Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ANALISIS

UNDANG-UNDANG

Oleh:
FATHOL FARUQ IRAWAN
N.I.M. 170111100042

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS HUKUM
2019

1
Daftar isi
Daftar isi.............................................................................................................................2
A. PENDAHULUAN.....................................................................................................3
B. HASIL ANALISIS...................................................................................................4
1. Kesesuaian Undang-undang nomor 24 tahun 2007 dengan Pancasila....................4
2. Kesesuain Undang-undang nomor 24 tahun 2007 dengan UUD NRI 1945............5
3. Kesesuaian substansi Undang-undang dengan asas-asas dalam peraturan
perundang-undangan......................................................................................................5
4. Adakah pertentangan substansi peraturan dibawah Undang-undang dengan
Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana?....................8
5. Jelaskan peraturan yang telah diatur dan seharusnya diatur oleh undang-undang.. 9
6. Adakah pertentangan norma dalam satu peraturan perundang-undangan atau antar
peraturan perundang-undangan......................................................................................9
C. KESIMPULAN.......................................................................................................11
D. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

A. PENDAHULUAN

2
Negara republik Indonesia merupakan negara hukum sesuai
dengan UUD NRI 1945 pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Negara Indonesia
adalah negara hukum. Dimana dalam menjalankan tata negara dan
berwarga negara semuanya di atur oleh hukum baik secara tertulis
maupun tidak tertulis. Hal ini memiliki tujuan agar terciptanya suatu
kepatian hukum dan keadilan bagi masyarakat. Pemerintah sebagai wakil
dari rakyat seringkali mengeluarkan kebijakan hukum seperti perundang-
undangan yang mengatur sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat.
Dalam sebuah negara yang merdeka dan berdaulat sangat penting
adanya sebuah aturan yang didalamnya sangat jelas mengatur suatu hal.
Hal ini dibutuhkan untuk dijadikan sebuah pedoman atau acuan dalam
melakukan sesuatu yang memang sesuai cita-cita dan norma dalam
masyarakat. Dengan demikian sebuah aparat pemerintah atau negara
membutuhkan sebuah pembentukan undang-undang dimana yang juga
dapat disebut perundang-undangan. Sebelum mengetahui secara
mendalan tentang perundang-undang maka kita harus mengetahui apa
pengertian dan definisi dari perundang-undangan itu sendiri. Pengertian
wetgeving dalam juridisch woordenboek diartikan sebagai berikut
Perundang-undangan merupakan proses pembentukan atau proses
membentuk peraturan negara, baik di tingkat pusat, maupun di tingkat
Daerah. Dengan demikian bahwa ketentuan segala aturan dalam sebuah
negara yang titik acuannya yakni tingkat pusat sehingga dari tingkat
pusat nantinya tingkat dibawahnya juga memiliki wewenang untuk
membuat aturan sesuai dengan aturan diatasnya.1
Salah satu contohnya yakni Undang-undang republik Indonesia
nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Mengapa saya
mengambil undang-undang ini karena saya ingin mengetahui bagaimana
pemerintah dalam membuat kebijakan untuk menanggulangi bencana.
Baik dari pemerintah pusat maupun daerah/kota yang terjadi bencana.
Selain itu efektifkah undang-undang ini dalam menanggulangi bencana

1
Maria Farida, Ilmu Perundang-undangan 1, Kanisius, Yogyakarta, 2007, hlm. 10

3
karena seringkali negara kita terkena bencana alam. Sehingga masyarakat
mendapatkan perlindungan dan kenyamanan dalam menjalani aktivitas
sehari-hari tanpa adanya ancaman bencana alam.

B. HASIL ANALISIS
1. Kesesuaian Undang-undang nomor 24 tahun 2007 dengan Pancasila.
Sesuai dengan undang-undang ini pasal 2 dimana penanggulangan
bencana berlandaskan pancasila. Sehingga undang-undang sesuai ini
dengan sila 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana
tujuan adanya undang-undang ini untuk memberikan perlindungan,
penyelarasan, perdamaian, dan gotong royang dalam berkehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan hal ini pemerintah menganggap adanya
undang-undang ini sudah memberikan keadilan bagi seluruh rakyat
indonesia karena prabencana dan bencana sudah diatur dengan ketentuan
yang memang diharapakan terlaksana sesuai undang-undang ini. Baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Selain itu, adanya undang-
undang ini dapat meminimalisir terjadinya bencana maupun bantuan sosial
untuk korban bencana. Pemerintah sebagai badan penyelenggara negara
haruslah memperhatikan anggaran untuk penanggulangan bencana karena
letak geografis Indonesia ini yang sangat mudah untuk terjadi bencana.
Untuk mendapatkan keadilan seluruh rakyat indonesia pemerintah pusat
bukan hanya yang memperhatikan keadaan daerah-daerah namun
pemerintah dibawahnya menjalankan wewenang yang memang menjadi
tugasnya. Apalagi isu saat yang beredar bahwa adanya korupsi pada
anggaran bantuan sosial untuk korban bencana. Dengan hal ini peraturan
yang dibuat haruslah jelas baik dalam pengaturan maupun pelaksanaan.
Pancasila sebagai norma dasar haruslah menjadi acuan pertama dalam
pembentukan suatu perundang-undangan.
2. Kesesuain Undang-undang nomor 24 tahun 2007 dengan UUD NRI 1945

4
Sesuai dengan pasal 20 dan pasal 21 Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Maka dewan perwakilan rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang-undang sebagaimana salah
satunya undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana. Dan pembentukan undang-undang haruslah mendapatkan
persetujuan bersama dengan presiden. Sehingga dewan perwakilan rakyat
berhak mengajukan undang-undang untuk mengatur penanggulangan
bencana. Selain menjalankan kekuasaan untuk membentuk undang-undang
pembentukan undang-undang penanggulangan bencana ini untuk
memberikan kepastian hukum kepada masyarakat. Selain itu, untuk
memberikan kejelasan peraturan pelaksanaan dibawahnya. Dimana adanya
hierarki perundang-undangan. Selain undang-undang masih terdapat
undang-undang dibawahnya sehingga pelaksanaannya lebih mudah untuk
menjangkau daerah yang ingin diatur. Apabila terdapat hal yang genting
mengenai penanggulangan bencana adanya peraturan diharapkan cara
menyelesaikan masalah bencana dapat di minimalisir.
3. Kesesuaian substansi Undang-undang dengan asas-asas dalam peraturan
perundang-undangan
Dalam pembentukan perundang-undangan harus meliki asas
sebagai dalam pelaksanaanya dapat memberikan fungsi serta manfaat bagi
masyarakat sebagai subyek hukum. Sama halnya dengan undang-undang
nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana memiliki asas-asas
yang berlaku dalam materi muatan perundang-undangan . berikut ulasan
asasnya sebagai berikut:
a. Asas pengayoman adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan
harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan
ketentraman masyarakat. Terdapat dalam pasal 4 penanggulangan
bencana untuk:
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;

5
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d. Menghargai budaya lokal;
e. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawaanan, dan
kedemawanan; dan
g. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Asas Kemanusiaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan
pengayoman hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap
warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional. Terdapat
dalam pasal 6 huruf c yakni penjaminan pemenuhan hak masyarakat
dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan
standar pelayanan minimum.
c. Asas kebangsaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa
indonesia yang pluralistik (khebinnekaan) dengan tetap menjaga
prinsip Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam pasal 4 huruf g
yakni menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
d. Asas kekeluargaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan. Dalam pasal
22 dimana keanggotaan unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas;
a. Pejabat pemerintah daerah terkait;dan
b. Anggota masyarakat profesional dan ahli
e. Asas kenusantaraan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh
wilayah Indonesia dan materi muatan peraturan perundang-undangan

6
yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional
yang berdasarkan Pancasila. Dalam pasal 10 ayat (1) pemerintah
sebagaimana dimaksud pasal 5 membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Untuk kepentingan nasional
f. Asas bhinneka tunggal ika adalah bahwa materi muatan peraturan
perundang-undangan harus memperhatikan keberagamaan penduduk,
agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya
khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam pasal 3
ayat (1) penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam pasal
2 berasaskan: a. Kemanusiaan b. Keadilan.
g. Asas Keadilan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara
proporsional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali. Dalam pasal 3
ayat (2) prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana sebagaimana
dimaksud huruf h yakni nondiskriinatif.
h. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan adalah
bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh berisi
hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara
lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial. Dalam
pasal 3 ayat (1) huruf a sampai h.
i. Asas ketertiban dan kepastian hukum adalah bahwa setiap materi
muatan peraturan perundangan harus dapat menimbulkan ketertiban
dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum. Iya
dengan adanya undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana yang didalamnya memuat semua mengenai
penanggulangan bencana.
j. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan adalah bahwa materi
muatan setiap peraturan perundang-undangan harus mencerminkan

7
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan
individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.2
Terdapat dalam pasal 35 huruf a sampai h.

4. Adakah pertentangan substansi peraturan dibawah Undang-undang


dengan Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana?
Dalam hierarki perundang-undangan dimana undang-undang yang
dibawah tidak boleh bertentangan dengan undang-undang diatasnya . sama
halnya dengan undang-undang nomor 24 tahun 2007 yang merupakan
undang-undang diatas dari peraturan pemerintah. Dalam peraturan
pemerintah Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan penanggulangan bencana sudah sesuai dengan apa yang
terdapat dalam undang-undang nomor 24 tahun 2007 baik dari segi tujuan,
lembaga dan penanggulangan baik pra bencana dan pasca bencana sudah
sesuai dengan undang-undang diatasnya. Dibawah perstursn pemerintah
terdapat peraturan presiden Republik Indonesia nomor 17 tahun 2018
tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam keadaan tertentu
juga sesuai dengan peraturan diatasnya dimana undang-undang nomor 24
tahun 2007 dan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 sebagai acuan
presiden dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana tertentu.
Kemudian dalam peraturan daerah provinsi Nusa Tenggara Barat yang
dikeluarkan dalam nomor 9 tahun 2014 juga berpatokan dari undang-
undang nomor 24 tahun 2007 dan peraturan pemerintah nomor 21 tahun
2008 selain itu gubernur dapat mengeluarkan aturan karena adanya
otonomi daerah sehingga dapat mengeluarkan kebijakan dengan peraturan
yang dikeluarkan namun harus sesuai dengan undang-undang diatasnya.
Dalam penyelenggaraan dalam peraturan daerah kabupaten Lombok utara
nomor 5 tahun 2013 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana

2
Maria Farida Ibid hlm. 259-261

8
sesuai dengan undang-undang nomor 24 tahun 2007 dan peraturan
pemerintah nomor 21 tahun 2008.

5. Jelaskan peraturan yang telah diatur dan seharusnya diatur oleh undang-
undang.
Dalam peraturan perundang-undangan secara substansi memang
mengatur segala sesuatu obyek yang memang ingin diatur. Sama halnya
dengan undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana yang merupakan peraturan untuk penanggulangan bencana baik
mengatur secara lembaga, perlindungan,dan daerah untuk mengurangi
terjadinya bencana. Sehingga dalam penyelengaraannya dapat membantu
baik prabencana dan pasca bencana. Selain itu mengatur bagaimana negara
luar dalam memberikan bantuan untuk korban bencana. Peraturan
pemerintah nomor 21 tahun 2008 sebagai penyelenggara dari undang-
undang nomor 24 tahun 2007 sudah benar dalam memberikan wewenang
bagi lembaga-lembaga untuk mengurangi resiko bencana dan dalam
tujuannya pun sama untuk memberikan perlindugan bagi masyarkat.
Kekurangan undang-undang nomor 24 tahun 2007 ini adalah tidak adanya
transparansi aturan untuk masalah anggaran yang di anggarkan baik untuk
lembaga penanggulangan dan korban bencana. Sehingga nantinya untuk
pembangunan pengurangan resiko bencana terhalang dengan anggaran
yang kurang memadai.

6. Adakah pertentangan norma dalam satu peraturan perundang-undangan


atau antar peraturan perundang-undangan.
Dalam pasal-pasal undang-undang tentunya terdapat macam-
macam norma baik norma perintah, izin, larangan, dan dispensasi. Dalam
undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
pasal 11 Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud
dalam pasal 10 ayat (1) terdiri dari atas unsur:
a. Pengarah penanggulangan bencana; dan

9
b. Pelaksana penanggulangan bencana.
Sebagai norma perintah peraturan pemerintah dalam peraturan pemerintah
nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggara penanggulangan bencana
pasal 16 ayat (2) pelaksanaan kegiatan kesiapsiagaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh instansi/lembaga yang berwenang,
baik secara teknis maupun administratif, yang dikoordinasikan oleh BNPB
dan/atau BNPD dalam bentuk:
a. Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan;
b. Pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;
c. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan
dasar;
d. Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme
tanggap darurat;
e. Penyiapan lokasi evakuasi;
f. Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap
tanggap darurat bencana; dan
g. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan baik ecara
norma perintah yang dibuat oleh undang-undang sehingga peraturan
pemerintah sebagai pelaksana melakukan perintah norma perintah
yang terdapat dalam undang-undang nomor 24 tahun 2007 dimana
dalam pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta dalam tugas wewenang
lembaga tersebut dijelaskan dalam peraturan pemerintah nomor 21
tahun 2008.

10
C. KESIMPULAN
Hasil dari analisis perundang-undangan terhadap Undang-undang
nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana baik dari segi
substansi, asas, norma, dan pelaksanaan sudah sesuai dengan Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
norma dasar tertinggi dalam negara Republik Indonesia. Karena dalam
hierarki perundang-undangan peraturan yang dibawah tidak boleh
pertentangan dengan peraturan diatasnya. Karena peraturan diatas
merupakan norma dasar atau latar belakang terbentuknya peraturan
dibawahnya.
Salah satu contohnya Undang-undang nomor 24 tahun 2007
tentang penanggulangan bencana yang sesuai dengan pancasila sila ke 5
demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dan sesuai
dengan UUD NRI 1945 pasal 20 dan pasal 21 sehingga dikeluarkannya
undang-undang ini sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh UUD
NRI 1945 sehingga dengan dikeluarkannya undang-undang ini pemerintah
dapat meminimalisir siap tanggap terhadap bencana. Baik dalam
pembentukan lembaga, dan perlindungan terhadap rakyat Republik
Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Farida, Maria. 2007. Ilmu Perundang-undangan 1. Yogyakarta: Kanisius.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723).

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2018 Tentang


Penyelengaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan Tertentu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 34).

Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2014


Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2014 Nomor 9, Nonor Registrasi Peraturan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat : 7/2014).

Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 5 Tahun 2013


Tentang Peneyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 Nomor 5).

12

Anda mungkin juga menyukai