Anda di halaman 1dari 12

IMAN KEPADA

QADHA' & QADHAR


Kelompok 11
10020221087 - Jihan Nurhabibah
10020221075 - Aji Akmal Maulana
• Pengertian Qada' dan Qadhar
Qada' yang berarti ketetapan Allah SWT sejak zaman azali, sementara Qadhar adalah
perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan
kehendakNya. Artinya, Qada' diibaratkan rencana. Kemudian Qadhar sebagai
perwujudan atau kenyataan yang terjadi.

Adapun qada' berasal dari


( ‫قضية‬
‫ تــــ‬- ‫قضى– قـضـاء‬
‫ يـــ‬-‫) قـضى‬

Yang berarti :
a. Eksekusi. (QS. Al-Baqarah (2): 118).
b. Jatuhnya hukuman (QS. Al-Ahzab (33): 36)
c. Perintah (QS. Yunus (10): 71)
d. Pelaksanaan ketetapan (QS. Al-Ahzab (33): 37)
.
Sebenarnya, qada' dan qadhar ini merupakan dua
unsur yang saling berkaitan Kedua-duanya berkait
berkelindan, tidak bisa dipisahkan atau berselisih.
Sebab salah satu di antara keduanya merupakan asas
atau pondasi dari bangunan yang lain
• Iman Kepada Qada' dan Qadhar
Iman kepada Qada' dan Qadhar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh
hati bahwa Allah Swt telah menentukan segala sesuatu urusan makhluknya.
Dapat disimpulkan bahwa qada' dan qadhar berhubungan erat satu sama lain,
qadhar adalah rencana dan ketentuan sementara bu qada' adalah eksekusi dan
pelaksanaan dari rencana dan ketetapan.
• Pembagian Takdir

A. Takdir Mu'allaq

Takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia


2005 - 2010 disebut mu'allaq. Mu'allaq berasal dari kata 'allaqa,
yang artinya menggantungkan. Jadi ketetapan Allah
yang digantungkan pada usaha dan ikhtiar manusia.
‫هّٰللا‬ ُ ‫ْن َي َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْلفِهٖ َيحْ َف‬ ۢ‫تم‬ ٌ ‫َل ٗه ُم َع ِّق ٰب‬
ِ ‫ظ ْو َن ٗه ِمنْ اَ ْم ِر‬ ِ ‫ي‬ ‫ب‬
َ ْ‫ِّن‬
‫ۗاِنَّ هّٰللا َ اَل ُي َغ ِّي ُر َما ِب َق ْو ٍم َح ٰ ّتى ي َُغ ِّير ُْوا َما ِبا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم َو ِا َذٓا اَ َرا َد‬
ُ َ َ َّ ‫اَل‬ َ ۤ َ ‫هّٰللا‬
ٍ ‫ُ ِبق ْو ٍم س ُْو ًءا ف َم َرد ل ٗه َۚو َما ل ُه ْم مِّنْ د ْونِهٖ ِمنْ َّو‬
‫ال‬

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari


depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi
mereka selain Dia."(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 11)
B. Takdir Mubram
Kata mubram diambil dari kata abrama yang artinya
sesuatu yang sudah definitif, sudah tetap. Takdir
mubram adalah takdir yang sudah definitif atau tetap
sesuai dengan ketentuan.
• Kelengkapan Iman Kepada Qadha dan Qadar

Beriman kepada takdir tidak akan sempurna kecuali dengan empat perkara yang akan
disebut kelengkapannya. Keempat kelengkapan itu adalah pengantar untuk memahami
masalah takdir. Barang siapa yang mengaku beriman kepada takdir, maka dia harus
merealisasikan semua rukun-rukunnya. Sebab, bagian satu akan bertalian dengan bagian
lainnya. Barang siapa yang mengakui semuanya, baik dengan lisan, keyakinan dan amal
perbuatan, maka keimanannya kepada takdir telah sempurna. Namun, barang siapa yang
mengurangi salah satunya atau lebih, maka keimanannya kepada takdir telah rusak.
Keempat kelengkapan itu adalah:
a. Ilmu
Beriman bahwa Allah mengetahui dengan ilmu-Nya yang azali mengenai apa-apa yang telah terjadi,
yang akan terjadi, dan apa yang tidak terjadi, baik secara global maupun terperinci, di seluruh penjuru
langit dan bumi serta di antara keduanya.
b. Al-Kitabah (Penulisan)
Mengimani bahwa Allah Swt telah menuliskan apa yang telah diketahui-Nya berupa ketentuan-
ketentuan seluruh makhluk hidup di dalam al-Lauhul Mahfuzh.
c. Masyatullah (Kehendak Allah)
Bahwa segala sesuatu yang terjadi di langit dan di bumi adalah sesuai dengan keinginan dan kehendak
(iradah dan masyiah) Allah yang berputar di antara rahmat dan hikmah. Allah memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dengan rahmat-Nya, dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya
dengan hikmah Nya.
d. Al-Khalq (Penciptaan)
Bahwa Allah adalah Pencipta (Khaliq) segala sesuatu yang tidak ada pencipta selain-Nya, dan tidak ada
rabb selain-Nya, dan segala sesuatu selain Allah adalah makhluk.
• Dampak Beriman kepada Qada dan Qadar
dalam Kehidupan Muslim

Beriman kepada takdir akan mengantarkan kita kepada sebuah hikmah penciptaan yang
mendalam, yaitu bahwasanya segala sesuatu telah ditentukan.
Sesuatu tidak akan menimpa kita kecuali telah Allah tentukan kejadiannya, demikian pula
sebaliknya. Apabila kita telah faham dengan hikmah penciptaan ini, maka kita akan
mengetahul dengan keyakinan yang dalam bahwa segala sesuatu yang datang dalam
kehidupan kita tidak lain merupakan ketentuan Allah atas diri kita. Sehingga ketika
musibah datang menerpa perjalanan hidup kita, kita akan lebih bijak dalam memandang
dan menyikapinya. Demikian pula ketika kita mendapat giliran memeroleh kebahagiaan,
kita tidak akan lupa untuk mensyukuri nikmat Allah yang tiada henti.
"Dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui." (QS. Al-Anfal (8): 61)

Dan jika kita mendapatkan musibah atau cobaan, janganlah berputus asa dari rahmat
Allah dan janganlah menggerutu, tetapi bersabarlah. Karena sabar adalah perisai
seorang mukmin yang dia bersaudara kandung dengan kemenangan. Ingatlah bahwa
musibah atau cobaan yang menimpa kita hanyalah musibah kecil, karena musibah
dan cobaan terbesar adalah wafatnya Rasulullah Saw, sebagaimana disebutkan dalam
hadits sabdanya;

"Jika salah seorang diantara kalian tertimpa musibah, maka ingatlah musibah yang
menimpaku, sungguh ia merupakan musibah yang paling besar." (HR. Ad-Darimi)
Thanks!
Do you have any question?

Anda mungkin juga menyukai