Anda di halaman 1dari 16

MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE BAGI

MASYARAKAT

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Latihan Dasar Kepemimpinan
Mahasiswa (LDKM)

Oleh:

MELANI SRI INTAN

NPM: 10020221018

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1443 H/2021 M
Kata Pengantar

Segala puji hanyalah milik Allah, yang dengan Rahman dan Rahimnya
Allah masih memberikan kita semua kenikmatan iman, kesehatan, nikmat
memandang, mendengarkan dan nikmat-nikmat lainnya yang sudah sepatutnya
untuk kita syukuri. Shalawat serta salam semoga tercurah melimpah kepada Nabi
kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabat-
sahabatnya serta kita sebagai umatnya.

Dalam makalah ini penyusun akan sedikit menjabarkan mengenai


“Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Bagi Masyarakat” dalam bentuk
makalah. Ada harapan yang besar dalam penyusunan makalah ini yaitu mudah-
mudahan kita semua menjadi mahasiswa yang bukan hanya mengamalkan ilmu
untuk kepentingan diri sendiri tapi juga diharapkan bisa membawa perubahan
untuk masyarakat.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Bandung, 12 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

2.1 Definisi Mahasiswa.............................................................................. 3

2.2 Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Bagi Masyarakat................ 4

2.3 Penghambat Mahasiswa Sebagai Agent Of Change......................... 7

2.4 Strategi Mahasiswa Menjadi Agent Of Change................................ 9

BAB III PENUTUP............................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 11

3.2 Saran...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus


tantangan. Betapa tidak, ekspetasi dan tanggung jawab yang diemban seorang
mahasiswa begitu besar. Mahasiswa yang tentunya memiliki potensi lebih seperti
hardskill, softskill, dan fasilitas yang didapat di dunia kampus yang dapat
menunjang pengembangan diri. Ada pula sebuah ungkapan yang menyebutkan
bahwa mahasiswa adalah anak muda bangsa yang memiliki semangat tinggi jika
dipercikkan api motivasi. Rasa idealisme yang ada pada diri mahasiswa yang
sudah seharusnya menjadi alat aspirasi untuk masyarakat dan menjadi langkah
awal yang nyata untuk melakukan perubahan.

Akan tetapi, melihat fenomena yang ada sekarang ini, pemerintah


cenderung mematikan karakter para mahasiswa dengan menerapkan kurikulum-
kurikulum yang menjadikan mahasiswa sibuk mementingkan kepentingan dirinya
sendiri yaitu berfokus pada nilai akademik agar lulus tepat waktu, mendapatkan
IPK tinggi lalu bekerja diperusahaan dengan mendapat gaji yang besar.

Padahal tidak cukup sampai disitu saja, mahasiswa memiliki tempat


tersendiri di lingkungan masyarakat. Peran mahasiswa tidak hanya sekedar belajar
di bangku perkuliahan dan perpustakaan. Mahasiswa merupakan calon-calon
intelektual yang diharapkan bisa berkontribusi bagi masyarakat dengan keilmuan
yang dipelajarinya dan juga dari apa yang sudah ia lalui di perguruan tinggi. Sadar
atau tidak, telah banyak pembodohan dan ketidak adilan di negri ini. Oleh karena
itu, dengan sikap kritis dan pro aktif yang dimiliki mahasiswa diharapkan bukan
hanya menjadi pengamat dan penilai saja, tapi juga diharapkan bisa menjadi garda
terdepan dalam melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan
ke arah positif dan tidak menghilangkan jati dirinya sebagai mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi mahasiswa?

1
b. Bagaimana peran mahasiswa sebagai agent of change bagi masyarakat?

2
c. Apa saja problematika penghambat mahasiswa sebagai agent of change?
d. Apa saja strategi yang dilakukan mahasiswa untuk menjadi agent of
change?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Agar mengetahui definisi mahasiswa


b. Agar mengetahui peran mahasiswa sebagai agent of change bagi
masyarakat
c. Agar mengetahui problematika penghambat mahasiswa sebagai agent of
change
d. Agar Mengetahui Strategi apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk
menjadi agent of change

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat yang akan dihasilkan dari makalah ini adalah diharapkan


nantinya mahasiswa sadar dan memiliki pandangan yang jelas terhadap
perannya sebagai agen perubah masyarakat menjadi lebih baik, agar kelak
mampu memberikan sumbangsihnya terhadap penyelesaian setiap
problematika yang terjadi di masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mahasiswa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang


yang belajar di perguruan tinggi; seseorang yang sedang berproses menjalani
pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah tinggi, akademi, dan
yang paling umum ialah universitas. Mahasiswa adalah komunitas yang unik di
tengah-tengah masyarakat, sebab mahasiswa adalah kaum intelek yang dapat
melahirkan ide sendiri tanpa dibebani dengan kepentingan sosial dan politik.

Mahasiswa terbentuk dari dua kata yakni kata maha dan siswa, yang jika
diartikan maha sama artinya dengan “yang” dan siswa artinya pelajar, jadi
mahasiswa sama saja bila dikatakan yang terpelajar. Juga dari definisi lain,
mahasiswa adalah sebuah kata yang mengandung banyak arti, bahkan sudah
banyak kalangan yang berusaha mengartikan kata tersebut, baik mahasiswa itu
sendiri, praktisi pendidikan, para ahli maupun pemerintah itu sendiri. Begitu
banyaknya arti dari kata mahasiswa sehingga menimbulkan banyak pencadangan,
dan hal tersebut adalah benar semua.

Pengertian mahasiswa menurut Knopfemacher, mahasiswa adalah


seseorang calon sarjana, yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi
yang dididik dan diharapkan untuk menjadi calon-calon yang intelektual.

Sedangkan, menurut Sarwono adalah Mahasiswa merupakan setiap orang


yang secara resmi telah terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi
dengan batas usia sekitar antara 18 – 30 tahun. Mahasiswa adalah suatu kelompok
dalam masyarakat yang memperoleh status karena memiliki ikatan dengan
perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan seorang calon intelektual ataupun
cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang seringkali syarat dengan
berbagai predikat dalam masyarakat itu sendiri.

Menurut Peraturan Pemerintah No.. 60 Tahun 1999 pada Bab I, pasal 1


pon ke 6 yang berbunyi: Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan
belajar pada perguruan tinggi tertentu.

3
Ciri-ciri mahasiswa menurut Kartono (Dalam Ulfah, 2010):

1. Memiliki kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di perguruan


tinggi, sehingga dapat digolongkan dalam golongan intelegensia.
2. Mahasiswa diharapkan kelak bisa bertindak sebagai pemimpin yang
mampu serta terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat maupun dalam
dunia kerja nantinya.
3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi
proses modernisasi dalam kehidupan masyarakat.
4. Mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang
berkualitas serta profesional.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapatlah dipahami bahwa


mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang sedang menjalani proses
pengembangan ilmu pengetahuan yang berada pada tingkat perguruan tinggi, yang
memiliki ide yang didasari dengan kepentingan umum.1

2.2 Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Bagi Masyarakat

Berbicara tentang mahasiswa, maka tidak dapat terlepas dari harapan besar
sebagai orang yang akan membawa perubahan pada masa yang akan datang.
Mahasiswa adalah calon intelektual atau cendikiawan muda. Selain sebagai
pelajar mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat.

Mahasiswa merupakan golongan berpendidikan yang disegani oleh


pemerintah dan masyarakat karena berpengaruh dan ikut serta dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Mahasiswa dituntut tanggap terhadap perubahan karena
sebagai agent of change, mentalitas bangsa berada ditangan mahasiswa.
Pemikiran-pemikiran indvidualisme seharusnya dialihkan kepada pemikiran
sosial. Mahasiswa yang bertoleransi dan berjiwa sosial terhadap lingkungan
sekitar dalam era globalisasi ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini. Mahasiswa
harus menjadi generasi yang tidak diam begitu saja ketika publik bergeming.
Maka harus ada revitalisasi dalam pola pikir mahasiswa supaya lebih baik dan
1
H. Syamsunie Carse. Budaya Akademik dan Kemahasiswaan. (Ponogoro: Uwais Inspirasi
Indonesia, tahun 2020) hlm 1-3

4
revolusi perjuangan mahasiswa untuk melakukan sesuatu perubahan yang
banyak.2

Mahasiswa berperan sebagai penggerak perubahan dalam masyarakat yang


senantiasa melakukan perubahan yang lebih baik dengan melalui berbagai ilmu,
gagasan, serta pengetahuan yang mereka miliki.3 Mereka adalah transformator
nilai-nilai dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya. Mahasiswa dalam
nurani mereka sangat menentang dengan berbagai bentuk penyimpangan yang
terjadi di lingkungan mereka. Yang pada akhirnya sikap idealisme kerap kali
muncul dan mendorong mereka untuk memperjuangkan aspirasi mereka.4

Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu:


intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan
kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubah dan mampu menyuarakan kepentingan
rakyat. Mahasiswa diharapkan mampu mengubah kebiasan hidupnya dengan
menanamkan nilai-nila kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian dan keadilan. 5 Berbagai
kegiatan dilakukan oleh mahasiswa untuk menunjukkan rasa peduli terhadap
masyarakat. Mulai dari bakti sosial dan kegiatan lainnya yang positif.

Menurut Arbi Sanit, ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka
terhadap permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk
melakukan perubahan. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh
pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak
di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang
paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi
politik terpanjang di antara angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus
membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi di antara
mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas
2
Aries Yulianto, Teori Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat. (Malang: Intelegensia
Media) hlm 80
3
Ibid. Hlm 4
4
Lidia, “Gerakan mahasiswa dan perubahan sosial”, jurnal asia, (November, 2016)
5
Faisal Arief, Menatap Indonesia Dari Kampus Bulaksumur. (Yogyakarta: Kastrat, Tahun 2013),
hlm 207

5
susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu
dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda.
Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan
penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam
forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.6

Status mahasiswa kini terbagi atas dua yakni:

a) Mahasiswa yang statis yang menolak perubahan dan tetap


mempertahankan.
b) Mahasiswa yang dinamis yang menginginkan suatu perubahan:
1) Radikal

Suatu gerakan yang berdasar pada ideologi yang berpijak pada


ketidakadilan dan tidak benaran yang dirasakan oleh masyarakat. Kelompok ini
dinamai sebagai gerakan pembaharuan yang akan melakukan perlawanan terhadap
pemegang kebijakan. Kelompok ini juga anti kemapanan.

Gerakan radikal ini merupakan gerakan yang menggunakan segala macam


cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan. Tidaklah mengherankan jika setiap
gerakan mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan yang dianggap memarjinalkan
masyarakat umum, selalu berujung anarkis, menduduki atau penguasaan terhadap
aset pemerintah dan lain-lain. Yang lebih ekstrim lagi, gerakan mahasiswa yang
radikal kadang mempelopori kemerdekaan suatu bangsa. Seperti gerakan radikal
ketua BEM UI pada tahun 2018 yang mengangkat kartu kuning untuk preseiden di
sela-sela acara kampus UI.

Kelompok gerakan pembaharuan radikal merupakan gerakan yang


melawan status quo untuk melakukan perlawanan dalam rangka memaksakan
status quo untuk mengganti sistem yang dinilai merugikan bangsa dan negara.

2) Bermoral

Gerakan ini merupakan gerakan lanjutan daripada gerakan radikal.


Gerakan bermoral ini melakukan gerakan perubahan yang merupakan hasil
6
Herlan, “Makalah tentang kemahasiswaan”. https://herlan231.blogspot.com. (diakses pada 4
Desember 2021, pukul 12.50)

6
analisis yang krisis dan memiliki target tertentu. Gerakan perubahan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah sebuah gerakan dalam rangka menemukan
suatu solusi di setiap masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa dan negara.

Gerakan bermoral ini merupakan gerakan yang tidak terkontaminasi


dengan kepentingan politik dan golongan tertentu, akan tetapi gerakan ini
murni memperjuangkan masyarakat dengan cara dialogis dan dengan cara-
cara santun.

3) Apatis

Gerakan mahasiswa yang apatis adalah gerakan yang menginginkan


suatu perubahan dalam masyarakat tanpa didasari dengan planning yang
matang. Kelompok gerakan ini biasanya menjadi korban (ikut-ikutan) dalam
setiap gerakan.7

2.3 Penghambat Mahasiswa Sebagai Agent Of Change

Sekian persen dari mahasiswa beberapa tahun belakangan ini sudah


kehilangan jati dirinya sebagai mahasiswa sejati. Mahasiswa bangga akan
gelarnya namun lupa akan tanggung jawabnya. Padahal, tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa mahasiswa menjadi motor pergerakan dan perubahan. Mahasiswa tidak
hanya bertanggung jawab mengkritisi jalannya pemerintahan namun juga bisa
mengambil bagian sebagai agen perubahan.8

Lantas apa yang menjadi penghambat mahasiswa sebagai agent of change?


Jika ditelusuri lebih lanjut, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, zaman
sekarang kampus seolah mencetak kuli intelektual. Padahal kampus adalah wadah
tempat menyadarkan mahasiswa agar menjadi manusia seutuhnya. Sepertinya,
pesatnya pertumbuhan dan perkembangan ekonomi global dan nasional dijadikan
dalih pembenaran beberapa pihak untuk mencetak lulusan sarjana yang terampil
di bidang pekerjaan. Hal tersebut menjadi potret nyata dunia kampus yang seolah
mencetak generasi pekerja. Sehingga kampus yang seharusnya menjadi kawah

7
Ibid. Hal 5-6
8
Tri Apriyani, “Mahasiswa Sebagai Agent of Change dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”,
https://yoursay.suara.com, (Diakses pakses pada 1 Desember 2021, Pukul 19.40)

7
candaradimuka bagi calon pemimpin, diganti menjadi tempat bagi mereka yang
ingin memperoleh karir yang cemerlang dan pekerjaan yang mapan.9

Bahkan sistem perkuliahan saat ini seakan mendorong mahasiswa untuk


segera cepat lulus agar segera diterima di dunia kerja. Pulang pergi kampus
menyelami seluruh isi perpustakaan dan mengisi otak dengan berbagai macam
teori. Meskipun secara sikap, karakter, emosi, dan kepribadian belum matang.
Bukan berarti saya menyalahkan mereka yang mempunyai kehendak lulus dengan
cepat. Ini hanya sebuah koreksi bagi kita, bahwa sepatutnya kampus benar-benar
menggembleng karakter mahasiswa. Jangan hanya memperhatikan kecerdasan
intelektual.10

Maka jangan heran jika banyak lulusan hanya berhasil meraih karir yang
cemerlang namun apatis terhadap lingkungan sekitarnya. Karena hal itulah yang
mengkerdilkan peran dan fungsi mahasiswa. Akhirnya, para mahasiswa
mengacuhkan realita yang ada di tempatnya mencari ilmu dan hanya
mengedepankan akademisnya saja, padahal itu semua tidak berarti apa-apa jika
implementasinya untuk lingkungan sekitar adalah kosong alias nol.

Salah satu faktor penghambatnya juga adalah karena melemahnya atau


berkurangnya panggung-panggung perlawanan di dalam kampus, seperti mimbar
bebas, diskusi, rapat akbar, dan lain lain-lain. Akibatnya, gerakan mahasiswa
progresif seolah terisolasi. 11

Selain itu, yang menjadi penghambat mahasiswa sebagai of change adalah


karena hilangnya budaya ilmiah di dalam kampus seperti tradisi membaca,
berdiskusi, bedah buku, menanalisa keadaan sosial, dll. Hal ini menyebabkan
mahasiswa sangat miskin gagasan dan begitu tumpul dalam membaca keadaan di
sekitarnya. Dampak lebih jauhnya mengarah pada krisis teori dan pengetahuan di
kalangan massa mahasiswa. Ini berbuntut pula pada kemampuan gerakan

9
Muhammad Aufal. Mahasiswa: Leader of Change. (Pamekasan: Guepedia, Tahun 2020), hlm 56
10

Ibid. Hlm 57

11
Harun Gafur, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus. (Bandung: Rasibook, Tahun 2015), hlm
55

8
mahasiswa menganalisa keadaan, merumuskan program, dan menetapkan strategi-
taktik.12

2.4 Strategi Mahasiswa Menjadi Agent of Change

Dengan problematika di atas, maka mahasiswa seharusnya memiliki


strategi untuk bisa memenuhi kewajibannya di kampus dan perannya untuk
masyarakat. Salah satu strategi yang bisa mahasiswa lakukan adalah dengan
mengikuti organisasi-organisasi, baik organisasi internal maupun eksternal
kampus, dari sana banyak sekali gagasan gerakan dan aktivitas mahasiswa yang
berpengaruh bagi internal kampus dan masyarakat. Dan hal ini pula sebagai
sebuah bentuk implementasi dari semangat keaktifan dan kepedulian mahasiswa.

Salah satu contohnya adalah gerakan bantuan sosial bagi warga sekitar
yang sedang terkena dampak bencana, para aktivis biasanya akan memulai
gerakan-gerakan tersebut. Para aktivis mahasiswa juga menghidupkan kepedulian
sosial mereka dengan mengikuti gerakan bela negara di masing-masing
universitas, gerakan ini tidak hanya berfungsi sebagai kader bela negara saja,
namun juga bisa bermanfaat untuk membantu sesama di lingkup universitas, dan
lingkungannya. Banyak sekali cara untuk mengimplementasikan kepedulian
mahasiswa melalui beberapa organisasi kemahasiswaan yang ada. 13 Hal ini bisa
menjadi solusi untuk permasalahan hilangnya budaya ilmiah di dalam kampus,
karena dengan segala gerakan dan program yang diadakan oleh para mahasiswa
yang aktif di organisasi dapat memicu para mahasiswa untuk bergerak menjadi
mahasiswa yang kritis, kreatif, visioner, peduli dan tangguh

Contoh lainnya, tuntutan dari para mahasiswa mengenai kondisi yang


dialami semasa pandemi, lalu tugas yang diberikan dalam organisasi, dan juga
kondisi atau situasi yang terjadi di sekitar, seperti bencana alam, dan lain-lain.
Inilah yang menjadi tugas menantang para aktivis kemahasiswaan, yaitu untuk
dapat memberikan contoh kunci perubahan, baik dalam bentuk program kerja
yang akan dilaksanakan ataupun bentuk kegiatan atau pengabdian yang akan

12
Ibid. Hlm 54
13
Beva Anggun, Mahasiswa Bergerak. (Semarang: Unika Soegijapranata, Tahun 2017), hlm 55

9
direncanakan kepada masyarakat sekitar. Hal ini menjadi suatu bentuk bukti
implementasi kepedulian sosial terhadap sesama dan masyarakat.

Kemudian hasil apa dapat kita peroleh saat kita menjadi aktivis
kemahasiswaan? Jawabannya adalah banyak, karena saat kita mampu
menghidupkan segala hal yang menjadi tekat kita dan semangat kita, maka kita
pun sudah siap untuk terjun ke masyarakat dan menjadi contoh bagi orang-orang
di sekitar.14 Nah hal itulah yang menjadi bekal serta pengalaman yang nantinya
dapat kita implementasikan dengan peran mahasiswa sebagai agent of change bagi
masyarakat. Dengan segala proses dan rintangan yang ada di dalam organisasi
menjadikan kita untuk lebih bertanggung jawab dan peka terhadap apa yang
terjadi di lingkungan sekitar. Selain itu, Ada beberapa langkah penting yang harus
mahasiswa lakukan:

Pertama, gerakan mahasiswa progresif harus kreatif menciptakan


panggung-panggung gerakan di kampus: mimbar bebas, orasi keliling, panggung
seni kerakyatan, diskusi dan debat-debat mahasiswa, dan lain-lain. Penciptaan
panggung ini dalam kerangka ‘memplolitisai’ kampus agar bisa bergerak. Sebab,
seperti dikatakan Karl Marx, “bukan kesadaran manusia yang menentukan
keberadaan mereka, tapi keberadaan sosial merekalah yang menentukan kesadaran
mereka”.15

Kedua, mendorong pembangunan klub-klub diskusi sebagai sarana


membangkitkan budaya kriis dalam kampus. Klub diskusi ini bisa
diselenggarakan di asrama dan rumah-rumah kost mahasiswa. Tema yang dibahas
bisa disesuaikan dengan kebutuhan anggota klub diskusi. Intinya: asalkan mereka
mau berdiskusi dulu.16

14
Ibid. Hlm 58
15
Ibid. Hlm 56
16
Ibid. Hlm 56

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran mahasiswa tidak hanya duduk di depan meja dan mendengarkan


dosen berbicara, tapi lebih dari itu, mahasiswa memiliki peran yang besar dalam
melaksanakan perubahan-perubahan yang ada di masyarakat. Dengan berbagai
kemampuan yang mahasiswa miliki, seorang mahasiswa harus terus memotivasi
untuk melakukan perubahan, melakukan pendampingan ke masyarakat,
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah, dan mewujudkan menjadi kenyataan
dan melakukan perubahan yang lebih baik.

Banyak cara yang bisa dilakukan para mahasiswa dalam melaksanakan


perannya sebagai agent of change bagi masyakat. Mulai dari mengikuti organisasi
atau komunitas, mengasah kemampuan berpikir dengan memperbanyak ajang
diskusi, dan aktif dalam berbagai acara yang disediakan kampus.

3.4 Saran

Sebagai seorang mahasiswa harus bisa berpikir dan bergerak mandiri,


jangan hanya berpaku pada tuntunan yang ada di dalam kampus, tapi juga harus
berpikir secara mandiri bagaimana caranya agar bisa menjalankan kewajiban di
dalam kampus dan peran unuk masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Carsel, Syamsunie. (2020). Budaya Akademik dan Kemahasiswaan. Ponogoro:


Uwais Inspirasi Indonesisia.

Yulianto, Aries. Teori Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat. Malang:


Intelegensia Media

Lidia. (2019). “Gerakan Mahasiswa dan Perubahan Sosial”. Jurnal Asia.

Arief, Faisal. (2013). Menatap Indonesia Dari Kampus Bulaksumur. Yogyakarta:


Kastrat

11
Herlan. 2012. Makalah Tentang Kemahasiswaan. [Internet] tersedia di
http://herlan231.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-kemahasiswaan

Tri Apriyani. 2019. Mahasiswa Sebagai Agent of Change dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara. [Internet] tersedia di
https://yoursay.suara.com/lifestyle/mahasiswa-sebagai-agent-of-change-dalam-
kehidupan-berbangsa-dan-bernegara

Aufal, Muhammad. (2020). Mahasiswa: Leader of Change. Pamekasan: Guepedia

Gafur, Harun. (2015). Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus. Bandung:


Rasibook

Anggun, Beva. (2017). Mahasiswa Bergerak. Semarang: Unika Soegijapranata

12

Anda mungkin juga menyukai