Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi segala aktivitas kehidupan organisme hidup
di permukaan bumi. Hampir 99% dari energi yang dipergunakan bumi berasal dari cahaya
matahari dan sisanya berasal dari aktivitas vulkanik, proses penghancuran sisa-sisa organisme
yang telah mati, proses fermentasi serta pembakaran fosil-fosil yang tersimpan dalam tanah,
seperti gas alam, minyak bumi, batubara, mineral, panas bumi, air terjun dan lain sebagainya.
Tanaman secara menakjubkan dapat beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan cahaya, dari
kondisi sangat gelap di bawah kanopi ekosistem hutan sampai kondisi sangat terang di daerah
gurun pasir dan puncak pegunungan. Pada kondisi lingkungan cahaya yang rendah, tanaman harus
dapat menyerap cahaya dengan cukup untuk dapat tetap hidup. Untuk dapat melakukan hal ini,
mereka harus memaksimumkan terhadap jumlah cahaya yang diserap. Sebaliknya, pada kondisi
lingkungan cahaya yang tinggi, selain tanaman harus memaksimumkan kapasitas penggunaan
cahaya, mereka juga harus mempunyai kemampuan menangani kelebihan cahaya ketika cahaya
matahari yang mereka terima lebih besar dari kapasitas fotosintesisnya. Sebagai akibat dari
tekanan lingkungan ini tanaman mempunyai beberapa mekanisme untuk dapat mengoptimumkan
intersepsi, penyerapan, dan penggunaan cahaya, berdasarkan lingkungan cahaya dimana mereka
tumbuh dan berkembang. Tanaman tentu akan senatiasa tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
generative pada tanaman ditandai dengan peristiwa pembungaan. Di mana pembungaan ini juga
memiliki mekanisme tersendiri. Peristiwa ini juga tidaklepas dari pengaruh dari beberapa factor,
baik dari dalam maupun dari luar tubuhtanaman. Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari
tanaman itu sendiriseperti kandungan-kandungan hormon pada tanaman itu sendiri sedangkan
faktorluar merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi dari proses pembungaan tanaman
tersebut. Pembungaan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor dalam tanaman sendiridan faktor luar
tanaman/lingkungan.
Kata Kunci : Cahaya Matahari,Pembungaan Tanaman
ABSTRACK
Sunlight is a source of energy for all life activities of living organisms on the earth's surface.
Almost 99% of the energy used by the earth comes from sunlight and the rest comes from volcanic
activity, the process of destroying the remains of dead organisms, the fermentation process and the
burning of fossils stored in the ground, such as natural gas, petroleum, coal, minerals, geothermal,
waterfalls and so on. Plants are amazingly adaptable to a wide range of light environmental
conditions, from very dark conditions under the canopy of forest ecosystems to very bright
conditions in desert areas and mountain peaks. In low light conditions, plants must be able to
absorb enough light to survive. To be able to do this, they must maximize the amount of light
absorbed. On the other hand, in conditions of high light environment, in addition to plants having
to maximize their light-using capacity, they must also have the ability to handle excess light when
the sunlight they receive is greater than their photosynthetic capacity. As a result of these
environmental stresses, plants have several mechanisms to optimize the interception, absorption,
and utilization of light, based on the light environment in which they grow and thrive. Plants will
certainly always grow and develop. The generative growth of plants is characterized by flowering
events. Where this flowering also has its own mechanism. This event is also inseparable from the
influence of several factors, both from inside and outside the plant body. Internal factors are factors
that come from the plant itself, such as hormone content in the plant itself, while external factors
are environmental factors that affect the flowering process of the plant. Flowering in plants is
influenced by factors within the plant itself and external factors of the plant/environment.
Keyword : Sunlight, Plant Flowering
1. PENDAHULUAN
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya
cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata
pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya.
Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan
luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Dengan demikian pengertian intensitas yang
dimaksud sudah termasuk lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu
hari. Pada dasarnya intensitas cahaya matahari akan berpengaruh nyata terhadap sifat
morfologi tanaman. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya matahari dibutuhkan untuk
berlangsungnya penyatuan CO2 dan air untuk membentuk karbohidrat.. Pembungaan
merupakan tahapan mulai dari pembukaan tunas bunga sampai bunga layu, sebagian
ada yang jatuh, umumnya mengering dan hilangnya struktur bunga seperti stamen,
petal dan sepal. Tahapan ini disebut anthesis.Tanaman yang mendapatkan cahaya
matahari dengan intensitas yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat,
susunan pembuluh kayu lebih sempurna, internodia menjadi lebih pendek, daun lebih
tebal tetapi ukurannya lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung.
Beberapa efek dari cahaya matahari penuh yang melebihi kebutuhan optimum akan
dapat menyebabkan layu,fotosistesi lambat, laju respirasi meningkat tetapi kondisi
tersebut cenderung mempertinggi daya tahan tanaman.
3.3 Hormon Yang Berperan Dalam Pembungaan Tanaman Dan Mekanisme Kerja
Fisiologi
Hormon tumbuhan merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik
yang terbentuk secara alami maupun buatan, yang dalam kadar sangat kecil mampu
menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis untuk mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila
konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak
aktif akan mulai ekspresi. Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3
kelompok hormon yaitu :
1. Sitokinin
Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport
pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar.
2. Auksin
Auksin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport
pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas.
3. Giberelin
Giberelin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan
pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai hormon yaitu hormon mempunyai
dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda.
Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh
yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.Hormon auksin menunjang
pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat
pembungaan dan pembuahan.Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi
menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan
sel akar dan tunas.
3.4 Perkembangan Jaringan Vegetatif Menjadi Jaringan Generative
Perkembangan merupakan proses perubahan struktur dan fungsi masing-masing organ
yang mengakibatkan suatu organisme menjadisemakin kompleks, atau dapat pula
dikatakan sebagai suatu perubahan pada organisme yang terjadi selama daur hidupnya
yang meliputi pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan mewujudkan perubahan
yang akan berjalan secara bertahap atau berjalan sangat cepat yang diawali dengan
fertilisasi.Perkembangan lebih bersifat reversible (dapat kembali ke bentuk semula)
dan tidak dapat diukur atau kualitatif. Tahapan pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman memiliki dua fase diantaranya ada fase vegetatif dan generatif yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Fase Vegetatif
Fase vegetatif terjadi pembentukan akar, batang dan daun baru.Fase ini
berhubungan dengan tiga proses penting, diantaranya,pembelahan sel,
perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel atau pembentukan
jaringan.
2. Fase Generatif
Pada fase ini, terjadi pembentukan dan perkembangan kuncupkuncup bunga,
bunga, buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur
penyimpanan makanan, akar-akar, dan batang yang berdaging. Suplai karbohidrat
sangat dibutuhkan pada fase generatif dari hasil penimbunan selama fase vegetatif
berlangsung.
Kedua fase tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Pada saat fase generatif berlangsung,
fase vegetatif tetap berjalan. Namun, pada saat itu proses-proses yang terjadi pada fase
generatif lebih dominan. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif sebagian
ditentukan oleh faktor internal, yaitu sifat turun temurun atau gen, dan sebagian lagi
ditentukan oleh faktor tidak terpenuhi, tanaman akan terganggu pertumbuhan dan
perkembangannya. Tanaman kemungkinan akan terus berada pada fase vegetatif,
artinya tanaman akan semakin rimbun karena sistem perakaran, pembentukan batang
dan daun berlangsung cepat, sementara proses pembungaan yang seharusnya terjadi
pada saat tanaman memasuki fase generatif tidak akan terjadi.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya
cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Cahaya sangat berpengaruh pada saat
pembungaan tanaman. Cahaya yang digunakan ialah cahaya visible light yang
mempunyai panjang gelombang antara 400-750 µm.Adapun mekanisme pembungaan
pada tanaman yaitu efek cahaya,intensitas cahaya,kualitas cahaya dan panjangnya
penyinaran.Pada proses pembungaan hormone juga berperan penting. Hormon
tumbuhan merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang
terbentuk secara alami maupun buatan, yang dalam kadar sangat kecil mampu
menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis untuk mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Perkembangan vegetative ke generative juga berperan penting dalam proses
pembungaan tanaman.Perubahan yang akan berjalan secara bertahap atau berjalan
sangat cepat yang diawali dengan fertilisasi.Perkembangan lebih bersifat reversible
(dapat kembali ke bentuk semula) dan tidak dapat diukur atau kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, T.GG dan S. Susanto. 2013. Pengaruh Jumlah Cabang terhadap Pertumbuhan vegetatif dan
generartif Rosela (Hibiscuz sabdariffa). Makalah Seminar Agronomi dan hortikultura.
FakultasPertanian.IPB.Bogor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/36262
/MAKALAH/
Sutoyo. 2011. Fotoperiode dan Pembungaan Tanaman. Buana Sains Vol. 11 Nomor 2, 137-144.
Diakses pada 15 Desember 2021.
Utami. 2016. Fitokrom dan Mekanisme Pembungaan.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e204bb37331aba1ab784a360bcd7
174d.f.Diakses pada 16 Desember 2021.
http://blog.unand.ac.id/gens/makalah-pengaruh-cahaya-matahari-terhadap-pertumbuhan-
%20%20%0d%20tanaman-pada-perkecambahan/
https://html.scribdassets.com/2ir4yht9og1v4i53/images/15-5f534a8b40.png
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d860383bd2d687fa31df0088e0450033.df
https://andre4088.blogspot.com/2012/09/mekanisme-pembungaan.html
https://pengertian.apa-itu.net/apa-yang-dimaksud-dengan-tanaman-hari-netral-day-neutral
plant.html
https://www.scribd.com/doc/310027296/CONTOH-TANAMAN-HARI-PANJANG-docx
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/13553/5/Bab%20II.pdf