Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ABORSI

Di Susun Oleh: Kelompok 1

1.Putri Cahyani Wujud Santoso (2101051)

2.Riska Yudiningsih Awing (2101057)

3.Sutanto Anugra Patra (2101068)

4.Endang Tahir (2101060)

5.Fitria Mandak (2101066)

6.Sindi Mandang (2101052)

Kelas: C Semester 1

Dosen Pengajar: Ns.Riskan Halalan Djafar, S.Kep, M.Kep

MK: Konsep Dasar Keperawatan

Program Studi Ners

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,karunia,serta taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Aborsi”.

Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ns.Riskan Halalan Djafar, S.Kep, M.Kep selaku
dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai perkembangan Konsep Dasar Keperawatan.Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan,untuk itu,kami berharap adanya kritik,saran dan ulasan demi perbaikan dimasa
yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
laporan yang di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Manado,12 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang……………........…………………………….…………… 1


1.2 Tujuan……………………………........…………………....…………...… 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Pengertian Aborsi..…………...…………………….....………….....…….. 3
B. Kasus-kasus Aborsi……………………..…….....…….........……....…...... 5

BAB III ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM………..…..........…….... 6

BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 8

A. KESIMPULAN............................................................................................ 8

B. SARAN........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dunia tidak hanya telah diporak - porandakan oleh peperangan politis, keberingasan
kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang dari jutaan ibu yang
mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi penghancur kehidupan umat manusia
terbesar sepanjang sejarah dunia.

Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55
juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh,
atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan. Janin :
( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi ( abortus, bahasa Latin )
secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami ( abortus natural ) dan
aborsi buatan ( abortus provocatus ), yang termasuk didalamnya abortus provocatus
criminalis, yang merupakan tindak kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal
15 ayat 2 Undang - undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ).A. Aborsi tidak
hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan
kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah
melakukannya. Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap
hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai.

Terlepas dari persoalan apakah pelaku aborsi melakukannya atas dasar pertimbangan
kesehatan (abortus provokatus medicialis) atau memang melakukannya atas dasar alasan
lain yang kadang kala tidak dapat diterima oleh akal sehat, seperti kehamilan yang tidak
dikehendaki (hamil diluar nikah) atau takut melahirkan ataupun karena takut tidak mampu
membesarkan anak karena minimnya kondisi perekonomian keluarga, tetap saja angka
kematian akibat aborsi begitu mencengangkan dan sangat memprihatinkan. Data WHO
(World Health Organization) menyebutkan bahwa 15-50% kematian ibu disebabkan oleh
pengguguran kandungan yang tidak aman.

1
Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000
perempuan meninggal dunia.

Dengan kata lain, 1 dari 8 ibu meninggal dunia akibat aborsi yang tidak aman.

Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan
ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

B.TUJUAN
1. Tujuan Umum

a. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi.


b. Agar mahasiswa dapat mengantisipasi hal tersebut agar tidak melanggar Norma
Agama.

2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mampu memahami Aborsi.
b. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi.

c. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana Islam memandang Aborsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ABORSI

Dalam mendefenisikan aborsi, terdapat sejumlah pendapat yang berbeda satu sama lain,
diantaranya adalah: Pertama, menurut Fact About Abortion, info Kit on Woman‟s Health, aborsi
didefenisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah
dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai usia 20 minggu. Kedua,
terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja
karena tidak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).

Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya
janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja ataupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin
masih berusia muda (sebelum bulan keempat masa kehamilan).

Sedangkan di dalam hukum pidana Islam, aborsi yang dikenal sebagai tindak pidana atas janin
atau pengguguran kandungan terjadi apabila terdapat suatu perbuatan maksiat yang
mengakibatkan terpisahnya janin dari ibunya.

Aborsi sebagai suatu pengguguran kandungan yang dilakukan oleh wanita akhir-akhir ini
mempunyai sejumlah alasan yang berbeda-beda. Banyak alasan mengapa wanita melakukan
aborsi, diantaranya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Alasan sosial ekonomi untuk mengakhiri kehamilan dikarenakan tidak mampu


membiayai atau membesarkan anak.
2. Adanya alasan bahwa seorang wanita tersebut ingin membatasi atau menangguhkan
perawatan anak karena ingin melanjutkan pendidikan atau ingin mencapai suatu karir
tertentu.
3. Alasan usia terlalu muda atau terlalu tua untuk mempunyai bayi.
4. Akibat adanya hubungan yang bermasalah (hamil diluar nikah) atau kehamilan karena
perkosaan dan incest sehingga seorang wanita melakukan aborsi karena menganggap
kehamilan tersebut merupakan aib yang harus ditutupi.
3
5. Alasan bahwa kehamilan akan dapat mempengaruhi kesehatan baik bagi si ibu maupun
bayinya. Mungkin untuk alasan ini aborsi dapat dibenarkan.

Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal yang tabu, jangankan untuk dibicarakan apalagi
untuk dilakukan. Aborsi itu sendiri ada 3 macam :

1. ME ( Menstrual Extraction ) : Dilakukan 6 minggu dari menstruasi terakhir dengan


penyedotan. Tindakan aborsi ini sangat sederhana dan secara psikologis juga tidak
terlalu " berat " karena masih dalam bentuk gumpalan darah, belum berbentuk janin.
2. Diatas 12 minggu, masih dianggap normal dan termasuk tindakan aborsi yang
sederhana.
3. Aborsi diatas 18 minggu, tidak dilakukan di klinik tetapi di rumah sakit besar. Tetapi
bagi kalangan pecandu atau pekerja seks aborsi seringkali terjadi saat usia kehamilan
sudah diatas 18 minggu. Biasanya mereka akan mendatangi klinik - klinik yang
mereka ketahui dan mereka seringkali tidak memikirkan efek samping bagi tubuh
mereka sendiri. Mereka melakukan aborsi ini karena mereka tidak menginginkan
kehamilan tersebut dan terkadang mereka melakukan ini karena tidak ingin
menularkan virus pada bayi mereka, dikarenakan sebagian dari mereka mengetahui
bahwa mereka telah terinfeksi virus, tetapi bagaimana jika mereka tidak mengetahui
jika mereka terinfeksi virus dan menginginkan bayi tersebut lahir ? Ada juga dari
mereka yang memilih cara - cara alternatif, seperti melakukannya sendiri dengan
meminum jamu peluntur, loncat - loncat, mengurut perut, sampai memasukan benda -
benda tertentu kedalam rahim dan ada juga meminta bantuan orang yang mampu
mengatasi hal tersebut seperti mendatangi dukun dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri pengguguran kandungan tidak asing lagi. Semakin banyaknya pecandu yang
ada dan banyaknya juga pekerja seks maka tingkat pengguguran kandungan pun semakin
meningkat. Dan ini yang harus kita waspadai dan perhatikan. Sebaiknya jika ingin melakukan
aborsi diperhatikan dahulu apa memang perlu adanya tindakan aborsi tersebut.

4
Remaja hamil, baik yang menempuh aborsi maupun yang meneruskan kehamilannya,
membutuhkan banyak biaya untuk pelaksaan aborsi atau untuk perawatan juga biaya perawatan
kehamilan dan kelahiran anaknya. Berbeda dengan remaja yang melakukan aborsi, remaja yang
melahirkan anak umumnya mendapatkan bantuan dari orang tua . Dari responden yang
melahirkan, sekitar 15% biaya ditanggung bersama dengan pasangan dan 11% ditanggung oleh
pasangan. Sebagian besar mereka tidak memeriksa kandungannya secara rutin karena merasa
malu keluar rumah dengan perut besar tidak lama setelah menikah atau tanpa menikah. Mereka
rata - rata baru memeriksa kandungannya setelah berusia lebih dari 4 bulan. Empat bulan
pertama kehamilan adalah periode yang berusaha disembunyikan dan bahkan digugurkan.

B.KASUS-KASUS ABORSI

Seorang pecandu yang sudah biasa memiliki pengalaman pernah melakukan aborsi karena ia
dulu memakai narkoba. Karena untuk mendapatkan drugs ia memerlukan uang banyak untuk
memenuhi kebutuhannya itu dan ia pun rela sampai menjual dirinya agar mendapatkan drugs.
Karena pekerjaan yang menurutnya sangat menyiksa dirinya itu ia pun tidak menggunakan
kondom dan ia sampai ke tahap hamil, tanpa mengetahui siapa ayah dari bayinya tersebut. Ia
terus berusaha mencari uang lebih untuk kebutuhan drugsnya dan juga untuk membiayai
pengguguran kandungan yang tidak ia kehendaki tersebut. Sampai pada usia kandungannya
mencapai 3 bulan ia harus penggugurkan kandungannya dan itu memerlukan uang yang sangat
banyak, karena usia kandungannya sudah cukup besar. Dan ini pun bukan pertama kalinya ia
melakukan aborsi tersebut.

C.PENYEBAB TINDAKAN ABORSI

Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya.Berikut beberapa penyebab

aborsi dilakukan:

1. Umur
2. Incest (hubungan seks sedarah) seperti tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah
kepada anaknya.
3. Kehamilan tak diinginkan (KTD) seperti hamil diluar nikah

5
4. Paritas ibu

5. Adanya penyakit kronis atau indikasi medis


6. Akitivitas seksual di usia muda
7. Kurangnya pengetahuan tentang dampak aborsi
8. Perspektif sosiokultural dan agama
9. Tingkat pendidikan tentang seksual dan kesehatan reproduksi rendah
10. Kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak dari aborsi yang tidak aman

D.RESIKO ABORSI

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tida benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang” ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bago setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yanga
sudah terjadi.

Ada dua macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada bberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “facts of life” yang ditulis oleh
brian clores, phd yaitu:

a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat


b. Infeksi serius disekitar kandungan
c. Keruskan leher rahim ( cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
d. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada wanita)
e. Kanker induk telur (ovarian cancer)
f. Kanker leher rahim ( cervical cancer)
g. Kanker hati ( liver cancer)
6
h. Kelainan pada plasentca/ari-ari ( plasenta previa) yang akan menyebabakan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
i. Beresiko menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (ectopic pregnancy)
j. Infeksi rongga panggul (pelvic inflammatory disease)
k. Infeksi pada lapisan rahim ( endometriosis)

2. Resiko gangguan psikologis

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resioko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seoran wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologis sebagai “post-abortion syndrom”


(sindrom pasca-aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “psychological
reactions reported after abortion”didalam penerbitan the post-abortion revieu (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini

a. Kehilangan harga diri


b. Merasa asing dimasyarakat
c. Mimpi buruk berkali kali mengenai bayi
d. Ingin melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba melakukan obat-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun tahun dalam hidupnya. Rasa
bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitu stres yang
disebabkan karena gangguan situasi psikologis ( hidayat, 2007).

7
E. UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR MENGENAI ABORSI

Mengenai aborsi, dalam KUHP bab XIX pasal 346 s/d 350 dinyatak sebagai berikut:

1. Pasal 346: “seorang wanita yang sengaja menggurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, dianam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun”.
2. Pasal 347: (1). Barangsiapa dengan sengaja menggurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama 12
tahun. (2.) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama 15 tahun.
3. Pasal 348: (1) atangsiapa dengan sengaja menggurkan atau mematika kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6
bulan. (2) jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersbut, diancam dengan
pidana penjara paling lama 7 tahun.
4. berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal
347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga da dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan”.

8
BAB III

ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Sebelum membahas hukum aborsi, ada dua fakta yang dibedakan oleh para fuqaha dalam
masalah ini. Pertama : apa yang disebut imlash ( aborsi, pengguguran kandungan ). Kedua, isqâth
( penghentian kehamilan ). Imlash adalah menggugurkan janin dalam rahim wanita hamil yang
dilakukan dengan sengaja untuk menyerang atau membunuhnya.

Dalam hal ini, tindakan imlash ( aborsi ) tersebut jelas termasuk kategori dosa besar; merupakan
tindak kriminal. Pelakunya dikenai diyat ghurrah budak pria atau wanita, yang nilainya sama
dengan 10 diyat manusia sempurna. Dalam kitab Ash - Shahîhayn, telah diriwayatkan bahwa
Umar telah meminta masukan para sahabat tentang aktivitas imlâsh yang dilakukan oleh seorang
wanita, dengan cara memukuli perutnya, lalu janinnya pun gugur. Al-Mughirah bin Syu’bah
berkata: '' Rasulullah saw. Telah memutuskan dalam kasus seperti itu dengan diyat ghurrah 1
budak pria atau wanita ''.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Muhammad bin Maslamah, yang pernah menjadi wakil
Nabi saw. di Madinah. Karena itu, pada dasarnya hokum aborsi tersebut haram. Ini berbeda
dengan isqâth al - haml ( penghentian kehamilan ), atau upaya menghentikan kehamilan yang
dilakukan secara sadar, bukan karena keterpaksaan, baik dengan cara mengkonsumsi obat,
melalui gerakan, atau aktivitas medis tertentu. Penghentian kehamilan dalam pengertian ini tidak
identik dengan penyerangan atau pembunuhan, tetapi bisa juga diartikan dengan mengeluarkan
kandungan baik setelah berbentuk janin ataupun belum dengan paksa.

Dalam hal ini, penghentian kehamilan ( al - ijhâdh ) tersebut kadang dilakukan sebelum
ditiupkannya ruh di dalam janin, atau setelahnya. Tentang status hukum penghentian kehamilan
terhadap janin, setelah ruh ditiupkan kepadanya, maka para ulama sepakat bahwa hukumnya
haram, baik dilakukan oleh si ibu, bapak, atau dokter. Sebab, tindakan tersebut merupakan
bentuk penyerangan terhadap jiwa manusia, yang darahnya wajib dipertahankan. Tindakan ini
juga merupakan dosa besar.

9
Aborsi yang merupakan suatu pembunuhan terhadap hak hidup seorang manusia, jelas
merupakan suatu dosa besar. Merujuk pada ayat-ayat Al-Quran yaitu pada Surat Al Maidah ayat
32, setiap muslim meyakini bahwa siapapun membunuh manusia, hal ini merupakan membunuh
semua umat manusia. Selanjutnya Allah juga memperingatkan bahwa janganlah kamu
membunuh anakmu karena takut akan kemiskinan atau tidak mampu membesarkannya secara
layak. Dalam studi hukum Islam, terdapat perbedaan satu sama lain dari keempat mazhab
Hukum Islam yang ada dalam memandang persoalan aborsi, yaitu:

1. Mazhab Hanafi merupakan paham yang paling fleksibel, dimana sebelum masa
empat bulan kehamilan, aborsi bisa dilakukan apabila mengancam kehidupan si
perempuan (pengandung).
2. Mazhab Maliki melarang aborsi setelah terjadinya pembuahan.
3. Menurut mazhab Syafii, apabila setelah terjadi fertilisasi zigot tidak boleh diganggu,
dan intervensi terhadapnya adalah sebagai kejahatan.
4. Mazhab Hambali menetapkan bahwa dengan adanya pendarahan yang menyebabkan
miskram menunjukkan bahwa aborsi adalah suatu dosa.

Dengan melihat perbandingan keempat mazhab diatas, secara garis besar bahwa perbuatan aborsi
tanpa alasan yang jelas, dalam pandangan hukum Islam tidak diperbolehkan dan merupakan
suatu dosa besar karena dianggap telah membunuh nyawa manusia yang tidak bersalah dan
terhadap pelakunya dapat diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya tersebut. Sedangkan
menurut mazhab Hanafi, ketentuannya lebih fleksibel yang mana aborsi hanya dapat dilakukan
apabila kehamilan tersebut benar-benar mengancam atau membahayakan nyawa si wanita hamil
dan hal ini hanya dibenarkan untuk dilakukan terhadap kehamilan yang belum berumur empat
bulan.

10
BAB IV

PENUTUP

Mengenai penghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqaha telah berbeda
pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang mengharamkan. Menurut saya, jika
penghentian kehamilan itu dilakukan setelah empat puluh hari usia kehamilan, saat telah
terbentuknya janin ( ada bentuknya sebagai manusia ), maka hukumnya haram. Karenanya,
berlaku hukum penghentian kehamilan setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat
ghurrah tersebut. Karena itu, tema pembahasan penghentian kehamilan dalam konteks ini
meliputi beberapa hal:

A.KESIMPULAN
1. Jika janinnya belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap dipertahankan
dalam rahim ibunya, maka kesehatan ibunya bisa terganggu. Dalam kondisi seperti ini,
kehamilannya tidak boleh dihentikan, dengan cara menggugurkan kandungannya. Sebab,
sama dengan membunuh jiwa. Alasannya, karena hadis - hadis yang ada telah melarang
dilakukannya pengguguran, serta ditetapkannya diyat untuk tindakan seperti ini.

3. Jika janin tersebut meninggal didalam kandungan. Dalam kondisi seperti ini, boleh
dilakukan penghentian kehamilan. Sebab, dengan dilakukannya tindakan tersebut akan
bisa menyelamatkan nyawa ibu, dan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapinya;
sementara janin tersebut berstatus mayit, yang karenanya harus dikeluarkan. Janin yang
di bunuh dan wajib atasnya ghurrah adalah bayi yang suadh berbentuk ciptaan ( janin ),
misalnya mempunyai jantung, tangan, kaki, kuku, mata, atau lainnya. Mengenai
peghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqojia telah berbeda pendapat.
Ada yang membolehkan dan ada juga yang mengharamkan. Jika penghentian kehamilan
itu dilakukan setelah empat puluh hari usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada
bentuknya sebagai manusia ), maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum
penghentian kehamilan setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat ghurrah
tertentu.
11
3. Jika janin tersebut belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya, maka nyawa ibunya akan terancam. Dokter pun
sepakat, kalau janin tersebut tetap dipertahankan menurut dugaan kuat atau hampir bisa
dipastikan nyawa ibunya tidak akan selamat, atau mati. Dalam kondisi seperti ini,
kehamilannya boleh dihentikan, dengan cara menggugurkan kandungannya, yang
dilakukan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa ibunya. Alasannya, karena
Rasulullah saw. memerintahkan berobat dan mencari kesembuhan. Di samping itu, jika
janin tersebut tidak digugurkan, ibunya akan meninggal, janinnya pun sama, padahal
dengan janin tersebut digugurkan, nyawa ibunya akan tertolong, sementara
menyelamatkan nyawa ( kehidupan ) tersebut diperintahkan oleh Islam.

B.SARAN

Kami selaku pembuat makalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua agar
makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://azmikoe.multiplay.co.id

Answer.yahoo.com/questioan/indeks

http://forum.kotasantri.com/viewtopic.php?t=1267

http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/kesehatan/18_ABORSI.pdf

513

Anda mungkin juga menyukai