Isi Kitab Ilmu Hakikat Allah Ta Ala - PDF
Isi Kitab Ilmu Hakikat Allah Ta Ala - PDF
Pada waktu “ KUN AWAL “ dimana sebelum ada apa – apa sebelum terjadi “ BUMI dan LANGIT, ARAS
dan KURSI “sebelum ada “FIRMAN”.
Pertama – tama ttajali : “ NUR MUHAMMAD “ dan pada saat itu , karena Nur Muhammad, tidak ada
melihat apa – apa , atau siapa – siapa di sekelilingnya, maka Nur Muhammad merasa kalau “ Dialah
TUHAN “, oleh karena itu maka Nur Muhammad mengatakan : ASYHADU ALLA ILAHAILLALLAH
Kemudian datang suara :
ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH
KAU KARENAKU KATA ALLAH TA’ALA, SEMESTA SEKALIAN ALAM KARENAMU (Inilah asal
kejadian “ SYAHADAT “).
Kemudian Nur Muhammad lalu bertobat dengan mengucap :
ASTAGFIRULLAH HAL AJIM, ALLAJI LA ILAHAILLA HUWAL HAYYUL KAYUMU WA ATUBU
ILAIH
( Inilah asal kejadian TOBAT )
Selanjutnya maka terjelilah HURUF EMPAT yaitu :
HURUF : ALIF, NUN ,MIM ,TA
AIU : Aku ( I ) Ujud Allah Ta’ala yang ( I ) tiada mati. Oleh karena itu orang ( umum ) hanya mengenal 63
KAIDUL IMAN, maka masih termasuk pada PERJALANAN 99
SELANJUTNYA :
– ZAT maujud kepada huruf ALIF
– SIFAT maujud kepada huruf LAM AWAL
– ASMA maujud kepada huruf LAM AKHIR
– AF’AL maujud kepada huruf HA
Maka berfirman ALLAH TA’ALA :
HAI NUR , engkau yang menunjukkan AKU, AKU
yang di tunjukkan
HAI NUR , engkaulah ganti DIRIKU.
Bagaimana aku mengadakan semester sekali alam dengan NURKU dan serta MU jua.
Berfirman ALLAH TA’ALA :
AN-NURIL MAUSUFI BITTAJADDUDI WAL AWALIYAH.
Yang artinya :
HAI NUR, AKU SUDAH LAISA PADA DIRIMU, TETAPI JANGAN KAU CARI LAGI AKU, KARENA
AKU TIADA BERTEMPAT :
AKU TIDAK DI BULU, TIDAK DI KULIT, TIDAK DIDAGING, TIDAK DIDARAH, TIDAK DI
URAT, TIDAK DITULANG, TIDAK DI OTAK, DAN TIDAK DI SUM – SUM, HANYA BATHIN PADA
RAHASIAMU BERKATA – KATA ENGKAU ITU, AKU.
Berkata ALLAH TA’ALA selanjutnya :
Barang siapa ummatmu, mendakwa : Zahir pada hatinya yang berkata-kata itu AKU : Kafir Munafik .
dan
Barang siapa ummatmu, mendakwa : Zahir pada lidah nya yang berkata – kata itu AKU : Maka kafir
Zindik .
ZIKIRNYA = LA ILAHAILLAH
PUJI ZIKIR = MUHAMMADAR
DO’A ZIKIR = RASULULLAH.
<<PEMBAGIAN HURUF ZIKIR >>
LA = TIADA
ILLA = ADA
ILAHA = YAKIN
ALLAH = NAMA
LA = DIRI
ILLA = RUPA
ILAHA = EMBAYANG
ALLAH = NAMA
LA = DIRI TAJALI
ILLA = DIRI TERPERI
ILAHA = DIRI DIPERIKAN
ALLAH = DIRI YANG DIPERI – PERIKAN
LA = DIRI BERDIRI
ILLA = DIRI TERDIRI
ILAHA = DIRI DIDIRIKAN
ALLAH = DIRI BERDIRI SENDIRI
LA = BULU KULIT
ILLA = DARAH DAGING
ILAHA = URAT TULANG
ALLAH = OTAK SUM – SUM
LA = KEPALA
ILLA = BADAN dan NYAWA
ILAHA = BAHU dan TANGAN
ALLAH = PAHA dan KAKI
LA = ( Ti )
ILLA = TAHU
ILAHA = BERKEHENDAK
ALLAH = BERGERAK
LA = ALAM BARZAH
ILLA = MAKAN BARZAH
ILAHA = SULBI IFRA’IT
ALLAH = SURGA KE TUJUH
LA = ALAM KESENANGAN
ILLA = MAKAM RAHMAT
ILAHA = MAKAM RAHASIA
ALLAH = RAF – RAF MUSTAWAN
KETERANGAN :
Adapun kegunaan dari pada :
TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR
Adalah sebagai : PEMBASUH / PEMBERSIH
Yaitu untuk mebersihkan : HADAS KECIL, HADASBESAR,
ZUNUB ZENABAT dan
ISTINJA KITA.
Karena TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR membersihkan dari : Bulu, kulit, daging, darah, urat,tulang,
sampai otak, sumsum kita.
Juga mensucikan : Pengrasa, Hawa, Nafsu, Akal, Pikir, Ilmu, Pengetahuan, dan Rahasia.
Oleh karena itu maka TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR ini harus benar – benar selalu kita amalkan,
mesrakan setiap waktu, sampai benar–benar : Sebulu, Sekulit, Sedaging, Sedarah, Seurat, Setulang, Seotak,
Sesumsum, Sebathin dan Serahasia.
Apabila bisa mencapai demikian, maka telah ditentukan oleh Allah Ta’ala dengan ketentuan Ilmunya :
SEPENGETAHUANNYA
Selain selalu diamalkan / di mesrakan setiap waktu, haruslah pula benar-benar di ketahui dan dipahami /
dimengerti benar setiap pembagian huruf dan sifatnya pada batang tubuh kita.
Karena apabila kita mengucapkan TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR dengan hikmad, serta sesempurna
bacaan / pengucapannya, dan paham.
Mengerti dan mengetahui akan pembagian huruf dan sifatnya pada batang tubuh kita maka telah SUCILAH
DIRI KITA ZAHIR DAN BATHIN.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan seperti yang tersebut di atas maka semakin jelas kepada kita bahwa
TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR ini memang benar-benar harus selalu kita amalkan / mesrakan setiap
waktu, agar supaya seluruh sifat menyifat kita selalu terjaga / terjamin KEBERSIHAN DAN KESUCIAN.
Oleh karena itu apabila kita hendak beramal / beribadah, apabila kita hendak mendudukkan TUBUH ILMU (
Ti ) maka hendaknya terlebih dahulu kita mengucap TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR untuk
mensucikan diri, seluruh sifat menyifat kita ( hayat ).
Demikian sekedar keterangan kegunaan dari pada TOBA, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR ini, agar supaya
hal ini benar – benar di pahami / mengerti dan diyakini dengan sepenuh penuh keyakinan serta selalau
diamalkan / dimesrakan dengan sebaik baik pengamalan karena :
“INILAH SEBENAR – BENARNYA ISTINJA SEBENAR – BENAR ZUNUB ZENABAT DAN SEBAIK
BAIK CARA BINA KESUCIAN
“ A.I.U “
“ CATATAN “
MUSTAHIL “ ( Ti ) “ tidak TAHU
MUSTAHIL TAHU tidak BERGERAK
MUSTAHIL BERKEHENDAK tidak BERGERAK
MUSTAHIL BERGERAK kalau tidak “ ( i ) “
PERINGATAN
Kalau kita perhatikan catatan diatas dengan cermat, jelas sekali dapat kita bahwa = ADALAH MUSTAHIL
SEGALA – GALANYA APABILA TANPA “ ( i ) “
Jelasnya kalau kita MATI, adalah mustahil kalau kita bisa BERGERAK / BERKEHENDAK. Oleh karena itu
yakin kan dengan seyakin – yakinnya bahwa “(i)” adalah diri yang sebenarnya – benarnya diri kita.
Dan karena “ ( i ) “ tiada mati , maka” ( i ) “ lah nantinya yang KEMBALI KERAHMATULLAH.
Dan yang KEKAL / TIADA MATI hanyalah UJUD ALLAH TA’ALA. Oleh karena itu, maka adalah
mustahil segala – galanya apabila TANPA “ ( i ) “.
TIKKULLAH
NUKTA ALLAH
KUN ZAT
SUMSUM OTAK :
Kembali kepada = AIR MANING MANGKUDU ALLAH
TULANG URAT :
Kembali kepada = AIR NUR MALINGANG ALLAH
DARAH DAGING :
Kembali kepada = AIR SETITIK
KULIT BULU :
Kembali kepada = AIR NUR LAK PUTIH
Dengan demikian maka hilang sifat muhaddas kita kembali rahasia, selanjutnya :
HILANG MUHADDAS KEPADA RAHASIA, HILANG RAHASIA KEPADA TAHU.
Apakah yang dinamakan / maksudnya dengan RAHASIA ? RAHASIA adalah = Ujudnya yang ( i ) tiada
mati.
Sedangkan RAHASIA hilang kepada TAHU , itulah sebabnya , yang dinamakan “ PENGHULU ILMU “
adalah “ TAHU “ . Oleh karena itu apa bila seseorang telah TAHU lagi MENGETAHUI , maka berarti orang
tersebut adalah orang ber-ILMU, dan apa bila demikian maka patutlah dia MERAHASIAKAN karena : “
HILANG RAHASIA KEPADA TAHU “
Demikianlah cara meleburkan diri yang sebaik – baiknya, karena sesuai dengan FIRMAN ALLAH TA’ALA
yang berbunyi :
Sebagaiman diatas , jelas dapat kita lihat bahwa sifat muhaddas kita yang tadinya berbilang – bilang , kita
lebur / kembalikan kepada rahasia yaitu : Ujudnya yang ( Ti ) tiada mati , maka telah fanalah diri kita yang
zahir kepada diri yang sebenar – benarnya diri kita yaitu :
TUBUH ILMU ( Ti ), dan karena TUBUH ILMU ( Ti ) adalah : UJUD ALLAH TA’ALA / HAK ALLAH
TA’ALA ada pada kita, maka sudah pas ASA (Satu), mustahil berbilang – bilang , sebagaimana firman
ALLAH TA’ALA yang berbunyi :
Kemudian yang manakah HAK ALLAH TA’ALA seperti yang di maksud dalam firman diatas ?
Ialah = Ujudnya yang ( i ) tiada mati.
Selanjutnya tentang diri yang sebenar benarnya DIRI KITA, yaitu TUBUH ILMU ( Ti ) adalah UJUD
ALLAH TA’ALA.
JANGAN DIRAGUKAN LAGI KARENA SALAIN JELASNYA HAL INI DI DALAM PECAHAN /
PERINCIAN = A.I.U = JUGA DI KUATKAN OLEH FIRMAN ALLAH TA’ALA yang berbunyi :
AL-INSANU SYIRRIHI WA ANA SYIRRUHU.
Artinya : INSAN ENGKAU ITU RAHASIAKU , DAN RAHASIAMU ITU ADALAH SEBAGAI DIRIKU.
Jadi jelas dan gamblang sekali di nyatakan oleh ALLAH TA’ALA , di dalam fitmannya ini bahwa INSAN /
RAHASIA kita yaitu :
TUBUH ILMU ( Ti) ADALAH SEBAGAI DIRINYA / UJUDNYA.
Camkan / pahamkan hal ini ddengan sebaik – sebaiknya, karena inilah sebaik – baiknya CARA / JALAN
PENGENALAN. Sebagaimana RASULULLAH bersabda yang berbunyi :
AWWALUDIN MA’RIFATULLAH .
Artinya : BERBUNYI BERAGAMA ITU ADALAH MENGENAL ALLAH. Adapun MENGENAL yang
dimaksud disini tetntunya bukanlah terbatas pada mengenal NAMA nya belaka . tetapi tentunya mengenal
dalam arti kata yang sebenar – benarnya, yaitu mengenal yang punya nama.
Tugasnya mengenal yang bernama ALLAH tersebut. Kemudian bagaimana mungkin seseorang mengenal /
mengetahui yang mana UJUD ALLAH TA’ALA , kalau dia tidak / belum mengenal / mengetahui dirinya
sendiri.
Misalnya : Dari mana datangnya ? , Bagaimana asal kejadiannya?, dan yang terpenting yang mana dari yang
sebenar – benar dirinya :
Dan bagaimana mungkin / kemana seseorang Akan menda’ifkan / memfanakan dirinya yang zahir, kalau dia
tidak / belum mengenal / mengetahui yang mana diri sebenarnya diri.
Artinya :
DAIFKAN / FANAKAN DIRIMU KEPADA KU (YANG KELAM), KELAM BUKAN KARENA GELAP,
TERANG BUKAN KARENA LAMPU.
Jelaslah kepada kita bahwa apa bila seseorang tidak / belum mengenal / mengetahui yang mana diri yang
sebenarnya – benarnya, sudah pasti dia tidak akan mengenal / mengetahui yang mana : “UJUD ALLAH
TA’ALA “
Dan adalah mustahil kalau dia bisa menda’ifkan / memfanakan DIRI YANG ZAHIR, KECUALI KALAU
FANA / DA’IF NYA bukan kepada UJUD ALLAH TA’ALA.
Oleh karena itu maka adalah syukur yang tiada terhingga bagi kita yang berada di dalam PERJALANAN
RAHASIA ILMMU HAK ALLAH TA’ALA / PERJALANAN RASULULLAH ini,
Dari uraian uraian di atas, bukan saja kita bisa mengenal / mengetahui yang mana diri yang sebenar – benar
diri kita, UJUD ALLAH TA’ALA.
Dan kalau kita simak dengan cermat dan seksama , maka dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan yang
teramat penting yaitu :
Apakah yang di maksud dengan “RAHASIA “?
Demikian kesimpulan – kesimpulan teramat penting yang dapat kita ambil dari uraian diatas, agar hal ini
benar – benar dipahami dengan / mengerti dan diyakini dengan sepenuhnya keyakinan.
Setelah itu pegang teguh / simpan RAHASIA ini sebaik – baiknya karena ini adalah RAHASIA ILMU HAK
ALLAH TA’ALA.
YANG TIADA BANDING – BANDINGNYA DAN TIADA TERNILAI AKAN KEUTAMAANNYA ,
INILAH :
SEBENAR – BENARNYA ILMU. SEBENAR – BENAR RAHASIA, SESEMPURNA – SEMPURNANYA
PERJALANAN KESEMPURNAAN.
“CATATAN UMUM “
(HENDAKLAH INI BENAR – BENAR DI YAKINI DAN SELALU DI INGAT HINGGA AKHIR HAYAT
KITA).
NUKKULLAH “ ARSISTAWA “
Sifat pada kita = UBUN- UBUN = LANGIT KE TUJUH =
RAF RAF MUSTA’WA.
TIKKULLAH = “TISMANCARMULLAH “
Sifatnya pada kita = SULBI IFRAT = PEMANDANGAN =
PANCURAN RASULULLAH =
PANCURAN EMAS DIATAS BAITULLAH.
NUKTA ALLAH = ASMAAPPULLAH
Sifatnya pada kita = PUSAT = FITRIAH.
ALAM KESENANGAN
SIFAT BIDADARI
1. PENGRASA
2. HAWA
3. NAFSU
4. AKAL
5. PIKIR
6. ILMU
7. PENGETAHUAN
8. RAHASIA
SIFAT HAMBA
1. API
2. ANGIN
3. AIR
4. TANAH
SIFAT MANUSIA
1. WADDU
2. WADDI
3. MANI
4. MANIKAM
SIFAT HANYAT
1. BULU
2. KULIT
3. DAGING
4. DARAH
5. URAT
6. TULANG
7. OTAK
8. SUMSUM
SIFAT ILMU
1. PENGRASA
2. HAWA
3. NAFSU
4. AKAL
5. PIKIR
6. ILMU
7. PENGETAHUAN
8. RAHASIA
SIFAT MUHAMMAD
1. HIDUP
2. TAHU
3. BERKEHENDAK
4. BERGERAK
SIFAT TUHAN
1. ZAT
2. SIFAT
3. ASMA
4. AF’AL
SIFAT ALLAH
1. IMAN
2. ISLAM
3. TAUHID
4. MA’RIFAT
SIFAT TA’ALA
1. TUHIDU ZAT
2. TUHIDU SIFAT
3. TUHIDU ASMA
4. TUHIDU AF’AL
SIFAT RASULULLAH
1. A – ARAS
2. MA – MAKKAH
3. BA – BAITULLAH
4. MA – MADINAH
1. BULU KULIT
2. DAGING DARAH
3. URAT TULANG
4. OTAK SUMSUM
Sewaktu bernama : AMARRULLAH, duduknya di dalam Baitullah mengadakan : Peti perbendaharaan berisi
Nama :
TISMANCARMULLAH
NERAKA = TELINGA
KURSI = DADA
RAK = HU – ALLAH
BERGERAK
SIFAT UMMAT – HAMBA = API, ANGIN, AIR, TANAH
Titik keberapa yang diakui oleh Rasulullah ialah : TITIK KE 8 yang bernama : AMARRULLAH
(PERHIMPUNAN NAMA PINTU SYURGA 8).
Apa nama tubuh SARI’AT DAN TARIKAT ialah : NUR MUHAMMAD apa TUBUH HAKIKAT dan
MA’RIFAT ialah : NUR TA’ALA
Diri mana yang di AKUI HAK ialah : DIRI YANG KEKAL / ASAL
CATATAN
– ALIF = ( Ti )
– NUN = NUR = TA’ALA
– TA = TAHU = TA’ALA
INTISARI
– SIN = SELURUH
= SENTRAL dan SIRRI
= SIRRULLAH
– RO = RAHASIA = NRASA – RASULULLAH
CATATAN UMUM
2. RAHASIA / MERAHASIAKAN
NUR MUHAMMAD
RAHASIA AWAL – AWAL NUR MUHAMMAD = AIR SETITIK
3. TUBUH ILMU
TUBUH AMAL = “ A “
TUBUH IBADAH = “ I “
TUBUH PUASA = “ U “
ROHANI = NUKKULLAH
ZIBRIL = NAFSYIRRULLAH
MIKA’IL = ISYIRRULLAH
ISRAP’IL = MANIRRULLAH
IDJRA’IL = PATIRRULLAH
TOBAT = ACHMAT
SYAHADAT = MUHAMMAD
ZIKIR = AMINULLAH
KELAKUANNYA = IBADAH
PERBUATANNYA = ANGGOTA
DISEBUT = SYAREAT
ROHANI : PUJINYA = AH
KELAKUANNYA = MENGENAL
PERBUATANNYA = DIAM
DISEBUT = HAKEKAT
KELAKUANNYA = TAFFAKUR
PERBUATANNYA = MERASAKAN
DISEBUT = MA’RIFAT
= AIR SETITIK
= NUKKIRRULLAH
= SIRRULLAH
= ISYIRRULLAH
HIMPUNAN NAMA-NAMA
NUR 1 SAMPAI DENGAN 13
NAMA-NAMA NUR 1
NAMA-NAMA NUR 2
2. NUR MUHAMMAD
3. NUR TA’ALA
NAMA-NAMA NUR 3
NAMA-NAMA NUR 4
NAMA-NAMA NUR 5
NAMA-NAMA NUR 6
1. NUR SUMARULLAH
2. NUR INSANMULLAH
3. NUR MAYAMUL GAIB
4. NUR FITRIA NUR
5. NUR WADJHAH
6. NUR HAKIMULLAH
NAMA-NAMA NUR 7
5. NUR HIDAYATULLAH
6. NUR SINARRULLAH
7. NUR ZAHIRULLAH
8. NUR INTANRULLAH
NAMA-NAMA NUR 8
1. NUR PANCARRULLAH
2. NUR SINARRULLAH
3. NUR SAMIRULLAH
4. NUR MANIRULLAH
5. NUR JAMIRULLAH
6. NUR JABARRULLAH
7. NUR ZAHIRULLAH
8. NUR INTANRULLAH
NAMA-NAMA NUR 9
1. NUR TAMALULLAH
2. NUR INTANMULLAH
3. NUR ZATTULLAH
4. NUR MANIRULLAH
5. NUR MANIULLAH
6. NUR KAMINAN NUR
7. NUR BAHTIRULLAH
8. NUR TA’ALA
9. NUR KALBI
NAMA-NAMA NUR 10
1. NUR JABARRULLAH
2. NUR SABIRUL ALAM
3. NUR MUHAMMAD
4. NUR CAMARRULLAH
5. NUR HAMIYAH
6. NUR CIKMARULLAH
7. HUR HIJARULLAH
8. NUR SARIKULLAH
9. NUR HAWIYAH
10. NUR HAKIMIN
NAMA-NAMA NUR 11
1. NUR PATIRRULLAH
2. NUR KARIMULLAH
3. NUR CAHYA ALLAH
4. NUR ALIMUL GAIB
5. NUR BAHTI ALLAH
6. NUR MULIA ALLAH
7. NUR MANCAR GARIAH
8. NUR ZAT ZABUL HAK
9. NUR NABIULLAH
10. NUR SURIYATULLAH
11. NUR SALATI ALLAH
NAMA-NAMA NUR 12
1. NUR ALALLAH
2. NUR SABIRUL ALAM
3. NUR ANTAKAT
4. NUR SARIPULLAH
5. NUR KADIMULLAH
6. NUR INSANRULLAH
7. NUR KAMALULLAH
8. NUR SIYAPU ALLAH
9. NUR KUTUKI ALLAH
10. NUR BAYANG-BANYANG ALLAH
11. NUR KUDRATULLAH
12. NUR ALITULLAH
NAMA-NAMA NUR 13
1. NUR SUKMAPULLAH
2. NUR HAKIMIN
3. NUR JABARIAH
4. NUR PATIRRULLAH
5. NUR CAMARIAH
6. NUR INSYIRRULLAH
7. NUR HIJATULLAH
8. NUR ASMARIAH
9. NUR JABARAKKUN
10. NUR SIFATULLAH
11. NUR CAHYA ALLAH
12. NUR JAMILILLAH
13. NURRULLAH
NAMA-NAMA DI DALAM HAKKULLAH
1. HAK
2. ILAHUL HAK
3. NUR HAK
4. HAKKULAH
5. HAK JABARRULLAH
6. HAKRULLAH
7. ZABUL HAK
8. ZATTUL HAK
9. ZAMITUL HAK
10. NUR HAKIMIN
11. NUR ANTAKAT
12. ASMARULLAH
13. ASMAKULLAH
14. NUR BAHARULLAH
15. ASMAALULLAH
1. NUR HAKIMIN
2. KALAMURRAHIM
3. HATIFUL RAHMAN
4. HATIFUL ABSAR
1. TIKKULLAH
2. NUKTA ALLAH
1. ZABUL HAK
2. ZATTUL HAK
3. ZAMITUL HAK
1. NUKKULLAH
2. TUKKULLAH
ISI DIDALAM PANCARIAH
1. SINARRULLAH
2. RAM-RAM ALLAH
3. RAF-RAF MUSTA’WAN
DIDALAM SARIKULLAH
1. MANIULLAH
2. SAMIRULLAH
3. INTANMULLAH
1. PANCARRULLAH
2. SINARRULLAH
3. AMIRRULLAH
4. NAPSYIRRULLAH
5. INSYIRRULLAH
6. MANIRRULLAH
7. PATIRRULLAH
1. NUR TAMALULLAH
2. NUR TAMAULLAH
3. NUR TAMAULLAH
4. NUR TAMARULLAH
5. NUR TAMAMULLAH
6. NUR TAMAKULLAH
7. NUR TAMAPULLAH
1. INTANMULLAH
2. KAMARRULLAH
3. PATIRRULLAH
4. MAR MAR ALLAH
5. KERANDA ALLAH
6. MAHARRULLAH
7. BADARRULLAH
1. INTAN SURUKULLAH
2. INTAN SARIKULLAH
3. INTAN PATIRULLAH
1. ARSISTAWA
2. SANDUSIN
3. MAR MAR ALLAH
4. RAF RAF MUST’WAM
5. KERANDA ALLAH
6. BAITULLAH
7. MAHARRULLAH
8. TAMARULLAH
9. SABIRUL ALAM
10. TISMANCARMULLAH
11. TISMAALULLAH
12. PATIRRULLAH
13. MANIULLAH
1. AMARRULLAH
2. SARIKULLAH
3. INTAN MULLAH
4. ASMARULLAH
5. INTAN SARIKULLAH
6. AIR SETITIK
1. MUTIARA ALLAH
2. BAYANG-BAYANG ALAH
3. AMINULLAH
4. NIKMATULLAH
5. RAHMATULLAH
6. SENANG
7. SELAMAT
8. SEMPURNA
9. NYAMAN
10. SYURGA
11. RAHASIA
12. DIRAHASIAKAN
13. MERAHASIAKAN
CATATAN :
SYAHADAT MALAIKAT
YA RABBUHU KULUBUHUM MINHA LA YAHU NALHA 1333 X
TOBAT MALAIKAT
PINTU KE :
1. NUR HAJANAH
2. NUR HASANAH
3. NUR HATINAH
4. NUR MASMUNAH
5. NUR HATINAH
6. NUR MASKANAH
7. NUKKULLAH JABUR BAITILLAJI
8. TIKKULLAH JABUR BAITILLAJI
9. NUR HAJA INNAHU BASYIRIL ABSAR BAITILLAJI
10. NUR ZAT TA’ALA
MAUT
8 BULAN BERNAMA = NUR ZAT ZABUL HAK
Di gugurkan untuk :
1. KE GURU TUA 330 X
2. KE ORANG TUA 330 X
3. KE DIRI SENDIRI 330 X
1. KALAM = TISMULLAH
2. KOLAK – KOLAK = TISMALLAH
3. HIDUNG KANAN = TASRIKKULLAH
4. HIDUNG KIRI = TIKMAPULLAH
5. TELINGA KANAN = TISZATMULLAH
Di gugurkan untuk :
1. KE GURU TUA 264 X
2. KE ORANG TUA 264 X
3. KE DIRI SENDIRI 264 X
HU-ALLAH
NUR TAMANULLAH = Mengetahui MALAIKAT
MUKARRABUN
NAMA NAMA DI DALAM RAHASIA
1. NUR MANCARIAH
2. NUR MANCARGARIAH
3. NUR MAJAMANIAH
NAMA :
BINTANG KECIL = HATIFUL RAHMAN : (MATA HATI)
7777 X
BINTANG BESAR = NUR SAYIDA DAYA : (UBUN UBUN)
7777 X
MATAHARI = HATIFUL HABUR : (MATA KANAN)
7777 X
BULAN = NUR HIJATULLAH : (MATA KIRI)
7777 X
AWAN PUTIH = NUR SARI PUTIH : (PUTIH MATA)
7777 X
AWAN HITAM = SAMARRULLAH : (HITAM MATA)
7777 X
MATAHARI = HATIFUL HABIR : (MATA KANAN)
7777 X
ANGIN = SIYAPU ALLAH
KILAT = PANCARRULAH
HARI HARI
HARI MINGGU : TURUNNYA KAYU KAYUAN dan TANAMAN
BAITULLAH
NAMA BAITULLAH : JABARRULLAH 777 X
KITA
CATATAN UMUM
TUBUH ILMU = ( I ) YANG TIADA MATI
INTAN SARIKULLAH
Nama ALLAH TA’ALA yang sebenar – benarnya =
AIR SETITIK
Diri yang sebenar – benarnya Diri kita = TUBUH ILMU (I).
AIR SETITIK
Yang bernama ALLAH berpangkat Tuhan atau Ujud ALLAH
Perhimpunan Pintu Surga 8 atau Nama yang di akui oleh Rasulullah = AMARRULLAH
Nama untuk menarik Tasbih tidak berhingga = ZAT TISMARULLAH ILAHUL HAK
Nama sebenar – benarnya Nama Ummat atau Nama pada waktu berada dalam kenyamanan =
TISMANCARNULLAH.
Hurup yang zahir pada waktu KUN AWAL = ALIP, NUN, MIM, TA
INUR : 3333 X
I = ( I ) TUBUH ILMU
N = NYAMAN
U = UJUD
R = RASULULLAH ( RASA )
INUT : 7789 X
I = ( I ) TUBUH ILMU
N = NYAMAN
U = UJUD
R = TA’ALA
IRUN : 3379 X
I = ( I ) TUBUH ILMU
R = RASA
U = UJUD
N = NYAMAN
SUCI / INSAN
Apa yang sebenar – benar di KASIHI oleh Allah Ta’ala :
IMAN
Apa yang sebenar – benar di SAYANGI oleh Allah Ta’ala
MENGENAL
Nama untuk menghilangkan Kotoran dalam makanan dan
SUCI ALLAH SUCI SIFATKU, SUCI DENGAN TEPAT TEMPATKU, ALLAH BERKENENDAK,
MUHAMMAD BERLAKU.
ZUNUB / ZENABAT :
RAHMATULLAH NIKMATULLAH
LAM MAUJUD ILLALLAH
SIRRULLAH
WUDHU :
1. MUKA = ASTAGFIRULLAH HAL ADJIM 3 X
2. TANGAN KANAN / KIRI = ALLADJI LA ILAHAILLA HUWAL
HAYYUL KAYYUMU WA ATUBU ILAIH 3 X
3. UBUN – UBUN = ASYAHADU ALLA ILLAHAILLALLAH 3 X
4. TELINGA KANAN / KIRI = ASYHADU ANNA
MUHAMMADAR RASULULLAH 3 X
5. KAKI KANAN = LA ILLAHAILLALLAH 3 X
KAKI KIRI = MUHAMMADUR RASULULLAH 3 X
6. DO’A = ALLAHU AKBAR 3 X
KETERANGAN TENTANG SEMBAHYANG
1. Pada waktu berdiri : JARI JARI KAKI harus menghadap kiblat.
2. Yang di namakan berdiri betul di dalam sembahyang adalah IBU JARI KAKI KANAN oleh karena itu
tidak boleh terangkat dari sejadah.
3. Pada waktu TAKBIRATUL IHRAM, jari jari tangan jangan lewat dari ujung bawah TELINGA dan tapak
tangan dengan JARI TELUNJUK dan IBU JARI di rapatkan / disatukan lurus menghadap KIBLAT. Pada
waktu mengata TAKBIR yaitu : ALLAH , sampai pada waktu mengata : HU, tidak boleh zahir tetapi disertai
dengan napas masuk sampai ingat.
( I ) YANG TIADA MATI. Pada waktu mengata : AK, bertepatan telapak tangan kanan menggenggam
pergelangan kiri dan ingat akan mnama “ZATTTULAH” pada waktu mengata : BAR, jari manis tangan kire
ke pusat ibu jari tangan kiri ke ulu hati dan hakekat didalam hati / didalam hakekat ingat :
4. Setelah menjelang pergantian gerak / rukun ( tuma’ninah ) sesudah membaca bacaan hendaknya terlebih
dulu tarik nafas disertai puji RAHMATULLAH, keluar napas dengan puji NIKMATULLAH.
5. AK didalam Takbir maksudnya adalah pertemuan, jari pada waktu Ruku’ bertepatan tangan bertemu
dengan lutut. BAR, hidung menyentuh sejadah. Kalau sembahyang SUBUH, pada waktu sujud : AK,
Bertepatan HIDUNG menyentuh sajadah, BAR, DAHI menyentuh sejadah.
Pada waktu duduk antara dua sujud :AK tangan Bertepatan menyentuh lutut, BAR, mata melihat kesajadah.
6. Duduk antara dua sujud dan TAHYAT AWAL / TAHYAT AKHIR jari jari tangan tepat di ujung lipatan
lutut.
( JANGAN LEWAT ATAU KURANG )
7. Pada waktu TAHYAT AWAL / TAHYAT AKHIR semua jari jari lurus menghadap KIBLAT Pada waktu
bacaan atau pada waktu mengucap ASYHADU ALLAILAHAILLALLAH, jari telunjuk diangkat lurus, jari
telunjuk turun, ibu jari naik, jadi pada waktu sampai ANNA bertepatan pertemuan ibu jari dengan jari
telunjuk dan ingat << ZAT WAJIBUL UJUD <<.
8. Pada waktu salam, setelah berpaling kekanan kembali dulu kepala ketengah, mata melihat ke ulu hati,
demikian pula pada waktu sesudah berpaling kekiri, kembali ketengah, baru tangn kanan mengusap ubun-
ubun dengan mengucap Syahadat, terus kemuka dengan mengucap Zikir, terus kedada dengan mengata
LAMMAUJUD ILLALLAH.
PERINGATAN
SEMBAHYANG
15. Salam :
KANAN : ASSALAMU ALAIKUM RAHMATULLAH
KIRI : ASSALAMU ALAIKUM NIKMATULLAH
4. Membaca :
• AL-FATIHAH
• AL-IKHLAS
• AL-FALAQ
• AN-NAS
5. NIAT :
SAHAJAKU BERPUASA UNTUK MEMUASAKAN HAWA NAFSUKU DAN UNTUK
MENYEMPURNAKAN PERJALANANKUDARI DUNIA SAMPAI AKHIRAT.
6. Makan Sahur :
7. Berbuka :
1. TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR
2. BERINGAT / MENDUDUKAN DIRI
3. A.I.U
4. BERDO’A
CARA BERFITRAH :
1. TOBAT, SYAHADAT, ZIKIR, TAKBIR
3. INGAT : INUR
4. NIATNYA :
ISTRI : ALLAH
ISTRI : AL
5. SESUDAH MENITIKAN :
SUAMI : RAHMATULLAH
ISTRI : NIKMATULLAH
8. SESUDAH DILUAR :
SUAMI dan ISTRI membaca : TOBAT-SYAHADAT-ZIKIR-TAKBIR
CARA MENCUCI SETELAH BERSETUBUH
AMBIL AIR DENGAN IBU JARI LETAKKAN DI PUSAT
PEMBUKANYA :
MARRABBUKA MUHAPPAPAH INNI MUHADDADAH.
CARANYA :
SEBELUM BERHUBUNGAN, BUKA DULU DIPUSAT ISTRI DENGAN IBU JARI TANGAN KANAN
SAMBIL MEMBACA PEMBUKA DIATAS, PUTAR KEARAH BERLAWANAN.
AMALAN YANG DIDAPAT GURU PADA MALAM
LAILLATUL QODAR 27 RAMADHAN 1420 H :
AMALANNYA :
– 3 = SIR 33X
– 6 = NYAMAN 33X
– 9 = ARSISTAWA 33X
– 12 = ASMAAPPULLAH 33X
UNTUK MENGHILANGKAN DIRI YANG ZAHIR/ MUHAMMAD
AMALAN
AMALAN-AMALAN
KATA NUR ILLALLAH, Bermula AKU membaca dengan nama ALLAH, Muhammad yang punya amalan,
ALLAH yang mengamalkan, A-HU HA INNALLAHI KUWAL KUWIL, tahu permulaan NUR ALIYA
NUR.
1. AMALAN UNTUK PEMBUKA PINTU HIJAB :
NUR SARRIYA NUR KUDA SEMBRANI 7777x
5. RUMAH RASULULLAH :
NUR MANI ALLAH
NUR MANI ALLAH
( berada diandang-andang Rasulullah, yaitu : SIRRULLAH )
SERASA-SERAHASIA-SINARRULLAH
> HAKKULLAH 7777x
> NURRULLAH 6666x
> ZATTULAH 5555x
ALLAHUMMA YASIRLANA
YA GANNI 3x
ZIARATI MAKKATA WAL MADINATI
YA HABLANA 3x
INNA SAFA’ATI RASULULLAH
AMALAN NAMA NAMA SEMPURNA SUCI
DO’A
DO’A BISMILLAH
DO’A
Catatan :
DO’A FATIHAH DI BACA 7 KALI, BARU DITUTUP DENGAN
<< BIRAHMATIKA YA ARHAMAR ROHIMIN >>
DO’A NURRAN
DO’A NUR
ZIKIR HARUM
LA ILLAHAILLALLAH AYATUL KURSI ZIKIR
HARUM MANIKSANI, HAILLALLAH
2. ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
ZIKIR HARUM RASULULLAH
AKU BERNAMA JABARRULLAH
DIGANJAR DI ARAK DI BAITULLAH
3. ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
NUR MUHAMMAD SINARRULLAH
TEMPAT MAKAM KU DI ALAM BARAZH
AKU DI DALAM KERANDA ALLAH
4. ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
SINAR MUHAMMAD AMINULLAH
DI BERIKAN RAHMAT NIKMATULLAH
BARU BERNAMA “ ASMAPULLAH “
5. ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
UMMMAT MUHAMMAD RASULULLAH
6. ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
MUHAMMADAN RASULULLAH
ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
BI ADJDADI ILMULLAH
7. ALLAH LA ILLAHAILLALLAH
MUHAMMAD RASULULLAH
MUSTAFA KA’BAH ALLAH
AYATUL KALAMULLAH
BARU BERNAMA << INTAN SARIKULLAH.
Wajib kiranya sahabat AM mengetahuinya.. sejauh mana makna dan dalam pemakaian kalimah Tauhid LA
ILAHA ILLA ALLAH.
Maka wajib diketahui dahulu Kalimah itu barulah dinamakan ISLAM. yang asalnya demikian Firman Allah :
WA’TASHINU BIHABILLAHI SAMI’AN WALA WALA TAPARRAQU.
Artinya: Berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah engkau bercerai berai.
Adapun berpegang kepada tali Allah itu adalah seperti yang tersebut dibawah ini.
HU = Puji NYAWA, zikir waktu naik,nyawa keluar.
ALLAH = Puji ROH, zikir waktu turun,nyawa masuk.
ZIKIR ALLAH = Sama dengan Zikir LA ILLAHA ILLA ALLAH.
1. Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan katanya tiada lidahnya, maka kafirlah orang itu
pada zahirnya dan selamanya pada bathinnya.
2. Barang siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan lidahnya dan tiada tasdik hatinya, maka kafirlah
ia.
3. Barang siapa menyebut LAILAHAILALLAH dengan lidahnya dan tasdik hatinya, maka orang mu’miniah
ia dengan se-benarnya mu’min.
4. Barang siapa mengekalkan ia akan ujud itu, maka fanalah ia di dalam menyebut LAILAHAILALLAH,
maka orang itu WALI ALLAH.
Illa : tahu
Ilaha : berkehendak
Allah : bergerak.
8. La : alam barzah
Illa : makam barzah
Ilaha : sulbi ifra’it
Allah : surga ketujuh.
9. La : alam kesenangan
Illa : makam rahmat
Ilaha : makam rahasia
Allah : makam raf-raf mustawan.
10. La : berbulu dgn pengrasa-berkulit dgn pengrasa.
Illa : berdaging dgn nafsu- berdarah dgn akal.
Ilaha : berurat dgn pikir – bertulang dgn ilmu.
Allah : berotak dgn pengetahuan – bersumsum dgn rahasia.
11. La : tiada – sifat kekuasaan kita(hayat).
Illa : ada – sifat kekuasaan ilmu hak Allah Ta’ala.
Ilaha : yakin – kepada ilmu hak Allah Ta’ala.
Allah : Nama – bagi kesempurnaan seluruh sifat menyifat kita(hayat).
AL FATIHAH 3X
Ashaduanna syaidina wabiana fathah…
Assalamualaikum rijal gaib 3X.
ila hadratn khususan syeh abdul qodir jailani Alfathah 10X.
ila hadratn khususan syeh abu bakar as sidiq lau rikuhul muqobir 333X.
Alfathah 3X
Al ikhlas 3X
Alfalaq 3X
An nas 3X
Aya Kursi 3X
walayaubana illa makaaba lahu lana hua maulana wallahu fayaawakkal muakilun 3X.
Nawaiu saifa minallah a’ala lillat 3X.
Inilah risalah singkat menjelaskan tentang martabat 7 (tujuh). Karena Martabat 7 (tujuh) itulah tahkiknya
faham Ma’rifat atau sempuna bagi Aulia Allah yang semuanya mempunyai keramat besar dalam sejarah
Mazhab Ahlul Sunnah Waljama’ah yang 4 (empat).
Adapun yang mula-mula menyusun martabat 7 (tujuh) itu ialah SYEH AHMAD KUSASI BIN
MUHAMMAD AL MADANI WALI KUTUB RABBANI RIJALUL SHAID yang masyur itu. Kemudian
diteruskan lagi oleh murid-muridnya yang bernama SYEH ABDURRAUB, SYEH MUHAMMAD SEMAN
dan lain-lainnya yang semuanya berderajat Wali Kutubburrabbani.
Adapun marabat 7 (tujuh) itu adalah berdasakan hukum AKLI dan NAKLI, untuk memahami Rahasia
kebesaran Nabi kita Muhammad SAW yang sebenar-benarnya karena himpunan segala rahasia Allah itu
adalah terhimpun pada Wujud diri Nabi kita yang bernama Muhammad dan kezahiran Nabi kita itu menurut
kezahiran manusia biasa dengan beribu berbapak dan sebagainya.
Adapun arti martabat itu ialah tingkatan kezahiran rahasia Allah Ta’ala dan bersusun:
1. Martabat AHDIAH
2. Martabat WAHDAH
3. Martabat WAHIDIYAH
4. Martabat ALAM ARWAH
5. Martabat ALAM MISAL
6. Martabat ALAM ZASAM
7. Martabat ALAM INSYAN.
MARTABAT AHDIAH
1. MARTABAT AHDIAH
Martabat Ahdiah bermakna Keesaan dan hukumnya LAA TA’AIN. Artinya : Tiada ada sesuatu wujud yang
terdahulu adanya, oleh karena itu hanya dinamakan “AL HAQ” artinya : Keesaan Kesempurnaan Semata-
mata.
Seperti Hadis Nabi SAW “ WAKA HALLAHUWALA SYIUM MA’AHU”
Artinya : Adalah Allah itu Maha Esa dan tiada ada lainnya sertanya.
Maka martabat Ahdiah itu bukanlah bermakna bahwa ada sesuatu wujud yang terdahulu adanya daripada
Nur Muhammad atau wujud yang maujud adanya Nur Muhammad, tetapi adalah untuk menolak adanya
Itikad yang menetapkan bahwa ada lagi suatu wujud yang mengujudkan Nur Muhammad. Jadi jelasnya
martabat 7 ya’ni Martabat Ahdiah itu adalah bermakna pengakuan kepada Ke Esaan, Kebesaran dan
Kesempurnaan Nur Muhammad itu semata-mata. Oleh karena itu Martabat yang sebenar-benarnya adalah 6
(enam) saja. Dan bukan 7 (tujuh), sejalan dengan ayat “FII SIT TATIAIYA MIN SUMMASTAWA’ALAL
‘ARSII” artinya :Kesempurnaan kejadian semesta alam adalah di dalam 6 (enam) masa.
Kemudian sempurnalah kebesaran Allah pada kejadian ARASY yang Maha Besar itu, menurut hadis sahih
“bahwa masa yang terakhir yakni kejadian sempurnalah kejadian Nabi Adam”, dengan ditempatkan di atas
muka bumi.
Adapun hakikat ARASY yang sebenarnya menurut faham Ma’rifat yang tahkik adalah terkandung pada
isyarat-isyarat huruf Nabi Adam itu sendiri, ialah Alif dan Dal itu mengisyaratkan kepada “AHMAD” dan
“MIM” itu mengisyaratkan pada “MUHAMMAD”.
Oleh karena itu pada hakikatnya kezahiran Nabi Adam itu adalah menjadi Wasilah Ja’ani menjadi jalan bagi
kezahiran kebesaran Nabi kita yang bernama Muhammad itu sendiri.
Di dalam tafsir yang ma’I’tisar kebesaran Nabi kita yang bernama Muhammad itu telah berwujud suatu sinar
yang sangat menakjubkan pada nabi dan rasul-rasul yang terdahulu dan bahkan kebesaran itulah yang telah
menjadi MU’JIZAD bagi Nabi-nabi terdahulu, maka kebesaran itulah diisyaratkan dengan “ANNUR” di
dalam AL QUR’AN, dan ANNUR itu bukanlah bermakna cahaya, tetapi bermakna Keluasan, Kesempurnaan
yang tiada terbatas dan tiada terhingga.
MARTABAT WAHDAH
Adapun Martabat Wahdah bermakna wujud yang awal yang tiada ada permulaannya dan hukumnya
“TA’INUL AWWALU” artinya : wujud yang terdahulu adanya daripada segala wujud yang lainnya, lagi
tiada ada permulaannya. Itulah yang dinamakan HAIYUN AWWALU, HAIYUN AZALI, HAIYUN IZZATI,
HAIYUN HAKIKI, yakni bersifat HAIYUN yang sebenar-benarnya QADIM yang NAFSIAH, SALBIAH,
MA’ANI dan MANAWIAH, ZALAL, ZAMAL, QAHAR, KAMAL, itulah hakikat kebesaran Nabi kita itu
yang bernama Muhammad Rasulullah Sallahu’alaihi Wasallam.
Maka Kandungan nama Muhammad itulah yang dinamakan dengan Wahdah. Yang menjadi jumlah dan
himpunan AF’AL, ASMA, SIFAT, ada pun ZAT hanyalah bagi MA’LUM yakni Sendirinya.
ILLAH tidak lain, dan dinamakan HAWIYYATUL’ALAMI” artinya : Sumber segala kejadian semesta alam
ini, dan dinamakan HADRATUS SARIZ artinya :Kebesaran yang dipandang pada tiap-tiap yang maujud
pada alam ini, itulah yang diisyaratkan dalam Al Qur’an “NURUN’ALA NURIN” artinya : Nur yang sangat
dibesarkan pada semesta alam ini, yakni Nur yang hidup dan maujud pada tiap yang hidup sekalian alam ini
atau Nur yang hidup dan menghidupkan.
Kebesaran hakikat Muhammad itulah yang sebenarnya dipuji dengan kalimah ALHAMDU kerana
kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD itulah yang diisyaratkan oleh kalimah ALHAMDU itu, yakni
“ALIF” bermakna ALHAQ artinya KEESAAN, KEBESARAN NUR MUHAMMAD, tajallinya ROH bagi
kita. “LAM LATIFUM” artinya Kesempurnaan Nur Muhammad, tajallinya NAFAS bagi kita, “HA”
HAMIDUN artinya Kesempurnaan Berkat Nur Muhammad, tajallinya HATI, AKAL, NAFSU,
PENGLIHAT, PENDENGAR, PENCIUM, PENGRASA dan sebagainya bagi kita. “MIM” MAJIDUN
artinya Kesempurnaan Safa’at Nur Muhammad, tajallinya bagi kita : IMAN, ISLAM, ILMU, HIKMAH dan
sebagainya. “DAL” DARUSSALAMI artinya Kesempurnaan Nikmat Nur Muhammad, tajallinya bagi kita :
KULIT, BULU, DAGING, URAT, TULANG, OTAK, SUMSUM.
Maka itu adalah tajallinya bagi diri yang bathin, adapun tajalli bagi diri yang zahir adalah “ALIF” bagi kita,
“LAM” dua tangan bagi kita, “HA” badan bagi kita, “MIM” Pinggang bagi kita dan “DAL” dua kaki bagi
kita. Itulah yang diesakan dengan “ASYAHADU” yakni :
Fahamnya ialah “ADAM” adalah nama adab atau nama syari’at atau nama hakikat, atau nama kebesaran
bagi kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD. Dan MUHAMMAD adalah nama keesaan yang
menghimpunkan akan nama Adam dan nama Allah.
Salam Sahabat AM dimana pun saja berada,mohon diperhatikan dan disimak baik2 tentang penjelasan
Rakam di Diri Insan.
Bismillahi=ahdah,rahmani=wahdah=rahiim=wahdiyah
1.kepala-alhamdulillah leher-rabbilalamin
2.pundak kanan-arrahmani pundak kiri-rahiim
3.tubuh-maliki yaumiddin
Sesungguhnya puncak segala puncak ilmu Ma’rifaullah ialah mereka yang elah kembali kejalan Syariaullah..
Yaiu Mengerjakan segala perinah dan menjauhi segala larangan yg sesuai oleh ununan Ajaran yang dibawa oleh
Baginda Muhammad Rasulullah salallahu alaihi wasallam.
Inilah hasil yang diperoleh daripada mereka yang menjalani perjalanan syaria,harika, hakika dan Ma’rifa..yang
secara langsung maupun tdak langsung elah dianugerahkan oleh Allah berupa 20 Karomah didunia dan 20 karomah
di akhira yang semuanya iu adalah karunia dariNya juga sebagai anda cinaNya Allah Subhana Waaala kepada
kekasihNya yang juga bergelar Waliyullah.
Hasil yg dicapai inilah dengan sendirinya menjadikan hamba yang dikasihiNya sb menjadi Tawadhu, Sabar, Wara,
Fakir inilah yang sebenarnya pengertan Tasawuf sejat hakiki lagi Azali.
Sikap tngkah laku dalam menjalani kehidupan sehari-harinya dapa diliha dari penyampaian Ilmu dan Ahlak sera
Adab mereka yang semua iu mempunyai dasar Akidah dan keyakinan yang kokoh ak ergoyahkan, yaiu ;
1. Mahabbah/Cina Kepada Allah.
Sebagai mana berkasih sayang dengan kekasihnya maka apapun akan dia Korbankan..sekalipun Nyawa aruhannya.
2. Taku kepada Allah, yakni sebagaimana jika ada kesalahan sediki pun mereka aku akan murkaNya Allah.
3. Penuh Harap, enunya seorang kekasih berharap akan kedekaan perjumpaan dan kemesraan kepada kekasihNya.
Sahaba Am…
Jika sedemikian harapan akan hasil dan pencapaian dalam mendalami ilmu Tasawuf ini, Insya Allah tada bersalahan
dalam kehidpuan dunia sera tada aku dan genar lagi dalam menghadapi sakaruul mau yaiu kematan..karna
kematan adalah jalan perjumpaan menuju Allah yang Nyaa.
Demikian..
Pantun Hakikat
Hilangkan Keakuanmu
Kalau Engkau Sudah Bertemu
Allah Itu Tiada Tentu
Yang Ada Itu Hanyalah Kamu.
Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an tiada seorang makhluk
sanggup menghalang
jangan peduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan khalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI
SYUHUD BATIN
Bismilahirahmanirahim
Rasul, yang berarti “turunnya” Tuhan ke dunia, yakni “bersatunya” kesadaran Muhammad dengan Nur
Muhammad, terjadi pada laylat Al-Qadr (Malam Kekuasaan), yang terang cahayanya melebihi seribu bulan.
Allah dan Nabi Muhammad bertemu dalam “Rasul” yang dijabarkan dalam Risalah, atau Wahyu, yakni Al-
Quran. Inilah cahaya petunjuk (Al-Huda) yang menerangi kegelapan alam, yang memisahkan (Al-Furqan)
kebatilan atau kegelapan dengan kebenaran atau cahaya. Karena itu Al-Quran sesungguhnya adalah
manifestasi “kehadiran penampakan” Allah di dunia ini. Sayyidina Ali karamallahu wajhah dalam Nahj Al-
Balaghah mengatakan “Allah Yang Mahasuci menampakkan Diri kepada hamba-hamba-Nya dalam firman-
Nya, hanya saja mereka tidak melihatnya.” Imam Ja’far, cucu Rasulullah saw, juga mengatakan,
“Sesungguhnya Allah menampakkan Diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya dalam Kitab-Nya, tetapi mereka
tidak melihat.”
Di sisi lain, sebagai manusia yang mengandung unsur tanah dan air, Muhammad memperoleh sisi
kemanusiaannya. Dia makan, minum dan menikah. Faktor ini amat penting karena menunjukkan bahwa
walau Muhammad adalah manifestasi, atau tajalli sempurna, insan kamil, dari Allah, tetap saja Muhammad
bukanlah Allah. Atau, dengan kata lain, yang dimanifestasikan bukanlah Prinsip yang bermanifestasi, dan
karenanya tidak ada persatuan antara manusia dan Tuhan dalam pengertian panteisme. Kedudukan manusia
paling tinggi justru dalam realisasi penghambaannya yang paling sempurna, abd, “abdi”—gelar yang hanya
disebut oleh Allah bagi Muhammad Saw.
Al-’abd adalah “Hamba” atau abdi yang sepenuhnya pasrah kepada Allah. Seorang abd hidup dalam
kesadaran sebagai seorang abdi Allah. Abd dicirikan oleh keikhlasan. Karenanya, penghambaan sejati bukan
lantaran kewajiban atau keterpaksaan. Dalam pengertian umum, kegembiraan seorang hamba adalah ketika
dia dimerdekakan oleh tuannya. Tetapi ‘abd merasakan kegembiraan tatkala ia menjadi hamba (Allah).
Derajat ‘abd adalah derajat tertinggi yang bisa dicapai manusia, dan karena itu Allah menyandingkan
kerasulan Nabi Muhammad Saw dengan ‘abd—”Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah ‘hamba’
dan Rasul-Nya.” Ketika mengundang Rasulullah saw di malam mi’raj, Allah menyebutnya dengan gelar
“hamba”—Mahasuci Allah yang memperjalankan hamba-Nya di kala malam (QS. 17:1)—dan ini sekaligus
menunjukkan kebesaran kualitas ‘abd, sebab hanya ‘abd-Nya-lah yang berhak mendapat undangan langsung
menemui-Nya di tempat di mana bahkan Malaikat Jibril pun terbakar sayap-sayapnya. Dalam tingkatan yang
paripurna, hamba yang ingat akan menjadi yang diingat, yang mengetahui akan menjadi yang diketahui, dan
yang melihat akan menjadi yang dilihat, yang menghendaki menjadi yang dikehendaki, dan yang mencintai
menjadi yang dicintai, karena ia sudah fana pada Allah dan baqa dengan baqa-Nya, dan ia menghabiskan
waktunya untuk memandang kebesaran dan keindahan-Nya terus-menerus, seakan-akan dirinya pupus,
seakan dia adalah Dia (Allah). Ini adalah maqam seperti yang disebutkan dalam hadis Qudsi: … “(Aku)
menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat,
menjadi tangannya yang dengannya dia memegang, menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan, dan
menjadi lidahnya yang dengannya dia bicara.” Jadi jelas bahwa derajat tertinggi adalah pada kehambaan,
sebab hanya hamba sejatilah yang akan “naik” menuju Tuhannya. Dan pada sang hamba sejatilah Allah
“turun” untuk menemuinya. Ini adalah misteri mi’raj.
Tatkala manikam itu sampai 40 hari lamanya didalam tara’ib perempuan, maka berhentilah darah haid yang
biasa dialami oleh seorang perempuan. Hal ini dikarenakan sebab tertutupnya peranakan oleh manikam tadi.
Baru setelah 4 bulan manikam itu berada didalam rahim, ia bernyawa(bergerak). Darah haid yang berhenti
karena tertutup oleh manikam, pada bulan kelima menjadi tembuni (ari-ari).
Peristiwa ini seluruhnya berlangsung didalam rahim. Dan tatkala sampai pada masanya lahir, maka darah
haid yang berhenti pada 40 hari sebelum manikam itu bernyawa(bergerak) itulah yang
akan menjadi darah nifas. Manikam yang dikandung oleh perempuan pada masa:
1 hari 1 malam : pujinya Hu
3 hari 3 malam: pujinya Allah
7 hari 7 malam: pujinya Innallah
40 hari 40 malam: pujinya Turobbunnur
4 bulan 4 hari: pujinya Subhanallah
6 bulan 6 hari: pujinya Alhamdulillah
8 bulan 8 hari: pujinya Allahu Akbar
9 bulan 9 hari: pujinya Inna ana amanna
Inna: Sessungguhnya
Ina: Saya (Aku)
Amanna: (aman(Iman).
Perlu saudara ketahui bahwa mati ada tiga macam. Mati hidzi,yaitu mati yg berpulang kerahmatullah. Mati
maknawi yaitu mematikan diri sebelum mati yg sebenarnya dan mati suri.. sdh maklum adanya.
Jdi pertanyaan diatas yg kita bahas adalah mati maknawi yaitu mematikan diri sebelum mati.
Disini berlakulah keadaan pada fan afal fana asma fana sifat fana zat.
Yaitu melepas segala keAkuan diri bahwa tiada yg ada hanya Allah intinya laa maujud bihaqqi ilallah.
Yg demikian disebut;
La qadirun,tiada kuasa Kan sesuatu
La muridun,tiada berkehendak akan sesuatu.
La alimun,tiada ilmu akan sesuatu.
La hayyun ,tiada yg hidup akan sesuatu.
La samiun,tiada yg mendengar akan sesuatu.
La basirun,tiada yg melihat akan sesuatu. Dan
La muttakalimun,tiada yg berkata-kata akan sesuatu kecuali Allah.
Tidak akan kenal Allah jika tidak kenal Muhammad. Tidak akan bertemu Zat Wajibal wujud jika tidak
melalui muhammad. Dan tidak akan terbuka hijab jika tidak Muhammad.
Nur disini bukan berarti cahaya seperti paham umumnya. Melainkan mempunyai arti dan makna diatas
segalanya.
Salam Mahabbah..
————————————-
(Sumber: Guru Sekumpul, Mtp)
Memahami ilmu Ma’rifatullah kita harus memulainya dari ma’rifatunnafs mengenal diri terlebih dahulu
barulah naik ketingkat pemahaman ma’rifatullah, terkadang ada diantara kita ingin belajar ma’rifatullah
tanpa memulai pemahaman terlebih dahulu tentang hakikat diri akhirnya dia tdk akan menemukan apa2
kecuali kebingungan dan kerancuan dalam pikiran, mustahil ada seseorang bisa memahami ma’rifatullah
sebelum memahami dirinya dalam tingkat pengenalan diri terlebih dahulu.
Dalam Hadits Qudsi disebutkan : Ya Muhammad Aku jadikan alam ini karena engkau dan Aku jadikan
engkau karena Aku maka engkau inilah sebenar-benar Rahasia Aku dan engakau itu tiada lain daripadaKu.
Mengenal diri dan mengenal akan asal kejadian diri adalah jalan dasar dalam memahami ilmu Tasawuf.
adapun sebagian Tarikat lainnya juga bisa dengan jalan memahami sifat 20 yang ada pada haq Allah dan
yang ada pada diri dan inilah Sifat dua puluh bagi Allah :
Martabat AHDAH:
-Sifat Nafsiah > Wujud
-Sifat Salbiah > Qidam, Baqa’, Mukhalafatulilhawadis, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniah.
Martabat WAHDAH
-Sifat Ma’aniy > Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam.
Martabat WAHIDIAH:
-Sifat Ma’nawiyah > Qodirun, Muridun, Alimun, Hayun, Sami’un, Bashirun, Mutakalimun.
Penjelasan:
Martabat Ahdah itu ALLAH (Dzat yg rahman dan rahim).
Martabat Wahdah itu MUHAMMAD (ruh idhafi).
Martabat Wahidiah itu ADAM (jasad), Maka Hakekat Allah hidup tiada mati Hakekat Muhammad Haq diri
Allah Hakekat Adam tiada diriku Allah yg ada.
Dan Sifat 20 gugurnya ada pada diri kita :
Wujud-Tubuh kita,
Qidam-Daging kita,
Baqa’-Tulang kita,
Mukhalafatu lilhawadis-Urat kita,
Maka Jadilah yang dikatakan “Rahasia Muhammad” itulah yang sebenar-benarnya tiada lain daripada
kezahiran 5 Sifat ALLAH yang dinamakan kalimah “LAA” yaitu ; Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhallafatuhu
Lil Hawadith, Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi.
Dan yang dikatakan “Nyawa Muhammad” itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran 6 Sifat
ALLAH yang dinamakan kalimah “ILAHA“ yaitu ; Sama’, Bashar, Qalam, Sami’un, Bashirun,
Mutakallimun.
Dan yang dikatakan “Hati Muhammad” itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran 4 Sifat
ALLAH yang dinamakan kalimah “ILLA“ yaitu ; Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat.
Dan terakhir yang dikatakan “Tubuh Muhammad” itu yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran
Lima Sifat ALLAH yang dinamakan kalimah “ALLAH“ yaitu ; Qadirun, Muridun, Alimun, Raji’un
Wahdaniat.
Maka inilah yang sebenar nyata senyatanya kenyataan tajalli Allah ta’ala (tempat Tuhan berkelakuan) pada
Muhammad :
Tajalli Hayat Allah kepada Ruh Muhammad maka Insan itu hidup dengan sendirinya..
Tajalli Ilmu Allah kepada Hati Muhammad maka Insan itu tahu dengan sendirinya..
Tajalli Qudrat Allah kepada Tulang Muhammad maka Insan itu kuasa dengan sendirinya..
Tajalli Iradat Allah kepada Nafsu Muhammad maka Insan itu berkehendak dengan sendirinya..
Tajalli Sama’ Allah kepada Telinga Muhammad maka insan itu mendengar dengan sendirinya..
Tajalli Bashar Allah kepada Mata Muhammad maka Insan itu melihat dengan sendirinya..
Tajalli Kalam Allah kepada Mulut Muhammad, maka Insan itu berkata dengan sendirinya.
Rahasia Ma’rifat
Inilah ilmu rahasia Makrifa Allah Ta’ala, dari pada dunia,daang dari pada akhira.
Engkau iu sampai kepadaKu, “Hai hambaKu yang Aku cinai.”
Maha suci Aku besera engkau jikalau engkau berada di dalam AKU.
Maka lenyaplah engkau di dalam kosong.
AHMAD iulah yang disebu diri yang gaib.
MUHAMMAD iulah yang disebu diri yang dzahir.
Berkaa Nabi SAW “Ikut aku.. ikut aku…”
Kalau engkau tada mengikut maka engkau adalah ‘sesa’.
Sebab iulah kami ajarkan kalima Tauhid
“LAA ILLAHA ILLALLAH”
Sebab iulah kami perinahkan kalima Syahada
“ASYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADDARASULULLAH”
Jikalau engkau iu berpegang pada keduanya maka selamalah engkau dunia dan akhira.
Dan engkau di dalam mukmin yang sebenar-benarnya. Bahwasanya,
– Kalima Tauhid iu ialah maqam Ruh yang tada lupa ia kepada yang menjadikannya setap saa.
– Kalima Syahada iulah yang menyempurnakan apa-apa yang di perinahkan oleh nabi Muhammad SAW.
Maka engkau iu rindu selalu kepadaKu yang menjadikan semesa alam.
Iulah yang disebu engkau berubuh ‘NURULLAH’’
Iulah yang disebu lenyap dengan AKU.
Asal engkau yang Aku jadikan mula-mula adalah sau rahasia
Nur, yang disebu Nur Dza. Nur Dza menjadi Diri, kemudian
diri engkau gaib di dalam Nur Allah, kemudian gaib lagi yang
disebu kosong.kemudian berkaa di dalam Kun, Kun iulah yang disebu Alif, Alif iulah yang disebu Diri, Maka
gaiblah Alif iu menjadi Laisa, lalu berkaalah Ia HAQ.
Yang Haq iulah yang disebu tada berujud dan tada bernama.
maka engkau iu yang dinamakan AKU, sebab iu bukan diluar bukan di dalam.
Sehingga meliput Aku semesa sekalian alam. Maka Laisa-lah Aku didalam diri engkau iu. Jikalau engkau
mengenakan Aku, maka engkau iu adalah di dalam kalimahKu.
Sesudah engkau di dalam kalimahKu, Maka engkau iu berubuh Syahada dan
Sesudah bernama syahada,Maka engkau iu bernama Muhammad
Jikalau engkau sudah bernama Muhammad dzahirnya maka batnya iu bernama Ahmad lalu sesudah bernama
Ahmad, maka engkau iu gaib dengan HU
Maka Akulah iu.
Engkau dengarkan bunyi di dalam ubuh engkau yang berbunyi ‘Wujud Dza’
Wujud iu berbunyi HU dan Dza iu berbunyi ALLAH, Oleh karena iu yang bunyi hanya kosong, maka kosong iu
maknanya fana, hanya diriNyalah yang ada.Yang besera meliha dan mendengar, Semuanya lenyaplah di dalam yang
KOSONG.
Muhammad iu ada dua rupa, yakni ada dua rupa dia aau ada dua Ma’na :
Muhammad yang bermakna QADIM AZALI, iulah diri Muhammad yang perama, yang tdak ada AL MAUTU/mat
padanya selama-lamanya, jelasnya bahwa Muhammad diri yang perama kia iu. Iulah yang awal NAFAS yang akhir
SALBIAH, yang zahir MA’ANI dan yang bahin MA’NAWIYAH.Muhammad yang bermakna Abdullah Insanul Kamil iulah
diri Muhammad yang kedua, nama yang harus baginya, bersifa manusia biasa yang berlaku padanya “SUNNATU
INSANIAH, KULLU NAFSIN ZA IKATUL MAUT”
Dalam pada waku iu wajib kia meng’itkadkan bahwa jasad nabi kia iu adalah QADIM IDHOFI, yaiu tdak rusak
selama-lamanya dikandung bumi. Sepert hadis sahih AL BUKHARI/riwaya BUKHARI : “INNALLAHA AZZA WAJALLA
HARRAMA’ALAL ARDHI AIYA KULLA AZSADAL AMBIYA” artnya : Bahwasanya Allah Ta’ala yang maha tnggi elah
mengharamkan akan bumi, bahwa bumi iu bisa menghancurkan akan jasad para nabi-nabi. Maka ahkiknya faham
kedua walikuub iu, supaya kia jangan erliha dengan faham Nasrani, dengan Yahudi dan sebagainya. Maka kia
eapkan dahulu faham kia ialah :
Bahwa pada hukum adab, Nabi kia Muhammad yang Muhammad iu adalah manusia biasa sepert kia, hanyalah
dilebihkan ia dengan kerasulan.Bahwa tap-tap manusia iu sendirinya baik pada hukum akal dan pada hukum nakli,
ada mempunyai dua macam diri yakni diri perama aau diri hakiki ialah Rohani, dan diri yang kedua yaiu diri Majazi
ialah Jasmani, dan diri yang kedua aau diri jasmani iu karena kemuliaan bagi Rasulullah dinamakan INSANUL
KAMIL.Bahwa diri Hakiki yang bermakna Rohani iulah yang bernama Muhammad. Iulah yang Qadim Azali, Qadim
Izzat, Qadim Hakiki, iulah makna yang dirahasiakan yang menjadi keesaan segala sifa kesempurnaan yang 99
(sembilan puluh sembilan) iu. Jalannya kebesaran wujud Roh Nabi kia iulah yang diisyarakan oleh kalimah
“HUALLAH” jadi makna Muhammad iu Tahkiknya adalah “AINUL HAYATI” yakni wujud sifa yang hidup dan yang
menghidupkan. Maka iulah yang diisyarakan dengan kalimah “LA ILAHA ILLALLAH” dan yang dibenarkan dengan
kalimah “ALLAHU AKBAR” dan yang dipuji dengan “SUBBHANALLAH WALHAMDULILLAH” dan sebagainya lagi. Iulah
yang dipuji dengan “ALHAQ QULHAQ” oleh seluruh malaika-malaika MUKARRABIN menuru afsir yang
me’itbar.Bahwa diri Majazi yang bermakna Jasmani, iulah yang bernama Insanul Kamil. Iulah Muhammad majazi,
yakni Muhammad yang kedua yang menempuh ALMAUTU pada adab, eapi jasad Nabi iu adalah Qadim Idho.
Jasad Nabi kia iulah diisyarakan oleh aya AL QUR’AN “PADABA RAKALLHU AHNAUL KHORIKIM” artnya : Maha
Sempurnalah Sifa Allah pada Kezahiran Wujud yang sebaik-baik rupa kejadian iu”. Dan diisyarakan Hadis Qudsi
“ZAHIRU RABBI WAL BATHINU ABDI” artnya : Kezahiran sifa kesempurnaan Allah iu adalah maujud pada hakika
kesempurnaan seorang hamba yang bernama Muhammad Rasulullah iu. Yakni maujud dengan rupa Insanul Kamil,
maka rupa wujud Insanul Kamil iulah yang diisyarakan oleh AL QUR’AN dengan “AMFUSAKUM” artnya : Wujud Diri
Kamu Sendiri, yakni “WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUN” artnya : Dan yang diri kami berupa wujud insan iu
apakah tdak kamu pikirkan. Yakni yang menjadi diri hakiki aau diri perama pada insan iu.
Pada hakikanya adalah kebenaran dan kesempurnaan Roh Nabi kia yang bernama Muhammad iu semaa-maa,
dan diri kedua iupun tdak lain karena iulah dinamakan insan yakni yang kedua, aau rupa Muhammad yang nyaa,
yang nasu, maka kebenaran Roh Nabi kia yang bernama Muhammad iulah yang diisyarakan oleh Al Qur’an
“ALLAHU NURUSSAMA WATIWAL ARDHI” artnya :Kebenaran Nur Allah iu ialah Maujud di langi dan di bumi. Dan
aya seerusnya “NURUN ‘ALA NURIN” artnya : Nur yang hidup dan yang menghidupkan aas tap-tap wujud yang
hidup pada alam ini.
Hakikat Agama
Awaluddin Ma’rifatullah berarti Awal-awal Agama mengenal/kenal Allah.. bukan berarti awal Islam/ber
Islam mengenal Allah.. bukan yaa itu salah.
Maksud awal agama mengenal Allah ialah mengetahui maksud tujuan akan Arti dasar Agama. di agama
inilah letak Aqidah dan keyakinan diri barulah mengenal Allah Rabbil Alamin namun belum Ber-Islam.
Agama berisyarat dengan 3 hal yaitu Alif Gain/agen Mim.
-Alif menyatakan Unsur utama dalam berakidah yaitu Zat wajibal wujud Allah Ta’ala.
-Gain/agen menyatakan pelaksana unsur utama sekaligus Sandaran kejahiran 4 Sifat Zat Sifat Asma Af’al
unsur utama tsb yaitu Insan.
-Mim menyatakan Perantara dari unsur pertama yaitu Muhammad.
Maka ketiga kesatuan Inilah dinamakan Agama.
Kenapa diri Sering sahabat baca bahwa kedudukan Adam itu adalah dosa besar dan selama Adam masih
melekat pada diri selamanya itu engkau bergelimang Dosa.
dalam itibar ialah Agen/Gain dalam huruf hijayah terdapat titiknya. hanya menghilangkan titik Agen/gain
menjadilah ia Ain yg Hakikatnya ialah menghilangkan keakuan pada diri.
wala qadirun wala muridun wala alimun wala hayyun wala samiun wala basirun wala muttaqalimun.. tiada
yg kuasa tiada yg berkehendak tiada yg mengetahui tiada yg hidup tiada yg mendengar tiada yg melihat dan
tiada yg berkata-kata semuanya itu Allah lah yg punya.
jadi tiada lagi diri ini.. dan jgn pernah lagi beraku-aku lagi semua Allah,Allah semuanya.
maka jalan inilah disebut Awaluddin Ma’rifatullah.
Perkara ini barulah beragama belum ber ISLAM
Bismillaahirrahmaanirrahiim
wabibarakati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabi’izzati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabiquwwati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabiqudrati bismillaahirrahmaanir-rahiim
irfa’ qadrii wasyrah shadrii wa yassir amrii warzuqnii min haytsu laa yahtasib bifadhlika wa karamika, ya
man huwa kaaf haa yaa ‘ain shad haa mim ‘ain sin qaaf, wa as-aluka bijalaalil-‘izzati wa jalalil-haybati wa
jabaruutil ‘azhamati an taj’alanii min ‘ibaadikash-shaalihiinal-ladziina (laa khawfun ‘alayhim walaa hum
yahzanuun) birahmatika yaa arhamar-raahimin wa an tushalliya ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘ala aali
sayyidinaa Muhammad.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan haq bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan
kemuliaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan keutamaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan
keagungan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kebesaran bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan
keindahan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kesempurnaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan
dengan kewibawaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kedudukan bismillaahirrahmaanir-rahiim,
dan dengan kekuasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan keperkasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim,
dan dengan kebesaran bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan pujian bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan
dengan cahaya bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kemuliaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan
dengan kekuasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim dan dengan keberkahan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan
dengan kemuliaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kekuatan, dan dengan kekuasaan
bismillaahirrahmaanir-rahiim, angkatlah kemuliaanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan
berikanlah aku rizqi yang tak disangka-sangka datangnya dengan keutamaan-Mu dan kemuliaan-Mu, wahai
DZat Yang Dia kaf ha ya ‘ain shad ha mim ‘ain sin qaf (hanya Allah yang tahu arti sesungguhnya kalimat-
kalimat itu) dan aku memohon dengan kebesaran kemuliaan-Mu, dengan kebesaran kewibawaan-Mu,
dengan keperkasaan keangungan-Mu, agar Engkau menjadikanku tergolong hamba-hamba-Mu yang shalih
(yang tidak ada perasaan bersedih hati), dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Pengasih di antara yang
pengasih. Dan aku memohon agar Engkau senantiasa melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi
Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad.
Wirid basmalah ini dari Sultanul aulia Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani yang disebutkan dalam kitab Ash-
Shalawat wa al-Awrad.
Keramat Al Fatihah
Bismillaahirrahmaanirrahiim..(Alhamdulillaahi rabbil‘aalamiin)
munawwiri abshaaril‘aarina binuuril ma’rifat yaqiini jaadzibi azimmat asraaril muhaqqiqiinabijadzabaatl qurbi
waamkiin,faathi aqfaali qulubil muwahhidiin bifaathatawhiidi wal fahil mubiin,alladzii ahsana kulla syay in
khalaqahu wabada-a khalqal-insaani min hiinin summa ja’ala naslahu min sulaalatn min maa’in mahiin.
(Arrahmaanirrahiim)
al‘aziizil hakiimil ‘aliyyil ‘azhiimil awwalil qadiim khaahaba muusaal kalima bikhihaabi akriimi wasyarrafa
nabiyyahulkariima binnashshisy syariif,walaqad aaaynaaka sab’an minal masaanii wal quraanal ‘azhiim.
(Maaliki yawmiddiin)
qaahiril jabaabirat wal muamarridiina wa mubiidih hughaatl jaahidiina dza likumullaahu rabbukum
faabaarakallaahuahsanul khaaliqiin, fayaaman laa syariika lahu walaa mu’in.
(iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasa’iin)
mu’ariina bil ajzi ‘anil qiyaami wa hiya ramiim.
(ihdinash shiraahal musaqiim) shiraaha ahlil ikhlaashi wa asliim,
(Shiraahalladziina an’ama‘alayhim) shiraahalladziina asallaw bil hudaa wafarihuu bimaa ladayhim.
(Ghayril maghdhuubi ‘alayhim) habnallaahumma minka mawajibash shiddiiqiin. Wa asyhidnaa masyaahidasy
syuhadaa’i walaa aj’alnaa dhalliina walaa mudhilliina walaa ahsyurnaa i zumratzh zhaalimiina.
(Waladh dhaalliin)
(Aamiin).
Dari Nabi muhammad SAW: Aku Allah, tdak ada uhan melainkan Aku.
dari Dauk bamban: A.I.U (aku iu ujud Allah)
dari dauk sanggul: A.I.U (aku uhan, ia uhan, ujud uhan).
dari dauk panglimo: A.A.A (aku allah ahad)
dari dauk arsyad: L.L.L (lapang, lipu, lupu)
dari dauk muhammad nas: A.A.A (aku adalah Allah).
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli wasallim wa barik ala syaidina muhammadin salaan ashalu biha jawaba mungkarin wa nakirin
alaihi himas sholau wasallam.
Nb; dibaca 41 kali setap shola 5 waku dalam 41 hari. perama dimulai shola subuh.
Sahabat Am..
Diatas adalah petikan amalan untuk memesrkan diri kepada Nur Muhammad.
Silahkan ditanyakan kembali jika ingin diamalkan.
***
Mesrakan dirimu kepada Nur Muhammad.
Karena yang sebenar benar diri ialah Nur Muhammad, yang sebenar Nur Muhammad ialah Sifat, yang
sebenar sifat ialah Zat Hayat Yang hidup dalam diri kita ini.
Seperti dalam bait syair :
“Ia hendak dikenal, ia asyik akan birahi kekasihnya..maka ditiliknya dirinya Nur Muhammad”
Riyadloh batin ini disebut uzlah batiniah.
Karna uzlah batiniah ini adanya pada zauq yaitu rasa keimanan. Tidak dapat dijangkau dengan Akal.
Namun jika dengan akal kita coba sedikit uraikan..maka kita simpulakan ;
Ada nafas,nyawa, urat dan rasa.
Yang daripada nya saling memiliki peran penting.
Ada Nafas tanpa urat maka tiada rasa jasadnya..
Ada nafas,rasa tanpa urat maka tiada beroleh jasadnya..
Ada urat tanpa nafas, rasa maka mati diri jasadnya..
Nafas nyawa, Rasa Rahasia.
Rasa tunggal tiada dua.
Nafas tetap adanya.
URAT =
U>Ujud.
RA>Rahasia.
ALIF>Allah.
TA>Ta’ala.
Opsi Berbagi
Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru
Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru
Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru
Bagikan dengan Email, membuka klien email
Copy Text
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Bergabunglah dengan tim kami!
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Scribd untuk perusahaan
Dukungan
Bantuan / Pertanyaan Umum
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Sosial
Instagram Instagram
Twitter Twitter
Facebook Facebook
Pinterest Pinterest