OLEH :
i
Daftar Perundang-undangan
ii
Daftar Isi
2. Rumusan Permasalah....................................................................... 2
4. Kajian Pustaka.................................................................................. 6
4.1. Pembuktian............................................................................... 6
4.6. Forensik..................................................................................... 21
5. Metode Penelitian............................................................................ 22
6. Sistematika Penulisan....................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
iii
1. Latar Belakang Masalah
untuk memeriksa barang bukti tertentu. Salah satu barang bukti yang sering sekali
dalam barang bukti elektronik dapat dianggap terjamin validitasnya. Hal ini sesuai
dengan inti dari bunyi Pasal 6 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
keotentikan, dan ketersediaannya, atau dengan kata lain dapat dianggap terjamin
validitasnya.
4
5
ketidakjelasan, yaitu tidak disebutkan barang bukti elektronik seperti apa yang
lain belum ada kriteria tertentu yang menentukan barang bukti elektronik seperti
2. Rumusan Masalah
b) Apa akibat hukum jika barang bukti elektronik tidak dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Forensik ?
2. Untuk mengetahui akibat hukum apa yang terjadi jika barang bukti
b. Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritits :
2. Manfaat Praktis :
4. Kajian Pustaka
4.1. Pembuktian
hal yang menjadi tanda perbuatan jahat.1 Menurut Andi Hamzah, bukti merupakan
berarti alat-alat bukti yang digunakan untuk membuktikan telah terjadinya suatu
peristiwa hukum.3 Menurut Andi Hamzah, alat bukti ialah upaya pembuktian
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai
Pustaka 2008), hal. 133.
2
Bastianto Nugroho, Peranan Alat Bukti Dalam Perkara Pidana Dalam Putusan Hakim
Menurut KUHAP, Peranan Alat Bukti, Vol. 32 No. 1, 2017, hal. 25.
3
Eddy O.S. Hiariej, Teori dan Hukum Pembuktian (Jakarta: Erlangga, 2012), hal 17.
7
dan sumpah.4 Di dalam persidangan perkara pidana alat bukti biasanya digunakan
oleh jaksa untuk membuktikan bahwa benar terdakwa telah bersalah sesuai
jika dalam perkara pidana adalah suatu hal yang digunakan untuk pembuktian
guna menimbulkan keyakinan pada hakim bahwa terdakwa telah melakukan suatu
tindak pidana atau bisa juga dibilang bahwa alat bukti merupakan suatu hal yang
Adapun pengertian barang bukti adalah salah satu hal selain keterangan
Selain itu barang bukti biasanya juga digunakan sebagai pendukung alat bukti
yang sah yang dihadirkan di persidangan. Barang bukti tidak harus selalu ada
dalam perkara pidana, karena ada beberapa tindak pidana yang tidak memerlukan
barang bukti dalam proses pembuktiannya. Yang perlu diketahui tentang barang
bukti adalah sebuah barang bukti untuk dapat diketahui posisinya dalam perbuatan
pidana memerlukan penjelasan dari pihak lain yang statusnya sebagai alat bukti,
untuk menyatakan bahwa benar suatu peristiwa pidana telah terjadi dan untuk
berbeda dengan pembuktian dalam perkara perdata. Didalam hukum acara pidana
hakim bersifat aktif dan berkewajiban untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk
karena hukum acara pidana bertujuan untuk mencari kebenaran materil yaitu
Pada tahap inilah yang nantinya akan ditemukan fakta-fakta atas suatu peristiwa
ditentukan oleh undang-undang. Dalam perkara pidana alat-alat bukti yang sah
diatur dalam Pasal 184 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Hukum Acara Pidana. Adapun yang menjadi alat-alat bukti sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 184 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
a. Keterangan saksi
1981 tentang Hukum Acara Pidana, “saksi adalah orang yang dapat
tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana “keterangan saksi adalah salah
9
satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi
keterangan dari seorang saksi dapat dianggap sebagai alat bukti yang sah
sebagai berikut: Pertama, harus mengucapkan sumpah atau janji. Hal ini
diatur dalam Pasal 160 Ayat 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang
sumpah atau janji, tanpa alasan yang sah: dapat dikenakan sandera,
penyandera dalam hal seperti ini paling lama empat belas hari.
saksi yang mempunyai nilai ialah keterangan yang sesuai dengan apa yang
dijelaskan Pasal 1 butir 27 yang saksi lihat sendiri, saksi dengar sendiri,
dan saksi alami sendiri, serta menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
10
luar apa yang didengarnya sendiri dalam peristiwa pidana yang terjadi atau
di luar yang dilihat atau dialaminya dalam peristiwa pidana yang terjadi,
keterangan saksi dapat dinilai sebagai alat bukti, keterangan itu harus yang
suatu peristiwa pidana, baru dapat bernilai sebagai alat bukti apabila
Ketentuan Pasal 185 ayat 2 keterangan seorang saksi saja belum dapat
terdakwa, atau “unustestis nullus testis” ini berarti jika alat bukti yang
dikemukakan penuntut umum hanya terdiri dari seorang saksi saja tanpa
ditambah dengan keterangan saksi yang lain atau alat bukti yang lain,
6
Bastianto Nugroho, op.cit., Hal. 28.
11
“kesaksian tunggal” yang seperti ini tidak dapat dinilai sebagai alat bukti
kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah dengan
syarat apabila keterangan saksi itu “ada hubungannya” satu dengan yang
b. Keterangan ahli
diberikan oleh seorang ahli yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
pemeriksaan. Jenis dan tata cara pemberian keterangan ahli sebagai alat bukti
Maksud keterangan khusus dari ahli, agar perkara pidana yang sedang
bersangkutan.
12
c. Surat
Definisi dari surat dalam proses perdata juga berlaku bagi proses
“Surat-surat adalah semua benda yang berisi tanda-tanda baca yang dapat
proses pidana, tetapi merupakan tanda bukti umpama surat-surat yang dicuri
atau dipalsukan.7
Pidana tidak ditemukan pengertian dari surat, namun dalam Pasal 187
merumuskan syarat agar surat dapat dijadikan alat bukti yang sah di
- Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangannya itu;
surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata
7
Ali Imron dan Muhamad Iqbal, 2019. Hukum Pembuktian (Tanggerang Selatan:
UNPAM PRESS), hal. 80.
13
- Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari
d. Petunjuk
Esensi alat bukti petunjuk ini diatur dalam ketentuan Pasal 188
baik antara satu dan yang lain, maupun tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
e. Keterangan terdakwa
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan
padanya.
bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar‐benar
Acara Pidana ini, maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuktian
kurangnya dua alat bukti yang sah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 184
kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa dan juga merupakan ketentuan yang
cukup atau tidak dapat membuktikan bahwa benar terdakwa telah bersalah,
maka terdakwa akan dibebaskan dari hukuman. Sebaliknya jika dengan alat-
8
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Jilid II
(Pustaka Kartini 1993), hal. 793.
16
fisik dan dapat dikenali secara visual. Contoh dari barang bukti elektronik adalah
digital, kamera video, dan semacamnya. Sedangkan barang bukti digital adalah
konten yang terdapat dalam barang bukti elektronik. Barang bukti digital ini
alat bukti pun mengalami perkembangan dengan munculnya alat bukti berupa
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
yang berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Informasi Elektronik ialah
data atau kumpulan data dalam berbagai bentuk, sedangkan Dokumen Elektronik
ialah wadah atau ‘bungkus’ dari Informasi Elektronik. Sebagai contoh apabila kita
berbicara mengenai file musik dalam bentuk mp3 maka semua informasi atau
musik yang keluar dari file tersebut ialah Informasi Elektronik, sedangkan
pengkategorian dari bukti yang sudah ada, atau dengan kata lain alat bukti
bukti elektronik merupakan perluasan dari alat bukti yang sah yang berupa
petunjuk.
kedudukan alat bukti elektronik harus ditelaah lebih jauh substansi atau isi
dikategorikan sebagai perluasan alat bukti surat atau alat bukti petunjuk.
Menurut Nur Laili Isma dan Arima Koyimatun dalam jurnalnya yang
Pidana, berpendapat bahwa alat bukti elektronik itu memiliki sifat yang
9
Nur Laili Isma dan Arima Koyimatun, Kekuatan Pembuktian Alat Bukti Informasi
Elektronik Pada Dokumen Elektronik Serta Hasil Cetaknya Dalam Pembuktian Tindak Pidana,
Jurnal Penelitian Hukum,Vol. 1 No. 2, 2014, hal. 111.
10
Ibid., hal. 112
19
berbeda dengan alat bukti yang telah ada dalam Pasal 184 KUHAP
Elektronik sebagai perluasan dari alat bukti surat dan petunjuk.11 Hal ini
surat pada bentuk tulisan saja. Tapi juga suara, gambar, peta, rancangan,
foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang
petunjuk itu digunakan pada setelah menghadirkan alat bukti lain. Padahal
alat bukti elektronik untuk beberapa kasus pidana bisa menjadi alat bukti
nantinya akan ditentukan apakah terdakwa benar bersalah atau tidak. Dalam
pembuktian, ada yang disebut dengan batas minimal pembuktian. Batas minimal
pembuktian berfungsi agar alat bukti tersebut memiliki nilai pembuktian untuk
jumlah banyaknya alat bukti yang ada, tetapi dari kualitas alat bukti tersebut yaitu
yang telah memenuhi syarat formil dan materil dari suatu alat bukti.14
Misalnya sebuah bukti elektronik berupa surat elektronik, karena surat elektronik
yang bersifat virtual, surat elektronik sangat rentan untuk diubah, dipalsukan atau
bahkan dibuat oleh orang yang sebenarnya bukanlah para pihak yang berwenang
alamiahnya bukti elektronik sangat tidak konsisten, maka bukti elektronik tidak
dapat langsung dijadikan alat bukti untuk proses persidangan sehingga dibutuhkan
standar agar bukti elektronik dapat digunakan sebagai alat bukti di persidangan
yaitu:
14
Theo Alif Wahyu Sabubu, Alat Bukti Elektronik Dalam Pembuktian Perkara
Pidana Perspektif Hukum Positif Indonesia Dan Hukum Islam, [Tesis Program Studi Ahwal
Al-Syakhshiyah], Yogyakarta, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia, 2018,
hal. 48
15
Dewi Asimah, Menjawab Kendala Pembuktian Dalam Penerapan Alat Bukti
Elektronik, Jurnal Hukum Peratun , Vol. 3 No.2, 2020, hal. 105.
21
1. Dapat diterima yaitu data harus mampu diterima dan digunakan demi
pengadilan;
3. Lengkap, yaitu bukti dapat dikatakan bagus dan lengkap jika di dalamnya
4.6. Forensik
penerapan ilmu atau sains untuk membantu proses penegakan keadilan. Dalam
kelompok ilmu-ilmu forensik ini dikenal antara lain ilmu kimia forensik, ilmu
Adapun orang yang menekuni bidang ilmu forensik dan menerapkannya dalam
dunia pekerjaan disebut sebagai seorang ahli forensik. Ilmu forensik berperan
penting untuk membuat suatu perkara menjadi jelas yaitu dengan cara berusaha
suatu tindak pidana yang telah tejadi. Peranan ilmu forensik dalam usaha untuk
memecahkan kasus-kasus kriminalitas adalah sangat besar, hal ini dapat dilihat
dari berbagai kasus yang ada, dimana ilmu forensik dipakai untuk menentukan
16
Ibid., 102
22
keaslian suatu tulisan ataupun dokumen, lalu penggunaan ilmu forensik untuk
adalah penggunaan ilmu forensik untuk mengetahui tersangka dari suatu tindak
kejahatan.17
5. Metode penelitian
Sifat penelitian penulisan Tesis ini adalah sifat penelitian deskriptif analitis,
atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel
Tipe penelitian dalam penulisan Tesis ini adalah kekaburan norma dalam
Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum normatif adalah data
a. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang berasal dari peraturan
Elektronik;
bukti, alat bukti, alat bukti elektronik, barang bukti elektronik dan
Laboratorium Forensik.
24
c. Bahan Hukum Tersier antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan
Jurnal Hukum.
6. Sistematika Penulisan
Penulisan Tesis ini akan terdiri dari 4 (empat) bab yang masing-masing
bab terdiri atas beberapa sub-sub bab yang berhubungan satu sama yang lainnya
sehingga membentuk suatu uraian yang sistematis dalam satu kesatuan sebagai
berikut :
- Bab III membahas mengenai apa akibat hukum jika barang bukti elektronik
Ali Imron dan Muhamad Iqbal, 2019. Hukum Pembuktian (Tanggerang Selatan:
UNPAM PRESS)
Andi Hamzah, Kamus Hukum (Ghalia Indonesia 1986)
Bastianto Nugroho, Peranan Alat Bukti Dalam Perkara Pidana Dalam Putusan
Hakim Menurut KUHAP, Peranan Alat Bukti, Vol. 32 No. 1, 2017
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai
Pustaka 2008
Dewi Asimah, Menjawab Kendala Pembuktian Dalam Penerapan Alat Bukti
Elektronik, Jurnal Hukum Peratun , Vol. 3 No.2, 2020
Distty Rosa Permanasari Harry Tanto, Fungsi Dan Peran Laboratorium Forensik
Dalam Mengungkap Sebab-Sebab Kematian korban Tindak Pidana
Pembunuhan, Semarang, Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang,
2011
Eddy O.S. Hiariej, Teori dan Hukum Pembuktian (Jakarta: Erlangga, 2012)
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Jilid II
(Pustaka Kartini 1993)
Monang Siahaan, Perbedaan Hakiki Alat Bukti Dengan Barang Bukti, Jurnal
Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan, Vol. 3
No. 2, 2016
Nur Laili Isma dan Arima Koyimatun, Kekuatan Pembuktian Alat Bukti
Informasi Elektronik Pada Dokumen Elektronik Serta Hasil Cetaknya
Dalam Pembuktian Tindak Pidana, Jurnal Penelitian Hukum,Vol. 1 No.
2, 2014
Theo Alif Wahyu Sabubu, Alat Bukti Elektronik Dalam Pembuktian Perkara
Pidana Perspektif Hukum Positif Indonesia Dan Hukum Islam, [Tesis
Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah], Yogyakarta, Fakultas Ilmu
Agama Islam Universitas Islam Indonesia, 2018