Anda di halaman 1dari 16

INFEKSI LUKA

OPERASI
KELOMPOK 3 :
1. Hermin Lestari (20613358)
2. Fajar Imam Subekti (20613370)
3. Dianita Ayu Lestari (20613387)
4. Maulida Shofiyatuzzahra (20613389)
2

definisi
Infeksi luka operasi (ILO) adalah infeksi yang terjadi pada daerah
pembedahan setelah dilakukan tindakan pembedahan dan terjadi antara 30 hari
setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi. Infeksi
luka operasi dapat terjadi pada luka tertutup atau luka terbuka dan juga dapat
terjadi pada jaringan superfisial atau pada jaringan yang lebih dalam. Pada kasus
serius dapat mengenai organ tubuh (Horan et al., 2008).
3

Menurut sistem CDC terdapat kriteria pasien untuk mendefinisikan infeksi luka operasi,
yaitu :
1) Infeksi superfisial yaitu infeksi yang terjadi antara 30 hari setelah operasi dan
infeksi hanya mengenai kulit atau jaringan subkutan pada daerah bekas
operasi.

2) Infeksi dalam yaitu infeksi yang terjadi antara 30 hari setelah operasi dimana
tidak menggunakan alat-alat yang ditanam pada daerah dalam. Jika
menggunakan alat-alat yang ditanam maka infeksi terjadi antara 1 tahun dan
infeksi yang terjadi mengenai jaringan lunak dalam dari luka bekas insisi.

3) Organ atau ruang yaitu infeksi yang terjadi antara 30 hari setelah operasi
dimana tidak menggunakan alat yang ditanam pada daerah dalam. Jika
menggunakan alat yang ditanam maka infeksi terjadi antara 1 tahun dan
infeksi mengenai salah satu bagian dari organ tubuh, selain pada daerah insisi
4

KLASIFIKASI
Klasifikasi luka operasi berdasarkan kontaminasinya dan peningkatan resiko
operasi sebagai berikut:
● Klasifikasi : Bersih (Kelas I)
● Gambaran : Luka yang tidak menembus rongga-rongga di dalam tubuh termasuk traktus
gastrointestinalis, respiratorius dan traktus urogenitalis. Contoh prosedur adalah seperti
operasi hernia.
● Infektif Resiko (%): 1-5
5
● Klasifikasi: Bersih terkontaminasi (Kelas II)
● Gambaran: pencemaran yang berarti. Pelanggaran kecil terhadap teknik aseptik juga
diklasifikasikan sebagai luka bersih terkontaminasi.
Contoh prosedur operasi adalah kolesistektomi dan appendektomi.
● Infektif Resiko (%): 5-15
● Klasifikasi: Terkontaminasi (Kelas III)
● Gambaran: Luka operasi ada inflamasi akut tanpa terdapatnya pus. Luka traumatik
(<4jam) dan luka operasi yang disertai pelanggaran besar terhadap teknik aseptik
digolongkan dalam luka terkontaminasi
● Infektif Resiko (%): 15-40
● Klasifikasi :Kotor terinfeksi (Kelas IV)
● Gambaran: Luka operasi yang tercemari oleh pus atau terdapat perforasi fiscus. Luka
traumatik yang lama yaitu lebih dari 4 jam digolongkan dalam luka kotor
● Infektif Resiko (%): >40
6

Batasan surgical site infection (ssi)


SSI dibedakan atas SSI insisional dan SSI spasial atau organ untuk tujuan klasifikasi surveilens. SSI insisional
kemudian dibedakan atas SSI insisional superfisialis, yang hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutis dan SSI
insisional dalam yang mencapai jaringan lunak dalam (misalnya fasia dan otot). SSI spatial/organ melibatkan bagian
anatomis (organ atau spatium) selain dari insisi yang terbuka atau dimanipulasi selama operasi.
Surgical Site Infection (SSI) insisional superfisialis adalah infeksi yang terjadi pada tempat insisi dalam 30 hari pasca
operasi yang mengenai kulit dan subkutis tempat operasi dan dijumpai satu diantara kriteria berikut ini:

● Adanya drainase purulen dari insisi superfisialis


● Organisme yang diisolasi dari kultur cairan atau jaringan dari insisi superfisialis yang diambil secara asepsis.
● Setidaknya dijumpai satu dari tanda dan gejala infeksi berikut ini : nyeri, edema lokal, eritema, atau rabaan hangat
dan insisi supefisialis dibuka dengan sengaja oleh ahli bedah, kecuali hasil kulturnya negatif.
● Diagnosa SSI insisional superfisialis ditegakkan oleh dokter bedah atau dokter yang memeriksa.
7

penyebab
1) Organisme penyebab infeksi (bakteri)
Bakteri endogen lebih berperan penting daripada bakteri eksogen. Bakteri
endogen berasal dari traktus digestivus. Sumber dari bakteri eksogen adalah tim
operasi (ahli bedah, asisten, perawat anestesi), dan kamar operasi.

2) Lingkungan terjadinya infeksi (respon lokal)


Teknik operasi yang bagus dapat memperkecil kemungkinan terjadinya
ILO. Operasi yang berlangsung lama dan juga penggunaan kateter pada
pembedahan memudahkan terjadinya ILO
8

3) Mekanisme pertahanan tubuh


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme pertahanan tubuh
ialah penyakit bedah, penyakit penyerta, serta tindakan pembedahan.
Diabetes, usia tua, pemberian transfusi, penggunaan obat steroid atau
immunosupresan termasuk kemoterapi juga dapat meningkatkan terjadinya
ILO sehingga kondisi tersebut perlu pemberian antibiotik profilaksis pada
saat pembedahan.
9

Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi luka operasi

Faktor pasien :
1) Status nutrisi yang buruk
2) DM yang tidak terkontrol
3) Merokok
4) Kegemukan. Resiko meningkat dikarenakan sirkulasi yang berkurang pada jaringan lemak atau
kesulitan teknik operasi saat melewati lapisan lemak.
5) Kolonisasi dengan mikroorganisme
6) Perubahan respon imun (HIV/AIDS dan penggunaan kortikosteroid jangka
panjang).
7) Lamanya perawatan sebelum operasi
10

Faktor Operasi:
1) Lamanya operasi
2) Profilaksis antimikroba
3) Ventilasi ruang operasi
4) Pembersihan atatu sterilisasi instrumen
5) Teknik pembedahan
6) Hemostasis yang buruk
7) Trauma jaringan
11

Gejala dan tanda


Pasien merasakan beberapa gejala yang dirasakan saat terjadi infeksi pada luka operasi:
1) Nyeri
2) Hipotermi atau hipertermi
3) Tekanan darah rendah
4) Palpitasi
5) Keluar cairan dari luka operasi, bisa berupa darah atau nanah (berwarna dan
berbau).
6) Bengkak (pasien merasa nyeri, sekitar daerah yang membengkak terasa hangat
dan berwarna merah).
komplikasi
A. KOMPLIKASI DINI
1. infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selamat operasi atau setelah
operasi. gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 - 7 hari setelah operasi. gejalanya
berupa infeksi termasuk adanya bernanah, peningkatan saluran air, sakit,merah dan
bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah seldarah
putih.
2. Pendarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis
jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Jika
perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin
diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
3. Dehiscence dan pengeluaran isi perut
Dehiscence dan pengeluaran isi perut adalah komplikasi operasi yang pagar serius.
Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka sebagian atau total. pengeluaran isi perut
adalah keluarnya pembuluhmelalui daerah bagian. sejumlah faktor meliputi, kegemukan,
kurang nutrisi, , banyaktrauma, gagal untuk menyatu, batu yang berlebihan, muntah, dan
dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka

B. KOMPLIKASI TAMBAHAN
• Keloid dan jaringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen yang
berlebihandalam proses penyembuhan luka.
• Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menonjol, berbentuk bulat, dan merah,
merah yang menimbulkan rasa gatal dan kadang-kadang nyeri.
• Keloid dapat ditemukan di seluruh permukaan tubuh.
• Pengobatan keloid pada umumnya tidak memuaskan.
PENYEMBUHAN 14

LUKA
Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase-fase seperti dibawah ini.
• Fase inflamasi. Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Segera setelah
terjadinya luka,pembuluh darah yang putus mengalami konstriksi dan retraksi disertai
reaksi hemostasis karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah.
• Fase proliferFase proliferasi atau fibroplasi. Fase ini disebut fibroplasi karena pada masa
ini fibroblas sangat menonjol perannya. Fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis
kolagen. Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya
tepi lukaasi atau fibroplasi. Fase ini disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas
sangat menonjol perannya. Fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen. Serat
kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka.
Fase remodeling atau maturasi. Fase ini merupakan fase yang terakhir dan
terpanjang pada proses penyembuhan luka. Terjadi proses yang dinamis berupa
remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut.
16

THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai