Anda di halaman 1dari 44

1

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

Di
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 5
1. NANDA REZQIAH (PO7247319032)
2. M. RAFLI (PO7247319028)
3. ANNISA EDY SETIADI (PO7247319009)
4. HASPINAH (PO72473190
5. MIRANTI (PO72473190
POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DII KEPERAWATAN TOLITOLI

Tahun ajaran 2021/2022


2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepadaTuhan yang Maha Esa karena rahmat-Nya kami dapat
bekerja sama untuk menyelsaikan makalah tentang ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta
pengetahuan tentang hal-hal dasar yang kita butuhkan sebagai manusia di dalam
kehidupan. Kamijuga sangat menyadari didalam makalah ini banyak sekali kekurangan
bahkan jauhdari kata sempurna.Maka dari itu skami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk makalah kamiini agar dapat di perbaiki di tugas yang akan datang.
Semogamakalah yang sederhana ini mudah untuk di pahami bagi siapapun.Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan karena mengingat tidak
ada satupun yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan.
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Lingkup Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Teori Tentang Keluarga
1. Pengertian Keluarga
2. Tipe Keluarga
3. Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Perkembangannya
4. Fungsi Keluarga
5. Struktur Keluarga dan Sumber Daya Keluarga
6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
7. Keluarga Sejahtera
B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keluarga
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan, Prioritas dan Pembenaran
3. Intervensi Keperawatan Keluarga
4. Implementasi Keperawatan Keluarga
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga
6. Catatan Perkembangan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan penglihatan masih menjadi sebuah masalah di dunia. Angka
kejadian gangguan penglihatan di dunia cukup tinggi yakni mencakup 4,25 % dari
penduduk dunia atau sekitar 285 juta orang yang mana 86% diantaranya mengalami
gangguan penglihatan lemah dan 14% sisanya mengalami kebutaan. Gangguan
penglihatan itu disebabkan berbagai macam penyakit seperti gangguan refraktif
yang tidak terkoreksi (42%), katarak (33%), glaukoma (2%), trakoma (1%), diabetes
retinopati (1%), penyebab lain (18%).
Indonesia memiliki angka kebutaan tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Hasil
survey kesehatan indera penglihatan tahun 1993 –1996 menunjukkan angka
kebutaan 1,5 % dengan penyebab utama katarak (0,78%), glaukoma (0,20%),
kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit –penyakit lain yang berhubungan dengan
lanjut usia (0,38%) (Kemenkes, 2005).Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di
Indonesia katarak sebagai penyebab utama kebutaan.
Prevalensi katarak di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1,8%. Yang tersebar
di beberapa prpinsi seperti; Bali (11,0%), diikuti oleh DI Yogyakarta (10,2%) dan
Sulawesi Selatan (9,4%). sedangkan yangterendah dilaporkan di Papua Barat (2,0%)
diikuti DKI Jakarta (3,15%). Untuk Jawa Timur prevalensi terjadinya katarak 6%.( Ode
la sharif, 2013)
Menurut (Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI tahun 2014), Rasio
jumlah kebutaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 8.680 orang pada tahun
2013, dan di Kota Kupang sebanyak 260 yang telah mengikuti operasi katarak dari
berbagai daerah seperti Rote, Kab Kupang, Soe, Kefamananu, Atambua, Malaka,
TTS, TTU sedangkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota kupang
didapatkan dalam tahun tahun 2018-bulan mei 2019 terdapat 43 pasien dengan
katarak (22%) dari jumlah lansia di kota kupang.
Dari hasil pengkajian pada tahun 2019 jumlah lansia adalah 65 lansia yang
ada di UPT Budi Agung Kupang penulis. Data lansia yang mengalami gangguan
penglihatan berjumlah 28 (43,1%) dan yang tidak mengalami gangguan penglihatan
sebanyak 37 lansia (56,9%). Banyak pasien yang sulit beraktifitas karena
5
keterbatasan melihat dan banyak pasien yang masih kurang pengetahuan yang
berkurang.Hasil penelitian pada tahun 2017 jumlah lansia untuk di UPT Budi Agung
Kupang adalah 85 orang. Jika tidak dilakukan asuhan keperawatan yang baik pada
lansia dengan katarak akan ada banyak resiko yang terjadi pada lansia. Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus
“asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguann pengelihataan Pada Tn. Edi
Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli”.
B. Tujuan Penulisan Studi Kasus
1. Tujuan umum Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. E
dengan masalah gangguan penglihatan di RSU Mokopido Tolitoli, sesuai dengan
proses keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajianasuhan keperawatan pada Tn. E dengan gangguan
penglihatan di RSU Mokopido Tolitoli
b. Menetapkan/merumuskan diagnosa asuhan keperawatan pada Tn. E
dengan masalah gangguan penglihatan di RSU Mokopido Tolitoli
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. E dengan gangguan
penglihatan di RSU Mokopido Tolitoli
d. Mengimplementasikan asuhan keperawatan pada Tn. E dengan defisit
pengetahuan di RSU Mokopido Tolitoli
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Tn. E dengan gangguan
penglihatan di RSU Mokopido Tolitoli
C. Lingkup Penulisan
1. Tinjauan teori tentang keluarga
a. Pengertian Keluarga
b. Tipe Keluarga
c. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya
d. Fungsi Keluarga
e. Struktur Keluarga dan sumber daya keluarga
f. Tugas Keluarga di bidang kesehatan
g. Keluarga Sejahtera
2. Teori Asuhan keperawatan keluarga
a. Pengkajian Kelauarga : Apa saja yang harus dikaji dan penjelasannya
6
b. Analisa data dan Diagnosa Keperawatan, Prioritas dan pembenaran
c. Intervensi keperawatan keluarga
d. Implementasi Keperawatan keluarga
e. Evaluasi keperawatan keluarga keluarga
f. Catatan Perkembangan
3. Asuhan Keperawatan Lansia Rabun
a. Pengkajian keluarga
b. Analisa dan diagnosa keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi keoperawatan
7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjuan Teori Tentang Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat.Keluarga didefinsikan
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan
perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga
merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam
menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh
kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan upaya yang umum,meningkatkan perkembangan fisik
mental,emosional dan social dari tiap anggotakeluarga (Harnilawati,2013).
Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsistendan hubungan yang erat.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010)
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan sekumpulan
orang yang dihubungkan melalui ikatan perkawinan,darah,adopsi serta tinggal
dalam satu rumah.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Tipe keluargatradisional
1) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dananak.
2) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memilikianak
3) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak
yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
8
4) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang tidakmenikah
5) Extendedfamilymerupakankeluargayangterdiridarikeluargainti ditambah
dengan anggota keluargalainnya
6) 1Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah
dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
7) Kit-networkfamily,beberapakeluargayangtinggalbersamaandan
menggunakan pelayananBersama.
b. Tipe keluarga nontradisional
1) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang
tua dan anak tanpa adanya ikatanpernikahan.
2) Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatanperkawinan.
3) Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan
jenis kelamin tinggal satu rumah layaknyasuami-istri
4) Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup Bersama
tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan
darah dalam waktu sementara.(Widagdo,2016)
3. Tahap dan perkembangankeluarga
a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginningfamily)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu
suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk
keluarga baru.Suami istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu
mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari.Masing-masing pasangan
menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-
masing.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya.Misalnya kebiasaan makan, tidur,
bangun pagi, bekerja dan sebagainya.Hal ini yang perlu diputuskan adalah
9
kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah anak
yangdiharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim dan kepuasanbersama.
2) Menetapkan tujuanbersama;
3) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan kelompoksosial;
4) Merencanakan anak(KB)
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orangtua.
b.Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh
pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting.Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam
keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayi.Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran
bayi adalah pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua
pasangan tertuju pada bayi.Suami merasa belum siap menjadi ayah atau
sebaliknya. Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orangtua
2) Membagi peran dan tanggungjawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yangmenyenangan
4) Mempersiapkan biaya atau dana childbearing
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampaibalita
7) Mangadakan kebiasaan keagamaan secararutin.
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families withpreschool)
Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningatkan
pertumbuhannya.Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak
10
sangat bergantung pada orang tua.Kedua orang tua harus mengatur
waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami/istri, dan
ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi
arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan
keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar
kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan
kerja sama antara suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk
menstimulasi perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak
agar tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasaaman
2) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harusterpenuhi
3) Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga ( keluarga lain dan lingkungansekitar)
4) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap
palingrepot)
5) Pembagian tanggung jawab anggotakeluarga
6) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d.Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families withchildren)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat
sibuk.Selain aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan
minat sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda
dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas
perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah
dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik
aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Memberikanperhatiantentangkegiatansocialanak, pendidikan
dan semangat belajar
11
2) Tetapmempertahananhubunganyangharmonisdalam perkawinan
3) Mendoron anakuntukmencapai pengembangandaya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Manyesuaikanpadaaktifitaskomunitas dengan mengikutsertakan
anak.
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families withteenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengankeluarga.
3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan danpermusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching
centerfamilies)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah.Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga
atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.Keluarga
empersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan
tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri.Saat semua anak
meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa
kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-
anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini
orang tua perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai
12
pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengananak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluargabesar
2) Mempertahankan keintimanpasangan
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masatua
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada padakeluarga
6) Berperan sebagai suami istri, kakek, dannenek
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagianak-
anaknya.
g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.Pada tahap
ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah
minat sosial dan waktu santai
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
4) Keakraban dengan pasangan
5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
6) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan
keakraban pasangan
h.Tahap kedelapan keluarga usialanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia
lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor
tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan
sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan
fungsi kesehatan.Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
13
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.Usia lanjut umumnya lebih
dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama
anaknnya.
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik, dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review
6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian
(harmoko, 2012).
4. FungsiKeluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
a. FungsiAfektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
b. FungsiSosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada
anggota keluarga.
c. FungsiReproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidupmasyarakat.
d. Fungsiekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatankesehatan
Menyediakankebutuhanfisik-makanan, pakaian,tempattinggal, perawatan
kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010.
Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi keluarga
dalam delapan bentuk yaitu :
a. FungsiKeagamaan
14
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada
seluruh anggota keluarga.
3) Memberikancontohkonkritdalamhidupsehari-hari dalam pengamalan
dari ajaranagama.
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah ataumasyarakat.
5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai
pondasi menuju keluarga kecil bahagiasejahtera.
b. FungsiBudaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
1) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus-
menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif.
3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi
dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
15
4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
d. FungsiReproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga.
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. FungsiSosialisasi
1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagaikonflik dan
permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan seko lah maupun
masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan
mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang
tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. FungsiEkonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan
keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupankeluarga.
16
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluarankeluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras
danseimbang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dansejahtera.
g. Fungsi PelestarianLingkungan
1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal
keluarga.
2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan
eksternalkeluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi,
selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan
hidup masyarakat sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. (UU
No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994, dalam Setiadi 2008)
5. Struktur Keluarga dan Sumber Daya Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan.Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan
secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik.Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup,
adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu
mengulang isu dan pendapat sendiri.Komunikasi keluarga bagi pengirim
bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan
17
komunikasi tidak sesuai.Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi,
ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidakvalid.
1) Karakteristik pemberi pesan :
- Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
- Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
- Selalu menerima dan meminta timbalbalik.
2) Karakteristikpendengar
- Siapmendengarkan
- Memberikan umpanbalik
- Melakukanvalidasi
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi
sosial yang diberikan.Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal.Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status
sebagai istri/suami.
c. Strukturkekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power),
ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa
(coercive power), dan efektif power.
d. Struktur nilai dannorma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.
- Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan anggotakeluarga.
- Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalamkeluarga.
- Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. (Friedman, dalam
Harmoko hal 19;2012).
18
6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Keluarga berperan dalam memberikan perawatan kesehatan yang
terapeutik kepada anggota keluarga yang menderita suatu penyakit.Perawatan
adalah suatu usaha yang berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
seutuhnya (Depkes RI, 2008).Penelitian dari Prasetyawan (2008) secara umum,
penderita yang mendapatkan perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan
dariseseorang atau keluarga biasanya cenderung lebih mudah mengikuti
nasehat medis daripada penderita yang kurang mendapatkan dukungan sosial
(peran keluarga). Menurut La, Groca (1998) yang dikutip oleh Prasetyawan
(2008) bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam
pengelolaan medis pada salah satu anggota keluarga yang sakit.
a. Tujuan perwatan individu dalam konteks keluarga
1) Teratasinya masalah yang dihadapi individu yang ada kaitannya dengan
latar belakang keluarganya.
2) Teratasinya masalah yang dihadapi individu dengan dukungan, bantuan
atau pemeranan keluarga.
3) Terlaksananya pemberian asuhan keperawatan yang paripurna kepada
sasaran individu dari keluarganya, sebagai tindak lanjut pelayanan rawat
inap maupun jalan.
4) Meningkatkan kesadaran keluarga dan anggota keluarganya yang belum
mencari pelayanan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dasar
yang tersedia.
5) Meningkatkan kemampuan individu dan keluarganya dalam mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri.
b. Tugas keluarga di dalam menanggulangi masalah kesehatan: Menurut Bailon
dan Maglaya (1978) yang dikutip Efendi, F & Makhfudli (2009) secara umum
keluarga mampu melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berartidan karena kesehatnlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dan keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami
19
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga atau orang tua.
2) Memutuskan tindakan kesehatn yang tepat bagi keluarga Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai keadaan keluarga , dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang memepunyai kramampuan memeutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
3) Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit Ketika
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a) Keadaan penyakit
b) Sifat dan perkembangan perawat yang diperlukan untuk perawatan
c) Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga
e) Sikap keluarga terhadap yang sakit
4) Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat Ketika memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a) umber-sumber keluarga yang dimiliki
b) Manfaat pemeliharaan lingkungan
c) Pentingnya hiegiene sanitasi
d) Upaya pencegahan penyakit
e) Sikap atau pandangan keluarga
f) Kekompakan antra anggota keluarga
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat Ketika merujuk
anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-
hal berikut ini :
a) Keberadaan fasilitas kesehatan
b) Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
c) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
d) Pengalaman yang kuranmg baik terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
20
e) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkauoleh keluarga
7. Keluarga Sejahtera
Tahapan Keluarga Sejahtera
Tahapan Keluarga Sejahtera BKKBN mendefinisikan keluarga
berdasarkan konsep/pendekatan kesejahteraan keluarga, yaitu dengan
membagi kriteria keluarga ke dalam lima tahapan, yaitu keluarga
prasejahtera (KPS), keluarga sejahtera I (KS I), keluarga sejahtera II (KS II),
keluarga sejahteraIII (KS III), dan keluarga sejahtera III plus (KS III Plus).
Aspek keluarga sejahtera dikumpulkan dengan menggunakan 21 indikator
sesuai dengan pemikiran para pakar sosiologi dalam membangun keluarga
sejahtera dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menjadi
kebutuhan setiap keluarga. Faktor-faktor dominan tersebut terdiri dari :
pemenuhan kebutuhan dasar, pemenuhan kebutuhan psikologi, kebutuhan
pengembangan dan kebutuhan aktualisasi diri dalam berkontribusi bagi
masyarakat di lingkungannya. Dalam hal ini, kelompok yang dikategorikan
penduduk miskin oleh BKKBN adalah KPS dan KS I.Berikut ini adalah
indikator keluarga yang dapat dikategorikan sebagai keluarga sejahtera
sesuai dengan tingkat kesejahteraan menurut BKKBN (2017) yaitu:
a. Tahapan Keluarga Prasejahtera (KPS) Keluarga yang belum dapat memenuhi
salah satu dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga
sejahtera I.
b. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I)
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal
tetapi belum dapat kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga.
Indikatornya yaitu:
1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari ataulebih.
2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah danbepergian.
3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding
yangbaik.
4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke saranakesehatan.
5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
21
6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluargabersekolah.
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS II) Yaitu keluarga yang mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya (Psychologica needs), tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi. Adapun indikator keluarga sejahtera II (KS II) atau
indikator “kebutuhan psikologis (Psychologica needs) keluarga yaitu:
1) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanmasing-masing.
2) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur
3) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru dalamsetahun.
4) Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2 untuk setiap penghunirumah. e)
Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsimasing-masing.
5) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
memperolehpenghasilan.
6) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisanlatin.
7) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS III) Yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan keluarganya (develomental needs). Pada keluarga sejahtera
III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi,
adapun indikatornya yaitu:
1) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuanagama.
2) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.
3) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untukberkomunikasi.
4) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempattinggal.
5) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar, majalah, radio, tv,
internet.
22
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS III+) Yaitu keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangannya dam akuntabilitas diri (self esteem) telah terpenuhi,
adapun indikator keluarga sejahtera III plus yaitu:
1) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan
materil untuk kegiatansosial.
2) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusimasyarakat.
B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Data dasar
yang digunakan untuk mengkaji status keluarga :
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Sosial,Ekonomi,dan Budaya
c. Faktor Lingkungan
d. Riwayat Kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
e. Psikososial keluarga
Pada tahap ini hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum keluarga :
a) Data yang perlu dikaji antara lain: nama keluarga, amanat dan nomor
telepon, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar belakang budaya
(etnis), identifikasi religi, status kelas keluarga,
b) Tipe keluarga: menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut
c)Suku bangsa: mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan
d) Agama: mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
23
e) Status social ekonomi: status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga
lainnya.
f) aktivitas rekreasi: rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio
juga merupakan aktifitas rekreasi
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini: tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi
c)Riwayat keluarga inti: menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi :riwayat peyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga dan sumber pelayanan yang digunakan oleh
keluarga
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah: luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah
jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah
b) Karakteristik tetangga: menjelaskan mengenai karakteristik dari
tetangga dan komunitas setempat.
c)Mobilitas geografis keluarga: mobilitas geografis keluarga ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga: yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.Fasilitas mencakup
24
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat
4) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga: cara berkomunikasi antar anggota
keluarga, apakah langsung atau menggunakan perantara
b) Struktur kekuatan keluarga: kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku
c)Struktur peran: menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
d) Nilai dan Norma Keluarga: tentang nilai-nilai, norma yang dianut
keluarga, misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap anggota
keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif: gambaran anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya
b) Fungsi Sosialisasi: bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku
c) Fungsi perawatan kesehatan: sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga
yang sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep
sehat-sakit.
d) Fungsi Reproduksi: keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi Ekonomi: Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga
6) Stres dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
25
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah: hal yang eprlu
dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
c) Strategi koping: strategi apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional: dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga apabila menghadapi
permasalahan.
7) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik
8) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,keluarga atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis
cermat,memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggung jawab melaksanakannya. Ada 4 kriteria yang dapat
mempengaruhi penentuan prioritas masalah:
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
c. Potensi masalah bisa dicegah
d. Menonjolnya masalah
- Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
a) Problem atau masalah ( P )
b) Etiologi atau penyebab ( E )
c) Sign atau tanda ( S )
26
- Tipologi dari diagnosis keperawatan
a) Diagnosa Aktual
b) Diagnosa Resiko Tinggi
c) Diagnosa Potensial
- Daftar diagnose keperawatan berdasarkan NANDA,tahun 1995 , adalah sebagai
berikut :
a.Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan
b.Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
c. Diagnosa keperawatan keluarga pada struktur peran
d.Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif
e.Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi social
f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan
g. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
3. Perencanaan (Intervensi)
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang direncanakan
oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi maslah
kesehatan / masalah keperawatan yang telah diidentifikasikan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga:
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang menyeluruh tentang
masalah / situasi keluarga
b. Rencana yang baik harus realistic,artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan
d. Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga
e. Sebaiknya rencana keperawatan di buat secara tertulis.
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :
a. Menentukan sasaran ( goal )
b. Menentukan tujuan atau objektif
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
27
keluarga untuk mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini :
a. Menstimulasi atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
d. Membantu keluarga untuk menentukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Faktor-faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga
untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :
a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan
informasi yang keliru.
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap
c. Keliru
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau social
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan diakibatkan oleh factor-faktor berasal dari
petugas, antara lain :
a. Petugas cenderung kaku dan kurang fleksibel
b. Petugas kurang memberikan perhatian terhadap factor-faktor social budaya
c. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan untuk mengatasi
masalah yang rumit.
5. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan , dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
sumatif. Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang
diberikab baik kepada individu maupun keluarga adalah :
a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana
keluarga mengatasi masalah tersebut
28
b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai
c. Tentukan criteria dan standart untuk evaluasi
d. Tentukan teknik atau metode evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data
yang diperlukan
e. Bandingkan keadaan yang nyata dengan criteria dan standart untuk evaluasi
f. Identifikasi penyebab / pelaksanaan yang kurang memuaskan
g. Perbaiki tujuan berikutnya
Macam-macam evaluasi :
h. Evaluasi Kuantitatif
i. Evaluasi kualitatif
6. Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan: meliputi catatan pasien sejak pertama kali
menggunakan layanan kesehatan, meliputi catatan perkembangan kesehatan
masa lalu sampai sekarang, meliputi bio psiko, sosio dan spiritual.
Catatan perkembangan berisikan perkembangan/kemajuan dari tiap
masalah yang telah dilakukan tindakan, disusun oleh semua anggota yang
terlibat dengan menambahkan catatan perkembanga pada lembar yang sama.
Catatan perkembangan membentuk rangkaian informasi dalam sistem
pendekatan berorientasi masalah. Catatan ini dirancang sesuai dengan format
khusus untuk mendokumentasikan informasi setiap nomor dan judul masalah
yang sudah terdaftar. Catatan ini menyediakan suatu rekaman kemajuan pasien
dalam mengatasi masalah khusus, perencanaan dan evaluasi.
Catatan perkembangan pasien adalah semua catatan yang berhubungan
dengan keadaan pasien selama dalam perawatan.
Komponen dalam catatan perkembangan
Unsur-unsur :
Urutan yang harus ada dalam catatam perkembangan harus merefleksikan
proses keperawatan yang terdiri dari :
Diagnosa keperawatan apa saja yang telah dikaji data klinis pasien
intervensi keperawatan tujuan/respon pasien rencana lebih lanjut.
29
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA RABUN DENGAN LINGKUNGAN TIDAK


MENDUKUNG

A. Identifikasi umum keluarga


1. Pengkajian Keluarga
a. Nama : Tn. E
b. Umur : 39thn
c. Pekerjaan : PNS
d. Suku:Timor
e. Agama :KristenProtestan
f. Pendidikan: S1
g. Statusperkawinan:sudahmenikah
h. Alamat :Amarasi
i. Tgl pengkajian : 24 Juli 2021
j. Jam pengkajian : 08.30 WITA
2. Komposisi Keluarga
N Nama anggota L/ Hub. Umu Pendidik Pekerj Status Status
o keluarga P Dengan KK r an aan imuni keseh
sasi atan

1 Ny. N P Istri 38th S1 PNS Perna Sehat


P n h

2 An. F P Anak 17th SMP Pelaja Perna Sehat


n r h

3 Ny. A P Orang tua 61th SMP Tidak Perna Sehat


Tn. E n bekerj h
a

3. RiwayatKeluarga
a. Silsilahkeluarga(identifikasikakekataunenek,orangtua,paman,bibi,saudarak
andung,pasangan,anak-anak
30

Keterangan :
Laki–lakihidup

Laki–lakimeninggal
x

Perampuanhidup

x
Perampuanmeninggal

4. Tipe keluarga : ekstended family (keluarga besar), yaitu terdiri dari ayah, ibu, anak dan
nenek. Tidak ada masalah yang terjadi dengan tipe ini dikeluarga Tn. E
5. Suku/Bangsa : Timor/Indonesia. Keluarga berasal dari suku Timor, kebudayaan yang
dianut tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan, dan bahasa yang digunakan
sehari-hari bahasa Indonesia
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga Tn. E beragama
kristen. Setiap hari minggu keluarga Tn. E ke Gereja untuk melakukan ibadah serta
aktif mengikuti kegiatan agama yang ada. Dalam keluarga Tn. E tidak ada kepercayaan
yang bertentangan dengan kesehatan
7. Status sosial ekonomi keluarga :
Ayah : 4.000.000
Ibu : 3.500.000 +

7.500.000
Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :
Makan : 2.500.000
Listrik : 90.000 +

2.790.00
Apabila ada sisa uang maka keluarga akan menabungnya
8. RiwayatRekreasi
a. Hobi/minat: tenunkain
b. Keanggotaan klpk: tidakada
c. Liburan/perjalanan: TidakPernah
d. Aktivitas rekreasi keluarga : rekreasi digunakan untuk mengisi waktu kosong
seperti dengan menonton tv bersama
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga Tn. E saat ini
yaitu tahap perkembangan anak remaja, dengan anak tertua berusia 17thn
31
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : pada keluarga Tn. E semuanya
berjalan dengan baik dan harmonis. Komunikasi yang terbuka, kebebasan yang
bertanggung jawab, hub. intim dalam keluarga, persiapan sistem peran dan peraturan
u/ anggota keluarga
3. Riwayat keluarga : Tn. E menikah dengan Ny. N dan dikaruniai 1 anak, mereka
menetap di Amasari, mertua Tn. E meninggal pada umur 59thn karena kecelakaan
motor. Karena Ny. A tinggal sendiri maka Tn. E mengajak ibu Tn. E tinggal serumah,
dan sekitar 1thn yang lalu Ny. A mengalami rabun
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn. E mengatakan dalam keluarganya tidak
ada penyakit turunan, baru sekitar 1thn yang lalu ibunya mengalami rabun jauh. tn. E
juga mengatakan bahwa Ny. A jarang memakai kacamata karena Ny. A mengatakan
kurang nyaman jika menggunakan kacamata
C. LingkunganHidup
1. Karakteristik rumah : model rumah yang ditempati keluarga Tn. E rumah permanen
dan milik sendiri. Mereka sudah lama tinggal disana, rumah terdiri dari ruang tamu, 3
kamar, 1 ruangan dapur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan. Rumah Tn. E berlantai
keramik. Rumah Tn. E memiliki persentase 11% ventilasi dirumah. Ada beberapa
tempat yang pencahayaan dirumah Tn. E kurang yaitu di ruangan dapur dan ruangan
makan. Sumber air minum keluarga Tn. E dari membeli air pergalon, air minumnya
bersih, tidak berbau serta tidak berwarna. Pembuangan sampah/limbah air pada
keluarga Tn. E, seminggu sekali mobil truck mengangkat sampah rumah tangga, untuk
air limbah dibuang disaluran pembuangan. Rumah Tn. E memiliki jamban/wc. Jarak
sepitank dari sumber air bersih cukup jauh (>10meter).
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: tetangga Tn. E mayoritas bersuku Timor.
Tetangga Tn. E baik serta suka menolong. Kegiatan yang biasa dilakukan yaitu kerja
bakti di hari minggu
3. Mobilitas geografis keluarga : keluarga Tn. E tidak pernah pindah rumah ataupun
imigrasi
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tn. E bekerja dari pukul
08.00 WITA – 16.00 WITA sedangkan istri Tn. E bekerja dari pukul 07.00 WITA – 12.00
WITA, mereka biasanya berkumpul malam hari dengan menonton tv atau ngobrol-
ngobrol diruang tamu. Biasanya keluarga Tn. Juga bertamu kerumah tetangga
32
5. Sistem pendukung keluarga : jumlah anggota keluarga 4 orang, apabila salah satu
anggota sakit maka anggota keluarga lainnya akan mengantarnya ke pelayanan
kesehatan terdekat
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga : pola komunikasi keluarga Tn. E tidak menentu, karena
anggota keluarga mempunyai aktivitas yang berbeda dengan kegiatannya masing-
masing. Biasanya mereka berinteraksi saat malam hari dengan menonton tv atau
sekedar ngobrol diruang tamu. Interaksi antar keluarga adalah secara terbuka.
Sehingga saat ada masalah pada salah satu anggota keluarga dapat diselesaikan
secara musyawarah.
2. Struktur kekuatan keluarga : keluarga Tn. E berbicara selalu menatap mata lawan
bicara karena bagi keluarga Tn. E itu adalah tindakan yang sopan. Sifat komunikasi
keluarga Tn. E adalah terbuka sehingga tidak ada yang ditutupi satu sama lain. Bahasa
yang sering digunakan keluarga Tn. E adalah bahasa Indonesia
3. Struktur peran (formal dan informal) :
a. Tn. E
Formal : Tn. E berperan sebagai kepala keluarga. Tn. E bertanggung jawab dalam
menafkahi keluarganya
Informal : Tn. E berperan sebagai pembimbing istri, anak serta ibunya
b. Ny. N
Formal : Ny. N berperan sebagai IRT dan juga bekerja untuk membantu Tn. E
menafkahi keluarga
Informal : Ny. N selaku IRT juga berperan dalam mengatur kebutuhan rumah
tangga
c. An. F
Formal : An. F berperan sebagai anak dan melanjutkan pendidikan sesuai dengan
yang orang tuanya inginkan
d. Ny. A
Formal : Ny. A berperan sebagai ibu dari Tn. E
4. Nilai dan Norma Keluarga : nilai kebudayaan yang dianut oleh keluarga yaitu suku
Timor, keluarga sangat mendukung kebudayaan mereka seperti saling menghargai
satu sama lain dan berpakaian sopan. Keluarga menganut nilai-nilai baik secara sadar
maupun tidak, tidak ada konflik yang menonjol dari keluarga Tn. E
33
E. Fungsi Keluarga
1.Fungsi afektif : keluarga Tn. E selalu bersyukur dan bangga jika salah satu dari anggota
keluarganya berhasil. Tn. E akan sangat sedih jika anggota keluarganya gagal, sakit
ataupun meninggal. Tn. E saling menyayangi antara satu sama lain dan selalu menjaga
anggota keluarganya agar tidak terpengaruhi dalam hal yang kurang baik
2.Fungsi sosialisasi : Tn. E memperbolehkan anaknya bergaul tetapi Tn. E tetap
membatasi agar anaknya tidak terpengaruhi dalam pergaulan yang kurang baik.
Hubungan Tn. E dengan anaknya selalu baik-baik saja
3.Fungsi perawatan kesehatan keluarga:
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah : keluarga tn. E sudah mengetahui
penyakit yang diderita oleh ny. A. Rabun jauh adalah suatu kondisi saat benda yang
dekat tampak jelas, tetapi yang jauh tidak.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan : saat Ny. A mengatakan
pandangannya mulai mengabur maka anggota keluarga akan mengantar Ny. A ke
pelayanan kesehatan terdekat.
c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya : apabila Ny. A
mengatakn penglihatannya mengabur maka anggota keluarga akan mengantarkan ke
pelayanan kesehatan terdekat.
d. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan : Ny. A mengatakan makin
sulit melihat apabila sedang berada ditempat kurang pencahayaan.Rumah keluarga
Tn. E mempunyai ruangan yang kurang pencahayaan sehingga bisa terjadi resiko
jatuh.
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan : jika keluarga Tn. E
sakit maka anggota keluarga lainnya akan mengatarkan ke pelayanan kesehatan
terdekat.
4.Fungsi reproduksi : jumlah anak Tn. E 1 orang dan anaknya masih menempuh bangku
pendidikan
5.Fungsi ekonomi : Tn. E didukung dan dibantu oleh istrinya, sedangkan anaknya belum
bekerja dan ibu Tn. E sudah pensiun
RiwayatAlergiNy. A
b. Obat-obatan:Tidakada
c. Makanan:Tidakada
d. Kontak substansi: Tidakada
34
e. Faktorlingkungan:Tidakada
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stres jangka pendek : Ny. A mengatakan tidak ingin rabunnya bertambah parah
dan keluarga juga berharap seperti itu.
Stres jangka panjang : keluarga Tn. E mengatakan merasa cemas dengan kondisi
yang di alami oleh Ny. A
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor : keluarga
selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas atau pelayanan
kesehatan lainnya.
3. Strategi koping yang digunakan : anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah yang ada
4. Strategi adaptasi disfungsional : anggota keluarga Tn. E apabila sedang sakit maka
dibuat tidur atau istirahat.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Integumen

Lesi/luka :( )ya (√)tidak


Pruritus :( )ya (√)tidak
Perubahanpigmentasi :( )ya (√)tidak
Perubahantekstur :( √) ya ()tidak
Perubahanrambut :( √) ya ()tidak
Perubahan kuku :( √) ya ()tidak
Turgor elastis
Anemia :( )ya (√)tidak
Riwayattransfusidarah :( )ya (√)tidak
Kepala
Sakit kepala :( ) ya ( √ ) tidak
Trauma :( ) ya ( √ ) tidak
Pusing :( ) ya ( √ ) tidak
Gatal pada kulit kepala :( ) ya ( √ ) tidak
Mata
Perubahan penglihatan :( √ ) ya ( ) tidak
Kacamata/lensa kontak :( √ ) ya ( ) tidak
Nyeri :( ) ya ( √ ) tidak
Air mata berlebihan :( ) ya ( √ ) tidak
Bengkak sekitar mata :( ) ya ( √ ) tidak
35
Diplopia : ( ) ya ( √ ) tidak
Pandangan kabur : ( √ ) ya ( ) tidak
Fotofobia : ( ) ya ( √ ) tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir : 6 bln yang lalu
Tanggal pemeriksaan glukoma paling akhir : 6 bln yang lalu
Dampak pada penampilan ADL : sulit beraktifitas seperti menjemur pakaian
Telinga
Perubahanpendengaran :( )ya (√)tidak
Tinitus :( )ya (√)tidak
Sensitivitaspendengaran :( )ya (√)tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir :tidakada
Kebiasaanperawatantelinga : 1minggu2kali
DampakpadapenampilanADL:tidakada
Hidung:
Rinorea :()ya(√)tidak
Epistaksis :( )ya (√)tidak
Obstruksi :( )ya (√)tidak
Mendengkur :( )ya (√)tidak
Nyeripadasinus :( )ya (√)tidak
Riwayatinfeksi :( )ya (√)tidak
Mulutdantenggorokan:
Sakittenggorokan :( )ya (√)tidak
Lesi/ulkus :( )ya (√)tidak
Serak :( )ya (√)tidak
Perubahansuara :( )ya (√)tidak
Kesulitanmenelan :( )ya (√)tidak
Perdarahangusi :( )ya (√)tidak
Karies :( )ya (√)tidak
Alat-alatprotesa :( )ya (√)tidak
Riwayatinfeksi :( )ya (√)tidak
Tanggalpemeriksaangigipalingakhir:tidakada
Polamenggosokgigi:3kalisehari
Masalahdankebiasaanmembersihkan:.tidakada
Gigipalsu :( )ya (√)tidak
Leher
Kekuan :( )ya (√)tidak
Nyeri/nyeritekan :( )ya (√)tidak
Benjolan/massa :( )ya (√)tidak
Keterbatasangerak :( )ya (√)tidak
Payudara
36
Benjolan/massa :( )ya (√)tidak
Nyeri/nyeritekan :( )ya (√)tidak
Bengkak :( )ya (√)tidak
Keluarcairandari putingsusu :( )ya (√)tidak
Perubahanpadaputingsusu :( )ya (√)tidak
Polapemeriksaan payudarasendiri:()ya (√)tidak
Tanggaldanhasil pemeriksaanmamogram palingakhir:tidakada
Pernafasan
Batuk :( )ya (√)tidak
Sesaknafas :( )ya (√)tidak
Hemoptisis :( )ya (√)tidak
Sputum :( )ya (√)tidak
Asma/alergipernafasan :()ya (√ )tidak
Tanggaldanhasilpemeriksaanfotothorakterakhir:tidakada
Kardiovaskular
Ditensivenajugularis : ( )ya (√)tidak
Nyeri/ketidaknyamanandada : ( )ya (√)tidak
Palpitasi : ( )ya (√)tidak
Sesaknafas : ( )ya (√)tidak
Dispneanocturnalparoksimal : ( )ya (√)tidak
Ortopnea : ( )ya (√)tidak
Murmur : ( )ya (√)tidak
Edema : ( )ya (√)tidak
Gastrointestinal
Disfagia:( )ya (√)tidak
Tidakdapatmencerna : ( )ya (√)tidak
Nyeriuluhati : ( )ya (√)tidak
Mual/muntah : ( )ya (√)tidak
Hematemesis : ( )ya (√)tidak
Perubahannafsu makan : ( )ya (√)tidak
Intoleransimakanan : ( )ya (√)tidak
Nyeri : ( )ya (√)tidak
Ikterik : ( )ya (√)tidak
Benjolan/massa : ( )ya (√)tidak
Perubahankebiasaandefekasi:( )ya (√)tidak
Diare : ( )ya (√)tidak
Konstipasi : ( )ya (√)tidak
Melena : ( )ya (√)tidak
Hemoroid : ( )ya (√)tidak
Perdarahanrektum : ( )ya (√)tidak
Poladefekasibiasanya :1x sehari
37
Perkemihan
Disuria : )ya (√)tidak
FrekuensiBAK : ( )2x/sehari (√)2x/hari
Urinemenetes : ( )ya (√)tidak
Doronganmiksi : ( )ya (√)tidak
Hematuria : ( )ya (√)tidak
Poliuria : ( √) ya ()tidak
Oliguria : ( )ya (√)tidak
Riwayatmenstruasi(usiaawitan,tanggalperiodemenstruasi)tidaklagimens.
Riwayatmenopouse(usia,gejala,masalahpascamenopouse)Tidakmenssejaku
mur50tahun, tanggaldanhasilpapsmearpalingakhirTidakada
Muskuloskeletal
Nyeripersendian :(√)ya ()tidak
Kekakuan :(√)ya ()tidak
Pembengkakansendi :()ya (√)tidak
Deformitas :()ya (√)tidak
Spasme :()ya (√)tidak
Kelemahanotot :()ya (√)tidak
Masalahcaraberjalan :()ya (√)tidak
Nyeripunggung :(√)ya ()tidak
Prostesa :()ya (√)tidak
Kekuatanotot :5dapatbergeraknormal
H. Harapan keluarga : keluarga Tn. E mengatakan mengharapkan anggota keluarganya
sehat selalu dan Ny. A mau sering menggunakan kacamata
I. Data tambahan :

Anggota keluarga
Tn. E Ny. N An. F Ny. A
3x sehari 3x sehari (nasi, 3x sehari (nasi, 3x sehari (nasi,
 Nutrisi
(nasi, sayur, sayur, lauk sayur, lauk sayur, lauk
Makan
lauk pauk) pauk) pauk) pauk)
Minum
7-9 gelas/hari 7-10 gelas/hari 6-9 gelas/hari 9-11 gelas/hari
 Eleminasi 1x sehari 1x sehari 1x sehari 2 hari sekali
BAB (kuning, (kuning, lunak, (kuning, lunak, (kuning, lunak,
BAK lunak, khas) khas) khas) khas)
3-4x sehari 3-4x sehari 2-3x sehari 4-5x sehari
 Istirahat 1 jam, kadang 1 jam, kadang 1 jam, kadang Setengah jam,
Tidur siang tidak tidur tidak tidur tidak tidur kadang tidak
siang siang siang tidur siang
38
Tidur malam 6-8 jam 6-8 jam 5-6 jam 5-6 jam
 Aktivitas Kerja Kerja kantoran Sekolah, Membersihkan
sehari-hari kantoran bermain, halaman
membantu
ortu dirumah
Merokok Merokok di Tidak merokok Tidak merokok Tidak merokok
usia 21thn
Merokok 3-4
batang rokok
perhari
 Personal
hygine
Mandi 2x sehari 2x sehari 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi 3x sehari 3x sehari 3x sehari 3x sehari
Keramas 2hari sekali 2hari sekali 2hari sekali 2hari sekali
Potong kuku 1minggu 1minggu sekali 1minggu sekali 1minggu sekali
- sekali
1. Tingkat kesadaran :
Mata:Pasiendapatmembukamatatetapipenglihatanburam
Verbal: Bisaberbicaradenganbaik
Motorik: Dapatbergerakdenganbaik.
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,5 c
RR: 24x/mnt
3. Penilaianumum
Kelelahan: ( ) ya (√ ) tidak
Perubahan BB satu tahun yang lalu: ( ) ya (√ ) tidak
Perubahan nafsu makan : ( ) ya ( √ ) tidak
Demam: ( ) ya ( √ ) tidak
Keringat malam : ( ) ya ( √ ) tidak
Kesulitan tidur : ( ) ya ( √ ) tidak
Sering pilek, infeksi : ( ) ya ( √ ) tidak
Penialaian diri terhadap seluruh status kesehatan : ( √ ) ya ( ) Tidak
Kemampuan melakukan ADL : ( √ ) ya ( ) tidak
4. Status Fungsional
Pemeriksaan
Indekbarthel
Nilai Penilaian
39
No Jenisaktivitas Bantuan Mandiri
1 Makan/minum 5 10√ 10

2 Berpindahdarikursir 5-10 15√


odaketempat 15
tidur/sebaliknya
3 Kebersihandiri:cuci 0 5√
muka,menyisir, 5
Dll
4 Keluar/masukkama 5 10√ 10
rmandi
5 Mandi 0 5√ 5
6 Berjalan(jalandatar) 10 15√ 15
7 Naikturuntangga 5 10√ 5
8 Berpakaian/bersep 5 10√ 10
atu
9 Mengontroldefekas 5 10√ 10
i
10 Mengontrolberkem 5 10√ 10
ih
Jumlah 95√ 95
Keterangan:
0–20:Ketergantunganpenuh/total
21– 61 :Ketergantunganberat
62– 90 :Ketergantunganmoderat
91– 99 :Ketergantunganringan
100 :Mandiri
StatusKognitif
PemeriksaanShortPortableMentalStatusQuestsionnaire
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1 Tanggalberapahariini?

√ 2 Hariapasekarang?

√ 3 Apanamatempatini?

√ 4 DimanaalamatAnda?

√ 5 KapanAndalahir?

√ 6 BerapaumurAnda?

√ 7 SiapapresidenIndonesiasekarang?
√ 8 SiapapresidenIndonesiasebelumnya?

√ 9 SiapanamaibuAnda?

√ 10 Angka20dikurangi3=?
Danseterusnyadikurangi3
40
10 Jumlah

Keterangan :
Salah0–3:fungsiintelektualutuh

Salah4–5:kerusakanintelektualringan
Salah6–8:kerusakanintelektualsedang
Salah9–10:kerusakanintelektualberat
J. Pengelompokkan Data

Data subjektif Data objektif


 Ny. A mengatakan sudah sekitar 1thn  Ruang makan dan ruangan dapur
yang lalu mengalami susah melihat kurang pencahayaan
 Ny. A mengatakan makin sulit  Ny. A jarang memakai kacamata
melihat ketika sedang berada ditempat  Ny. A nampak harus mendekat dan
kurang pencahayaan berhadapan jika diajak berbicara
 Keluarga mengatakan merasa cemas dengan lawan bicaranya
dengan kondisi yang dialami Ny. A
 Ny. A mengatakan kurang nyaman
menggunakan kacamata
K. Analisa Data

N Data Etiologi Masalah


o
1 Ds: Ketidakmampuan Gangguan
 Ny. A mengatakan sudah sekitar keluarga persepsi sensori :
1thn yang lalu mengalami susah mengenal penglihatan
melihat masalah yang
 Ny. A mengatakan makin sulit terjadi dalam
melihat ketika sedang berada keluarganya
ditempat kurang pencahayaan
2 Ds : Ketidakmampuan Resiko jatuh
 Ny. A mengatakan makin sulit keluarga
melihat ketika sedang berada memodifikasi
41
ditempat kurang pencahayaan fasilitas
 Keluarga mengatakan merasa lingkungan fisik,
cemas dengan kondisi yang psikologis, sosial
dialami Ny. A untuk
Ny. A mengatakan kurang nyaman perkembangan
menggunakan kacamata anggota
keluarganya
L. Scoring dan prioritas maslah
Diagnosa keperawatan: Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi dalam


keluarganya
Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
Ny. A mengatakan sudah
Sifat masalah: tidak
3 1 3/3 x 1 = 1 sekitar 1thn yang lalu
sehat
mengalami susah melihat
Keluarga Ny.A belum
terlalu mengenal
Kemungkinan
1 2 1/2 x 2 = 1 tentang cara perawatan
diubah: sebagian
pada orang dengan
gangguan penglihatan
Keluarga Ny.A mau
Potensial bekerjasama mengenal dan
3 1 3/3 x 1 = 1
dicegah: tinggi mengetahui tentang
gangguan penglihatan
Menonjol Keluarga tidak menyediakan
Masalah: ada penerangan yang cukup
2 1 2/2 x 1 = 1
masalah harus sehingga Ny.A maki sulit
segera ditangani melihat
Jumlah total 4
Diagnosa keperawatan: Resiko jatuh b.d Ketidakmampuan keluarga
memodifikasi fasilitas lingkungan fisik, psikologis, sosial untuk perkembangan
anggota keluarganya
Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
Ny. A mengatakan sudah
Sifat masalah:
2 1 2/3 x 1 = 2/3 tidak nyaman
ancaman kesehatan
menggunakan kacamata
Keluarga Ny.A belum
Kemungkinan terlalu mengenal
1 2 1/2 x 2 = 1
diubah: sebagian tentang bahaya jika
klien tidak
42
menggunakan alat
bantu melihat
Keluarga Ny.A mau
bekerjasama mengenal dan
Potensial mengetahui tentang apa yang
3 1 3/3 x 1 = 1
dicegah: tinggi dapat membuat orang
dengan ganggua penglihatan
dapat terbantu
Menonjol Keluarga bisa pelan-pelan
Masalah: ada mencari tau apa yang
masalah tapi tidak 1 1 2/2 x 1 = 1/2 nyaman digunakan klien
perlu segera sehingga klien terbantu
ditangani dalam melihat
Jumlah total 3 1/6
M. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritasnya
1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah yang terjadi dalam keluarganya
2. Resiko jatuh b.d Ketidakmampuan keluarga memodifikasi fasilitas
lingkungan fisik, psikologis, sosial untuk perkembangan anggota
keluarganya
43
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Pengkajian pasien mengeluh sulit mrlihat dalam jarak kurang lebih 5
meter.Saat dilakuakn pemeriksaan fisik observasi pasien tampak sulit melihat dan
sulit beraktivitas.Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya, dan juga
tidak bisa mengakses informasi karena tidak bisa melihat. Saat observasi pasien
tampak bingung dan saat di tanya tentang penyakitya pasien tidak tau tentang
sakit yang di deritanya.Diagnosa keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan informasi yang ditandai dengan pasien mengatakan tidak
tahu tentang penyakitnya,dan juga tidak bisa mengakses informasi karena tidak
bisa melihat. Perencanaan diagnosa 1 adalah: kaji tingkat pengetahuan pasien dan
keluarga, jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal tersebut
berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,dengan cara yang tepat. Gambarkan
tandan dan gejala dan proses penyakit, identifikasi kemungkinan
penyebab,dengan cara yang tepat, dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second.
Implemenrasi keperawatan Pada tanggal 29 mei 2019 jam 09.00 dilakukan
implementasi pada diagnosa I yaitu: kaji tingkat pengetahuan pasien dan
keluarga,jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal tersebut
berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Gambarkan
tanda dan gejala dan proses penyakit,identifikasi kemungkinan penyebab,dengan
cara yang tepat,dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second
opion dengan cara yang tepat.
b. Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. Y di RSU
Mokopido Tolitoli dan kesimpulan yang telah disusun seperti diatas, maka
mahasiswa memberikan beberapa saran sebagai berikut :
5. Dalam pemberian asuhan keperawatan dapat digunakan pendekatan proses
keperawatan gerontik serta perlu adanya partisipasi keluarga karena keluarga
merupakan orang terdekat pasien yang tahu perkembangan dan kesehatan
pasien.
6. Dalam memberikan tindakan keperawatan tidak harus sesuai dengan apa yang
ada pada teori, akan tetapi harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
serta menyesuaikan dengan kebijakan dari rumah sakit.
44
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, W. B. (2012, July 30). Konsep Asuhan Keperwatan Keluarga. Dipetik July 30, 2021,
dari SCRIBD: https://id.scribd.com/doc/101483664/Kosep-Asuhan-Keperawatan-Keluarga

Sutrisno, J. (2011, Mei 12). Konsep Askep Keluarga. Dipetik July 30, 2021, dari SCRIBD:
https://id.scribd.com/presentation/55259241/KONSEP-ASKEP-KELUARGA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.poltekeskupang.ac.id/1666/1/KTI
%2520GANGGUAN
%2520PENGLIHATAN.pdf&ved=2ahUKEwjxtbC36KryAhWSf30KHdUKBJkQFnoECAU
QAQ&usg=AOvVaw12fFFtXLTx1CU65XzTKtVw

https://id.scribd.com/doc/43877579/Catatan-Perkembangan

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.um-
surabaya.ac.id/257/3/bab_2.pdf&ved=2ahUKEwj0qrSFw6nyAhWYeX0KHS9UAXoQ
FnoECCYQAQ&usg=AOvVaw1C3V9Cvf72S1UDQqNl7e-7

Anda mungkin juga menyukai