Anda di halaman 1dari 9

Judul Artikel : The Effect of Religiosity–Morality Interaction on Auditor Independence in

Egypt
Penulis : Diana Mostafa, Mostaq Hussain, & Ehab K.A. Mohamed
Jurnal : Managerial Auditing Journal Vol. 35 No. 8, 2020 pp. 1009-1031

1) Area of Interest
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada bidang akuntansi khususnya
pengauditan yang berkaitan dengan independensi seorang auditor yang saat ini dirasakan
mulai menurun karena mengutamakan keuntungan komersial.
2) Phenomena
Peneliti mencoba menjelaskan fenomena saat ini yang dirasakan yaitu menurunnya
independensi auditor yang disebabkan oleh kepentingan komersial dengan menekan
objektivitas serta independensi auditor sebagai akibat dari persaingan yang semakin
kompetitif diantara para penyedia jasa penasehat manajemen (MAS). MAS saat ini
berfokus pada nilai komersial yang diperoleh sehingga secara tidak sadar mulai
mempengaruhi struktur firma audit dengan mempekerjakan profesional diluar
profesional audit. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi tingkat independensi penilaian
auditor karena profesional diluar auditor cenderung mementingkan advokasi klien
dibandingkan dengan independensi. Selanjutnya adalah adanya tekanan kepada auditor
untuk berfokus dalam memperoleh penghasilan yang maksimal dengan
mengesampingkan etika yang ada.
3) Theoretical Foundation, Research Gap, Hypothesis
a) Theoretical Foundation
Teori yang digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan fenomena yang ada terkait
dengan independensi auditor adalah teori interaksi sosial. Hal ini karena peneliti
beranggapan bahwa auditor merupakan profesi yang dapat menjaga kekayaan dan
juga kepentingan para pemegang saham atau dikenal sebagai “public watchdogs”.
Berdasarkan teori ini, auditor merupakan pemimpin perilaku, sosial, budaya dan
kepribadian yang terkadang tidak selaras dengan kepribadian yang mereka sebagai
individu miliki sehingga memungkinkan auditor untuk bertindak atau berperilaku
berbeda dalam keadaan tertentu. Auditor sebagai individu akan memiliki kesadaran,
informasi, tingkat pendidikan dan etika apabila dikaitkan dengan pengetahuan dalam
bidang audit akan memengaruhi independensi yang berbeda.
b) Research Gap
1
Penelitian ini berupaya untuk mengisi kesenjangan yang terjadi karena masih
minimnya penelitian yang dilakukan dalam menguji pengaruh religiusitas dan
moralitas pada independensi auditor di negara Mesir dengan menggunakan
pendekatan eksperimental.
c) Hypothesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu :
H1: Kelompok auditor yang berkembang secara moral tinggi cenderung lebih
independen daripada yang rendah kelompok auditor yang dikembangkan secara
moral di bawah kondisi ekonomi (klien) yang berbeda
H2a: Kelompok auditor yang sangat religius cenderung lebih mandiri daripada yang
religius rendah yang – mengingat kondisi ekonomi (klien) yang berbeda.
H2b: Kelompok auditor yang sangat religius secara intrinsik cenderung lebih mandiri
daripada agama yang secara intrinsik rendah – mengingat kondisi ekonomi
(klien) yang berbeda.
H3a: Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara tingkat religiusitas auditor
dengan perkembangan moral; dimana Religius Rendah – Kelompok Bermoral
Tinggi cenderung lebih mandiri daripada Kelompok Religius Tinggi – Rendah
Moral yang berkembang mengingat kondisi ekonomi klien yang berbeda.
H3b: Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara tingkat instrinsik auditor
religiusitas dan perkembangan moral; di mana Religius Instrinsik Rendah –
Kelompok Bermoral Tinggi cenderung lebih mandiri daripada Religius
Instrinsik Tinggi – Kelompok Bermoral Rendah mengingat kondisi ekonomi
klien yang berbeda.

4) Kerangka Konseptual
Kerangka konseptial dalam penelitian ini adalah :

Perkembangan
Moral

Meso-faktor Independensi
level Auditor

Faktor level
mikro
(keagamaan)

2
Desain eksperimental yang dirancang oleh peneliti adalah :

Faktor 1 Faktor 4
Tender Pengembangan
Moral

Faktor 2 Independensi
Biaya Auditor

Faktor 3
Posisi Faktor 5
Keuangan Religiusitas
Klien

5) Methodology
Survey dibagi menjadi 4 bagian dengan mengadopsi skala dari literatur terdahulu
sehingga validitas dan reliabilitasnya dapat diterapkan dalam penelitian ini. Bagian
pertama mengukur tingkat independensi auditor. Bagian kedua mengukur tingkat
religiusitas. Bagian ketiga mengukur tingkat perkembangan moral auditor dan bagian
terakhir memperoleh informasi tentang demografi. Untuk menguji dan memvalidasi
hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan desain eksperimen campuran
menggunakan teknik pengukuran berulang (GLM). Teknik ini biasanya digunakan dalam
analisis scenario ketika variabel dependen diukur pada titik waktu yang berbeda atau
dalam kondisi yang dapat dipertukarkan yang berbeda. Sebelum menerima hasil analisis
pengukuran berulang, empat asumsi utama perlu untuk dinilai yaitu : ukuran sampel,
normalitas, homogenitas (melalui uji Levene) dan kebulatan (melalui uji Mauchly).
Sampel terdiri dari auditor (akuntan profesional) yang bekerja di perusahaan audit
dengan ukuran yang berbeda (besar, menengah, atau kecil) di Mesir. Penelitian ini
menggunakan teknik convenience non-probability sampling. Skala perusahaan juga
dilakukan pembagian yaitu (firma audit besar/big 4, menengah atau kecil/lokal). Dari
total 315 survey yang disebarkan, hanya 160 survey saja yang dapat digunakan karena
beberapa pertimbangan peneliti.
6) Conclusions

3
H1: ditolak karena efek interaksional dari kondisi ekonomi klien yang berbeda dan
tingkat perkembangan moral auditor pada tingkat independensi auditor tidak
signifikan.
H2a:diterima. Kelompok yang sangat religius cenderung tidak menerima malpraktik
klien.
H2b:diterima. Kelompok dengan religiusitas intrinsik yang tinggi lebih kecil
kemungkinannya untuk menerima malpraktik klien dibandingkan dengan kelompok
dengan religiusitas intrinsik yang rendah.
H3a:ditolak. Tingkat religiusitas dan perkembangan moral auditor memiliki pengaruh
interaksional yang signifikan.
H3b:diterima. Tingkat religiusitas intrinsik auditor dan perkembangan moral memiliki
pengaruh interaksional yang signifikan.
Dalam penelitian ini, independensi auditor terbukti secara empiris dipengaruhi oleh
religiusitas; penelitian ini tidak hanya mempertimbangkan faktor hubungan auditor-klien
tetapi juga faktor kepribadian, mengingat tingkat moralitas auditor. Kekuatan sosial
ekonomi berpengaruh signifikan terhadap derajat independensi auditor. Gerakan
signifikan seperti tender dan besaran biaya, yang mewakili kekuatan finansial dan
psikologis, cenderung mempengaruhi independensi auditor di Mesir. Di Mesir, pengaruh
interaksi tingkat perkembangan moral dan kondisi ekonomi klien terhadap tingkat
independensi auditor dianggap tidak signifikan. Namun, telah ditemukan bahwa tingkat
moralitas hanya dapat berinteraksi dengan kondisi ekonomi klien untuk mempengaruhi
independensi auditor, mengingat tingkat religiusitas intrinsiknya. Secara umum,
religiusitas tidak mempengaruhi tingkat independensi auditor di Mesir. Namun, sejauh
mana auditor secara intrinsik dan benar-benar religius, dan religiusitasnya bukan hanya
masalah penggunaan agama secara sosial atau pribadi untuk menerima manfaat,
mempengaruhi tingkat independensi auditor (mengingat efek tender dan biaya)

7) Recommendation
Rekomendasi yang diberikan oleh peneliti dalam penelitiannya adalah pentingnya tingkat
penalaran moral atau etika auditor dalam melakukan audit yang lebih baik dan
menunjukkan perilaku yang baik. Dengan demikian, pendidikan etika di perusahaan
audit serta di program sarjana sangat diperlukan. Pemeliharaan konsep-konsep
keagamaan yang benar daripada sekadar penerapan ritual berorientasi religiusitas
ekstrinsik, meskipun ini cenderung menjadi peran sekolah dan keluarga. Namun, hal ini
4
juga dapat ditingkatkan melalui lokakarya/pelatihan dan mungkin dengan lebih
mementingkan pendidikan/silabus akuntansi. Kode etik harus mempertimbangkan
pengaruh tender dan dapat diubah, seperti sebelumnya, dengan diperkenalkannya rotasi
auditor sebagai tender (yang merupakan faktor keuangan dan psikologis yang sangat
signifikan yang mempengaruhi independensi auditor). Rekomendasi penile kepada
penelitian selanjutnya adalah dengan memasukkan factor ekonomi karena dianggap
penting untuk diukur dalam model penelitian ini serta dengan melakukan pengujian
anova.

8) Komentar
Penelitian ini telah menyajikan bahasan fenomena yang ringkas, lengkap dan mudah
untuk dipahami sehingga pembaca lebih mudah memahami maksud dari penelitian.
Selain itu, peneliti juga menyajikan teori yang jelas sebagai dasar penelitian dan
menggambarkan kerangka konseptual penelitian dengan baik yang berguna sebagai
panduan dalam melakukan penelitian. Peneliti juga menyajikan novelty atau pembeda
penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kelebihan lainnya adalah,
peneliti menjelaskan dengan baik bagaimana logika berpikir peneliti mengenai masalah
penelitian dan dituangkan kedalam bentuk hipotesis penelitian. Hanya saja, penelitian ini
menggunakan convenience sampling dalam penelitiannya, walaupun sudah memberikan
alasan terkait dengan metode penentuan sampel ini, namun dirasa masih ada jalan keluar
dari masalah tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan personal kepada calon
responden dan peneliti dapat memberikan kenang-kenangan sebagai bentuk apresiasi atas
partisipasi responden.

5
Pengembangan Riset Audit
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORALITAS TERHADAP INDEPENDENSI
INTERNAL AUDITOR.
STUDI PADA BANK BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI

Latar Belakang

Perekonomian di Indonesia semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Perkembangan


perekonomian Indonesia ini merupakan hasil kerja keras dari berbagai pihak diantaranya Perusahaan
Go Public, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Lembaga Keuangan, Pemerintahan dan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong segala jenis usaha mengalami digitalisasi.
Digitalisasi dilakukan dengan harapan alur informasi internal maupun eksternal menjadi lebih efisien
dan efektif. Digitalisasi mendukung adanya transparansi informasi pada suatu perusahaan.

Namun pada sudut pandang yang lain, terdapat hal yang belum dapat bisa di tanggulangi
secara tuntas bahkan dalam era teknologi seperti sekarang ini, yaitu tindak pidana korupsi. Hal ini
biasanya melibatkan pejabat dalam suatu organisasi, baik pemerintahan maupun swasta yang
memiliki tujuan tertentu yang menguntungkan diri sendiri atau golongannya sendiri. Ini merupakan
tanda masih kurangnya kesadaran masing-masing pihak akan pentingnya kejujuran dalam suatu
system. Pihak yang berperan penting dalam menjaga trnasparansi dalam suatu system salah satunya
auditor internal. Adanya tindakan korupsi pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan indikasi
auditor kurang independen, yang artinya terdapat indikasi kurangnya moralitas pada auditor internal,
yang nantinya hal tersebut kan penyebabkan kerugian pada perusahaan atau organisasi. Tindak pidana
korupsi ini tidak menutup kemungkinan terjadi pada Lembaga keuangan pemerintahan sekalipun.

Indonesia yang mengakui 6 agama mengharuskan setiap warganya untuk memilih suatu
keyakinan. Hal ini berarti religiusitas telah melekat dalam masing-masing warga Indonesia, terutama
di Bali yang memiliki julukan Pulau Dewata, yang identik dengan tingkat religiusitas yang relative
tinggi. Bebeda dengan julukannya di Bali sendiri sebaliknya terjadi kasus tindak pidana korupsi yang
berulan. Hal ini bertentangan dengan prinsip moralitas dan religiusitas.

Pada tahun 2017 muncul berita terkait dugaan korupsi pada Bank Pembangunan Daerah
(BPD) Bali. Kejati Bali pada saat itu menetapkan lima tersangka terkait kasus pembobolan dana kredit

6
sebesar Rp 200 Miliar di BPD Bali ( Jawapos; 2017). Ketua Tim Penyidikan BPD Bali Kejati Bali
saat itu, Otto telah menjelaskan pihaknya telah mengantongi lima calon tersangka baik dari internal
(BPD Bali) dan juga dari eksternal. Soal kemungkinan bertambahnya calon tersangka. Otto juga
menjelaskan bahwa Pihak Kejati Bali pada saat itu berkomunikasi secara intens dengan pihak Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Bali (redaksimedinas.com; 2017).

Munculnya kasus dugaan korupsi di BPD Bali pada saat itu menyusul dengan adanya
ketidakwajaran pencairan dana kredit kepada dua kreditur yaitu PT. Karya Utama Putera Pratama
senilai Rp 150 miliar pada Tahun 2013, dan PT. Hakadikon Beton Pratama senilai Rp 42 miliar.
Ditemukan bahwa pemilik PT Karya Utama Putera Pratama dan PT Hakadikon merupakan orang
yang sama. Proses pencairan pada saat itu pun merupakan proses pencairan yang tidak wajar dan
tergolong sangat cepat. Selain proses pengajuan kredit tidak sesuai dengan sistem kredit perbankan,
nilai atau jumlah dana yang dikucurkan juga tidak sebanding dengan nilai agunan yang dijaminkan
(Tribun Bali; 2017).

Pada bulan Novermber 2021 terdapat kembali suatu kasus dugaan korupsi pada Bank
Pembangunan Daerah Bali khususnya terkait dengan Dana Inisiatif Daerah (DID) 2018 Kabupaten
Tabanan. Pada Kamis 11 November 2021 Komisi Pemberantasan Korupsi memanggil saksi untuk
melakukan pemeriksaan yang dilaksanakan di Kantor KPK, Gedung Merah Putih, Jalan Kuningan
Persada Kav. 4, Setiabudi, Jakarta Selatan. Saksi yang dipanggil KPK untuk diperiksa saat ini adalah I
Dewa Ayu Rai Widyastuti, yang merupakan Kepala Bagian (Kabag) Perencanaan Strategis Bank BPD
Bali, namun belum dijelaskan keterlibatan I Dewa Ayu Rai Widyastuti dalam dugaan korupsi tersebut
(Jawapos; 2021).

Kedua kasus tersebut merupakan kasus berulang yang terjadi di Bank Pembangunan Daerah
(BPD) Bali, sehingga penelitian ini sangat penting untuk dilakukan terutama untuk menganalisis
bagaimana religiusitas dan moralitas serta pengaruhnya terhadap internal auditor behavior. Selain itu
kasus ini juga berarti peran auditor internal Bank Pembangunan Daerah Bali tidak independent atau
mendapat intervensi dari pihak lain.

Rumusan Masalah

 Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap internal auditor behavior pada Bank Pembangunan
Daerah Bali?
 Bagaimana pengaruh moralitas terhadap internal auditor behavior pada Bank Pembangunan
Daerah Bali?

Landasan Teori

Teori Interaksi Sosial

7
Teori yang digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan fenomena yang ada terkait dengan
independensi auditor adalah teori interaksi sosial. Hal ini karena peneliti beranggapan bahwa auditor
merupakan profesi yang dapat menjaga kekayaan dan juga kepentingan para pemegang saham atau
dikenal sebagai “public watchdogs”. Berdasarkan teori ini, auditor merupakan pemimpin perilaku,
sosial, budaya dan kepribadian yang terkadang tidak selaras dengan kepribadian yang mereka sebagai
individu miliki sehingga memungkinkan auditor untuk bertindak atau berperilaku berbeda dalam
keadaan tertentu. Auditor sebagai individu akan memiliki kesadaran, informasi, tingkat pendidikan
dan etika apabila dikaitkan dengan pengetahuan dalam bidang audit akan memengaruhi independensi
yang berbeda.

Teori Perubahan Sikap (Attitude Change Theory)

Salah satu teori yang direkomendasikan dalam memprediksi sikap dan perilaku adalah Theory of
attitude change yang diperkenalkan oleh Carl Hovland pada awal tahun 1950-an. Teori ini
memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah
melalui proses komunikasi serta bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi tindakan atau tingkah laku
seseorang. Teori perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang akan mengalami
ketidaknyamanan di dalam dirinya bila ia dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang
bertentangan dengan keyakinannya. Teori perubahan sikap terdiri atas berbagai macam teori yang
dinaunginya, contohnya Dissonance Theory dan Functional Theory. Dissonance theory menjelaskan
bahwa ketidaksesuaian memotivasi seseorang untuk mengurangi atau mengeliminasi ketidaksesuaian
tersebut. Sedangkan Functional Theory dari perubahan sikap menyatakan bahwa sikap berlaku untuk
memenuhi kebutuhan seseorang (Siegel dan Marconi, 1989).

Metodologi

Penelitian ini dkan dilakukan di Bank Pembangunan Daerah di Bali pada kantor pusat, kantor cabang
dan kantor pembantu. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode survei. Populasi dari penelitian
ini adalah auditor internal yang bekerja di Bank Pembangunan daerah Bali. Sempal dari penelitian ini
akan dipilih paling tidak 1 orang auditor internal yang mewakili satu kantor atau satu daerah
pengawasan, dimana jumlah kantor Bank Pembangunan Daerah Bali adalah sebanyak 53 kantor yang
terdiri dari 1 Kantor Pusat, 14 Kantor Cabang dan 38 Kantor Cabang Pembantu.

8
DAFTAR RUJUKAN

Ajzen, Icek. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision
Processes 50, 179-211 (1991)
__________"Attitudes Personality and Behaviour 2nd".2005.
Corsini, Ray. (2002). The Dictionary of Psychology. London: Brunner/Rout Ledge.
Jawapos.com, Korupsi Kredit BPD Rp 200M, Penyidik Kantongi Lima Calon Tersangka, 5
Desember 2017
Mostafa, Diana, Mostaq Hussain, & Ehab K.A. Mohamed. (2020). The Effect of Religiosity–
Morality Interaction on Auditor Independence in Egypt. Managerial Auditing Journal
Vol. 35 No. 8, 2020 pp. 1009-1031Redaksimedinas.com, Kejati Bali Kantongi 5 Calon
Tersangka Kasus BPD Bali, 4 Desember 2017
Siegel, G., dan H.R. Marconi, 1989. Behavioral Accounting. South Western Publishing, Co.
Cincinnati, OH.
Tribun Bali, Kejati Kantongi Lima Calon Tersangka, 5 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai