Anda di halaman 1dari 24

“PERLINDUNGAN DARI KEBAKARAN DAN

PEMELIHARAAN KEAMANAN”

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risisko kerusakan dan keamanan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Tidak
terkecuali di tempat usaha seperti kantor, gedung, pabrik dan lain sebagainya. Salah satu
resiko kerusakan yang merugikan adalah kebakaran. Kebakaran membuat perusahaan
mengalami kerugian material maupun immaterial.
Kebakaran tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi atau menggunakan
bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, tetapi juga terjadi pada kantor-kantor biasa.
Untuk itu, kita perlu mengetahui apa-apa saja yang menjadi penyebab kebakaran,
harapannya agar, kita tidak menyepelekan hal-hal yang dapat mencegah kebakaran.
Selain itu, keamanan juga penting dalam sebuah perusahaan. Hal ini diperlukan untuk
menjaga agar gedung, kantor, pabrik, stok barang maupun bahan baku dan mencegah
pencurian data serta informasi perusahaan, pengintaian industry, menghindari suapan,
penculikan, pemerasan dan serangan teroris. Perlu diketahui juga bagaimana merespon hal
ini apabila terjadi.
Penerapan manajemen risiko dalam perusahaan dapat membantu mencegah risiko
kerusakan dan keamanan tersebut terjadi. Manajer yang menangani masalah risiko perlu
melakukan perencanaan yang baik dalam pelaksanaan pencegahan kedua risiko tersebut.
B. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memahami materi dalam mata kuliah
manajemen risiko (pengelolaan risiko usaha) tentang risiko keamanan dan kebakaran
dalam sebuah bisnis sehingga sebuah entitas perlu merencanakan strategi akan
perlindungan dari kebakaran dan pemeliharaan keamanan. Selain itu juga untuk memenuhi
tugas mata kuliah manajemen risiko.
C. Ruang Lingkup
Dala makalah ini, akan dibahas mengenai risiko kebakaran dan keamanan, bagaimana
cara mencegahnya seta meminimalisir kerugian akibat risiko tersebut. Serta mengenai
kasus yang terkait dengan risiko kebakaran dan keamanan.

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 1


Keamanan
II. PEMBAHASAN
A. Perlindungan Dari Kebakaran
1. Sifat Teknis Api dan Kebakaran
Pembahasan sifat teknis api & kebakaran perlu diuraikan sedikit disini. Karenahal dan prosedur
penanggulangan bahaya kebakaran dilandasi oleh fenomena teknis api(disamping juga hal-hal psikologis,
seperti : shock, kepanikan ,dll.). Hal-hal teknis yangmenjadi landasan upaya penanggulangan antara lain :
-unsur penbentuk api, - tahanperkembangan api, serta – hal-hal yang membahayakan keselamatan
jiwa.Api tumbuh secara bertahap, dari mulai menyala, membesar, menghasilkan gasdan asap dari bahan
yang terbakar, dan bila tidak dikontrol, ia akan mencapai tahapmaksimal yang menghanguskan serta
membahayakan keselamatan jiwa. Secara teknis,perkembangan api di dalam ruangan tertutup dapat dibagi
menjadi 5 (lima ) tahap :
1. tahap penyalaan
2. tahap pertumbuhan
3. tahap puncak 
4. tahap pembakaran penuh
5. tahap surut
Dalam suatu proses pembakaran, tidak semua tahap perkembangan api akan selaluterlalui, atau
proses pembakaran mencapai semua tahap (lima tahap tersebut diatas). Haltersebut sangat tergantung dari
kualitas dan kapasitas tiga unsur pembentukan api. Secaradefenbisi, api dapat dijelaskan sebagai hasil
reaksi cepat dari material terbakar, oksigen(O2) dan energi awal. Ketiga unsur tersebut adalah yang
membentuk api. Ketiga unsurini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 : tiga unsure pembentuk api

Energi Material

Oksigen (O2)
Sumber: rahman, scribd.com

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 2


Keamanan
Ketiga unsur tersebut seperti tergambar di atas, harus bekerja bersama-sama untuk dapat membentuk
api dan pembakaran. Tanpa adanya salah satu dari ketiga unsurtersebut, proses pembakaran tidak akan
pernah terjadi . Komposisi dari ketiga unsurinilah yang menentukan tahap proses pembakaran
berlangsung. Suhu penyulutan dimaksudkan sebagai tingkatan energi bahan untuk terbakar pada
temperatur bakarnya.Terperatur bakar yaitu temperatur terendah saat bahan bakar mulai terbakar. Atau
bisadiartikan bahwa bahan material mudah terbakar bila temperaturbakar material tersebutrelatif
rendah.Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran api, sama seperti penyalaan api, kecepatanpenyebaran,
dan pemancaran panas, asap dan gas berbahaya, ditentukan oleh banyak faktor antara lain :

 kondisi geometris ruangan


 bukan yang ada
 sumber isi
 jarak antara sumber api dengan material yang terbakar
 karakteristik dari material interior
 tipe dan volume material
 kondisi dan penataan ruangan
Api dengan cepat berkembang besar melalui konveksi, dan kemudian menyebarsecara lateral terus ke
langit-langit bila ruangan terbatas. Sesuatu yang terbakar,disamping menghasilkan gas, juga asap dan
panas. Panas gas yang timbul peristiwakebakaran, bisa mencapai 6500C – 9500C. Salah satu fenomena
khas terjadi padaperistiwa kebakaran adalah terjadinya “flashover”, dimana api tiba-tiba membesar
dengannyala yang besar pula.

2. Bahaya Kebakaran
Ada dua jenis bahaya yang ditibulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaranyaitu kerugian material
dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatansebenarnya lebih diarahkan dan
diprioritaskan pada penyelamatan jiwa manusia terlebihdahulu, untuk kemidian meminimalkan kerugian
pada tahap berikutnya. Sehingga padaprinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang
utama adalahpenyelamatan jiwa manusia.
Bahaya keselamatan jiwa manusia pada peristiwa kebakaran dapat diklasifikasikan :
1. bahaya langsung.
- tersengat temperatur yang tinggi.
- keracunan asap
Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 3
Keamanan
2. bahaya tidak langsung.
- terluka
- terjatuh
- terserang sakit
- mengalami shock/serangan psikologis

3. Kebakaran Sebagai Risiko Komersial


Kebakaran merupakan salah satu risiko komersial yang paling umum. Sebagian besar
perusahaan menganggap mereka telah aman dari risiko kebakaran, sehingga mereka tidak
memiliki perhatian khusus atas masalah kebakaran. Padahal, kebakaran merupakan risiko
komersial yang dapat terjadi dimanapun, kapanpun dan mengakibatkan kerugian yang
tidak sedikit bagi perusahaan. Kebakaran ini sendiri sering terjadi tidak hanya di
perusahaan atau pabrik yang menggunakan bahan kimia yang rentan terhadap ledakan,
tetapi juga di tempat – tempat biasa seperti pabrik tekstil, pertokoan dan lain – lain. Tidak
salah jika kebakaran termasuk masalah utama dalam lingkungan kerja yang harus
ditangani secara khusus.
Berdasarkan Chubb, kebanyakan kebakaran tempat kerja yang ditemukan pemadam
kebakaran terjadi secara kebetulan, yang terjadi pada siang hari, menyebar dengan cepat,
dan kebakarannya lebih kecil. Namun kejadian besar biasanya terjadi pada malam hari.

Tabel 2.1: Penyebab kebakaran menurut pemadam kebakaran

Sumber : Chubb dalam The Complete Guide To Business Risk Management

4. Identifikasi Penyebab Kebakaran

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 4


Keamanan
Penyebab kebakaran dapat bermacam-macam. Penyebab ini harus dapat diidentifikasi
pihak managemen, sehingga penyebab kebakaran dapat dicegah. Berikut beberapa
penyebab yang menimbulkan kebakaran :

a. Bahaya listrik
Kebakaran akibat listrik sering terjadi di kantor – kantor dibandingkan dengan rumah.
Penyebabnya bisa berawal dari kontak/sirkuit listrik yang terlalu banyak atau kontak
yang terlalu panas, dan kabel – kabel yang tidak aman. Kekurangan jumlah stop kontak
yang menyebabkan penggunaan adaptor juga akan menyebabkan kebakaran. Bahaya
listrik memerlukan electrical audit untuk mengecek kabel yang tidak aman maupun
kabel yang memiliki terlalu banyak beban.
b. Hot work
Kebakaran yang disebabkan oleh hot work sering berasal dari sumber – sumber yang
tidak diperkirakan, sehingga sebaiknya perkantoran mengurangi portable heater seperti
oven, kompor dan lain – lain.
c. Mesin
Mesin yang sangat panas dapat menyebabkan kebakaran, sehingga harus secara teratur
di servis. Tempat pembuangan udaranya harus selalu dibersihkan untuk mencegah
terjadinya pemanasan mesin.
d. Rokok
Merupakan salah satu penyebab kebakaran di tempat kerja. Rokok seharusnya dilarang
di daerah kerja dimana bahan – bahannya mudah terbakar.
e. Cairan yang mudah terbakar
Dalam pencegahannya, cairan yang mudah terbakar seharusnya disimpan dalam tempat
yang tertutup logam. LPG juga merupakan cairan yang mudah terbakar dan harus
disimpan secara aman.
f. Bad Housekeeping
Seperti print-out komputer atau berkas – berkas yang masih berserakan di atas meja,
peralatan listrik seperti komputer yang masih tersambung aliran listrik bisa saja
memicu timbulnya kebakaran. Perlu ada kebijakan kantor yang membiasakan seluruh
karyawannya untuk disiplin melakukan prosedur-prosedur pencegahan sebelum
meninggalkan ruang kerjanya pada jam pulang kantor.
g. Kebakaran yang disengaja

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 5


Keamanan
Merupakan usaha percobaan untuk menutupi kriminalitas atau berasal dari perselisihan
perorangan. Perusahaan dapat mencegah kebakaran yang disengaja dengan
memastikan sistem proteksi kebakaran dites secara berkala.

5. Merencanakan Strategi Risiko Kebakaran


Strategi risiko kebakaran dimulai dengan survey kebakaran yang diadakan secara
berkala. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran dan bagaimana
mencegahnya. Pencegahan kebakaran ditujukan untuk melindungi jiwa dan asset
perusahaan. Beberapa tindakan pencegahan kebakaran yaitu pelatihan berkala bagi petugas
pemadam kebakaran, senantiasa merawat alat pendeteksi kebakaran, melatih sikap
kewaspadaan karyawan atas terjadinya kebakaran, melakukan praktik kerja yang aman,
dan merancang rencana yang berkelanjutan atas aksi pencegahan ini.

Gambar 2.2: strategi risiko kebakaran

Sumber : Sadgrove, 2005

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 6


Keamanan
Tindakan pencegahan kebakaran prioritasnya ditujukan untuk melindungi jiwa.
Perusahaan harus memastikan bahwa karyawan mengetahui prosedur emergendi, latihan
harus dilaksanakan secara berkala dan kemudian ditunjuk bagian yang menangani
kebakaran. Emergency signs (untuk menunjukkan jalan keluar dari kebakaran) harus jelas
dan konsisten. Jalan keluar dari kabakaran harus bebas dari halangan seperti tanaman atau
furniture. Jika terjadi kebakaran, maka orang-orang akan dapat dengan mudah
menyelamatkan diri.
Tujuan lainnya adalah meminimalisir ancaman terhadap gedung, pabrik, peralatan dan
bahan-bahan. Alat pendeteksi kebakaran seperti alarm (authomatic fire detection (AFD))
seharusnya dipasang. Untuk memperlambat penyebaran dari kebakaran, perusahaan dapat
menggunakan fire rated construction materials.
Dalam meminimalisir kerugian yang akan timbul, perusahaan harus mengetahui dan
menentukan apa saja yang diperlukan untuk menjaga business operational, misalnya file-
file penting dalam computer, serta alat-alat maupun bahan baku tertentu. Perusahaan harus
mengambil tindakan untuk menjaga keamanan hal-hal tersebut. Untuk data-data penting
yang ada didalam computer itu, perusahaan hendaknya membuat back up data, untuk alat
maupun bahan baku dapat diletakkan pada tempat yang kedap api sehingga dapat
terlindungi dari semburan api.
Implementasi dari tindakan-tindakan penyelamatan di atas bisa diringkasmenjadi empat bagian utama
yaitu:
- menyelamatkan jiwa manusia
- menyelamatkan bangunan dan isinya
- menjadi acuan/pedoman proses penanggulangan dan penyelamatan
- meminimalkan kerusakan pada lingkungan

Pada dasarnya, berdasarkan implementasi dan cara pelaksanaannya, system penanggulangan


kebakaran biasanyadiklasipikasikan dalam dua janis yaitu : sistem proteksi aktif dan sistem proteksi
pasif. Keduannya diupayakan bekerja secara bersama-sama melindungi bangunan dari bahaya
kebakaran.

Sistem Proteksi Aktif 

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 7


Keamanan
Sistem proteksi aktif merupakan perlindungan terhadap kebakaran melalui saranaaktif yang terdapat
pada bangunan atau sistem perlindungan dengan menanganiapi/kebakaran segara langsung. Cara yang
lazim digunakan adalah :

a. Sistem Pendektesian Dini


Sistem pendektesian dini terhadap terjadinya kebakaran dimaksudkan untuk mengetahui serta dapat
memberi refleksi cepat kepada penghuni untuk segeramemadamkan api pada tahap awal.Sensor-sensor
yang umum dikenal adalah :
- alar kebakaran;
- detektor panas, asap,nyala atau gas
- manual call point;
- panel control;
- sumber daya darurat lainya

Hal-hal penting yang menjadi perhatian dalam penggunaan sistem peralatan ini padabangunan antara
lain :
- menentukan tipe alat pendeteksian yang digunakan
- mengatur distribusi perletakan detektor dalam banguan
- sistem pengintalasian alat sensor
- pemeriksaan dan pemeliharaan instalansi (agar selalu dapat bekerja bila suatuwaktu dibutuhkan )
 b. Sistem Pemercik (Spirinkler) Otomatis
Sistem ini biasanya bersinegri langsung dengan sistem pendeteksi dini, dimanabila sistem detektor
bekerja, langsung dilanjutkan dengan bekerjanya alat ini untuk pemadam. Beberapa sistem yang bisa
dikenal antara lain :
- alarm kebakaran;
- sistem spinkler otomatis
- sistem hidran (hidran dalam maupun halamam);hose reel;
Beberapa faktor yang menjadi sangat penting didalam perencanaan sistem pemercik otomatis ini :
karakteristik alat pemercik (spinkler ), jenis bangunan yang dilayani,distribusi dan jarak pemasangan
alat, daerah jangkauan yang dapat dicapai alat, pasokanair, instalasi pemipaan alat.

c. Sistem Pemadam dengan Bahan Kimia Portable


- alat pemadam Halon/BCP;

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 8


Keamanan
- alat pemadam CO2;
- alat pemadam Dry chemicals;
- alat pemadam buisa/foam;
 
d. Sistem Pemadam Khusus, yang mencakup :
- CO2 component,
- Halon extinguisher unit;
- Foam systems;
Pertimbangan dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyedian peralatan sistem b, c, dan d di
atas :
Untuk sistem penyemprot tetap/tidak bergerak (fixed system) 
 Distribusi peralatan di dalam bangunan
 Jumlah dan kapasitas alat yang digunakan per cakupan layanan
 Konsentrasi bahan kimia minimum yang disyaratkan
 Jenis bangunan yang dilayani2. Sistem penyemprot bergerak (portable system)
 Tipe alat pemadam
 perkiraan tingkat api yang akan dihadapi untuk menentukan jenis dankapasitas alat yang akan
digunakan
 distribusi alatbiasanya ditempatkan pada daerah-daerah yang rawan terbakarmisalnya dpur, ruang
mesin, gudang dan lain-lain
e. Sistem Pengendalian Asap
Sistem yang umum dipakai : 
- smoke venting;
- smoke towers;
- tata udara untuk pengendalian asap; dan
- eleventor smoke control.

Sistem Proteksi Pasif 


Sistem proteksi pasif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaran yangbekerjanya melalui
sarana pasif yang terdapat pada banguan. Biasanya juga disebutsebagai sistem perlindungan bangunan
dengan menangani api dan kebakaran secaratidak langsung. Caranya dengan meningkatkan kinerja bahan
bangunan, stukturbangunan, pengontrolan dan penyediaan fasilitas pendukung penyelamatan

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 9


Keamanan
terhadapbahaya api dan kebakaran. Sistem ini adalah yang paling lazim dan maksimal yang bisadilakukan
pada kasus fasilitas pemukiman.Yang termasuk di dalam sistem protrksif ini antara lain :
a. Perencanaan dan desain site, akses dan lingkungan bangunan
b. Perencanaan struktur bangunan
c. Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan
d. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan
e. Manajemen sistem penanggulangan kebakaran

a. Perencanaan dan desain site,akses dan lingkungan bangunan


Banyak ditemukan kasus dimana kebakaran menimbulkan kerugian dankerusakan yang lebih
besar disebabkan kurangnya pertolongan yang cepat oleh parapetugas pemadam kebakaran. Desain
dan perencanaan bangunan (dalam hal ini disainruang luar dan aksesibilitas bangunan) ternyata sangat
berperan dalam mendukung
perlindungan terhadap timbul, berkembang dan tertanggulanginya kebakaran
terhadapbangunan.Beberapa hal yang termasuk di dalam permasalahan site dalam kaitannya
denganpenanggulangan kebakaran ini antara lain :
- penataan blok-blok masa hunian dan jarak antar bangunan
- kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan
- tersedianya area parkir ataupun open space dilingkungan kaewasan
- menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan
- menyediakan aliran dan kapasitas suply air untuk pemadam
b. Perencanaan Struktur dan Kontruksi Bangunan
Perencanaan struktur disini berkaitan dengan kemampuan bangunan untuk tetapatau bertahan
berdiri pada saat terjadi bencana kebakaran. Sedangkan perencanaankontruksi berkaitan dengan jenis
material yang digunakan. Material yang mempunyaidaya tahan yang lebih baik terhadap api
(terbakar), akan lebih baik pula terhadappencegahan penjalaran api, pengisolasian daerah yang
terbakar serta memberi waktuyang cukup untuk peng’evaluasi’an penghuni. Hal-hal yang berkaitan
denganperencanaan sistem ini antara lain :
 Pemilihan material bangunan yang memperhatikan sifat material
- Sifat penjalaran dan penyebaran
- Combustibility (kemampuan terbakar material)
- Sifat penyalaan material bila terbakar
- Sifat racun (akibat reaksi kimia yang ditimbulkan / dihasilkan bilabahan tersebut terbakar)

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 10


Keamanan
 Kemampuan / daya tahan bahan struktur (fire resistance) dari komponen-komponen
struktur.Komponen struktur seperti rangka atap, lantai, kolam dan balok adalahtulang – tulang
kekuatan pada bangunan. Perencanaan yang optimal darihal yang dimaksudkan :
- meminimalkan kerusakan pada banguna
- mencegah penjalaran kebakaran
- melindungi penghuni, minimal memberi waktu yang cukupdievaluasi.
 Penataan ruang, terutama berkaitan dengan areal yang rawan bahayadipilih material struktur yang
lebih resisten.

c. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan


Perencanaan daerah evakuasi, biasanya diperuntukan untuk bangunanpemukiman berlantai
banyak dan merupakan bangunan yang lebih kompleks. Beberapahal yang menjadi pertimbangan
perencanaan sistem ini :
- kalkulasi jumlah penghuni / pemakai bangunan
- tangga kebakaran dan jenisnya
- pintu kebakaran
- daerah perlindungan sementara
- jalur keluar bangunan
- peralatan dan perlengkapan evakuasi
d. Manajemen sistem penanggulangan kebakaran
Gagasan dari manajemen sistem penanggulangan kebakarann berkembang sekitarmemelihara
peralatan/perlengkapan penanggulangan kebakaran sehingga dapatdigunakan secara optimal pada saat
diperlukan. Manajemen penanggulangan kebakarantermasuk juga administrasi strategi untuk
memastikan keselamatan secara preventif,membatasi perkembangan api, dan menjamin keselamatan
penghuni. Untuk mencapaifungsi ini, manajemen sistem ini harus terlihat didalam semua aspek yang
ada dalambangunan termasuk daerah yang atau mungkin riskan terhadap bahaya.
Komunikasi
  Kebakaran tidak dapat diatur walaupun dengan sistem proteksi yang paling baik,sehingga sangat
penting untuk mendeteksi terjadinya segera untuk keberhasilanpenanggulangaannya. Sistem informasi
yang baik bisa berguna untuk memicu tindakanawal penyelamatan. Komunikasi menjadi hal yang
penting buat penghuni bangunan, baik itu dari sistem alarm maupun penghuni lain, sehingga

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 11


Keamanan
informasi harus tersampaikan danterdengar dengan jelas agar dapat memanfaatkan waktu untuk
penyelamatan yang perlu.
Pemeliharaan
Perbaikan dan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan darurat, seperti hidrant, bosereels,
extinguisher, lampu darurat dll, adalah sangat penting. Tipe, standar dan frekuensipemeliharaan harus
terdokumentasikan pada program manajemen ini, dan staf yangberkepentingan perlu mengetahuinya
dan selalu menjalankannya dengan benar.
Pelatihan
Pelatihan pegawai yang berkepentingan terhadap penanggulangan kebakaran ini tidak boleh
luput dari perhatian. Mereka harus menerima instruksi bagaimana menghidupkanalarm tanda bahaya
bila mereka menemukan kebakaran, serta mereka yang memberiperingatan kebakaran kepada
penghuni. Begitu pula terhadap penggunaan peralatanpemadam api, yang harus mampu
dipraktekkan.Beberapa pelatihan yang dilaksanakan antara lain memberi pengetahuan tentang :
1. pencegahan kebakaran secara umum
2. tindakan yang diambil pada waktu mendengarkan alarm dan menemukan api
3. metode yang benar dalam memanggil pasukan pemadam
4. lokasi, kegunaan dan penggunaan peralatan pemadam
5. rute penyelamatan, titik pertemuan dan jalan keluar
6. prosedur evakuasi

6. Risk Assessment – Fire


Beberapa pertanyaan yang dapat mengidentifikasikan kerentanan perusahaan terhadap
risiko yang berhubungan dengan kebakaran. Satu pertanyaan yang menggambarkan
kondisi perusahaan dinilai satu poin.
Tabel 2.2 : risk assessment - fire

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 12


Keamanan
Sumber : Sadgrove, 2005

7. Contoh Kasus Kebakaran


“Kebakaran di Mall SKA Pekanbaru”
Sekitar pukul 17.30 WIB, Jumat (9/3/12) terjadi kebakaran di Mal Sentral Komersial
Arengka atau SKA Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta. Ada 10 unit mobil pemadam
kebakaran yang kami kerahkan untuk memadamkan api. Titik api berada pada gudang
poshboy dan lantai basement hypermart. Dalam kejadian ini, diduga kuat bahwa
penyebabnya adalah akibat arus pendek.
Gambar 2.3: Kebakaran Mall SKA .cher

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 13


Keamanan
sumber: halloriau.com
Sementara kerugian selain mengakibatkan bebrapa orang dilarikan ke rumah sakit, juga
diperkirakan sekitar Rp. 8 milyar itu yakni stand produk baju, dan makanan mencapai Rp.
3 miliyar sementara dari bangunan fisik seperti instalasi listrik, air, pendingin udara atau
AC dan interior berkisar Rp.5 miliyar.

B. Pemeliharaan Keamanan
Masalah keamanan merupakan isu kompleks bagi seluruh perusahaan, karena tidak
hanya untuk menjaga asset perusahaan berupa property atau barang-barang, namun juga
yang perusahaan harus menjaga karyawan yang merupakan intellectual asset perusahaan.
Peningkatan keamanan harus mencerminkan tingkatan dari resiko. Mekin tinggi tingkat
risiko yang dihadapi, maka system keamanan harus semakin ketat. Berikut empat elemen
strategi keamanan yang dapat ditrapkan perusahaan:
1. Mencegah orang-orang yang masuk tanpa izin dengan memberikan peringatan dan
memasang kamera pengintai dan staf keamanan.
2. Membuat batas fisik, seperti pagar atau gembok.
3. System alarm atau cahaya jika ada yang masuk secara illegal.
4. Mengamankan barang-barang perusahaan dengan sitem keamanan fisik sehingga sulit
untuk dipindahkan.
Gambar 2.4: The four elements of a security strategi

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 14


Keamanan
Sumber : Sadgrove, 2005

Sedangkan zona keamanan sebuah perusahaan dibagi menjadi beberapa area (Gambar 2.5),
antara lain :
1. Perimeter
Wilayah keamanan yang pertama adalah perimeter. Tampat ini dapat dikelilingi
oleh halaman rumput, tumbuhn0tumbuhan atau pohon atau sesuatu yang dapat
membatasi bangunan itus endiri. Perimeter harus dilindungi dengan pagar yang cukup
tinggi untuk mencegah masuknya pencuri. Namun harus diingat, system keamanan
dalam mengendalikan risiko ini harus tetap memperhatikan kemudahan karyawan
maupu supplier utnuk keluar masuk perusahaan.
Pagar harus mendapat pencahayaan pada malam hari dan dilengkapi dengan
alarm. Tanda “keep out” harus ditempelkan, dengan tambahan peringatan yang penting
seperti satpam patroli. Bagi gudang yang menyimpan barang-barang bernilai,
hendaknya memiliki pembatas serta penjaga keamanan yang akan memonitor dan
meemriksa setiap kendaraan yang keluar masuk gudang.
Bagi perusahaan jasa, menerapkan system keamanannya jauh lebih mudah.
Contoh sistem keamanan yang dapat diterapkan para staf atau pegawai menggunakan
kartu megnetik untuk mengakses keluar masuk ruangan. Para pengunjung dan supplier
dapat memanggil resepsionis menggunakan system entryphone, dan resepsionis harus
dapat melihat kendaraan pengunjung walau hanya dari kamera.

2. Clear Zone
Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 15
Keamanan
Sebuah clear zone, harus dijaga disekitar pagar. Close-circuit kamera dipasang
agar seluruh wilayah tersebut dapat terlihat. Perhatian harus difokuskan pada tangki
bahan bakar minyak yang dapat menyebabkan tindakan criminal.
3. Gedung atau Bangunan
Area yang mudah diserang adalah pintu dan jendela. Pada departemen store,
system keamanannya dibuat dengan cara para pengunjung masuk dan keluar melalui
jumlah pintu yang terbatas. Pada malam hari semua pintu harus diterangi dan
dipastikan terkunci, hanya satu pintu yang dapat dibuka dari luar serta jendela yang
harus dijaga.
Untuk sistem keamanan dalam gedung, setiap pintu dilengkapi dengan kode
untuk mengunci pintu dan kode harus diganti secara berkala. Utnuk pengamanan
interior, dapat menggunakan detector ultrasonic dan sorotan cahaya photoelectric yang
dilengkapi alarm. Kamera pendeteksi dapat dihubungkan ke jaringan computer
sehingga gambar dapat ditransfer.
4. Exclusion Zones
Departemen yang dikatakan sebagai security zones antara lain: departemen
penelitian dan pengembangan,kasir, departemen keuangan dan mainframe computer;
server.
Bagi petugas keamanan, mereka harus memeriksa setiap pengunjung dan
meminta para pengunjung tersebut meninggalkan kartu identitas pada meja resepsionis.
Petugas kemanan juga harus melakukan patrol pada malam hari secara berkala namun
dalam jarak yang tidak teratur.
Untuk setiap malam, setelah jam kerja selesai ada orang yang harus bertanggung jawab
atas keamanan gedung dengan melakukan pekerjaan rutin seperti :
- Memastikan setiap pintu dan jendela sudah terkunci
- Mengamankan semua material yang mudah terbakar
- Memastikan semua orang yang idak berkepentingan sudah meninggalkan gedung
perusahaan
- Memastikan alarm untuk keamanan telah aktif
- Memastikan lampu penerangan utnuk luar gedung telah menyala
Gambar 2.5: the five risk security zones

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 16


Keamanan
Sumber : Sadgrove, 2005

Beberapa bentuk ancaman yang harus diperhatikan terkait dengan masalah keamanan
pada beberapa tempat, antara lain :
a. Gedung
Kebakaran merupakan salah satu bencana yang paling sering trjadi, telah dijelaskan
pada pembahasan sebelumnya. Bencana selanjutnya adalah banjir. Risiko akan
semakin besar jika terjadi banjir pada akhir minggu, berarti ada masa dua hari dimana
masalah tersebut diabaikan sebelum ditanggulangi.
b. Acara-acara publik
Acara public yang dimaksud antara lain konferensi dan pameran, sering menjadi target
serangan oleh kelompok tertentu maupun teroris untuk bebrapa tujuan seperti menarik
perhatian agar mendapat pemberitaan besar dari media, atau sengaja merusak acara
tersebut untuk menimbulkan kekacauan kota sehingga memperburuk citra
pemerintahan pada saat itu. Pembuatan exclusion zone harus diterapkan pada acara
tersebut, dengan menyisir seluruh area dari ancaman bom atau bahan-bahan lain yang
dapat menyebabkan ledakan atau kebakaran. Setiap orang yang akan memasuki area
tersebut harus memiliki undangan. Penjagaan yang sangat ketat harus dilakukan
sebelum acara dimulai, dan selama acara selalu dilakukan pemeriksaan terhadap

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 17


Keamanan
bugkusan-bungkusan mencurigakan. Penjagaan pada tamu VIP juga harus melakukan
kekacauan, segera dibawa keluar dari gedung tanpa menarik perhatian orang lain.
c. Toko eceran
Ancaman yang ada pada took eceran adalah hilangnya stok barang dan uang karena
pencurian baik yang dilakukan oleh pegawai took itu sendiri maupun orang lain. Di
eropa, jumlah stok yang hilang menimbulkan kerugian 31 juta euro. Egawai took dapat
melakukan pencurian dengan melakukannya sendiri atau berkolusi dengan supplier
maupun pelanggan. Dua tempat yang menjadi sasaran pegawai adalah laci uang dan
ruang penyimpanan stok barang. Laci uang harus selalu dicek, hendaknya jaket dan tas
pegawai jangan dibiarkan disimpan atau diletakkan dekat dengan laci uang. Pada ruang
penyimpanan stok barang, setiap barang yang masuk harus diawas kemudian ruang
dikunci dengan baik.
Took eceran yang memiliki desain ruangan dimana barang-barang yang akan dijual
mudah untuk diakses oleh pembeli, juga mendorong bagi mereka yang akan
melakukan pencurian, sehingga took harus dilengkapi alat-alat keamanan seperti
electronic tags yang mencegah barang-barang yang bernilai tinggi untuk dicuri
disamping juga memiliki circuit television yang dapat mendeteksi pencurian.
Pada malam hari, lakukan pencahayaan seterang mungkin pada took dan kas hasil
penjualan hendaknya tidak ditinggalkan didalam gedung. Jendela took seharusnya
terbuat dari kaca yang tahan terhadap serangan. Jika memungkinkan, akan lebih baik
took juga dijaga oleh satpam atau alarm.
Pengambilan uang dari bank untuk kegiatan usaha harus dilakukan pada waktu dan
rute perjalanan yang berbeda-beda, hal ini untuk menghindari perhatian yang bisa
memicu terjadinya perampokan.
d. Gedung yang berada di pusat kota
Ancaman yang sering terjadi adalah perusakan, biasanya dilakukan oleh anak-anak
muda yang sedang menghilangkan kebosanannya. Awalnya melakukan perusakan di
tempat pemberhentian bus atau telepon umum, kemudian berlanjut pada tempat-tempat
lain termasuk gedung pusat kota. Pengrusakan juga dilakukan pada perudahaan dimana
properti mereka tidak selalu diawasi, seperti perusahaan bus dan kereta api. Solusi utuk
mengurangi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan tindakan pengawasan,
memasang video kamera serta pencahayaan yang terang.

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 18


Keamanan
e. Industi telekomunikasi, computer dan dirgantara
Ancaman yang spesifik untuk jenis industri ini adalah pengintaian. Pengintaian
termasuk pencurian dengan penjualan informasi penting hasil penelitian departemen
R&D pada sbuah perusahaan. Bagi perusahaan competitor, lebih murah membeli
informasi hasil pengintaian tersebut dibandingkan melakukan riset untuk suatu produk.

Masalah keamanan ini sangat menarik dibicarakan sebab seringkali sangat mudah bagi
pekerja untuk mengambil informasi rahasia perusahaan. Perusahaan tidak tahu kapan
pencurian dilakukan, sehingga perusahan harus membuat penilaian berupa:
 Apa saja informasi yang sensitif?
 Bagaimana informasi itu dipakai atau dapat diambil?
 Bagaimana cara mencegah pencurian?
Seluruh dokumen yang berharga harus dihancurkan, bukan dibuang. Data-data yang
penting tersebut setiap harinya sebelum ditinggalkan dikantor setiap jam pulang, tidak
dibiarkan berada diatas meja, namun dikunci dalam laci. Dokumen-dokumen berupa
rencana-rencana kerja perusahaan hanya bisa diakses oleh orang-orang terbatas. Keamanan
computer juga harus diperhatikan. Perusahaan harus waspada dengan masalah pencurian
computer, virus dan masalah lainnya.
Selain itu perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan karyawan, dengan
cara memperlakukan pegawainya secara adil, dan berusaha menyelesaikan segala komplai
pegawainya dengan cepat agar tidak ada kekecewaan dari pegawai, sehingga munculnya
pengintaian dari pihak dalam perusahaan dapat diminalisir.
Jika pencurian informasi itu terjadi, maka lakukan penilaian atas jenis informasi apa yang
telah diambil, bagaimana informasi itu diambil, apa yang dapat dilakukan agar hal yang
sama tidak terulang serta apakah konsekuensi yang harus diambil.
Telepon dapat disadap oleh pihak-pihak tertentu. Terkadang jika seseorang ingin
menguping, dapat juga ia mengeset telepon ke auto-answer dan mematikan dering dengan
cara memencet tombol ‘mute’ sehingga pembicaraan dapat terdengar.
Beberapa cara yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pencurian informasi adalah proses
rekrutmen perusahaan menggunakan formulir aplikasi yang komprehensif dari calon
pegawai potensial, serta penemuan atau trademark dipatenkan sebagai hak perusahaan
terhadap kekayaan intelektual ini.
Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 19
Keamanan
Biasanya perusahaan yang rentan terhadap kasus pencurian informasi ini adalah
perusahaan dengan brand yang terkenal, perusahaan makanan minuman (dimana
terkadang bahan terkontaminasi yang dapat merusak reputasi perusahaan) atau perusahaan
yang controversial (karena meakukan tes produk pada hewan).
Adapun tipe orang yang dapat terlibat dalam pencurian data informasi ini yaitu
mantan pegawai atau pegawai yang mempunyai dendam, kelompok minoritas, dan
pemeras yang menginginkan uang.

Risk assessment – security


Beberapa pertanyaan yang dapat mengidentifikasi kerentanan perusahaan terhadap rsiiko
yang berhubungan dengan keamanan. Satu pertanyaan yang menggambarkan satu kondisi
perusahaan dinilai satu poin.
Tabel 2.3 : risk assessment - security

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 20


Keamanan
Sumber : Sandgrove, 2005
Contoh Kasus
“Geng Motor Lempari Mapolresta dan Bank Swasta Pekanbaru”
Pekanbaru, (Analisa). Ratusan anggota geng motor menyerang dan melempari Markas
Kepolisian Resort Kota (Mapolresta) Pekanbaru di Jalan Ahmad Yani dengan batu. Tidak
itu saja, sebuah bank swasta, kantor perwakilan iklan sebuah penerbitan surat kabar dan
toko studio foto yang berada tidak jauh dari Mapolresta Pekanbaru juga menjadi sasaran
pelemparan dan perusakan.
aksi geng motor ini diperkirakan terjadi Minggu dinihari sekira pukul 02.30 WIB. Kuat
dugaan aksi penyerangan itu dipicu oleh penahanan seorang teman mereka yang terkait
kasus penganiayaan.
Ratusan geng motor ini kemudian merusak sejumlah Pos Satlantas dan pos penjagaan di
Mapolresta. Tidak hanya itu, geng motor ini juga merusak sejumlah toko yang berdekatan
dengan Mapolresta Pekanbaru.
Bank Cabang CIMB-Niaga (bekas Bank Lippo) yang berada di perempatan jalan Ahmad
Yani-M Yamin Pekanbaru dan hanya beberapa meter dari Mapolresta juga menjadi sasaran
pelemparan anggota geng motor. Kaca-kaca bank swasta terlihat pecah.

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 21


Keamanan
Gambar 2.6: Gedung bank lippo yang rusak akibat pelemparan geng motor

sumber: Analisa/denny winson


Sementara sebuah mobil kijang yang sedang parkir tidak jauh dari Bank CIMB-Niaga juga
dilempari kacanya. Akibatnya beberapa kaca milik anggota Brimob BM 1162 BR warna
hitam itu hancur berantakan.(dw)
III. PENUTUP
Risiko kerusakan berupa kebakaran dapat saja terjadi di suatu perusahaan kapan saja
tanpa dapat diprediksi sebelumnya. Bahaya kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian
materil tetapi juga keselamatan jiwa manusia khususnya para pekerja. Oleh sebab itu,
perusahaan harus mampu memanajemen resiko ini dengan perencanaan sejak awal baik
design gedung serta alat-alat penanggulangan dini kebakaran secara aktif maupun pasif
sebagai suatu standar yang harus dipenuhi sehingga dapat meminimalisir kerugian.
Selain itu, risiko keamanan juga perlu mendapatkan perhatian dari manajemen.
Ancaman ini bisa saja dari dalam maupun dari luar perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan
perlu memperhatikan design pengawasan yang perlu dijalankan sehingga keamanan baik

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 22


Keamanan
fisik, data bahkan jiwa dari sumber daya perusahaan dapat diminimalisir risiko dan terjaga
keamanannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanggraeni, dewi, 2010, Pengelolaan Risiko Usaha, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI

Sadgrove, kit, 2005, The complete guide to business risk management, 2nd edition,
England: Gower Publishing Limeted
Internet :

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 23


Keamanan
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/02/27/37620/geng_motor_lempari_mapolre
sta_dan_bank_swasta_pekanbaru/#.

http://www.scribd.com/doc/52895026/Bahaya-dan-Upaya-Penanggulangan-Kebakaran

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/294966-3-titik-kebakaran-di-mal-terbesar-
pekanbaru
http://halloriau.com/read-pekanbaru-21722-2012-03-09-mal-ska-pekanbaru-
terbakar.html

Group IV: Manajemen Risiko | Perlindungan dari Kebakaran & Pemeliharaan 24


Keamanan

Anda mungkin juga menyukai