Anda di halaman 1dari 42

PPI PADA

TATA LAKSANA
JENAZAH COVID 19
WIDHI SETIAWAN
Curriculum Vitae

Riwayat Pekerjaan :
Th 1999 – sekarang = RS ISLAM WONOSOBO

- TAHUN 1999-2004 = PERAWAT PELAKSANA


- TAHUN 2004-2015 = KEPALA BANGSAL
- TAHUN 2015-SEKARANG = IPCN
- TAHUN 2015-SEKARANG = SEKRETARIS KOMITE PPI
Riwayat Pendidikan :

1. AKPER MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2. UNIV MUHAMMADIYAH MAGELANG

Pelatihan :
1.TOT (Training Of Trainer) PPI
2.Pelatihan IPCN
3.Pelatihan PPI Dasar
4.Workshop / pelatihan : PPI, ICRA & SURVEILANCE PPI
5.Pelatihan Dasar Kamar Bedah

WIDHI SETIAWAN Organisasi :


 PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
 HIPPII (Himpunan Perawat Pencegah Infeksi Indonesia)
 Pengurus HIPPII Jawa Tengah ( BID. HUMAS )
 PERDALIN KOTAPRAJA
 HIPNU (Hiimpunan Perawat NU )
TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta mampu Memahami Infeksi


Pencegahan saat perawatan jenazah
Melaksanakan perawatan jenazah dengan aman, baik
dan benar
Peserta memahami tatalaksana /protokol jenazah
den gan corona virus disease ( COVID 19 ) sesuai
KMK terbaru
PENDAHULUA
N

SNARS Edisi 1.1. PPI Standar no 7.4.1 =


Rumah Sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat
sesuai peraturan perundang undangan
DASAR HUKUM
PRINSIP PPI PADA
PEMULASARAAN JENAZAH
HAND HYGIENE
ALAT PELINDUNG DIRI
ALAT PELINDUNG DIRI
PEMULASARAAN JENAZAH
PENGELOLAAN LIMBAH
Pada Saat Pemulasaraan Jenazah :

a. Pilah barang berharga dari pasien COVID-19, seperti emas, handphone, do


mpet, dan lain-lain. Kemudian di cuci dengan air dan sabun atau dilakukan
disinfeksi dengan disinfektan sebelum diberikan kepada keluarga pasien.

b. Barang lainnya seperti pakaian dilakukan disinfeksi, masukan ke kantong


plastik kuning atau kantong plastik khusus yang diberi label “infeksius” dan
ditempatkan ke Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 (TPSLB3)

c. APD yang digunakan petugas pemulasaraan jenazah dikategorikan limbah


medis, yang harus dilakukan disinfeksi dan dimasukan pada plastik kuning
medis atau kantong plastik khusus yang diberi label “infeksius”, selanjutnya
dibawa ke TPSLB3 yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan.

d. Untuk limbah medis dari jenazah yang berasal dari masyarakat (meninggal
di luar rumah sakit), dilakukan disinfeksi dan dimasukkan ke dalam kantong
plastik kuning medis atau kantong plastik khusus yang diberi label
“infeksiu s” selanjutnya dikirim ke Puskesmas atau ke fasilitas pelayanan
kesehatan lain yang memiliki TPSLB3.
PENGELOLAAN LIMBAH

Pengelolaan Limbah Cair


a. Pastikan tempat pemandian jenazah yang digunakan
dilengkapi dengan pipa atau selang ke saluran air limbah yang
terhubung ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

b. Pastikan IPAL harus dilengkapi dengan sistem disinfeksi pada


akhir proses pengolahannya.

c. Untuk kegiatan pemandian jenazah pada tempat yang


disediakan
oleh pemerintah daerah di luar fasilitas pelayanan kesehatan,
maka air limbah ditampung pada bak khusus dan lakukan disinfeksi
dengan membubuhkan larutan disinfektan, selanjutnya air limbah
dapat diresapkan ke tanah atau dibuang ke badan air, secara teknis
dapat berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/
Kota.
KRITERIA JENAZAH COVID 19
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4834/2021
TENTANG PROTOKOL PENATALAKSANAAN PEMULASARAAN DAN PEMAKAMAN JENAZAH CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)

1.Jenazah suspek dari dalam rumah sakit sebelum keluar


hasil swab, termasuk pasien DOA (Death on Arrival) rujukan
dari rumah sakit/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik
sebelum dan setelah autopsi klinis dan medikolegal bila
diperlukan penegakan sebab kematian.

2. Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang telah


ditetapkan sebagai kasus konfirmasi/probable COVID-19.

3. Jenazah dari luar rumah sakit, yang memenuhi kriteria


konfirmasi/suspek COVID-19, baik sebelum dan setelah
autopsi klinis dan medikolegal bila diperlukan penegakan
sebab kematian.
KERETA Kamar MOBIL
R. Isolasi Koridor RS Pemakaman
JENAZAH Jenazah JENAZAH
PENANGANAN JENAZAH COVID
DI RUANG ISOLASI

Edukasi dan pendampingan ke pihak keluarga tentang


pemulasaraan Jenazah Covid -19 sesuai protokol kesehatan

Menjelaskan ke pihak keluarga yang ingin melihat jenazah untuk terakhir


kalinya, agar menggunakan media komunikasi digital, atau melihat
langsung dengan APD lengkap, sebelumnya menandatangani Inform
consent

Perawat Melepas alat alat invasif di tubuh


jenazah

Memasang Label indentifikasi Jenazah

di jempol kaki.
PENANGANAN JENAZAH COVID
DI RUANG ISOLASI

Gelang Identitas Pasien yang sudah


meninggal dilepas di kamar jenazah.

Memposisikan tubuh jenazah terlentang lurus


dengan tangan di sisi atau terlipat di dada.

Menutup kelopak mata dan ditutup dengan


kapas/ kasa; begitu pula mulut, hidung &
telinga
PENANGANAN JENAZAH COVID
DI RUANG ISOLASI

Memberikan alas kepala dengan kain/ Underpad

untuk
menampung bila ada rembesan darah atau cairan tubuh lainnya

Menutup bila ada luka dengan plester kedap air

Menyiapkan prosedur Tindakan Swab bila diperlukan.

Memasukkan Jenazah dalam kantong jenazah / plastik yang


tidak mudah tembus air sebelum dipindahkan ke kamar jenazah.

Menyiapkan Surat Keterangan Kematian(SKK) yang


ditandatangani oleh Dokter yang merawat dan melingkari jenis
penyakit penyebab kematian sebagai penyakit menular.
PENJEMPUTA
N JENAZAH
 Petugas kamar jenazah yang
akan menjemput jenazah sudah
memakai
APD lengkap dan membawa
Kantong jenazah (plastik
pembungkus)

 Kereta jenazah tertutup rapat

 Apabila jarak ruang isolasi dengan


kamar jenazah jauh bisa
menggunakan mobil jenazah
 Petugas kamar jenazah memastikan cek
ulang
lubang hidung, mulut dan luka sudah tertutup rapat

 Masukan Jenazah ke dalam kantong jenazah atau di


bungkus dengan plastik pembungkus.
Kantong
jenazah
harus tertutup sempurna, kemudian
jenazah didisinfeksi dengan
larutan
kantong
Klorin 0,5%.

 Pastikan pada jenazah tidak terdapat benda yang


dapat menyebabkan terjadinya robekan kantong
jenazah (misal cincin, perhiasan atau alat medis).
MEMANDIKAN
JENAZAH
 Setiap orang diharapkan dapat melakuk
an ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
 Fatwa MUI No 18 tahun 2020 : Jenazah
Covid dianggap Mati Syahid, jika tidak
memungkinkan bisa tidak dimandikan
dan dilakukan Tayamum, selanjutnya dil
akukan Sholat Ghoib.
Panduan Pelayanan dan Ibadah
Perkabungan Warga Gereja
Covid 19 : Positif
 Jenazah setelah diberikan pakaian
dan dibungkus
kemudian dalam
dimasukkan dalamplastik
peti
tertutup rapat dan dalam waktu
24 jam langsung dimakamkan.
 Jenazah pasien Covid 19 dianjurkan de
ngan sangat untuk dipulasara di kamar
jenazah.
 Tindakan pemandian jenazah hanya
dilakukan setelah tindakan disinfeksi.
 Jika pihak keluarga ingin mengikuti pro
ses Pemandian Jenazah, diperbolehkan
dengan terlebih dahulu menandatanga
ni inform consent , kemudian diberikan
APD lengkap.
 Petugas pemandi jenazah menggunakan
APD lengkap: Apron/pakaian pelindung, sarung tang
an, hingga masker. Semua komponen pakaian pelind
ung harus disimpan terpisah dari pakaian biasa.

 Performance petugas pemandi jenazah harus rapi =


rambut pendek (memakai tutup kepala 1x pakai) dan
tidak berkuku panjang.
 Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak
dua orang.
 Petugas Tidak makan, minum, merokok selama ber
ada di ruang penyimpanan jenazah, pemulasaraan,
dan area untuk melihat jenazah.
Mohon diperhatikan point ini, yang ada di pmk terbaru, semen
tara petugas sudah menggunakan alat pelindung diri lengkap
--- kebijakan rumah sakit dalam penerapanya
 Luka di tubuh petugas ( jika ada), harus
ditutu
p dengan plester atau perban tahan air.
 Jika petugas terkena darah atau cairan
tubuh
jenazah, lakukan langkah-langkah berikut ini:
• Segera bersihkan luka dengan air mengalir yang b
ersih
• Jika luka tergolong kecil, biarkanlah darah keluar d
engan sendirinya
• Semua yang terjadi saat proses memandikan
jenaz
ah dilaporkan pada pengawas.
 Jenazah dimandikan sesuai dengan aga
ma dan kepercayaan yang dianutnya.
 Setelah jenazah dimandikan dan dikafan
kan/diberi pakaian, jenazah dimasukkan
ke dalam kantong jenazah atau dibung
kus dengan plastik (tidak tembus air) d
an diikat rapat.
 Jenazah yang sudah dikafani dan dibun
gkus plastik kemudian disemprot cairan
klorin 0,5% sebagai disinfektan.
 Pengawetan jenazah (suntik Formalin, Balsem) tidak
direkomendasikan,untuk menghindari penanganan
jenazah secara berlebih dan kemungkinan penyebar
an Virus Covid-19.
 Jenazah beragama Islam posisinya di dalam peti
dimiringkan ke kanan. Dengan demikian ketika dik
uburkan jenazah menghadap ke arah kiblat.
 Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 24 sudah
dimakamkan
Dalam PMK disebutkan kantong jenazah ATAU
Peti jenazah--- kebijakan tim gugus setempat
Bila diperlukan peti jenazah, maka dilakukan cara berikut:
 Jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah dan ditutup rap
at;
 Pinggiran peti disegel dengan sealant/silikon; dan dipaku/
disekrup sebanyak 4-6 titik dengan jarak masing-masing 20
cm.
 Peti jenazah yang terbuat dari kayu harus kuat, rapat, dan
ketebalan peti minimal 3 cm.
TEMPAT MEMANDIKAN JENAZAH
PEMAKAMAN
JENAZAH
a. Berkoordinasi dengan tim gugus covid dan
pemangku kebijakan wilayah setempat.
b. Transportasi jenazah dari rumah sakit ke tempat pe
makaman dapat melalui darat menggunakan mobil
jenazah/ambulance.
c. Keluarga tidak masuk dalam ambulance jenazah,
tetapi mobil lainnya
d. Jenazah yang akan ditransportasikan sudah
tertutup rapat dalam peti yang tidak bisa dibuka ke
mbali.
e. Jenazah sesegera mungkin langsung dibawa ke
pemakaman, tidak disemayamkan terlebih dahulu.
 Jika jenazah akan disholatkan warga, maka
jenazah tetap di mobil jenazah tidak boleh
diturunkan

 Prosesi ibadah menjaga protokol kesehatan

 Penguburan dapat dilakukan di pemakaman


umum.

 Penguburan beberapa jenazah dalam satu


liang kubur diperbolehkan pada kondisi
darurat.
 Pemakaman dan upacara pemakaman
dapat dihadiri oleh keluarga dekat
dengan tetap memperhatikan physical
distancing dengan jarak minimal 2 meter,
dan menerapkan protokol kesehatan.

 Setiap pelayat/keluarga yang dalam


kondisi kesehatan tidak baik (sakit) tidak
boleh hadir
 Jenazah hendaknya disegerakan untuk dik
ubur atau dikremasi sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
dalam waktu tidak lebih dari 24 jam sejak
dinyatakan meninggal.
Larutan formaldehyde 10%
atau lebih dengan paparan mi
nimal 30 menit
Larutan Klorin 0,5% dengan p
engenceran 1:9
( 1 TAKAR KLORIN : 9 TAKAR AIR )
KESIMPULAN

Penerapan kewaspadaan standar saat


pemulasar aan jenazah adalah hal yang sangat
penting
Pemulasaran jenazah ada resiko terjadi INFEKSI ter
terlatih
hadap petugas maka harus dilakukan oleh orang
yang
Melakukan perawatan jenazah juga harus melihat ko
ndisi jenazah
Penerapan protokol kesehatan selama pandemi adalah
sebuah kewajiban, termasuk pada saat proses pemula
saraan jenazah,takziah, ritual keagamaan, dan pemaka
man
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai