Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT

ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI


TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP


PENGETAHUAN DAN TINGKAT ANSIETAS KELUARGA DALAM MERA
WAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI TUBERCULOSIS
PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Arena Lestari

Abstrak

Penyakit Tuberkulosis di Indonesia rnerupakan rnasalah utarna kesehatan rnasyarakat


dan rnenjadi penyebab kematian nomor 3. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap pengetahuan dan tingkat ansietas
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalarni tuberkulosis paru di Kata
Bandar Larnpung. Desain penelitian quasi exsperimental,pre - post test with control
group.Sampel penelitian 30 kelompok intervensi dan 35 kelompok kontrol.Tempat
penelitian di 8 Puskesmas Bandar Larnpung. Hasil penelitian menunjukan tidak ada
perbedaan pengetahuan sebelurn dan sesudah mendapatkan terapi psikoedukasi dan
ada perbedaan tingkat ansietas keluarga sebelum dan sesudah rnendapatkan terapi
psikoedukasi keluarga Rekomendasi penelitian yaitu perlunya dilakukan pendekatan
terapi psikoedukasi oleh Puskesmas bekerjasarna dengan spesialis keperawatan jiwa.

Kata kunci : Pengetahuan, tingkat ansietas, tuberkulosis paru, terapi psikoedukasi


keluarga

EFFECT OF FAMILY PSYCHOEDUCATION THERAPY TO KNOWLEDGE


AND FAMILY ANXIETY LEVEL IN CARING FAMILY MEMBERS WITH
TUBERCULOSIS, IN BANDAR LAMPUNG.

Abstrack

Tuberculosis disease in Indonesia is a major public health problem and become the
3rd cause of mortality. The purpose of this study was to analyze the influence of
family psychoeducation therapyto knowledge and family anxiety level in caring
family members with tuberculosis in Bandar Lampung. The study used quasi
exsperimental, pre - post test with control group design. The sarnplewas 30
intervention and 35 control group.This study took place at 8 Puskesmas at Bandar
Lampung. The results showed no significant differences in knowledge before and
after familypsychoeducation therapy and there were significant differences at anxiety
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

levels, before and after family psychoeducation therapy. Recommendation of this


study is collaboration of family psychoeducation therapy between Puskesmas and
psychiatric nursing specialist.

Key words: Knowledge, level of anxiety, tuberculosis, family psychoeducation

1. Pendahuluan saluran pemafasan pada semua


Menurut World Health kelompok usia, dan no I dari
Organization (WHO), penyakit golongan penyakit infeksi.
tuberkulosis (TBC) di dunia telah Besamya peningkatan jumlah
menginfeksi sepertiga penduduk di penderita TBC tersebut hams
dunia. Kedaruratan global penyakit menjadi perhatian semua pihak.
tuberculosis dicanangkan WHO Sementara penyakit TBC sendiri
(1998), karena pada sebagian besar banyak membawa dampak, baik
negara di dunia, penyakit dampak dari segi fisik, ekonomi
tuberkulosis tidak terkendali dan juga yang tidak boleh kita
dengan terjadinya peningkatan abaikan adalah dampak psikis
jumlah kasus TBC.Peningkatan seperti terjadinya kecemasan
jumlah kasus TBC mt disebabkan akibat penyakit yang merupakan
karena banyaknya penderita yang respon dari stress, pada klien dan
tidak berhasil disembuhkan, keluarga, rasa tidak berguna karena
sedangkan banyak terjadi kasus menjadi kurang produktif pada
penderita barn akibat tertular oleh penderita sendiri, dan rasa
penderita TBC.Negara ketakutan akan tertular pada
berkembang yang diperkirakan masyarakat, terutama
banyak kasus penderita TBC
termasuk Negara Indonesia Penyakit TBC tidaklah
(Depkes, 2002). mengherankan bagi kita bila
banyak dialami oleh masyarakat
Penyakit TBC di Indonesia menengah kebawah.Hal ini bisa
merupakan masalah utama diakibatkan karena pada
kesehatan masyarakat. Hasil masyarakat menengah kebawah
survey kesehatan rumah tangga kondisi status seseorang cenderung
(SKRT) pada tahun 1995, kurang tercukupi sehingga dengan
menunjukan bahwa TBC mudah anggota keluarga dan
merupakan penyebab kematian masyarakat di lingkunganya
nomor 3 setelah penyakit menjdi rentan tertular TBC.
kardiovaskuler dan penyakit
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Hal inilah yang memunculkan orang disekitar penderita. Dampak


stigma bahwa TBC adalah yang ditimbulkan terhadap
penyakit orang miskin, penyakit individupun tentu berpengaruh
keturunan atau kutukan dan langsung kepada anggota keluarga
penyakit tidak dapat disembuhkan, yang lain. Depkes (2002)
(Depkes, 2002). menyebutkan berbagai macam
dampak yang dapat ditimbulkan
Stigma yang muncul menambah pada individu, dan sekaligus juga
beban psikis bagi penderita, karena dirasakan oleh keluarga yaitu
akibat stigma tersebut banyak merasa dijauhi dari lingkungan,
masyarakat yang enggan untuk merasa ketakutan penyakit dalam
berinteraksi dengan penderita keluarga tidak dapat disembuhkan,
bahkan juga dengan keluarga khawatir terhadap beban ekonomi,
penderita. Adanya persepsi dan masih banyak hal yang
dimasyarakat bahwa TBC adalah kesemuanya menjadi beban
penyakit yang tidak dapat psikologis bagi keluarga penderita
disembuhkan dikarenakan masih TBC. Salah satu dampak
tingginya kekambuhan, maka hal psikososial yang banyak dialami
ini sangat berpengaruh pada keluarga dengan penderita TBC
psikososial individu tersebut. terutama adalah ansietas.

Oleh karena itu diperlukan Penelitian di beberapa negara


penanganan terhadapat masalah didapatkan ada komorbiditi
psikososial yang dapat muncul penyakit tuberculosis meliputi
tersebut, dalam hal ini diperlukan depresi, gangguan penyesuaian,
perawat jiwa untuk dapat ansieti dan phobia.Menurut Issacs
mengaiasi masalah psikososial (2002) ciri- ciri ansietas adalah
tersebut. Pada kondisi ini bila tidak keprihatian, kesulitan,
segera ditangani maka dapat ketidakpastian atau ketakutan yang
berkelanjutan menjadi depresi terjadi akibat ancaman yang nyata
(Ginting, 2007 ). atau dirasakan.Ansietas adalah
respon subyektif terhadap stress.
Menurut WHO (1998) penyakit Penyakit TBC merupakan salah
TBC mernpakan penyakit yang satu dari sumber stress tersebut.
tidak mudah menanggulanginya,
perlu adanya kerjasama dari Menurut Videbeck (2008) respon
penderita sendiri maupun orang yang muncul pada saat ansietas
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

muncul pada aspek fisiologis kepada yang menderita tetapi juga


berupa perubahan tanda tanda vital berdampak pada keluarga yang
dan perubahan gejala fisik yang merupakan orang terdekat bagi
dialami individu, Sedangkan pada klien.
aspek psikis maupun kognitif,
dapat menyebabkan seseorang Berdasarkan data yang didapatkan
menjadi tidak konsentrasi, gugup, dari dinas kesehatan propmsi
sering bloking, tidak mudah Lampung (2010) dari 70% target
mengambil keputusan dan lain- populasi kasus TBC telah
lain. Untuk itu penting bagi kita terdeteksi 42%, dengan
membantu keluarga keluar dari perhitungan bahwa sumatera
kondisi ansietas terse but, juga memiliki rerata 160/100.000
meningkatkan kemampuan yang penduduk, yang berarti setiap
dirasakan oleh keluarga dan 100.000 penduduk terdapat 160
sekaligus meningkatkan penderita. Propinsi Lampung
pengetahuan keluarga tentang adalah propms1 yang berada di
merawat penyakit TBC agar wilayah Sumatera. Kata Bandar
keluarga benar-benar dapat Lampung yang merupakan target
menjadi pendukung utama bagi penanggulangan TBC, selama
anggota keluarganya yang tahun 2010 dari sasaran suspek
mengalami TBC. sebanyak 13533 jiwa penduduk
ditemukan 1353 BTA positif. Saat
Maka diperlukan pendekatan yang ini yang masih dalam pengobatan
dapat menyelesaikan kompleksitas aktif berjumlah 250 orang(
persoalan dalam keluarga tersebut Laporan tahunan, Dinkes, 2010).
melalui suatu intervensi dalam Hal ini perlu penanganan dan
upaya membantu meringankan perhatian yang serius dengan
beban keluarga tersebut dalam berbagai pendekatan,baik kepada
menghadapi penyakit TBC.Bagi individu penderita itu sendiri
pasien tuberkulosis keluarga maupun kepada keluarga sebagai
merupakan bagian yang paling orang yang terdekat dengan
utama dapat mendukung penderita. Sejauh ini belum ada
kesembuhan klien. Berdasarkan perhatian khusus terhadap masalah
uraian tersebut jelaslah bahwa masalah kesehatan jiwa, sementara
TBC merupakan penyakit yang itu tanpa kita sadari bahwa ibarat
dapat menimbulkan berbagai gunung es yang hanya kelihatan
masalah psikososial, tidak hanya ujungnya saja namun begitu dalam
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

tak terdeteksi kedalamnya, mi khawatir itu muncul.Banyak


berarti bahwa kesehatan jiwa di permasalahan psikososial yang
masyarakat menjadi penting untuk akhimya bermuara pada gangguan
diperhatikan juga, mengingat kesehatan jiwa bila tidak
bahwa belum banyak program mendapatkan penanganan
pemerintah misalnya khusus sebagaimana mestinya. Sarana
pelayanan kesehatan JIWa di pelayanan kesehatan yang paling
puskesmas, sehingga aspek mental dekat dengan masyarakat dan dapat
tersebut dapat tersentuh. Sebagai menjangkau ke berbagai pelosok
perawat jiwa kita perlu ikut daerah terpencil adalah puskesmas
menangani masalah tersebut agar ( Efendi, 2007 ).
jumlah resiko yang dapat
mengalami masalah kesehatan jiwa Oleh sebab itu dirasa penting untuk
tidak semakin bertambah. Oleh menggali dampak tuberkulosis
karena itu pelayanan kesehatan pada keluarga terhadap masalah
jiwa dapat dimulai di masyarakat masalah psikososial diantaranya
dalam bentuk pelayanan mandiri ansietas juga diperlukan untuk
oleh pasien dan keluarganya melihat keefektifitasan terapi
(Keliat, 2006). keluarga yang dapat dilakukan,
salah satunya yaitu terapi
Berdasarkan wawancara dengan psikoedukasi keluarga dalam
salah satu petugas kesehatan yang menyelesaikan masalah tersebut.
memegang program penyakit TBC, Maka salah satu terapi yang dapat
pendekatan pada keluarga belum dilakukan untuk mengurangi
banyak dilakukan. Sementara hasil tingkat ansietas yang sekaligus
wawancara dengan beberapa juga dapat meningkatkan
anggota keluarga yang mengalami pengetahuan keluarga adalah
TBC paru, rata rata keluarga Psikoedukasi keluarga.Seperti
mengatakan perasaanya cemas saat diungkapkan oleh Steins &
salah satu anggota keluarganya Hollander (2008) bahwa salah satu
didiagnosa TBC paru. Sejumlah 4 penatalaksanaan ansietas adalah
dari 5 keluarga yang dilakukan psikoedukasi. Perawat jiwa adalah
wawancara mengatakan takut dan salah satu profesi yang ikut
khawatir bila keluarganya tidak bertanggung jawab terhadap
bisa sembuh, dan keluarga tidak penanganan masalah psikososial,
mengetahui apa yang hams agar kedepan hal ini tidak menjadi
dilakukan bila perasaan takut dan cikal bakal.. gangguan kesehatan
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

jiwa, hingga sampai seseorang anggota keluarga itu sendiri (Stuart


masuk dan dirawat dengan masalah & Sundeen, 2005).
kejiwaan. Penanganan secara dini
inilah yang dapat dilakukan untuk Penelitian yang telah dilakukan
mengantisipasi gangguan oleh Nurbani ( 2009 ) tentang
kesehatan Jiwa. terapi psikoedukasi keluarga dalam
mengurangi kecemasan keluarga di
Psikoedukasi adalah salah satu RSUF N Dr. Cipto
bentuk terapi keperawatan Mangunkusumo menyebutkan
keseltatan jiwa keluarga dengan bahwa hasil penelitian menunjukan
cara pemberian informasi dan bahwa secara fisiologis ansietas
edukasi melalui komunikasi yang pada keluarga menurun. berarti ada
teraupetik. Terapi ini menjadi pengaruh psikoedukasi keluarga
terapi yang sangat tepat dilakukan terhadaop ansietas keluarga yang
pada anggota keluarga dengan merawat pasien stroke.
TBC paru, yang memiliki masalah Berdasarkan hasil penelitian
ansietas.Tujuan umum tersebut terbukti bahwa terapi
psikoedukasi keluarga.adalah psikoedukasi keluarga sangat
menurunkan intensitas emosi dibutuhkan pada saat menangani
seperti ansietas dalam keluarga masalah psikososial keluarga
sampai pada tingkatan yang rendah akibat penyakit fisik anggota
dengan sebelumnya dilakukan keluarganya.
manajemen
Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap pengetahuan tentang oleh Chien dan Wong (2007),
perawatan TBC sehingga dapat untuk melihat pengaruh
meningkatkan pencapaian tujuan psikoedukasi keluarga di Cina
melalui sumber kekuatan dalam dilakukan terhadap keluarga
keluarga itu sendiri. Terapi ini dengan penderita skizofrenia,
dirancang terutama untuk rnenyimpulkan bahwa bcrbagai
meningkatkan pengetahuan analisis yang bervariasi
keluarga tentang penyakit membuahkan hasil bahwa
mengajarkan tehnik yang dapat partisipasi dari keluarga yang
membantu keluarga untuk dilakukan psikoedukasi bisa
mengetahui gejala gejala menghasilkan perkembangan yang
penyimpangan perilaku, serta luar biasa dalam keluarga.
peningkatan dukungan bagi
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Melihat fenomena tersebut diatas, kontrol.Berdasarkan basil


akhimya penulis merasa penting screening didapatkan kelompok
untuk melakukan penelitian intervensi sejumlah 30 responden,
tentang masalah psikososial sedangkan kelompok kontrol
keluarga klien sejumlah 35 responden.Analisis
statistik yang digunakan yaitu
penderita tuberculosis dengan univariat, kesetaraan dan bivariat,
melihat pengaruh terapi analisis independent sample t - test
psikoedukasi terhadap pengetahuan dan chi square.
dan penurunan tingkat kecemasan
keluarga dalam merawat anggota 3. Hasil dan Pembahasan
keluarga dengan tuberkulosis .
paru di kota Bandar Lampung. Karakteristik keluarga dalam
penelitian ini menunjukan bahwa
2. Metode penelitian pada kelompok intervensi rata rata
Penelitian ini menggunakan berusia 37,07 tahun, dan keluarga
metode pada kelompok kontrol rata rata
rancangan pre-post test with berusia 38,86 tahun. Hal ini berarti
control group dengan intervensi kedua kelompok pada usia yang
terapi psikoedukasi keluarga. sama yaitu usia dewasa tengah.
Instrumen yang digunakan terdiri Rata rata penghasilan kelompok
dari 3 bagian: 1) instrument A intervensi sebesar Rp.885.000, dan
berisi tentang da~ demografi pada kelompok kontrol sebesar
responden, Rp.790.714. Proporsi jenis kelamin
2) Instrumen B berisi tentang kedua kelompok sebagian besar
pengetahuan responden dan 3) perempuan, berpendidikan dasar,
instrument C berisi Ansietas. suku bangsa jawa dan pekerjaan
Tehnik pengambilan sampel buruh.
Cluster sampling dengan berdasar
pada kriteria inklusi. Penelitian Tabel 1.
dilakukan untuk menganalisa Analisis pengetahuan keluarga
perubahan pengetahuan dan tingkat sebelum dan setelah terapi
ansietas keluarga dalam merawat psikoedukasi keluarga pada
anggota keluarga yang mengalami kelompok intervensi di Kota
TBC paru Bandar Lampung Bulan Mei-
membandingkan antara kelompok Juni 2011.
intervensi dengan kelompok
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

tentang ASI dan menyusui


menunjukan edukasi dapat
meningkatkan pengetahuan dan
Sebelu Sesudah Total
Variabel kemampuan menyusui.
tetrapi terapi
N % N % N
Tinggi 10 33 28 93 0,5 Hasil mt bertentangan dengan
Rendah 20 66,6 2 6,7 pendapat Notoatmojo (2003)
bahwa pendidikan kesehatan
Hasil analisis menunjukan bahwa mengupayakan perilaku individu,
terjadi perubahan tingkat kelompok, masyarakat mempunyai
pengetahuan pada kelompok pengaruh positif terhadap
intervensi sebelum dan sesudah pemeliharaan clan peningkatan
terapi psikoedukasi. Meskipun kesehatan. Berdasarkan hasil
secara statistic tidak ada perbedaan analisis diatas peneliti berpendapat
yang bermakna.Hal ini ditunjukan bahwa salah satu penyebab tidak
dengan nilai p value (0,540) yang adanya perbedaan tingkat
berarti tidak ada perbedaan pengetahuan secara bermakna
pengetahuan yang signifikan antara dimungkinkan adanya tingkat
kelompok intervensi sebelum dan pengetahuan yang sudah tinggi
sesudah dilakukan terapi pada responden sebelum dilakukan
psikoedukasi. terapi psikoedukasi, sehingga saran
peneliti untuk penelitian
Hal ini sesuai dengan pendapat selanjutnya yang akan meneliti
Nurhidayah (2010) bahwa tentang variabel pengetahuan,
adakalanya pendidikan kesehatan maka sebaiknya dibuat kriteria
dianggap kurang optimal. Jika inklusi atau dilakukan screening
tujuan dan objek terlalu sulit tentang tingkat pengetahuan
dicapai maka individu akan mudah sehingga didapatkan tingkat
patah semangat yang akhimya pengetahuan responden yang
dapat mengurangi motivasi. setara.

Seperti penelitian yang juga telah Tabel 2.


dilakukan oleh Hodikoh (2003) Analisis pengetahuan keluarga
mengenai efektifitas edukasi yang mendapat terapi
postnatal dengan metode ceramah psikoedukasi keluarga dengan
dan media booklet terhadap yang tidak , mendapat terapi
pengetahuan sikap dan perilaku ibu psikoedukasi
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

keluarga sesudah terapi metode pendidikan kesehatan untuk


psikoedukasi keluarga diberikan meningkatkan pengetahuan
pada kelompok intervensi di dipengaruhi berbagai faktor. Setiap
Kota Bandar Lampung Bulan metode yang digunakan untuk
Mei - Juni pendidikan kesehatan memiliki
2011 kelebihan dan kekurangan. Sesuai juga
dengan pendapat Baron dan Greenber
(2000) bahwa pengetahuan merupakan
Sebelu Sesudah Total
Variabel sebuah perubahan yang relative
tetrapi terapi
N % N % N menetap dalam perilaku yang
Tinggi 10 33 28 93 0,5 dihasilkan dari pengalaman. kelompok
Rendah 20 66,6 2 6,7 intervensi yangtelah mendapatkan
kelompok kontrol sudah dapat terapi psikoedukasi keluarga.
meningkatkan tingkat pengetahuan
Seperti diungkapkan oleh Nurhidayah
keluarga meskipun secara angka tetap
(2010) bahwa pendidikan kesehatan
lebih berhasil bila dibandingkan
sangat dipengaruhi oleh motivasi
dengan kelompok yang diberikan
individu untuk berubah. Kemampuan
terapi psikoedukasi dengan kelompok
untuk mendapatkan pendidikan
yang tidak diberikan terapi
kesehatan tergantung pada faktor fisik
psikoedukasi. Hasil analisa statistic
dan kognitif, tingkat perkembangan,
menunjukan bahwa p value lebih kecil
kesehata.i fisik dan proses berfikir
dari alpha (P = 0,00< a) hal ini
intelektual.
menunjukan bahwa ada perbedaan
bermakna antara pengetahuan Hal ini juga didukung pernyataan dari
kelompok intervensi dengan kelompok Bloom yang menyebutkan bahwa
kontrol sesudah penelitian. sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui indra pendengaran dan indra
Hasil ini sesuai dengan pendapat
penglihatan dan oleh intensitas
Juliani ( 2005 ) bahwa prinsip belajar
perhatianan dengan sendirinya pada
adalah seumur hidup, bahwa manusia
saat penginderaan dipengaruhi maka
itu memiliki kemampuan untuk belajar
akan menghasilkan pengetahuan.
sejak lahir sampai akhir hayat. Disini
Berdasarkan hal diatas maka sangat
berarti bahwa seharusnya dengan
tepat bagi tenaga kesehata~ untuk
diberikan edukasi ada peningatan
melaksanakan terapi psikoedukasi
pengetahuan yang signifikan. Kondisi
untuk meningkatkan pengetahuan
ini sesuai juga dengan pendapat
keluarga termasuk juga pendidikan
Nurhidayah (2010) bahwa strategi dan
kesehatan secara maksimal.Hal ini
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

diharapkan agar setiap individu yang Hal ini sesuai dengan pendapat
mengalami masalah kesehatan dapat Stuart dan Laraia (2005) bahwa
segera mendapatkan perhatian. psikoedukasi keluarga merupakan
salah satu cara yang dapat
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dilakukan oleh perawat di area
berpendapat bahwa dengan adanya komunitas dalam melakukan
terapi generalis berupa pendidikan penyelesaian masalah masalah
kesehatan pada psikologis yang berkaitan dengan
Tabel 3. masalah fisik keluarga. Dengan
melakukan psikoedukasi maka
Analisis tingkat ansietas keluarga seorang perawat akan dapat
sebelum dan sesudah terapi langsung memberikan pelayanan
psikoedukasi keluarga pada kelompok yang efektif dan efisien untuk
intervensi di Kota Bandar lampung menyelesaikan masalah.
Bulan Mei- Juni 2011
Hasil analisis pada kelompok
intervensi menunjukan bahwa ada
Sebelu Sesudah Total
Variabel penurunan secara statistic dengan
tetrapi terapi
N % N % N nilai p value= 0,031 (p
Sedang 10 33 28 93 0,5 value<0,05). Hal nu membuktikan
Berat 20 66,6 2 6,7 bahwa terdapat perbedaan yang
Hasil penelitian menunjukan bahwa signifikan tingkat ansietas pada
tingkat ansietas pada kelompok kelompok intervensi sebelum dan
intervensi sebelum terapi psikoedukasi sesudah pemberian terapi
adalah pada tingkat ansietas sedang psikoedukasi keluarga. Perbedaan
dengan proporsi (54,3%) dan tingkat tingkat ansietas pada kelompok
ansietas keluarga pada kelompok intervensi sesudah diberikan terapi
intervensi setelah dilakukan terapi psikoedukasi keluarga
psikoedukasi adalah dalam katagori mengindikasikan adanya pengaruh
ansietas sedang dengan proporsi yang positif pemberian terapi
(76,7%). Berarti setelah dilakukan psikoedukasi keluarga.Pemberian
terapi psikoedukasi proporsi ansietas terapi psikoedukasi keluarga
sedang meningkat sebesar 11,7%, yang mampu meningkatkan kemampuan
berarti ada penurunan tingkat ansietas keluarga dalam mengatasi ansietas.
dari berat menjadi ansietas sedang .
Penelitian yang dilakukan oleh
Nurbani (2009) tentang terapi
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

psikoedukasi keluarga dalam ansietas keluarga yang anggota


mengurangi kecemasan keluarganya mengalami sakit fisik.
menyebutkan bahwa hasil
penelitian menunjukan bahwa
secara fisiologis ansietas dapat Tabel.4
menurun, yang menunjukan bahwa Analisis tingkat ansietas keluarga yang
terapi psikoedukasi keluarga mendapat terapi psikoedukasi dan
sangat dibutuhkan untuk yang tidak mendapat terapi
menyelesaikan masalah psikososial psikoedukasi keluarga setelah terapi
akibat penyakit fisik. psikoedukasi keluarga diberikan pada
kelompok intervensi di Kota Bandar
Penelitian yang juga dilakukan Lampung Bulan Mei- Juni 2011
oleh Gonzales,dkk (2010)
menyimpulkan bahwa
psikoedukasi keluarga efektif Sebelu Sesudah Total
Variabel
untuk pencegahan ekspresi emosi tetrapi terapi
N % N % N
dan beban dalam merawat pasien
Tinggi 10 33 28 93 0,5
episode pertama psikosis. Hasil
Rendah 20 66,6 2 6,7
penelitian yang juga dilakukan
Chien dan Wong (2007) yang
membuktikan efektifitas dari Berdasarkan analisa terjadi perbedaan
psikoedukasi keluaga dalam proporsi antara kelompok yang
perkembangan kesehatan diberikan terapi psikoedukasi dengan
psikososial dan kinerja keluarga di kelompok yang tidak diberikan terapi
cma yang menderita skizofrenia. psikoedukasi.Meskipun secara statistik
tidak bermakna. Hasil analisis statistic
Berdasarkan uraian diatas peneliti dihasilkan bahwa nilai p value 0,952
berpendapat bahwa psikoedukasi berarti lebih besar dari alpha. Hal ini
sangat efektif dalam berarti tidak ada perbedaan bermakna
penatalaksanan terhadap tingkat ansietas antara kelompok
psikososial seseorang terutama menunjukan bahwa hanya dengan
yang mengalami ansietas.Sehingga terapi generalis keluarga yang ansietas
terapi spesialis psikoedukasi sudah dapat ditangani, meskipun tetap
keluarga menurut pendapat peneliti tidak lebih efektif bila dibandingkan
tetap menjadi salah satu pilihan dengan terapi psikoedukasi
untuk menyelesaikan masalah
masalah psikososial termasuk
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Hal ini sesuai dengan beberapa Berdasarkan uraian diatas peneliti


penelitian yang ingin berpendapat bahwa psikoedukasi
membedakan keefeketifan terapi lebih efektif dalam penatalaksanan
psikoedukasi dengan terapi terhadap psikososial seseorang
suportif dalam menurunkan terutama yang mengalami
kecemasan pada pasien kanker kecemasan dibandingkan dengan
yang dilakukan oleh Cain (1986), terapi generalis. Pemberian terapi
Berglund (1994) menyatakan psikoedukasi keluarga mampu
bahwa terapi psikoedukasi lebih meningkatkan kemampuan
efektif dibandingkan terapi keluarga dalam mengatasi ansietas
suportif. Hal ini juga sesuai dengan lebih efektif bila dibandingkan
pendapat Stuart dan Laraia (2005) dengan keluarga yang tidak
bahwa psikoedukasi keluarga mendapat terapi psikoedukasi.
merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh perawat di 3. Simpulan dan Saran
area komunitas dalam Karakteristik keluarga dalam
melakukan penyelesaian masalah penelitian ini menunjukkan bahwa
masalah psikologis yang berkaitan keluarga pada kelompok intervensi
dengan masalah fisik keluarga. rata-rata berusia dewasa tengah.
Rata-rata penghasilan keluarga
Penelitian yang juga dilakukan pada kelompok intervensi diatas
oleh Nurbani (2009) tentang terapi UMR dan rata-rata penghasilan
psikoedukasi keluarga dalam keluarga kelompok kontrol
mengurangi kecemasan dibawah UMR, dengan UMR Kota
menyebutkan bahwa hasil Bandar Lampung (Rp. 850.000).
penelitian menunjukan bahwa Sebagian besar keluarga penderita
secara fisiologis ansietas dapat TBC paru berjenis kelamin
menurun., yang menunjukan perempuan, pendidikan terakhir
Penelitian yang dilakukan oleh adalah pendidikan dasar, suku
Gonzales, dk.k (2010) bangsa jawa, dan pekerjaan
menyimpulkan bahwa keluarga buruh.
psikoedukasi keluarga efektif Tidak terdapat perbedaan
untuk pencegahan ekspresi emosi signifikan pengetahuan keluarga
dan beban dalam merawat pasien sebelum dan setelah pelaksanaan
episode pertama psikosis. terapi psikoedukasi keluarga dan
Terdapat perbedaan signifikan
tingkat ansietas keluarga sebelum
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

dan setelah mendapatkan terapi Bagi Peneliti Lain agar


psikoedukasi keluarga. terkait mengembangkan penelitian
dengan masalah psikososial yang mengenai pengaruh terapi
membutuhkan pemecahanya. psikoedukasi keluarga pada
Bagi Puskesmas agar dapat keluarga yang memiliki keluarga
menggunakan terapi psikoedukasi TBC paru dan Menjadikan hasil
keluarga sebagai sumber dukungan penelitian ini sebagai gambaran
bagi keluarga untuk mengelola awal data yang dapat dimanfaatkan
pengetahuan dan ansietas anggota untuk temuan kasus lain
keluarga yang mengalami TBC
paru mengurangi kecemasan yang
mungkin muncul akibat anggota DAFTAR ACUAN
keluarga yang mengalami sakit 1. Arikunto, S (2009). Prosedur
melalui kerjasama dengan tenaga penelitian: suatu pendekatan
keperawatan khususnya spesialis praktik. edisi revisi VIII. Jakarta:
jiwa yang ada di wilayah Kota Rineka Cipta
Bandar lampung 2. Bijl,A.J dan Leader, M.H. (1998).
Prevalence of psychiatric disorder
Bagi Keluarga keluarga diharapkan in general population results of the
mampu berperan aktif dalam Berdasarkan pembahasan
pengelolaan pengetahuan dan disarankan: hasil penelitian dan
penatalaksanaan masalah yang dilakukan,
psikososial yang mungkin muncul 3. Netherlands Mental Health Survey
dalam merawat anggota keluarga and Incidence Study ( NEMESIS).
yang menderita TBC paru, Bagi Social Psyychiatry Epidemiology.
aplikasi keperawatan agar dapat 33(1 ).587-595.
menggunakan terapi psikoedukasi 4. Boyd,M.A. (2008). Psychiatric
keluarga sebagai terapi lanjutan nursing• contemporary practise,
untuk mengurangi tingkat ansietas Philadelphia: Lippincott
keluarga dalam merawat anggota 5. Chan,M.F. (2009). Faktor affecting
keluarga TBC paru dan knowledge,attitude,and skills
menggunakan modifikasi terapi levels for nursing staff toward the
generalis dan terapi spesialis untuk clinical management system
menurunkan tingkat ansietas inhonkong.
keluarga 6. Chien, W.T. & Wong, K.F. (2007).
A Family psychoeducation group
program for chinesepeople with
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

schizophrenia in Hong Kong. 11. Ellis, J.R & Hartley, C.L. (2000).
Psychiatric Services. Arlington. Keperawatan, Vol.1 No 4
~'<lY~',_Qm.::n~i;c~ctssy.n.i..~gg Desember Managing and
autQ. diperoleh tanggal 25 Januari collaborating 2008,187-192
2011 nursing care. ( 3rd ed.) USA : 22.
Copel,LC ( 2007) Psyichiatric and Efendy. N. (2007). Dasar - Dasar
mental health nursing care: nurse's Lippincott Williams & Wilkins.
clinical guide.(2 ed ). Kesehatan Masyarakat. Bandung
Philadelphia.Lippincott Williams 12. Fontaine, K.L. (2003). Mental
& Wilkins EGC health nursing. New Jersey.
7. Djaali. ( 2007 ) Psikologi Pearson 23. Notoatmojo,S.
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara (2003) Pendidikan Education. Inc
8. Depkes Rl. (2010). Riset kesehatan dan perilaku kesehatan.Jakarta:
dasar 2007. Jakarta. Badan 13. Friedman, (2010). Keperawatan
Penelitian dan Pengembangan keluarga teori dan praktek. Edisi 5.
Kesehatan Republik Indonesia. EGC. Jakarta
9. Depkes Rl (2002). Pedoman 14. Ginting, dkk ( 2007 ) Faktor-factor
Nasional Penanggulangan yang berpengaruh terhadap
Tuberkulosis. Jakarta. timbulnya gangguan Jiwa pada
10. Edelman, Craig, dan Kidman. Penderita Tuberkulosisparu dewasa
(2000) Group interventions with di RS Persahabatan ( kualitataif ),
cancer patients Efficacy of Jakarta
psychoeducational versus 15. Gonzales,C et al (2010 ), Effects of
supportive groups. Journal of rFamily Psychoeducation on
psychosocial Oncology, Vol. 18 ( expressed Emotion and burden of
3) by The Haworth Press,Inc.67 - Care in First-Episode psychosis: A
85 prospective Observasional
PENGARUH TERAPI Study.The Spanish Jouml of
PSIKOEDUKASI KHUARGA Psychologi, vol 13.
TERHADAP PEN GETAHUAN diperoleh tanggal 25 Januari 2011
DAN TINGKAT ANSIETAS 16. Gulseren,dkk., ( 2010, Februari ).
KELUARGA DALAM The Perceived Burden of Care and
MERAWAT ANGGOTA its Correlates in Schizofrenia.
KELUARGA YANG Turkish Journal of Psychiatry, 1- 8
MENGALAMI TUBERCULOSIS 17. Hurlock, E.B. ( 1998). Psikologi
PARU DI KOTA BANDAR perkembangan, suatu rentang
LAMPUNG " kehidupan ( terjemahan :
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Istiwidayanti dan Soedjarwo ). ( 26. Program Pascasarjana Fakultas


Edisi 5 ). Jakarta: Erlangga. Ilmu Keperawatan UI (2008),
18. Isaacs, A (2005). Panduan belajar Pedoman penulisan tesis.
keperawatan kesehatanjiwa dan Jakarta: Tidak dipublikasikan
psikiatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC 27. Robbins, S.P. (2001).
19. Juliani. (2007). Pengaruh motivasi Organizational behavior .Concepts,
intrinsic terhadap kinerja perawt controversies, and applications. (
pelaksana di instalasi rawat inap 9th ed ). New Jersey : Prentice Hall
RSU D P Medan :\ Intemasional.
20. Keliat, B.A dkk. (2005). Modul 28. Saddock, BJ dan Saddock, V.A
Basic Course Community Mental (2007). Kaplan and Saddock's
Health Nursing, Kerjasama FIK UI Synopsis of Psychiatry: Behavioral
danWHO Science/Clinical Psychiatry. 10th
21. Lutfa dan Maliya. (2008). Faktor- Ed. Lippincott William & Wilkins.
faktot yang mempengaruhi 29. Stuart, G.W., and Laraia, M.T.
kecemasan pasien dalam tindakan (2005). Principles and practice of
kernoterapi di rumah sakit dr. psyhiatric nursing (8thed.). St.
Moewardi urakarta Berita Ilmu Louis: MosbyYearB.
Rineka Cipta 30. Stuart, G.W., and Sundeen, SJ.
22. Notoatmojo,S.(2010)1/mu Perilaku (2005). Principles and practice of
kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta psyhiatric nursing. (5thed.). St.
23. Nurbani, (2009) Pengaruh Louis : Mosby Year B.
Psikoedukasi ••• keluarga terhadap 31. Steins, DJ & Hollander E. ( 2008 )
masalah psikososial : ansietas dan Teks Book Of Anxiety Disorders.
beban keluarga ( caregiver ) dalam The American Psyichiatric
merawatpasien stroke di RS Publising.
Jakarta pusat Dr. Cipto 32. Suryabrata, S. ( 2005 ). Metodologi
Mangunkusumo Tesis. tidak Penelitian. Edisi 2. Jakarta;Raja
d1publikasikan. Grafindo Persada
24. Nurhidayah,R.E (2010). Ilmu 33. Tarwoto dan Wartonah. ( 2008 ).
Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Kebutuhan dasar manusia dan
untuk Perawat. Medan: USU Press proses keperawatan. Edisi pertama.
25. Prasetyo, B. & Jannah, L.M. Jakarta : Salemba medika
(2005). Metode penelitian 34. Townsend, C.M. (2008). Essentials
kuantitatif. Jakarta. Raja Grafindo ofpsychiatric mental health
Perkasa nursing. (4th Ed.). Philadelphia:
F.A. Davis Company.
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINGKAT
ANSIETAS KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

35. Varcarolis, E.M. (2006),


Psychiatric nursing clinical guide:
assessment tools and diagnosis.
Philadelphia. W.B Saunders Co
36. Videbeck, S.L. (2008). Psychiatric
mental health nursing. (4rd Ed).
Philadhelpia: Lippincott Williams
& Wilkins
37. WHO.( 1998 ) Tuberkulosis
Handbook.
38. Yosep, I. (2007). Keperawatan
Jiwa. Cetakan pertama. Bandung:
PT.Refika Aditama.

*Ns. Arena Lestari,M.Kep : Dosen


Keperawatan Jiwa, . Stikes
Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai