (2016). Guidelines On The Implementation Of The Australasian Triage Scale
In Emergency. Australia.
SPGDT. (2020). Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: AGD Dinkes Provinsi DKI Jakarta.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta:
DPP PPNI.
Smeltzer & Bare’s. (2017). Text Book of Medical Surgical Nursing Volume 2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins