Anda di halaman 1dari 30

Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan

dalam Penilaian Akreditasi di Indonesia

Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Disampaikan pada acara Workshop Update Penyusunan Dokumen Implementasi PPI sesuai Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit,
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PERDALIN Cabang Jakarta
Jakarta, 9 Desember 2019
Fokus Pembangunan

PN III :
Peningkatan SDM
Berkualitas & Berdaya
Saing
TEMA, PRIORITAS, PENGARUSUTAMAAN & KAIDAH
RPJMN 2020-2024
Program Prioritas & Kegiatan Prioritas dalam
PN III : Peningkatan SDM Berkualitas & Berdaya Saing
PP1: 1. Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan
2. Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan
Perngendalian Penduduk
3. Pendampingan dan Layanan Terpadu
dan Tata Kelola
Kependudukan 4. Pemanduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Penduduk
1. Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis
Kerjasama Industri
2. Penguatan Pendidikan Tinggi Berkualitas PP2 :
3. Peningkatan Kapabilitas Iptek dan Penciptaan PP 7 : Penguatan 1. Sistem Jaminan Sosial Nasional
Inovasi Peningkatan Produktivitas Pelaksanaan 2. Bantuan Sosial dan Subsidi Tepat Sasaran
4. Peningkatan Prestasi Olahraga dan Daya Saing Perlindungan 3. Perlindungan Sosial Adaptif
Sosial 4. Kesejahteraan Sosial
PN 3

Meningkatkan SDM
1. Akselerasi Penguatan Ekonomi yang Berkualitas 1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, KB
Keluarga dan Berdaya Saing PP3 : dan Kesehatan Reproduksi
2. Keperantaraan Usaha dan Dampak Peningkatan Akses 2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
PP6 :
Sosial dan Mutu 3. Peningkatan Pengendalian Penyakit
3. Reforma Agraris Pengentasan Kemiskinan 4. Penguatan Gerakan Masyaralat Hidup
Pelayanan
4. Perhutanan Sosial Kesehatan Sehat
5. Penguatan Pelayanan Kesehatan dan
Pengawasan Obat dan Makanan

1. Penguatan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran


1. Pemenuhan hak dan Perlindungan Anak PP5 : PP4 : 2. Afirmasi Akses dan Percepatan Wajib Belajar 12 tahun
2. Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Peningkatan Kualitas Anak, Pemerataan Layanan 3. Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik dan
3. Peningkatan Kualitas Pemuda Perempuan dan Pemuda Pendidikan Berkualitas Tenaga Kependidikan
4. Penguatan Penjaminan Mutu Kependidikan
5. Peningkatan Tata Kelola Kependidikan
Proyek Prioritas & Kegiatan Prioritas
dalam Program Prioritas Peningkatan Akses & Mutu Pelayanan Kesehatan
05
01
KP : Peningkatan Pelayanan Kesehatan
dan Pengawasan Obat dan makanan KP : Peningkatan Kesehatan Ibu,
Proyek Prioritas : Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Proyek Prioritas :
2. Pemenuhan dan Peningkatan Kompetensi Tenaga 1. Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
Kesehatan 2. Peningkatan Kesehatan Reproduksi
3. Pemenuhan dan Peningkatan Daya Saing Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
4. Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan
Makanan 02
5. Penguatan Tatakelola dan Pembiayaan Kesehatan
KP : Percepatan perbaikan Gizi Masyarakat
Proyek Prioritas :
04 1. Penurunan stunting
KP : Penguatan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat 03
Proyek Prioritas : KP : Penguatan Pengendalian Penyakit
1. Pengembangan Lingkungan Sehat
Proyek Prioritas :
2. Penguatan Promosi Germas
1. Pengendalian Penyakit Menular
2. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
SASARAN POKOK DAN PROYEK PRIORITAS
RPJMN 2020-2024
“Without quality,
universal health coverage
(UHC) remains an empty
promise.”

Pelayanan kesehatan yang


bermutu rendah berbahaya
bagi pasien, membuang
uang dan waktu.

https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2214-109X%2818%2930394-2
183
Kematian ibu
bergeser ke
RS

Sumber: SRS,
TANTANGAN DALAM
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
6. Berbagai institusi mengembangkan
1. Regulasi masih terfragmentasi dan 6. berbagai
Berbagai institusimutu
indikator mengembangkan
yang berbeda
belum ada regulasi yang eksplisit berbagai
dan indikator
indikator mutu yang berbeda
belum dapat
mengatur mutu pelayanan kesehatan dan indikator belum dapat
meningkatkan mutu secara optimal
meningkatkan mutu secara optimal
2. Monitoring dan evaluasi belum 7. Belum ada dokumentasi yang baik terkait
konsisten dan data belum digunakan 7. efektivitas
Belum ada dokumentasi
berbagai yang baik terkait
intervensi
secara optimal efektivitas berbagai
peningkatan mutu intervensi
peningkatan mutu
8. Belum ada pembagian tugas, fungsi dan
3. Organisasi yang terlibat dalam kewenangan yang jelas dari setiap level
peningkatan mutu belum memiliki institusi dalam peningkatan mutu
kejelasan peran dan tanggung
jawabnya 9. JKN masih belum cukup untuk
mempromosikan penyediaan layanan
kesehatan berkualitas tinggi
4. Sistem akreditasi belum sepenuhnya
terintegrasi dengan budaya 10. Perbedaan situasi dan kapasitas antar
fasiitas kesehatan membutuhkan
peningkatan mutu
intervensi yang berbeda dalam
peningkatan mutu

5. Kesulitan dalam mengakses dan


11. Masyarakat masih kurang aktif dalam
aplikasi Pedoman Nasional Pelayanan menyampaikan aspirasinya terkait
Kesehatan (PNPK) secara konsisten layanan kesehatan kepada pemangku
kepentingan yang berwenang
MOTIVASI UNTUK MENGELOLA ISU MUTU LAYANAN KESEHATAN

Mutu Layanan Kesehata merupakan Public


Good.
1
Harapan permintaan public akan
transparansi dan akuntabilitas
Meningkatnya kesadaran adanya
kesenjangan dalam layanan yang 7
aman, efektif dan berfokus pada
pasien
2
Meningkatnya pemahaman bahwa layanan
kesehatan yang handal sangat penting dalam
mempersiapkan diri secara efektif dalam
Bagian dari perjalanan
mewujudkan universal health ISU menghadapi outbreak atau kondisi gawat lain

coverage dan pemahaman dan 3 6


peningkatan akses kesehatan yang MUTU
tidak disertai dengan perhatian
terhadap mutu ttidak akan Meningkatnya kesadaran akan pentingnya
menghasilkan outcome kesehatan alignment kinerja fasilitas kesehatan pemerintah
masyarakat yang diinginkan 4 dan swasta di pasar kesehatan yang terfragmentasi
dan bermacam-macam
Tekanan pembiayaan dan dorongan 5
untuk meningkatkan efisiensi di seluruh
system kesehatan
KERANGKA KEBIJAKAN DAN STRATEGI MUTU NASIONAL
DIREKOMENDASIKAN WHO

Sumber: Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing policy and strategy to improve quality of care. Geneva: World Health organization; 2018
MUTU PELAYANAN KESEHATAN

• Tingkat kesesuaian dengan standar pelayanan,


perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta upaya
kendali mutu dan kendali biaya dengan mempertimbangkan
hak asasi manusia serta melibatkan peran pasien dan
keluarga sehingga memberikan hasil kesehatan yang
optimal
(The degree to which health services for individuals and
populations increase the likelihood of desired health
outcomes and are consistent with current professional
knowledge (IOM, 2001) )
Tahun Capaian
1988 Implementasi Gugus Kendali Mutu
1989 Pengembangan Quality Assurance oleh PERSI
1994 Implementasi Total Quality Management (TQM)
1995 Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS, dimulai dari 5 layanan, 12 layanan and 16 layanan

2004 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fasilitas kesehatan


Pencapaian
2005 Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI dan Kementerian Kesehatan
Penting Dalam
Upaya 2007 Uji kompetensi dokter dan dokter gigi
2007 Jakarta Declaration on Patients for Patient Safety in Countries of the South-East Asia Region
Peningkatan
Mutu Pelayanan 2008 Permenkes tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) RS
Kesehatan 2009 Permenkes tentang Rumah Sakit Kelas Dunia dan JCI ditetapkan sebagai lembaga
independen yang melakukan akreditasi RS internasional di Indonesia.
2012 Akreditasi Laboratorium Kesehatan oleh KALK
2012 Permenkes tentang akreditasi RS dan dimulainya implementasi akreditasi RS dengan KARS
versi 2012 (diadaptasi dari JCI edisi 4)
2014 Implementasi JKN
2015 Permenkes tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
2016 Pembentukan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan di Kementerian
Kesehatan
2017 KARS diakui oleh ISQUA sebagai badan akreditasi internasional dan diluncurkannya Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1
2017 Tahap Awal Penyusunan NQPS Indonesia
MEKANISME MUTU
SEBAGAI SISTEM DASAR PELAYANAN KESEHATAN

5 1 Menjamin ketersediaan
1 NAKES yang bermutu
NAKES tinggi
Nakes yang
PEMBUAT
FINANSIAL memiliki motivasi PEMERINTAH
dan mendapat KEBIJAKAN
dukungan layanan
2 Menjamin keunggulan
bermutu
di seluruh Fasyankes
2

ELEMEN FASKES KERJA


Menjamin obat, SPA
FASKES yang SAMA 3 dan teknologi secara
DASAR mudah di akses
aman dan efektif

4 3 Menjamin system
SISTEM 4
informasi yang efektif
INFORMASI OBAT,SPA PASIEN KLINIS
Mengawasi dan Desain dan
mengarahkan mutu Penggunaan Aman Membangun system
layanan
5 finansial untuk
mendukung CQI
STRATEGI
Menyediakan Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan Tenaga Ketersediaan sarana, Pedoman kriteris rujukan


Ketersediaan
Medis (dokter, spesialis, prasarana dan alat berbasis kompetensi
Pelayanan
sub spesialis) kesehatan dan obat fasyankes

KOMPETENSI
FASYANKES

PELAYANAN PUBLIK
LEBIH BAIK
PERBEDAAN KONSEP

Kepuasan Pasien (KP) Pengalaman Pasien (PP)

• ‘How would you evaluate that • ‘What was your experience?’


experience?’ • Pengalaman langsung, apa yang
• Pertanyaan evaluasi atas apa terjadi
yang terjadi • Dapat dikuantifikasi
• Evaluasi secara umum • Respons yang faktual
• Respons positif • Lebih mudah dilaporkan dan
• Sulit dilaporkan-diinterpretasi diinterpretasi
• Sulit ditindaklanjuti • Lebih mudah ditindaklanjuti

Slide of Prof.Adi Utarini, 2016


Tidak masalah menunggu…… VS Menunggu berapa lama?

Slide of Prof.Adi Utarini, 2016


PERBEDAAN KONSEP

Kepuasan Pasien Pengalaman pasien

• 25% pasien menilai pelayanan • 25% pasien harus menunggu


yang diberikan sedang atau lebih dari 15 menit setelah
kurang memencet bel untuk
memperoleh respons perawat

Slide of Prof.Adi Utarini, 2016


MEKANISME PENJAMINAN MUTU

Ijin Akreditasi
Operasional
• Registrasi
• Lisensi • Menilai dan memberikan
• Otorisasi yang diberikan pengakuan bahwa organisasi
Pemerintah kepda individu / telah memenuhi standar yang
organisasi utk melakukan ditetapkan
praktek profesinya • Standar akredtasi : kondis
•  Organisasi telah optimal & dapat dicapai serta
memenuhi standar minimal dirancang utk mendorng upaya
Ijin kesehatan dan keselamatan Penetapan peningkatan mutu berkelanjutan
Reakreditasi
pendiriaan Kelas dalam organisasi
CAPAIAN AKREDITASI RUMAH SAKIT DI INDONESIA

BELUM CAPAIAN AKREDITASI RS


STATUS AKREDITASI NASIONAL RS CAPAIAN AKREDITASI INTERNASIONAL
TERAKRE ACHS
DITASI 3% KARS
PARIPUR 16% INTERNASI
PERDANA ONAL
NA
33% 20%
36%

DASAR
6%
UTAMA [CATEGOR JCI
MADYA Y NAME] 77%
13%
12% 83%

PERDANA 731 RS TERAKREDITASI 2408 KARS INTERNASIONAL 10


DASAR 168 BELUM TERAKREDITASI 460 JCI 31
MADYA 325 JUMLAH RUMAH SAKIT 2868 ACHS 1
UTAMA 329 JUMLAH 42
PARIPURNA 855
RS TERAKREDITASI NASIONAL 2408

DATA RS ONLINE, WEB KARS 4 Desember 2019


UPAYA PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT
7
Kepatuhan penggunaan formularium
1 Kepatuhan Identifikasi Pasien nasional

2 Waktu tanggap pelayanan sc emergensi 8 Kepatuhan Kebersihan tangan

3 Waktu tunggu Rawat Jalan 9 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway

1 Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien


4 Penundaan Operasi Elektif 0 jatuh

Kepatuhan waktu visit dokter penanggung 1


5 1 Kepuasan pasien dan keluarga
jawab pelayanan
1 Kecepatan waktu tanggap komplain
Pelaporan hasil kritis laboratorium
REGISTRASI &
6 2

LISENSI
SESUAI
PMK 56/2014
12
INDIKATOR
MUTU
Sarana
RUMAH PENILAIAN
Prasarana SAKIT AKREDITASI
Alat Kesehatan TATA KELOLA DAN
Sumber Daya KEPEMIMPINAN
Kesehatan
APAKAH TELAH MENJADI BUDAYA MUTU

Menggunakan kepatuhan
terhadap 23 indicator mutu.

Rumah Sakit dengan 150 tempat


tidut, di Abu Dhabi

24% Rekam Medik pasien, di


sampel per bulan selama 4
tahun.

1 tahun sebelum dan 3 tahun


pasca akreditasi

Devkaran 2014
STRATEGI MUTU PELAYANAN

A. STRATEGI UMUM MUTU PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien-
masyarakat
2. Meningkatkan kepatuhan seluruh penyedia pelayanan pemerintah dan swasta terhadap standar
mutu klinis dan keselamatan pasien-masyarakat
3. Mendorong budaya peningkatan mutu di fasilitas pelayanan kesehatan dan pada pelaksanaan
program kesehatan
4. Memberdayakan pasien, keluarga dan masyarakat

B. STRATEGI FUNGSIONAL MUTU PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA

1. Menguatkan regulasi, tata kelola, struktur organisasi, sumber daya dan peran seluruh komponen
sistem kesehatan lainnya
2. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan
3. Mendorong pengukuran mutu, penelitian dan pemanfaatan informasi strategis
REGULASI TERKAIT MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

Undang-undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran


- Permenkes Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
- Permenkes Nomor 1438 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
- Pedoman Nasional Praktek Kedokteran
Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Kemenkes Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal di Rumah Sakit
- Permenkes Nomor : 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
- Permenkes Nomor : 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
- Permenkes Nomor : 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes ✔️
Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
- Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
- Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban Pasien
- Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit Edisi 1 --KARS
Perpres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
PERATURAN PRESIDEN NO 77 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
PASAL 19 AYAT (1)
Selain Komite Medis, dapat dibentuk komite lain untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai
kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
PASAL 19 AYAT (2)
Komite lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa komite:
a. keperawatan;
b. farmasi dan terapi;
Menjadi bagian dari penyelenggara mutu
c. pencegahan dan pengendalian infeksi;
di RS /Komite Mutu
d. pengendalian resistensi antimikroba;
e. etika dan hukum;
f. koordinasi pendidikan; dan
g. manajemen risiko dan keselamatan pasien.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI – MANAJEMEN RESIKO
PERMENKES NO. 27 Tahun 2017
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Salah satu program PPI di Fasyankes :


PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (ICRA)
Pengkajian risiko sebaiknya dilakukan setiap awal tahun sebelum memulai
program dan dapat setiap saat ketika dibutuhkan
Hindari
Risiko

Pengkajian Risiko Infeksi (Infection Control Risk Identifikasi


Assesment/ICRA) terdiri dari 4 (empat) langkah : Risiko
1. Identifikasi resiko
2. Analisa resiko Monitoring Analisis
3. Kontrol resiko Risiko Risiko
4. Monitoring resiko Kontrol
Risiko

Sumber : Basic Consepts of Infection Control, IFEC, 2011


PENUTUP

1. Rumah sakit harus melakukan


perubahan di berbagai sektor
khususnya manajemen organisasi
maupun klinis sebagai kebutuhan
dalam menghadapi tantangan global
2. Diperlukan penguatan Rumah Sakit
dengan inovasi dan digitalisasi agar
Rumah Sakit dengan tetap
mempertahankan mutu pelayanan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai