Anda di halaman 1dari 6

ANALISA JURNAL

ANALISA JURNAL TERAPI MUROTTAL DAN AROMATERAPI LAVENDER


MENURUNKAN SKALA NYERI PASIEN SINDROM KORONER AKUT

Disusun Oleh:
Kelompok III

Epu Margi Astuti


Intan Oktarini
Mega Amelia Safitri
Try Surya Tresna
Yusman

Dosen Pembimbing :
Ns. Jannaim, M. Kep
NIDN. 1031128501

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH
PEKAN BARU
2021
ANALISA JURNAL TERAPI MUROTTAL DAN AROMATERAPI LAVENDER MENURUNKAN SKALA NYERI
PASIEN SINDROM KORONER AKUT

A. PENDAHULUAN

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan Penyakit Jantung Koroner yang progresif
dan pada perjalanan penyakitnya, sering terjadi perubahan secara tiba-tiba dari keadaan
stabil menjadi keadaan tidak stabil atau akut. Mekanisme terjadinya SKA disebabkan oleh
karena proses pengurangan pasokan oksigen akut atau subakut dari miokard, yang dipicu
oleh adanya robekan plak aterosklerotik dan berkaitan dengan adanya proses inflamasi,
trombosis, vasokonstriksi dan mikroembolisasi. SKA dapat berupa Angina Pektoris Tidak
Stabil (APTS), NonST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), atau ST Elevation Myocardial
Infarction (STEMI) dengan manifestasi klinis berupa keluhan perasaan tidak enak atau nyeri
di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat iskemia miokard (Departemen Kesehatan
Direktorat Bina Farmasi dan Kesehatan, 2006).
Penanganan rasa nyeri harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah aktivasi
saraf simpatis, karena aktivasi saraf simpatik ini dapat menyebabkan takikardi,
vasokontriksi, dan peningkatan tekanan darah yang pada tahap selanjutnya dapat
memperberat beban jantung dan memperluas kerusakan miokardium. Tujuan
penatalaksanaan nyeri adalah menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk
meningkatkan suplai oksigen ke jantung (Dasna, Gamya, & Arneliwati, 2014). Penanganan
nyeri bisa dilakukan secara farmakologi dan nonfarnakologi. Penanganan nyeri secara
farmakologi yakni dengan pemberian obat-obatan analgesik dan penenang, umumnya
menggunakan Morfin. Sedangkan, penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologi antara lain
dengan cara hipnosis, accupressure, yoga, umpan balik biologis (biofeedback), sentuhan
terapeutik, terapi aroma, suatu penggunaan jamu-jamuan atau uap, kompres panas,
mendengar music, murotaltal Al Qur’an dan lain-lain (Dwijayanti, Sumarni, & Ariyanti,
2014).
Murottal Al-Qur’an adalah salah satu media pembacaan Al-Qur’an melalui rekaman
suara ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil yang dilagukan oleh seorang qori (Kartika, 2008).
Tujuan pemberian murottal adalah dapat memberi efek tenang dalam tubuh karena
memiliki unsur meditasi, relaksasi dan autosugesti yang terkandung didalam Al-Qur’an.
Sistem kerja dari murottal Al-Qur’an adalah suara akan merangsang hipotalamus untuk
mengeluarkan hormon endorfin. Endorfin dianggap dapat menimbulkan hambatan
prasinaptik dan hambatan post sinaptik pada serabut nyeri (nosiseptor) yang bersinap di
kornu dorsalis. Serabut ini diduga mencapai inhibisi melalui penghambatan
neurotransmitter nyeri (Harefa, 2010 dalam Yana, dkk 2015). Sifat analgesia ini menjadikan
endorfiin sebagai opioid endogen. Terapi bacaan Al-Qur’an terbukti mengaktifkan sel-sel
tubuh dengan mengubah getaran suara menjadi gelombang yang ditangkap oleh tubuh,
menurunkan stimuli reseptor nyeri dan otak terangsang mengeluarkan analgesik opioid
natural endogen untuk memblokade nociceptor nyeri.
Aromaterapi adalah adalah praktek penyembuhan menggunakan bau-bauan murni
sebagai penyembuhan alami (Datusanantyo & Robertus, 2009). Aromaterapi adalah sebuah
disiplin menyeluruh yang menggunakan minyak esensial yang secara alami diekstrak dari
tumbuh-tumbuhan karena efek terapetiknya (Danusanantyo & Robertus, 2009).
Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang segar,
harum merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya
sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Lavender menjadi pilihan aroma
yang sering dipakai untuk mengurangi nyeri. Berbagai efek aroma lavender yaitu sebagai
antiseptik, antimikroba, antivirus dan anti jamur, zat analgesik, anti radang, anti toksin, zat
balancing, immunostimulan, pembunuh dan pengusir serangga, mukolitik dan ekspektoran.

B. SKENARIO
Seorang pria ………. th, dibawa ke IGD karena luka bakar disebabkan oleh
kompor yang meledak 2 jam yang lalu. Tn. R sadar namun tampak sangat sesak dan
mengeluh kesakitan dengan suara yang serak dan kalimat yang pendek-pendek. Dokter di
IGD meminta perawat menggunting pakaian Tn. R dan melihat bahwa terdapat eritema
pada wajah, leher, dada, perut dan hamper seluruh lengan kiri Tn. R. pada eritema
tersebut terdapat beberapa bula, beberapa bula sudah pecah dan berair. Alis Tn. R juga
tampak terbakar. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, N 98x/mnt, RR 32x/mnt, S
37,7 C.

C. RUMUSAN

P I C O

SINDROM TERAPI MUROTTAL TERAPI AROMATERAPI MENURUNKAN


KORONER LAVENDER SKALA NYERI
AKUT

Rumusan masalah “ Apakah TERAPI MUROTTAL dapat MENURUNKAN SKALA NYERI


dibandingkan dengan TERAPI MUROTTAL”

Key word : SKA, TERAPI MUROTTAL, TERAPI AROMATERAPI LAVENDER.

D. METODE PENELUSURAN BUKTI


- Isriani, Eni, G2A216003 (2018) PENGARUH TERAPI MUROTTAL DAN AROMATERAPI
LAVENDER TERHADAP SKALA NYERI PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RUANG ICU RS
ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG. TERAPI MUROTTAL DAN
AROMATERAPI LAVENDER ...http://repository.unimus.ac.id › manuscript

E. HASIL PENELUSURAN/TELAAH JURNAL

N JURNAL VALIDITY IMPORTANCE APPLICABILITY


O (RESULT) (CONCLUSION)
1. Rahmawati 1, Metode dalam Sebanyak 6 artikel Hasil uji statistic
Marlina 2, penelitian adalah penelitian 5 menunjukan P =
Irfanita literature review. merekomendasikan 0,0001 <0,05 berarti
Nurhidayah 3. Literature review ini penggunaan madu ada pengaruh
Idea Nursing dibuat dengan dalam perawatan luka efektivitas
Journal ISSN strategi pencarian bakar derajat 2 dapat penggunaan madu
2087-2879,e- untuk studi ini dijadikan sebagai dalam proses
ISSN : 2580- menggunakan alternative pada luka penyembuhan pada
2445 Vol XI bahasa inggris dan bakar dan dpt luka bakar derajat II.
No. 3 2020 bahasa indoneris. disimpulkan bahwa Dimana lama
Desain penelitian penggunaan madu penyembuhan untuk
menggunakan post- lebih unggul madu rata-rata 23,17
test control grup dibandingkan dengan hari,
design, penelitian perawatan lain.
dilakukan selama 2
bulan.
2. Ashilah Penelitian ini Dengan Hasil penelitian
Mumtaz Hakim. merupakan studi membandingkan membuktikan p
Jurnal Ilmiah literature review, di peningkatan rata-rata value (p<0,0001)
Kedokteran mana peneliti pada kedua kelompok artinya Ha ditolak
Wijaya Kusuma mencari, pada awal dan pada dan H0 diterima
9 (2) : 245-255 menggabungkan inti hari ke 15, perbedaan artinya ada nya
ISSN 1978- sari serta yg signifikan pengaruh aloe vera
2071 (Print); menganalisis fakta ditemukan antara untuk penyembuhan
ISSN 2580- dari beberapa kedua kelompok luka bakar. Dinama
5967 (Online), sumber ilmiah yg (p<0,0001) dilaporkan luka sembuh lebih
September 2020 akurat dan valid, bahwa luka sembuh cepat dengan
yang mendukung lebih cepat dg penggunaan gel Aloe
dan menjadi bukti. menggunakan gel aloe vera daripada perak
Studi literature vera. sulfadiazine.
menyajikan ulang
materi yang
diterbitkan
sebelumnya, dan
melaporkan fakta
atau analisis baru.
Tinjaun literature,
memberikan
ringkasan berupa
publikasi terbaik dan
paling relevan.

F. DISKUSI

Berdasarkan analisis jurnal yang dilakukan, terapi non farmakolohi sangat


membantu dalam penyembuhan luka bakar, disamping terapi farmakologi salah satunya
efektivitas penggunaan madu dan aloe vera. Hasil penelitian madu terbukti secara efektif
dapat dalam penyembuhan luka bakar. Menunjukan ada pengaruh yg signifikan
penggunaan madu, aloe vera sangat membantu dalam penyembuhan luka bakar kerja dari
efektivitas penggunaan madu, aloe vera ini terbukti secara efektif dapat dalam
penyembuhan luka bakar.
Madu terdiri dari air, gula, asam organic, senyawa nitrogen, bio-elemen,
flavonoid, karetonoid, minyak ethereal, fosfolipid, vitamin dan mikro. Karbohidrat yang
meliputi terutama monosakarida, sementara senyawa protein yang terutama enzim,
sederhana protein, albumin dan globulin dan asam amino bebas yang berasal dari kelenjar
lebah fauces yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan terutama pada luka salah
satunya pada luka bakar. Aplikasi dari madu sebagai pembalut luka menyebabkan
penyembuhan cepat, membersihkan infeksi, menstimulus regulasi jaringan, mengurangi
peradangan dan non perekat pembalut jaringan. Selain itu, madu adalah produk
energiknya yang berfungsi sebagai anti-oksidasi detoxication, kekebalan modulasi, anti-
alergi, regenerasi dan penenang.
Aloe vera adalah tanaman mirip kaktus yang dalam beberapa penelitian pada
manusia telah terbukti memiliki manfaat. Digunakan untuk mempercepat penyembuhan
luka, melalui proses biologis kompleks yang bertanggung jawab untuk pemulihan
jaringan dan telah digunakan sejak zaman kuno. Gel daun aloe vera mengandung sekitar
98% air. Kandungan padatan total gel aloe vera adalah 0,66% dan padatan terlarut 0,56%
dengan beberapa fluktuasi musiman. Pada bahan kering, gel aloe vera terdiri dari
polisakarida 55%, gula 17%, mineral 16%, protein 7%, lipid 4% dan senyawa fenolik
1%. Gel aloe vera mengandung banyak vitamin termasuk vitamin antioksidan penting, C
dan E.
Perawatan luka bakar dengan getah aloe vera dapat meringankan rasa sakit dan
mengurangi peradangan, memiliki sifat antiseptic dan antibiotic. Aloe vera memiliki efek
anti-inflamasi yang berpotensi signifikan, oleh karena itu dapat digunakan dalam
mengobati luka bakar derajat pertama hingga derajat kedua. Penerapan topical aloe vera
telah terbukti memiliki efek yang menjanjikan pada proses penyembuhan luka bakar
karena aloe vera menginduksi pematangan kolagen yang lebih cepat. Sifat aloe vera dan
senyawanya, dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban dan integritas kulit,
juga mencegah ulserasi pada kulit karena mengandung mucopolysaccharides, asam
amino, seng dan air.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelusuran jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa terapi
efektivitas penggunaan madu, aloe vera sangat efektif dalam penyembuhan luka bakar,
karena berdasarkan jurnal Rahmawati, dkk (2020), sudah diteliti dengan 6 artikel yang
mana 5 artikel merekomendasikan penggunaan madu dalam perawatan luka bakar derajat
2. Berdasarkan jurnal Ashilah Mumtaz Hakim (2020), bukti yang menunjukkan bahwa
aloe vera yang digunakan dalam berbgai bentuk sediaan mungkin efektif dalam
mempercepat proses penyembuhan luka dan cenderung meningkatkan tingkat
keberhasilan penyembuhan, dan laju epitalisasi pada luka bakar pertama dan kedua.
Jadi berdasarkan kedua jurnal tersebut maka kelompok menyimpulkan dapat
menerapkan perawatan luka dengan penggunaan madu, aloe vera karena kedua nya sama
sama efektif dalam proses penyembuhan luka bakar pertama hingga luka bakar kedua.
Terapi ini juga dapat diaplikasikan baik di tingkat klinik, puskesmas maupun rumah sakit.
Pasien juga dapat melakukan nya saat dirumah.

H. DAFTAR PUSTAKA

American Burn Association. (2016). Burn Incidence


fact sheet: American burn association. In
American Burn Association.
Black, J. M. & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan
Medikal Bedah : Manajemen klinis untuk hasil
Yang diharapkan. Singapore: Elsevier
Avijgan M, Alinaghian M, and Hafizi M,
2017. Aloe vera Gel as a
Traditional and Complementary
Method for Chronic Skin Burn: A
Case Report. Advances in
infectious Disease. 7(01).
Bharadwaj B, Priya VV, and Balakrishna RN,
2018. Aloe vera – A Review. Drug
Invention Today. 10(4): 3704-
3708.

Anda mungkin juga menyukai