Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, termasuk sistem saluran kemih.
Di saluran kemih sistem,
terdapat proses penyaringan darah yang dilakukan oleh beberapa organ, salah satunya adalah ginjal (Chandrasegaran, 2013). Ginjal memiliki fungsi penting bagi tubuh, jika ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya seperti menyaring kelebihan cairan dan limbah darah, maka individu tersebut akan mengalami keseimbangan homeostasis dalam tubuhnya (Sridianti, 2016). Gagal ginjal kronis merupakan penyakit ginjal stadium lanjut yang kejadiannya terus meningkat Setiap tahun, baik di negara maju maupun berkembang, kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kejadian penyebab utama gagal ginjal kronik seperti glomerulonefritis, diabetes mellitus dan hipertensi (Zhang & Rhothenbacher, 2008). Serikat State Renal Data System (USRDS) (2015) melaporkan prevalensi gagal ginjal kronik di Amerika Serikat pada tahun 2013 mencapai 661.648, dimana terdapat jumlah penderita dengan gagal ginjal kronis didasarkan pada diagnosis dokter dari 0, 2% dari populasi (Riskesdas, 2013). Penderita gagal ginjal kronis membutuhkan terapi penggantian ginjal untuk menjaga kesehatan tubuhnya fungsi. Terapi penggantian ginjal yang dapat dilakukan oleh pasien gagal ginjal kronis adalah dialisis dan transplantasi ginjal (Nicolas, 2013). Registri Ginjal Indonesia (IRR) (2011) mengatakan bahwa hemodialisis merupakan terapi dialisis yang paling banyak digunakan dengan persentase 78%. Di Sumatera Utara jumlah penderita baru hemodialisis pada tahun 2014 sebanyak 680 dan 329 orang adalah pasien hemodialisis aktif (IRR, 2014). Data rekam medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan in Tahun 2013 menyebutkan banyaknya penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah 184 orang (Hayani, 2014).