Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH : MANAJEMEN PATIENT SAFETY

Dosen MK : Ns. Saman, S.Kep., M.Kep

BUNDLES IDO (ILO)

Kelompok 2 :
1. Muh Tri Randi 2. Nur Fadlin 3. Fatur Rahman 4. Moh Rafli
5. Ahmad Suaib 6. Andri 7. Angelina Chantika 8. Sindi Maiysaroh
9. Syahriani 10. Irawati 11.Nurhalisa 12.Mardia
13. Arsi Ramadani 14. Suryanti Jerry 15.Hairunnisa 16.Riska Istiana
17. Armi Siahaya 18. Femmy Lina 19.Samsiar 20.Anisa Edi
21. Nismawati 22. Anatazya 23.Meyti Gina

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Warahmatullahi.Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Manajemen Patient Safety”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Manajemen Patient Safety” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian ilmu dan
juga pengetahuannya sehingga tugas ini dapat kami selesaikan.
Kami menyadari, tugas yang telah kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan tugas ini.
Waalaikumsalam. Warahmatullahi.Wabarakatuh

Tolitoli, 08 November 2020

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Ruang Lingkup 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bundles IDO (ILO) 5
B. Klasifikasi/Kriteria Bundles IDO (ILO) 5
C. Faktor Resiko/Penyebab Bundles IDO (ILO) 7
D. Pengendalian Bundles IDO (ILO) 9
E. Pencegahan Bundles IDO (ILO) 9
F. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Agar Terhidar Dari Bundles IDO (ILO) 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Operasi atau pembedahan merupakan suatu penanganan medis secara invasive yang dilakukan
untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh. Pembedahan
merupakan peristiwa komplek yang menegangkan, dilakukan diruang operasi rumah sakit, terutama
pembedahan mayor dilakukan dengan persiapan, prosedur dan perawatan pasca pembedahan
membutuhkan waktu yang lebih lama serta pemantauan yang lebih intensif.
Pasien yang mengalami tindakan pembedahan sangat beresiko tinggi mengalami kejadian infeksi
luka operasi. Infeksi luka pasca operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek
pembedahan dan infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka
morbiditas dan mortalitas bertambah besar.
Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi yang sering terjadi pada pasien pasca pembedahan.
ILO ditemukan paling cepat hari ketiga dan yang terbanyak ditemukan pada hari ke lima dan yang
paling lama adalah hari ketujuh. Hari perawatan luka >5 hari akan meningkatkan terjadinya ILO.
Faktor kejadian ILO antara lain dari pasien misalnya diabetes mellitus, obesitas, malnutrsi berat
serta faktor lokasi luka yang meliputi pencukuran daerah operasi, suplai darah yang buruk ke daerah
operasi, dan lokasi luka yang mudah tercemar sedangkan, faktor operasi misalnya lama operasi,
penggunaan antibiotik profilaksis, ventilasi ruang operasi, tehnik operasi. Kejadian ILO terkait
operasi juga disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi daerah luka operasi
pada saat berlangsungnya operasi atau sesudah operasi saat pasien dirawat di rumah sakit. Faktor
kejadian ILO post operasi meliputi nutrisi, personal hygiene, mobilisasi dan perawatan luka.
Luka operasi dikatakan terinfeksi apabila luka tersebut mengeluarkan nanah atau pus dan
kemungkinan terinfeksi apabila luka tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi. Infeksi luka paska
operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan dan infeksi menghambat
proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah
besar.
B. Ruang Lingkup
1. Pengertian Bundles IDO (ILO)
2. Klasifikasi/Kriteria Bundles IDO (ILO)
3. Faktor Resiko/Penyebab Bundles IDO (ILO)

3
4. Pengendalian Bundles IDO (ILO)
5. Pencegahan Bundles IDO (ILO)
6. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Agar Terhidar Dari Bundles IDO (ILO)

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bundles IDO (ILO)


Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan infeksi yang sering terjadi pada pasien pasca
pembedahan. IDO ditemukan paling cepat hari ketiga dan yang terbanyak ditemukan pada hari ke
lima dan yang paling lama adalah hari ketujuh. Hari perawatan luka >5 hari akan meningkatkan
terjadinya IDO.
Luka operasi dikatakan terinfeksi apabila luka tersebut mengeluarkan nanah atau pus dan
kemungkinan terinfeksi apabila luka tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi. Infeksi luka paska
operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan dan infeksi menghambat
proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah
besar.
Infeksi yang terjadi pada luka yang ditimbulkan oleh prosedur operasi invasif secara umum
dikenal sebagai Infeksi Daerah Operasi (IDO) atau Surgical Site Infection (SSI). Infeksi daerah operasi
(IDO) masih menjadi penyebab mortalitas dan morbiditas yang berarti pada pasien di rumah sakit.
IDO diklasifikasikan menjadi infeksi daerah operasi superfisial, dalam (deep), dan organ. Infeksi
daerah operasi superfisial yaitu infeksi yang terjadi dalam 30 hari setelah prosedur operasi yang
hanya melibatkan kulit atau jaringan subkutan dari insisi. Infeksi daerah operasi dalam (deep) yaitu
infeksi yang muncul dalam 30 hari setela operasi atau dalam satu tahun jika terdapat implan dan
infeksi berkaitan dengan operasi dan infeksi melibatkan jaringan lunak dalam (fascia, otot).
Sedangkan IDO organ atau spasium yaitu infeksi berkaitan dengan operasi dan melibatkan bagian
tubuh apapun kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan otot.

B. Klasifikasi/Kriteria Bundles IDO (ILO)


1. Infeksi Daerah Operasi Superfisial
Infeksi daerah operasi superfisial yaitu infeksi yang terjadi dalam 30 hari setelah prosedur
operasi yang hanya melibatkan kulit atau jaringan subkutan dari insisi. Infeksi daerah operasi
superfisial harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut ini:
a) Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah dan hanya meliputi
kulit, subkutan atau jaringan lain diatas fascia.
b) Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:

5
1) Pus keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang diatas fascia, – Biakan positif dari
cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil secara aseptik,
2) Terdapat tanda–tanda peradangan (paling sedikit terdapat satu dari tanda-tanda infeksi
berikut: nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal), kecuali jika hasil biakan
negatif.
3) Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi.
2. Infeksi Daerah Operasi Profunda/Deep Incisional
Infeksi daerah operasi dalam (deep) yaitu infeksi yang muncul dalam 30 hari setela operasi
atau dalam satu tahun jika terdapat implan dan infeksi berkaitan dengan operasi dan infeksi
melibatkan jaringan lunak dalam (fascia, otot). Infeksi daerah operasi profunda harus memenuhi
paling sedikit satu kriteria berikut ini:
a) Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah atau sampai satu
tahun pasca bedah (bila ada implant berupa non human derived implant yang dipasang
permanan) dan meliputijaringan lunak yang dalam (misal lapisan fascia dan otot) dari insisi.
b) Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
1) Pus keluar dari luka insisi dalam tetapi bukan berasal dari komponen organ/rongga dari
daerah pembedahan.
2) Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja dibuka oleh ahli
bedah bila pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda-tanda atau gejala-gejala
berikut: demam (> 38ºC) atau nyeri lokal, terkecuali biakan insisi negatif.
3) Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai insisi dalam pada
pemeriksaan langsung, waktu pembedahan ulang, atau dengan pemeriksaan
histopatologis atau radiologis.
4) Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi.
3. Infeksi Daerah Operasi Organ/Rongga.
IDO organ atau spasium yaitu infeksi berkaitan dengan operasi dan melibatkan bagian tubuh
apapun kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan otot. Infeksi daerah operasi organ/rongga memiliki
kriteria sebagai berikut:
a) Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak dipasang
implantatau dalam waktu satu tahun bila dipasang implant dan infeksi tampaknya ada
hubungannya dengan prosedur pembedahan.

6
b) Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun, kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan lapisan
otot yang dibuka atau dimanipulasi selama prosedur pembedahan.Pasien paling sedikit
menunjukkan satu gejala berikut:
1) Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka tusuk ke dalam organ/rongga.
2) Diisolasi kuman dari biakan yang diambil secara aseptik dari cairan atau jaringan dari
dalam organ atau rongga:
 Abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai organ/rongga yang ditemukan
pada pemeriksaan langsung waktu pembedahan ulang atau dengan pemeriksaan
histopatologis atau radiologis.
 Dokter menyatakan sebagai IDO organ/rongga.

C. Faktor Resiko/Penyebab Bundles IDO (ILO)


Faktor risiko yang secara umum dihubungkan dengan terjadinya IDO yaitu operasi terbuka dan
merokok sedangkan fator risiko yang dihubungkan dengan meningkatnya IDO superfisial yaitu
meningkatnya indeks masa tubuh.
Kontaminasi bakteri merupakan pemicu terjadinya infeksi daerah operasi. Bakteri memasuki
tubuh melalui luka sayatan pada daerah operasi. Pertumbuhan bakteri pada luka operasi tergantung
pada mekanisme pertahanan tuan rumah dan kemampuan bakteri untuk melawan sistem
pertahanan tubuh atau yang disebut virulensi bakteri. Risiko terjadinya IDO dapat dikonsepkan
dalam hubungan sebagai berikut.
Jumlah kontaminasi bakteri x virulensi = infeksi daerah operasi
Sistem pertahanan tubuh pasien
Secara kuantitatif jika jumlah bakteri yang mengkontaminasi lebih dari 105 mikroorganisme
maka risiko terjadinya IDO akan meningkat secara nyata. Virulensi dari bakteri berhubungan
dengan kemampuan bakteri untuk memproduksi toxin atau faktor lain yang berperan dalam
menginvasi atau merusak jaringan.
Pada sebagian besar infeksi daerah operasi bakteri patogen berasal dari endogen yaitu flora
kulit, membran mukosa dan traktus gastrointestinal atau berasal dari fokus infeksi yang telah
ada. Sebagai tambahan, infeksi dapat bersumber dari eksogen yaitu petugas operasi termasuk
dokter bedah dan tim operasi melalui pakaian yang terkontaminasi dan kebersihan tangan yang
kurang, lingkungan fisik ruang operasi dan peralatan, perlengkapan serta material yang terdapat di
ruang operasi.

7
Berkembangnya infeksi tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah jumlah bakteri,
mekanisme pertahanan tubuh pasien, virulensi bakteri dan faktor eksternal lainnya. Selain itu
terdapat banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi daerah operasi.
Diantaranya adalah faktor pasien, faktor operasi dan faktor mikrobiologi.
1. Faktor yang berhubungan dengan pasien diantaranya adalah infeksi yang telah ada, usia tua,
obesitas, merokok, diabetes mellitus, malnutrisi, kolonisasi bakteri pada kulit, transfusi darah
sebelum operasi.
2. Faktor yang berhubungan dengan operasi termasuk didalamnya adalah lama prosedur operasi,
preparasi kulit preoperasi yang tidak adekuat, antimikroba profilaksis, pencukuran sebelum
operasi, ventilasi ruang preoperasi, sterilisasi instrumen, ventilasi ruang operasi
3. Faktor yang berhubungan dengan mikrobiologi termasuk didalamnya adalah Staphylococcus
Aureus, Enterobacter sp, E. coli dan P. aeruginosa
a) Staphylococcus Aureus
Staphylococcus Aureus merupakan flora normal pada manusia. Hidung merupakan tempat
utama kolonisasi S.aureus, tetapi S.aureus juga dapat ditemukan di pharing, perineum,
aksila dan pada kulit (predominan pada tangan, dada dan perut).
b) Enterobacter sp
Enterobacter sp. merupakan bagian dari flora normal traktus gastrointestinal pada 40 – 80%
orang dan tersebar luas di lingkungan. Seperti kebanyakan famili Enterobactericeae,
organisme ini juga menyebabkan infeksi oportunistik. Enterobacter aerogenes dan
Enterobacter cloacae merupakan patogen penyebab infeksi nosokomial yang penting dan
bertanggung jawab terhadap bebagai infeksi. E. cloacae hidup secara komensal pada air,
daging, lingkungan rumah sakit dan kulit.
c) E. coli
E. coli merupakan flora normal pada traktus gastrointestinal. Pada manusia prevalensi E. coli
dapat mencapai lebih dari 90%. E.coli memiliki antigen somatik O, antigen flagel H, dan
antigen kapsular K. Antigen tersebut digunakan untuk menentukan serotipe E.coli. Faktor
patogenitas E. coli antara lain adalah antigen permukaan. Pada E.coli paling tidak terdapat
dua tipe fimbria yaitu tipe manosa sensitif (pili) dan tipe manosa resisten (CFAs I & II).
Kedua fimbria ini penting sebagai faktor kolonisasi untuk perlekatan bakteri pada
jaringan host
d) P. aeruginosa

8
P. aeruginosa merupakan bakteri patogen yang penting karena menyebabkan infeksi pada
pasien di rumah sakit, orang dengan sistem pertahanan tubuh yang lemah atau
imunokompromis dan pasien dengan cystic fibrosis. P.aeruginosa juga merupakan
patogen keempat yang paling umum menyebabkan infeksi nosokomial. P. aeruginosa
dapat ditemukan pada kulit orang sehat dan telah diisolasi dari tenggorokan dan feses pada
pasien rawat jalan. Terdapat dua adesin utama yang diidentifikas pada P. aeruginosa yaitu
flagella dan pili tipe IV (Tfp). Flagel polar tunggal merupakan polimer yang terdiri atas
flagelin, produk dari gen fliC. Flagella dibutuhkan untuk perlekatan pada sel, motilitas, dan
formasi biofilm. Sebagai tambahan flagelin dikenali oleh sistem imun alami dengan
berikatan pada toll-like reseptor 5 (TLR5) pada permukaan sel atau dengan pengenalan
subunit oleh intraseluler sitolitik sensor.

D. Pengendalian Bundles IDO (ILO)


Pengendalian Infeksi Daerah Operasi (IDO) atau Surgical Site Infections (SSI) adalah suatu cara
yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi setelah tindakan operasi,
misalnya operasi mata.
Risiko Infeksi daerah Operasi = ( Jumlah bakteri yang masuk X virelensi ) / resistensi pasien.
Paling banyak infeksi daerah operasi bersumber dari patogen flora endogenous kulit pasien,
membrane mukosa. Bila membrane mukosa atau kulit di insisi, jaringan tereksposur risiko dengan
flora endogenous. Selain itu terdapat sumber exogenous dari infeksi daerah operasi. Sumber
exogenous tersebut adalah:
1. Tim bedah,
2. Lingkungan ruang operasi,
3. Peralatan, instrumen dan alat kesehatan,
4. Kolonisasi mikroorganisme,
5. Daya tahan tubuh lemah,
6. Lama rawat inap pra bedah.

E. Pencegahan Bundles IDO (ILO)


1. Pencegahan IDO/ILO Sebelum Operasi (Pra Bedah)
a) Persiapan pasien sebelum operasi :

9
1) Jika ditemukan ada tanda-tanda infeksi, sembuhkan terlebih dahulu infeksi nya sebelum
hari operasi elektif, dan jika perlu tunda hari operasi sampai infeksi tersebut sembuh.
2) Jangan mencukur rambut, kecuali bila rambut terdapat pada sekitar daerah operasi dan
atau akan menggangu jalannya operasi.
3) Bila diperlukan mencukur rambut, lakukan di kamar bedah beberapa saat sebelum
operasi dan sebaiknya menggunakan pencukur listrik (Bila tidak ada pencukur listrik
gunakan silet baru).
4) Kendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes dan hindari kadar gula darah yang
terlalu rendah sebelum operasi.
5) Sarankan pasien untuk berhenti merokok, minimun 30 hari sebelum hari elektif operasi.
6) Mandikan pasien dengan zat antiseptik malam hari sebelum hari operasi.
7) Cuci dan bersihkan lokasi pembedahan dan sekitarnya untuk menghilangkan
kontaminasi sebelum mengadakan persiapan kulit dengan anti septik.
8) Gunakan antiseptik kulit yang sesuai untuk persiapan kulit.
9) Oleskan antiseptik pada kulit dengan gerakan melingkar mulai dari bagian tengah
menuju ke arah luar. Daerah yang dipersiapkan haruslah cukup luas untuk memperbesar
insisi, jika diperlukan membuat insisi baru atau memasang drain bila diperlukan.
10) Masa rawat inap sebelum operasi diusahakan sesingkat mungkin dan cukup waktu
untuk persiapan operasi yang memadai.
11) Belum ada rekomendasi mengenai penghentian atau pengurangan steroid sistemik
sebelum operasi.
12) Belum ada rekomendasi mengenai makanan tambahan yang berhubungan dengan
pencegahan infeksi untuk pra bedah.
13) Belum ada rekomendasi untuk memberikan mupirocin melalui lubang hidung untuk
mencegah IDO.
14) Belum ada rekomendasi untuk mengusahakan oksigenisasi pada luka untuk mencegah
IDO.
b) Antiseptik tangan dan lengan untuk tim bedah
1) Jaga agar kuku selalu pendek dan jangan memakai kuku palsu.
2) Lakukan kebersihan tangan bedah (surgical scrub) dengan antiseptik yang sesuai. Cuci
tangan dan lengan sampai ke siku.

10
3) Setelah cuci tangan, lengan harus tetap mengarah ke atas dan di jauhkan dari tubuh
supaya air mengalir dari ujung jari ke siku. Keringkan tangan dengan handuk steril dan
kemudian pakailah gaun dan sarung tangan.
4) Bersihkan sela-sela dibawah kuku setiap hari sebelum cuci tangan bedah yang pertama.
5) Jangan memakai perhiasan di tangan atau lengan.
6) Tidak ada rekomendasi mengenai pemakaian cat kuku, namun sebaiknya tidak
memakai.
c) Tim bedah yang terinfeksi atau terkolonisasi
1) Didiklah dan biasakan anggota tim bedah agar melapor jika mempunyai tanda dan gejala
penyakit infeksi dan segera melapor kepada petugas pelayan kesehatan karyawan.
2) Susun satu kebijakan mengenai perawatan pasien bila karyawan mengidap infeksi yang
kemungkinan dapat menular. Kebijakan ini mencakup:
 Tanggung jawab karyawan untuk menggunakan jasa pelayanan medis karyawan dan
melaporkan penyakitnya.
 Pelarangan bekerja.
 Ijin untuk kembali bekerja setelah sembuh penyakitnya.
 Petugas yang berwewenang untuk melakukan pelarangan bekerja.
3) Ambil sampel untuk kultur dan berikan larangan bekerja untuk anggota tim bedah yang
memiliki luka pada kulit, hingga infeksi sembuh atau menerima terapi yang memadai.
4) Bagi anggota tim bedah yang terkolonisasi mikroorganisme seperti AureusBagi anggota
tim bedah yang terkolonisasi mikroorganisme seperti S. Aureus atau Streptococcus grup
A tidak perlu dilarang bekerja, kecuali bila ada hubungan epidemiologis dengan
penyebaran mikroorganisme tersebut di rumah sakit.
2. Pencegahan IDO/ILO Selama Operasi
a) Ventilasi
1) Pertahankan tekanan lebih positif dalam kamar bedah dibandingkan dengan koridor dan
ruangan di sekitarnya.
2) Pertahankan minimun 15 kali pergantian udara per jam, dengan minimun 3 di antaranya
adalah udara segar.
3) Semua udara harus disaring, baik udara segar maupun udara hasil resirkulasi.
4) Semua udara masuk harus melalui langit-langit dan keluar melalui dekat lantai.

11
5) Jangan menggunakan fogging dan sinar ultraviolet di kamar bedah untuk mencegah
infeksi IDO.
6) Pintu kamar bedah harus selalu tertutup, kecuali bila dibutuhkan untuk lewatnya
peralatan, petugas dan pasien.
7) Batasi jumlah orang yang masuk dalam kamar bedah.
b) Membersihkan dan disinfeksi permukaan lingkungan.
1) Bila tampak kotoran atau darah atau cairan tubuh lainnya pada permukaan benda atau
peralatan, gunakan disinfektan untuk membersihkannya sebelum operasi dimulai.
2) Tidak perlu mengadakan pembersihan khusus atau penutupan kamar bedah setelah
selesai operasi kotor.
3) Jangan menggunakan keset berserabut untuk kamar bedah ataupun daerah sekitarnya.
4) Pel dan keringkan lantai kamar bedah dan disinfeksi permukaan lingkungan atau
peralatan dalam kamar bedah setelah selesai operasi terakhir setiap harinya dengan
disinfektan.
5) Tidak ada rekomendasi mengenai disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan
dalam kamar bedah di antara dua operasi bila tidak tampak adanya kotoran.
c) Sterilisasi instrumen kamar bedah
1) Sterilkan semua instrumen bedah sesuai petunjuk.
2) Laksanakan sterilisasi kilat hanya untuk instrumen yang harus segera digunakan seperti
instrumen yang jatuh tidak sengaja saat operasi berlangsung. Jangan melaksanakan
sterilisasi kilat dengan alasan kepraktisan, untuk menghemat pembelian instrumen baru
atau untuk menghemat waktu.
d) Pakaian bedah dan drape.
1) Pakai masker bedah dan tutupi mulut dan hidung secara menyeluruh bila memasuki
kamar bedah saat operasi akan di mulai atau sedang berjalan, atau instrumen steril
sedang dalam keadaan terbuka. Pakai masker bedah selama operasi berlangsung.
2) Pakai tutup kepala untuk menutupi rambut di kepala dan wajah secara menyeluruh bila
memasuki kamar bedah (semua rambut yang ada di kepala dan wajah harus tertutup).
3) Jangan menggunakan pembungkus sepatu untuk mencegah IDO.
4) Bagi anggota tim bedah yang telah cuci tangan bedah, pakailah sarung tangan steril.
Sarung tangan dipakai setelah memakai gaun steril.
5) Gunakan gaun dan drape yang kedap air.

12
6) Gantilah gaun bila tampak kotor, terkontaminasi percikan cairan tubuh pasien.
7) Sebaiknya gunakan gaun yang dispossable.
e) Teknik aseptik dan bedah.
1) Lakukan tehnik aseptik saat memasukkan peralatan intravaskuler (CVP), kateter anastesi
spinal atau epidural, atau bila menuang atau menyiapkan obat-obatan intravena.
2) Siapkan peralatan dan larutan steril sesaat sebelum penggunaan.
3) Perlakukan jaringan dengan lembut, lakukan hemostatis yang efektif, minimalkan
jaringan mati atau ruang kosong (deadspace) pada lokasi operasi.
4) Biarkan luka operasi terbuka atau tertutup dengan tidak rapat, bila ahli bedah
menganggap luka operasi tersebut sangat kotor atau terkontaminasi.
5) Bila diperlukan drainase, gunakan drain penghisap tertutup. Letakkan drain pada insisi
yang terpisah dari insisi bedah. Lepas drain sesegera mungkin bila drain sudah tidak
dibutuhkan lagi.
3. Pencegahan IDO/ILO Setelah Operasi
a) Perawatan luka setelah operasi:
1) Lindungi luka yang sudah dijahit dengan perban steril selama 24 sampai 48 jam paska
bedah.
2) Lakukan Kebersihan tangan sesuai ketentuan: sebelum dan sesudah mengganti perban
atau bersentuhan dengan luka operasi.
3) Bila perban harus diganti gunakan tehnik aseptik.
4) Berikan pendidikan pada pasien dan keluarganya mengenai perawatan luka operasi
yang benar, gejala IDO dan pentingnya melaporkan gejala tersebut.
Catatan:
(a) Belum ada rekomendasi mengenai perlunya menutup luka operasi yang sudah dijahit
lebih dari 48 jam ataupun kapan waktu yang tepat untuk mulai diperbolehkan mandi
dengan luka tanpa tutup.
(b) Beberapa dokter membiarkan luka insisi operasi yang bersih terbuka tanpa kasa,
ternyata dari sudut penyembuhan hasilnya baik.
(c) Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa luka insisi operasi yang bersih dapat
pulih dengan baik walaupun tanpa kasa.
(d) Belum ada terbukti tertulis yang mengatakan bertambahnya tingkat kemungkinan
terjadinya infeksi bila luka dibiarkan terbuka tanpa kasa.

13
(e) Namun demikian masih banyak dokter tetap menutup luka operasi dengan kasa steril
sesuai dengan prosedur pembedahan, dengan tujuan :
 Menutupi luka terhadap mikroorganisme yang dari tangan.
 Menyerap cairan yang meleleh keluar agar luka cepat kering.
 Memberikan tekanan pada luka supaya dapat menahan perdarahan perdarahan
superficial.
 Melindungi ujung luka dari trauma lainnya.
Selain pencegahan infeksi daerah operasi diatas, pencegahan infeksi dapat di lakukan dengan
penerapan bundles IDO yaitu :.
1. Pencukuran rambut, dilakukan jika mengganggu jalannya operasi dan dilakukan sesegera
mungkin sebelum tindakan operasi.
2. Antibiotika profilaksis, diberikan satu jam sebelum tindakan operasi dan sesuai dengan empirik.
3. Temperatur tubuh, harus dalam kondisi normal.
4. Kadar gula darah, pertahankan kadar gula darah normal.

F. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Agar Terhidar Dari Bundles IDO (ILO)
1. Hal-hal yang dapat dilakukan di rumah sebelum pembedahan
a) Sebelum pembedahan, pastikan telah melakukan diskusi terkait kondisi tubuh dengan
dokter. Sampaikan kondisi sejelas mungkin, kondisi alergi, diabetes, penyakit pembuluh
darah, adanya implan, obesitas maupun sesak nafas yang dapat mempengaruhi tindakan
pembedahan, tindakan dan perawatan rekoveri.
b) Pastikan memberikan informasi ke dokter terkait penyakit infeksi yang dialami akhir akhir ini
maupun adanya luka terbuka.
c) Berhenti merokok. Pasien yang merokok lebih rentan terkena infeksi daerah operasi.
Sampaikan kepada dokter apabila telah berhasil berhenti.
d) Miliki termometer, pasien memerlukan thermometer setelah tindakan pembedahan.
e) Jika dokter atau rumah sakit memberikan instruksi untuk menggunakan sabun khusus saat
mandi atau lap antiseptik, ikuti rekomendasi tersebut. Apabila tidak ada instruksi maka
lakukan mandi pada hari pembedahan menggunakan air dan sabun.
f) Jangan mencukur area yang akan dilakukan pembedahan.
g) Apabila menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator atau CPAP) maka bawa alat
tersebut ke rumah sakit.

14
h) Pemulihan dari tindakan pembedahan membutuhkan oksigen, sehingga laporkan apabila
anda mengalami sesak nafas, terutama saat tidur (sleep apnea).
i) Sebagian besar infeksi daerah operasi disebabkan oleh mikroorganisme pada kulit, sehingga
pastikan kulit kita bersih dengan kebersihan diri.
2. Hal-hal yang dapat dilakukan sebelum tindakan pembedahan
a) Lakukan Cuci Tangan
b) Speak Up! Bicara! Sampaikan! Ingatkan! apabila:
1) Apabila seseorang menggunakan pisau (razor) untuk mencukur area pembedahan.
2) Apabila tenaga kesehatan tidak mencuci tangan sebelum memegang anda pasien.
Pasti tidak nyaman untuk mengingatkan, namun dokter, perawat dan tim kesehatan
lainnya ingin melakukan hal yang benar, dan apabila dokter, perawat dan tim kesehatan
lainnya lupa melakukan cuci tangan, maka mereka dapat diingatkan.
3) Pasien dapat menyampaikan, “Saya diberitahu untuk selalu mengingatkan petugas yang
merawat saya untuk melakukan cuci tangan, apabila saya tidak melihat mereka
melakukan cuci tangan.”
3. Hal-hal yang dapat dilakukan setelah tindakan pembedahan
a) Lakukan cuci tangan, terutama setelah ke kamar mandi atau bersin.
b) Minta keluarga atau teman melakukan cuci tangan saat masuk ke dalam ruang perawatan.
c) Sampaikan! Ingatkan! apabila tenaga kesehatan yang merawat tidak melakukan cuci tangan.
d) Dengarkan instruksi untuk persiapan keluar rumah sakit. Dengarkan bersama orang lain
untuk mendengarkan informasi penting ini.
e) Tanyakan, jangan ragu untuk menanyakan sesuatu yang masih belum diyakini.
Tindakan pembedahan dapat memberikan tingkatan stress yang tinggi pada pasien dan
biasanya tidak dapat menerima semua informasi yang diberikan. Mempunyai satu set
telinga lainnya, keluarga terdekat misalnya, pasti sangat membantu untuk mendengarkan
informasi.
4. Hal-hal yang dapat dilakukan di rumah setelah pembedahan?
a) Lakukan cuci tangan
b) Minta keluarga dan teman untuk melakukan cuci tangan apabila masuk ke ruangan.
c) Jangan biarkan keluarga atau teman memegang luka insisi pembedahan atau kasa penutup
luka.
d) Ikuti instruksi yang diberikan oleh rumah sakit.

15
e) Apabila diberikan antiobiotik, minum sesuai instruksi dan habiskan antibiotik tersebut.
f) Beritahu dokter atau rumah sakit apabila timbul tanda infeksi seperti
1) Tanda merah atau bengkak di sekitar luka insisi pembedahan
2) Adanya cairan/ nanah keluar dari luka insisi
3) Panas
g) Lakukan “tos” dan katakan “ayo cuci tangan” merupakan langkah kreatif untuk
menyemangati keluarga dan teman untuk melakukan cuci tangan.
h) Sediakan satu botol handrub alkohol yang mudah diambil.
i) Antibiotik harus dihabiskan untuk mendapatkan pengobatan yang baik dan mencegah
resistensi antibiotik.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan infeksi yang sering terjadi pada pasien pasca
pembedahan. IDO diklasifikasikan menjadi infeksi daerah operasi superfisial, dalam (deep), dan
organ.
IDO ditemukan paling cepat hari ketiga dan yang terbanyak ditemukan pada hari ke lima dan
yang paling lama adalah hari ketujuh. Hari perawatan luka >5 hari akan meningkatkan terjadinya
IDO.
Faktor risiko yang secara umum dihubungkan dengan terjadinya IDO yaitu operasi terbuka dan
merokok sedangkan fator risiko yang dihubungkan dengan meningkatnya IDO superfisial yaitu
meningkatnya indeks masa tubuh.
Selain itu terdapat banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi daerah
operasi. Diantaranya adalah faktor pasien, faktor operasi dan faktor mikrobiologi.
Pengendalian Infeksi Daerah Operasi (IDO) atau Surgical Site Infections (SSI) adalah suatu cara
yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi setelah tindakan operasi
B. Saran
Demikian tugas ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan
kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon agar dapat dimaklumi dan dimaafkan, karena kami adalah
hamba yang tidak luput dari salah, khilaf dan lupa

17
Daftar Pustaka

Dhani, G. (2018, Maret 06). Laporan KTI Bab 2. Dipetik November 08, 2020, dari eprints.undip:
http://eprints.undip.ac.id/46183/3/Gina_Dhani_W_22010111130102_LapKTI_Bab2.pdf

PPI. (2018, Januari 20). 3 PPI Bundles HAIS. Dipetik November 08, 2020, dari snars.web:
https://snars.web.id/ppirs/3-ppi-bundles-hais/

Putra, W. (2017, September 27). Pencegahan Infeksi Darah Operasi (IDO) - Peran Pasien dan Keluarga.
Dipetik November 08, 2020, dari widitaputra.wordpress:
https://widitaputra.wordpress.com/2017/09/27/pencegahan-infeksi-darah-operasi-ido-
peran-pasien-dan-keluarga/

18

Anda mungkin juga menyukai