Anda di halaman 1dari 8

SYSTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

1. Gambaran Sistem ERP


Berbagai system telah menjadi sarana untuk memperlancar segala aktivitas bisnis dan
akuntansi. Salah satu system yang akan dibahas pada bab ini adalah terkait Sistem Perencanaan
Sumber Daya Perusahaan atau Enterprise Resource Planning (ERP). Sistem perencanaan sumber
daya perusahaan (ERP) adalah sistem perangkat lunak multimodul yang mengintegrasikan semua
proses bisnis dan fungsi seluruh organisasi ke dalam satu sistem. Setiap modul dimaksudkan
untuk mengumpulkan dan mengolah data dari suatu area fungsional organisasi dan untuk
mengintegrasikan dengan proses terkait. Data dalam sistem ERP disimpan dalam database
operasional. Di beberapa sistem, gudang data juga digunakan untuk menyimpan data dan
menghasilkan analitik data. Komponen- komponen ini terintegrasi erat dan saling
mempengaruhi. Misalnya, modul manufaktur dan data terintegrasi sehingga personel penjualan
dapat segera melihat informasi jadwal produksi dan oleh karena itu, memberikan informasi yang
akurat kepada pelanggan tentang tanggal pengiriman produk.
2. Sejarah Sistem ERP
Sistem ERP dapat ditelusuri kembali ke perangkat lunak yang dikembangkan selama 1960-
an dan 1970-an untuk melacak inventaris di perusahaan manufaktur. Generasi pertama perangkat
lunak ini disebut perangkat lunak perencanaan kebutuhan material (MRP). Perangkat lunak MRP
tahun 1970-an memungkinkan manajer pabrik untuk mengkoordinasikan perencanaan produksi
dan kebutuhan bahan baku. Perangkat lunak MRP menentukan ukuran pesanan dan waktu bahan
baku berdasarkan perkiraan penjualan, dengan memperhitungkan waktu tunggu untuk
pemesanan dan pengiriman bahan.
Perangkat keras dan perangkat lunak komputer khas tahun 1970-an yang digunakan untuk
mengaktifkan sistem MRP adalah komputer mainframe, pemrosesan file sekuensial,
pertukaran data elektronik (EDI). EDI memungkinkan informasi terkini tentang inventaris dan
status pesanan diproses dengan cepat. Selama paruh terakhir tahun 1990-an, terjadi pertumbuhan
yang sangat pesat dalam penjualan ERP perangkat lunak untuk perusahaan Fortune 500. Tiga
faktor utama berkontribusi pada pertumbuhan ini. Salah satunya adalah ledakan e-commerce dan
ledakan dot-com yang terjadi akhir-akhir ini 1990-an. Untuk meningkatkan daya jual perangkat
lunak ERP mereka, penyedia ERP mulai memodifikasi perangkat lunak ERP mereka untuk
menyertakan kemampuan e-commerce. Selama periode ini, Gartner, Inc., penyedia penelitian

1
dan analisis terkemuka industri TI global, menciptakan nama baru untuk sistem ERP yang
berkembang ini: ERP II. Tambahan utama untuk ERP Sistem II adalah kemampuan untuk
mendukung e-commerce. Namun, evolusi ke ERP II mencakup lebih dari sekadar e-commerce.
Berbagai macam modul untuk meningkatkan proses antara perusahaan dan mitra dagangnya
merupakan bagian dari sistem ERP.
3. Karakteristik Sistem ERP Saat Ini
Sebagai akibat dari penurunan pasar saham AS setelah peristiwa tragis 11 September 2001,
hampir semua perusahaan melakukan pengurangan drastis dalam pengeluaran untuk sistem dan
perangkat lunak TI pada waktu itu. Pengeluaran TI untuk sistem ERP tidak berubah antara tahun
2001 dan 2003. Mulai tahun 2004, pengeluaran TI untuk sistem ERP mulai meningkat kembali.
Pada tahun-tahun sejak 2004, pengeluaran untuk sistem ERP meningkat atau menurun
berdasarkan beberapa faktor, mulai dari ERP telah menjadi sangat penting untuk operasi sehari-
hari sehingga banyak perusahaan tidak dapat membiarkan sistem ERP mereka menjadi usang
hingga pngeluaran ERP diperkirakan akan meningkat selama beberapa tahun ke depan.
4. Modul ERP
 Keuangan Modul keuangan berisi apa yang biasanya dianggap sebagai komponen sistem
akuntansi. Ini termasuk buku besar dan komponen pelaporan keuangan. Beberapa sistem
juga mencakup manajemen kas, perbankan dan aset tetap di seri modul keuangan.
 Sumber Daya Manusia Modul dalam sistem ERP ini menggabungkan semua proses dan
data sumber daya manusia dan penggajian. Ini akan mencakup semua informasi
karyawan tentang proses seperti tinjauan kinerja, kenaikan gaji, dan upah serta
pemotongan saat ini.
 Pengadaan dan Logistik Yang termasuk dalam modul ERP ini adalah semua proses dan
data yang terkait dengan pembelian dan pergerakan material dan barang jadi.
 Pengembangan Produk dan Manufaktur Perencanaan, penjadwalan, dan manajemen
produksi dimasukkan ke dalam modul ini.
 Penjualan dan Layanan Semua proses yang terlibat dalam mengambil dan memenuhi
pesanan pelanggan dimasukkan ke dalam modul ini.
 Analisa Manajemen harus memeriksa umpan balik dari sistem ERP untuk membantu
dalam pengelolaan dan pengendalian operasi dan kondisi keuangan yang tepat. Sistem
ERP dirancang untuk menggabungkan semua proses perusahaan ke dalam satu database

2
yang dapat digunakan diunggah ke gudang data.
 Manajemen Rantai Suplai (SCM) SCM adalah pengelolaan dan kontrol semua bahan,
dana, dan informasi terkait dalam proses logistik, dari akuisisi bahan baku hingga produk
jadi hingga pengguna akhir (pelanggan). Proses dalam rantai pasokan melibatkan proses
perdagangan dari pemasok ke bisnis, serta proses perdagangan antara bisnis dan
pelanggannya serta perantara lainnya. Mirip dengan proses internal, proses perdagangan
dapat ditingkatkan dengan menggunakan sistem ERP untuk memulai, mencatat,
menyimpan, dan melaporkan proses ini.
 Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM)CRM adalah istilah untuk solusi perangkat
lunak yang membantu bisnis mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
terorganisir. Contoh CRM adalah database informasi pelanggan terperinci yang dapat
dirujuk oleh manajemen dan staf penjualan.
5. Segmen Pasar Sistem ERP
Setidaknya ada dua tingkatan sistem ERP dalam pasar perangkat lunak ERP. Tingkat satu
mencakup perangkat lunak yang sering digunakan oleh perusahaan multinasional besar. Tingkat
dua menjelaskan perangkat lunak yang digunakan oleh bisnis dan organisasi menengah.
 Perangkat Lunak Tingkat Satu Perangkat lunak tingkat satu biasanya diterapkan di
organisasi yang sangat besar dan sangat mahal. Biaya minimum untuk membeli perangkat
lunak ERP tingkat satu adalah sekitar $ 1 juta.
 Perangkat Lunak Tingkat Dua Perangkat lunak ERP Tier dua ditujukan untuk
organisasi dengan kisaran penjualan sekitar $ 25-250 juta. Ada banyak sistem perangkat
lunak ERP di pasar tingkat dua.
 ERP Berbasis Cloud Tingkatan pasar terus berkembang karena vendor tingkat satu
berusaha menarik perusahaan yang lebih kecil karena pelanggan dan vendor tingkat dua
berusaha meningkatkan perangkat lunak mereka untuk menarik perusahaan yang lebih
besar.
6. Implementasi Sistem ERP
Ada banyak faktor dan masalah penting yang perlu diingat ketika organisasi
mempertimbangkan penerapan sistem ERP. Manajemen organisasi harus mempertimbangkan
setiap masalah ini baik sebelum atau selama implementasi ERP. Masalah ini mulai dari menyewa
perusahaan konsultasn sampai dengan metode pertobatan.

3
7. Manfaat dan Risiko Sistem ERP
Sistem ERP memiliki karakteristik yang memungkinkan suatu organisasi mengalami banyak
manfaat. Namun, untuk mendapatkan manfaat dari sistem ERP, organisasi harus berhasil
menerapkan dan mengoperasikan sistem ERP. Ciri-ciri yang memungkinkan organisasi yang
mendapatkan keuntungan adalah mulai dari sifat interaktif dari modul memungkinkan proses
untuk berinteraksi satu sama lain hingga sistem ERP bersifat skalabel, yang berarti dapat tumbuh
bersama bisnis. Risiko yang melekat dalam sistem ERP dapat dikategorikan menjadi dua bidang
risiko utama: implementasi dan operasi. Risiko penerapan adalah risiko yang melekat dalam
implementasi ERP sangat mirip dengan risiko penerapan sistem TI apa pun. Risiko yang kedua
adalah risiko operasi risiko operasi yang melekat dalam sistem ERP serupa dengan risiko untuk
sistem TI lainnya. Tingkat risikonya mungkin lebih besar, karena sistem ERP mencakup seluruh
perusahaan dan prosesnya terintegrasi.
8. System ERP dan Sarbanes -Oxley Act
Sejak dirilisnya Sarbanes-Oxley Act of 2002, sistem ERP telah ditingkatkan untuk
menyertakan fungsi yang membantu manajemen dalam mematuhi bagian dari Undang-undang
tersebut. Salah satu contoh adalah bagian 404 dari Undang-undang mensyaratkan penilaian
pengendalian internal. Laporan pengendalian internal diperlukan untuk menyertai setiap
pengajuan laporan keuangan. Laporan pengendalian internal harus menetapkan tanggung jawab
manajemen atas pengendalian internal perusahaan dan sistem pelaporan keuangan terkait. Ini
juga harus mencakup penilaian efektivitas pengendalian internal perusahaan dan sistem
pelaporan keuangan terkait. Jika terdapat kelemahan dalam pengendalian internal, maka
kelemahan tersebut harus diungkapkan dalam laporan ini. Sistem ERP yang ditingkatkan
memberikan informasi umpan balik kepada manajemen terkait pengendalian internal.

Review Artikel
Title : Task Technology Fit And Individual Performance
Author : Dale L. Goodhue Dan Ronald L. Thompson
Journal: Management Information Systems Quarterly, Tahun 1995
1. Research Problem Or Question
Penelitian ini membahas hubungan antara teknologi informasi dan kinerja individu telah menjadi
perhatian yang berkelanjutan dalam penelitian sistem informasi. Pada penelitian sistem informasi

4
yang menjadi perhatian utama adalah penelitian lebih tertuju pada hubungan antara sistem
informasi dan kinerja individu. Model komprehensif dari hubungan ini dengan menarik wawasan
dari dua aliran penelitian yang saling melengkapi (sikap pengguna sebagai prediktor
pemanfaatan dan teknologi tugas yang sesuai sebagai prediktor kinerja).
2. Why Is Problem/Question Important?
Penelitian ini penting dilakukan untuk lebih memahami hubungan antara sistem informasi dan
kinerja individu. Penelitian ini penting dilakukan karena pentingnya kesesuaian antara teknologi
dan tugas pengguna dalam mencapai dampak kinerja individu dari teknologi informasi. Ini juga
menunjukkan bahwa kesesuaian tugas-teknologi, ketika didekomposisi menjadi komponen-
komponennya yang lebih terperinci, dapat menjadi dasar bagi alat diagnostik yang kuat untuk
mengevaluasi apakah sistem informasi dan layanan dalam organisasi tertentu memenuhi
kebutuhan pengguna.
3. Author’s Approach To Solving The Problem
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kuantitatif dalam memecahkan permasalahan
yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan mode rantai teknologi ke kinerja. dan
hubungan utamanya yang diuji secara empiris menggunakan data dari lebih dari 600 individu
menggunakan 25 teknologi informasi yang berbeda dan bekerja di 26 departemen yang berbeda
di dua perusahaan, yaitu dengan menyebarkan kuesioner.
4. Assumptions About Real World
Pada penelitian sistem informasi yang menjadi perhatian utama adalah penelitian lebih tertuju
pada hubungan antara sistem informasi dan kinerja individu. Inti dari model baru ini, yang
disebut Technology to Performance Chain (TPC), adalah penegasan bahwa untuk teknologi
informasi agar memiliki dampak positif pada kinerja individu, teknologi harus dimanfaatkan, dan
teknologi harus cocok dengan tugas mendukung.
5. Relevant Theories
Model Teknologi Dan Kinerja
Fokus Riset Utilisasi
Dua riset komplementer atas TPC (Technology-to-Performance Chain) adalah berdasarkan
fokus utilisasi. Fokus ini terkait dengan sikap dan keyakinan pengguna untuk
memperkirakan utilisasi sistem informasi (Davis 1989).
Fokus Riset Task-Technology Fit

5
Model tengah dari gambar 2 merupakan suatu teknologi yang memberikan features dan
mendukung penyelesaian tugas. Fit disini menentukan kinerja (dan utilisasi). Focus fit
merupakan bukti yang paling penting dalam riset terhadap pengaruh kinerja.
Keterbatasan Model Fokus Utilisasi
Beberapa keterbatasan yang penting adalah: 1) Utilisasi tidak selalu bersifat voluntary. Bagi
banyak pengguna sistem, utilisasi lebih dari fungsi bagaimana pekerjaan didesain,
dibandingkan dengan kualitas atau kegunaan sistem atau sikap pengguna dalam
menggunakan sistem.
6. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdiri dari :
Hipotesis 1: Evaluasi pengguna terhadap kesesuaian task-technology akan dipengaruhi oleh
karakteristik tugas dan karakteristik teknologi.
Hipotesis 2: Evaluasi pengguna terhadap kesesuaian task-technology akan mempengaruhi
pemanfaatan sistem informasi oleh individu.
Hipotesis 3: Evaluasi pengguna terhadap kesesuaian task-technology akan memiliki kekuatan
penjelas tambahan dalam memprediksi dampak kinerja yang dirasakan di luar itu dari
pemanfaatan saja.
7. Variable
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable independent: task
characteristics (karakteristik tugas) dan technologi characteristics (karakteristik teknologi),
variable medisasi: Task-Technology Fit (TTF) dan penggunaan dan variable dependent dampak
bekerja.
8. Sample
Sampel penelitian diambil dari dua perusahaan yakni perusahaan A yang merupakan perusahaan
transportasi dan perusahaan B merupakan perusahaan ansuransi. Perusahaan A diberikan
kuesioner sekitar 1200 pengguna (sampel acak dari fraksi utama non-serikat perusahaan,
karyawan non IS dikelompokkan berdasarkan departemen), kemudian sebanyak 400 kuesioner
diisi dan dikembalikan, tingkat respon sekitar 33%. Perusahaan B kuesioner disampaikan kepada
karyawan mayoritas non IS, sebanyak 265 yang dikembalikan. Kemudian total responden yang
dapat digunakan dari kedua perusahaan tersebut sebesar 662.
9. Statistical Tests

6
Penelitian ini menggunakan analisis faktor dan teknik analisis regresi linier berganda untuk
menguji hipotesis penelitian.
10. Results
Hasil dari penelitan ini adalah model TPC mewakili evolusi penting dalam pemikiran kita dari
model sebelumnya yang menunjukkan bagaimana teknologi menambah nilai kinerja individu.
Penelitian ini menemukan bukti yang cukup mendukung bahwa evaluasi pengguna TTF adalah
fungsi dari karakteristik sistem dan karakteristik tugas, dan bukti kuat yang memprediksi kinerja
TTF dan pemanfaatannya harus dimasukkan. Bukti hubungan sebab akibat antara TTF dan
pemanfaatan lebih ambigu, dengan saran bahwa, setidaknya di perusahaan- perusahaan ini,
pemanfaatan dapat menyebabkan kepercayaan tentang TTF melalui umpan balik dari hasil
kinerja. Model TPC baru ini menyediakan kerangka kerja konseptual dasar yang digunakan
dalam berpikir tentang sejumlah masalah dalam penelitian IS.
11. Improvement/Extensions
Penelitian masa depan perlu untuk memperluas cakupan pengujian di pengaturan yang lebih
beragam. Pengujian di ruang lingkup perusahaan yang lebih luas akan memberikan pengertian
yang lebih baik tentang kepentingan relatif dari berbagai komponen.

7
DAFTAR PUSTAKA
Leslie, Andrea dan Mary Kay C. 2017.Accounting Information Systems Controls and Processes.
3th edition. United States: John Wiley & Sons, Inc.
Goodhue, D. L., Thompson, Ronald L. 1995. Task-Technology Fit and Individual Performance.
MIS Quarterly. 19 (2): 213-236

Anda mungkin juga menyukai