EMPAT TEMA TERINTEGRASI: PEMIKIRAN FILOSOFIS TENTANG AKUNTANSI
KEBERLANJUTAN
Manusia dan pembangunan
Tema pertama dikristalisasi dari skrip yang dalam taksonomi diklasifikasikan berdasarkan teori kesadaran palsu. Dari pemikiran ini kita dapat belajar posisi sentral yang dimiliki oleh manusia dalam kegiatan pembangunan. Pusat perhatian untuk pembangunan berkelanjutan adalah manusia.
Krisis yang saling terkait dan degradasi ekosistem
Tema kedua dalam pemikiran itu diidentifikasi dari skrip yang berisi tema-tema yang dalam taksonomi diklasifikasikan berdasarkan teori krisis. Ada dua pelajaran penting yang bisa dikumpulkan dari tema ini. Pertama, krisis yang dihadapi manusia sebagai dampak pembangunan ekonomi harus dianggap sebagai krisis yang saling terkait. Kedua, korporasi dan institusi bisnis lainnya adalah pemain utama dalam pengembangan ekonomi global, sehingga berkontribusi pada degradasi ekosistem.
Pemikiran sistem dan kesadaran manusia
Tema ketiga, pemikiran sistem dan kesadaran manusia, dikristalisasi dari skrip yang berisi ide-ide yang diklasifikasikan dalam teori pendidikan. Pemahaman yang lebih mendalam tentang tema tersebut dapat dipelajari dari tiga pelajaran penting. Pelajaran pertama mengatakan bahwa menurut pemikiran sistem, manusia adalah bagian dari komunitas dan, bersama dengan komunitas, adalah bagian dari ekosistem. Pemikiran sistem mensyaratkan bahwa sistem kehidupan harus dipahami sebagai suatu sistem.
Transformasi menuju harmonisasi melalui integrasi
Tema keempat dalam pemikiran filosofis yang terkandung dalam semangat pembangunan berkelanjutan mewakili prinsip-prinsip tindakan transformatif yang diperlukan untuk mencapai tujuan agenda.
IMPLIKASI TERHADAP AKUNTANSI KEBERLANJUTAN
Jika akuntansi keberlanjutan didefinisikan sebagai disiplin akuntansi yang menggunakan konsep atau prinsip yang berasal dari semangat pembangunan berkelanjutan, kebijakan dan praktiknya harus ditambatkan dalam pemikiran filosofis yang terkandung dan berasal dari semangat. Laporan akuntansi, sebagai bagian yang paling terlihat dari kebijakan dan praktik akuntansi, harus dapat menunjukkan kesesuaian yang dibuat oleh entitas bisnis dengan semangat. Dengan demikian, rekonstruksi laporan akuntansi yang dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan yang terkandung dalam laporan konvensional harus didasarkan pada upaya yang diarahkan untuk memasukkan semangat pembangunan berkelanjutan ke dalam kerangka kerja konseptual yang mendasari standar dan praktik akuntansi. Untuk perusahaan bisnis, akuntabilitas pembangunan berkelanjutan harus terdiri dari akuntabilitas ekonomi, sosial dan lingkungan, yang membawa implikasi penting pada laporan keuangan. Laporan akuntansi harus dapat mencerminkan dan mewakili kegiatan bisnis dalam menangani aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk disiplin akuntansi, pemikiran filosofis dan konsep-konsep terkaitnya harus dipahami sebagai semangat baru yang harus diadopsi sebagai pedoman dalam merevisi dan mengembangkan kembali kerangka kerja konseptual akuntansi keberlanjutan.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik