Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI BAGI PEMBUNGAAN TANAMAN

Jeni Henny Widiya Sijabat


3B Pendidikan Biologi
ABSTRAK

Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi segala aktivitas kehidupan organisme hidup
di permukaan bumi. Hampir 99% dari energi yang dipergunakan bumi berasal dari cahaya
matahari dan sisanya berasal dari aktivitas vulkanik, proses penghancuran sisa-sisa organisme
yang telah mati, proses fermentasi serta pembakaran fosil-fosil yang tersimpan dalam tanah,
seperti gas alam, minyak bumi, batubara, mineral, panas bumi, air terjun dan lain sebagainya.
Tanaman secara menakjubkan dapat beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan cahaya, dari
kondisi sangat gelap di bawah kanopi ekosistem hutan sampai kondisi sangat terang di daerah
gurun pasir dan puncak pegunungan. Pada kondisi lingkungan cahaya yang rendah, tanaman harus
dapat menyerap cahaya dengan cukup untuk dapat tetap hidup. Untuk dapat melakukan hal ini,
mereka harus memaksimumkan terhadap jumlah cahaya yang diserap. Sebaliknya, pada kondisi
lingkungan cahaya yang tinggi, selain tanaman harus memaksimumkan kapasitas penggunaan
cahaya, mereka juga harus mempunyai kemampuan menangani kelebihan cahaya ketika cahaya
matahari yang mereka terima lebih besar dari kapasitas fotosintesisnya. Sebagai akibat dari
tekanan lingkungan ini tanaman mempunyai beberapa mekanisme untuk dapat mengoptimumkan
intersepsi, penyerapan, dan penggunaan cahaya, berdasarkan lingkungan cahaya dimana mereka
tumbuh dan berkembang. Tanaman tentu akan senatiasa tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
generative pada tanaman ditandai dengan peristiwa pembungaan. Di mana pembungaan ini juga
memiliki mekanisme tersendiri. Peristiwa ini juga tidaklepas dari pengaruh dari beberapa factor,
baik dari dalam maupun dari luar tubuhtanaman. Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari
tanaman itu sendiriseperti kandungan-kandungan hormon pada tanaman itu sendiri sedangkan
faktorluar merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi dari proses pembungaan tanaman
tersebut. Pembungaan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor dalam tanaman sendiridan faktor luar
tanaman/lingkungan.
Kata Kunci : Cahaya Matahari,Pembungaan Tanaman
ABSTRACK

Sunlight is a source of energy for all life activities of living organisms on the earth's surface.
Almost 99% of the energy used by the earth comes from sunlight and the rest comes from volcanic
activity, the process of destroying the remains of dead organisms, the fermentation process and the
burning of fossils stored in the ground, such as natural gas, petroleum, coal, minerals, geothermal,
waterfalls and so on. Plants are amazingly adaptable to a wide range of light environmental
conditions, from very dark conditions under the canopy of forest ecosystems to very bright
conditions in desert areas and mountain peaks. In low light conditions, plants must be able to
absorb enough light to survive. To be able to do this, they must maximize the amount of light
absorbed. On the other hand, in conditions of high light environment, in addition to plants having
to maximize their light-using capacity, they must also have the ability to handle excess light when
the sunlight they receive is greater than their photosynthetic capacity. As a result of these
environmental stresses, plants have several mechanisms to optimize the interception, absorption,
and utilization of light, based on the light environment in which they grow and thrive. Plants will
certainly always grow and develop. The generative growth of plants is characterized by flowering
events. Where this flowering also has its own mechanism. This event is also inseparable from the
influence of several factors, both from inside and outside the plant body. Internal factors are factors
that come from the plant itself, such as hormone content in the plant itself, while external factors
are environmental factors that affect the flowering process of the plant. Flowering in plants is
influenced by factors within the plant itself and external factors of the plant/environment.
Keyword : Sunlight, Plant Flowering
1. PENDAHULUAN
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya
cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata
pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya.
Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan
luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Dengan demikian pengertian intensitas yang
dimaksud sudah termasuk lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu
hari. Pada dasarnya intensitas cahaya matahari akan berpengaruh nyata terhadap sifat
morfologi tanaman. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya matahari dibutuhkan untuk
berlangsungnya penyatuan CO2 dan air untuk membentuk karbohidrat.. Pembungaan
merupakan tahapan mulai dari pembukaan tunas bunga sampai bunga layu, sebagian
ada yang jatuh, umumnya mengering dan hilangnya struktur bunga seperti stamen,
petal dan sepal. Tahapan ini disebut anthesis.Tanaman yang mendapatkan cahaya
matahari dengan intensitas yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat,
susunan pembuluh kayu lebih sempurna, internodia menjadi lebih pendek, daun lebih
tebal tetapi ukurannya lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung.
Beberapa efek dari cahaya matahari penuh yang melebihi kebutuhan optimum akan
dapat menyebabkan layu,fotosistesi lambat, laju respirasi meningkat tetapi kondisi
tersebut cenderung mempertinggi daya tahan tanaman.

2. MATERI DAN METODE


Metode yang digunakan pada penulisan artikel ini yaitu studi literatur. Studi literatur
dilakukan melalui penelusuran jurnal dan makalah pada Google Scholar mengenai cahaya
matahari,pembungaan tanaman dan hal lain yang terkait di dalam nya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Pengaruh Matahari dalam Pembungaan Tanaman
Cahaya sangat berpengaruh pada saat pembungaan tanaman. Cahaya yang digunakan
ialah cahaya visible light yang mempunyai panjang gelombang antara 400-750 µm.
Visible light/visible spectrum ialah cahaya yang terdiri atas beberapa macam warna
dan panjang gelombang, antara lain: violet 400-435 µm, biru 435-490 µm, hijau
490-574 µm,kuning 574-595 µm, orange 595-626 µm,merah 626-750 µm. Cahaya
merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme dan fotosintesis
tanaman.Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan biji
sampai tanaman dewasa dan proses pembungaan.Respon tanaman terhadap cahaya
berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan (mampu
tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut tanaman toleran dan
ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas atau tanaman
intoleran. Kedua kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang berbeda-beda
terhadap tanaman baik secara anatomis maupun secara morfologis. !anaman yang tahan
dalam kondisi cahayaterbatas secara umum mempunyai ciri morfologis yaitu daun
lebar dan tipis sedangkan pada tanaman yang intoleran akan mempunyai ciri
morfologis daun kecil dan tebal. Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada
terganggunya proses metabolismeyang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis
dan turunnya sintesis karbohidrat.

3.2 Mekanisme Pembungaan Tanaman


3.2.1 Efek Cahaya
Tumbuhan hijau sangat tergantung terhadap cahaya matahari. Mengingat
ketergantungan tumbuhan hijau terhadap cahaya,merupakan perangsang luar
yang paling utama dalam hidup tumbuhan. Beberapa respin tumbuhan terhadap
cahaya telah disebutkan.Misalnya respin phototropic yang edeknya itimbul
melalui auksin. Respon ini akan membawa organ-organ fofsintetik dalam posisi
optimum relative terhadap datangnya cahaya. Respon terhadap cahaya yang
lain, misalnya membuka dan menutupnya sel pelindung dan respon cahaya
adalam sintesa klorofil dari tumbuhan berbunga. Kebanyakan respon tumbuhan
terhadap cahaya adalah merupakan respon perkembangan dan tidak mempunyai
arti penting dalam metabolism. Intesnsitas cahaya, kualitas cahaya, dan
panjangnya penyinaran juga dapat menimbulkan respon perkembangan pada
tumbuhan.
3.2.2 Intensitas Cahaya
Beberapa respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya yang berbeda-beda
adalah dilakukan melaui auksi dan efeknya timbul karena berkutangnya
efekticitas auksin pada keadaan cahaya yang terik. Sebagai contoh, tumbuhan
yang tumbuh dalam gelap atau cahaya yang lemah akan mempunyai batah yang
panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari pada tumbuhan
yang mendapat cahaya terang. Demikia juga dalam suatu tanaman daun yang
terluar yang mendapat cahaya matahari penuh tinggal lebih kecil daripada daun
sebelah dalam yang terlindung. Tumbuhan tembakau kadang-kadang dilindungi
dari cahaya terik dengan jaring untuk mendapatkan daun yang lebar. Tumbuhan
memerlukan intensitas Chaya yang tertuntu yang berbeda dari satu spesies
dengan sepsis tumbuhan yang lain untuk tumbuh dengan baik.Tumbuhan
tertentu seperti tomat dan rumput-rumputan memerlukan cahaya matahari
langsung dan terang untuk perkembangan yang optimal. Pada tumbuhan itu,
sintesa zat-zat hidup meningkatnya berbanding lurus dengan meningkarnya
intensitas cahaya (sampai suatu batas tertentu).
3.2.3 Kualitas Cahaya
Pada intensitas cahaya yang tertentu, panjang gelombang cahaya yang berbeda
menimbulkan efek yang besar pada perkembangan tumbuhan. Pada intensitas
cahaya yang tertentu, panjang gelombang cahaya yang berbeda menimbulkan
efek yang besar pada perkembangan tumbuhan. Sebagai contoh telah
ditunjukkan bahwa penyinaran pendek dengan cahaya merah sering
menghambat perpanjangan batang pada tumbuhan seperti kacang dan padi-
padian. Tetapi penghambatan ini bisa dikembalikan ke normal dan
pertumbuhan batang bisa dipacu dengan penyinaran “Farred” dari spectrum
cahaya. Pada daun, penyinaran dengan cahaya merah dan far red menghasilkan
efek yang berlawanan; cahaya infra merah menghambat perkembangan daun,
sinar merah memperbaiki pengahambatan itu.
3.2.4 Panjangnya penyinaran
Respon perkembangan tumbuhan terhadap bermacam- macam lama penyinaran
disebut photoperidositas. Perkembangan bunga tertutama sangat dipengaruhi
oleh panjang hari yang berbeda atau photoperiode. Tumbuhan hari pendek
gagal berbunga atau berbunganya dihambat daan sangat berkurang jika
mendapat lama penyinaran matahari yang panjang. Sebaliknya tumbuhan hari
panjang lambat berbunga atau tidak berbunga sama sekali jika mendapat
penyinaran yang pendek. Seringkali penyinaran yang singkat pada panjang
penyinaran yang sesuai diperlukan untuk mendorong tumbuhan itu berbunga.
Dalam hal ini spesies yang berbeda menunjukkan kebutuhan yang berbeda.

3.3 Hormon Yang Berperan Dalam Pembungaan Tanaman Dan Mekanisme Kerja
Fisiologi
Hormon tumbuhan merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik
yang terbentuk secara alami maupun buatan, yang dalam kadar sangat kecil mampu
menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis untuk mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila
konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak
aktif akan mulai ekspresi. Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3
kelompok hormon yaitu :
1. Sitokinin
Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport
pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar.
2. Auksin
Auksin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport
pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas.
3. Giberelin
Giberelin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan
pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai hormon yaitu hormon mempunyai
dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda.
Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh
yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.Hormon auksin menunjang
pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat
pembungaan dan pembuahan.Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi
menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan
sel akar dan tunas.
3.4 Perkembangan Jaringan Vegetatif Menjadi Jaringan Generative
Perkembangan merupakan proses perubahan struktur dan fungsi masing-masing organ
yang mengakibatkan suatu organisme menjadisemakin kompleks, atau dapat pula
dikatakan sebagai suatu perubahan pada organisme yang terjadi selama daur hidupnya
yang meliputi pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan mewujudkan perubahan
yang akan berjalan secara bertahap atau berjalan sangat cepat yang diawali dengan
fertilisasi.Perkembangan lebih bersifat reversible (dapat kembali ke bentuk semula)
dan tidak dapat diukur atau kualitatif. Tahapan pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman memiliki dua fase diantaranya ada fase vegetatif dan generatif yang dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Fase Vegetatif
Fase vegetatif terjadi pembentukan akar, batang dan daun baru.Fase ini
berhubungan dengan tiga proses penting, diantaranya,pembelahan sel,
perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel atau pembentukan
jaringan.
2. Fase Generatif
Pada fase ini, terjadi pembentukan dan perkembangan kuncupkuncup bunga,
bunga, buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur
penyimpanan makanan, akar-akar, dan batang yang berdaging. Suplai karbohidrat
sangat dibutuhkan pada fase generatif dari hasil penimbunan selama fase vegetatif
berlangsung.
Kedua fase tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Pada saat fase generatif berlangsung,
fase vegetatif tetap berjalan. Namun, pada saat itu proses-proses yang terjadi pada fase
generatif lebih dominan. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif sebagian
ditentukan oleh faktor internal, yaitu sifat turun temurun atau gen, dan sebagian lagi
ditentukan oleh faktor tidak terpenuhi, tanaman akan terganggu pertumbuhan dan
perkembangannya. Tanaman kemungkinan akan terus berada pada fase vegetatif,
artinya tanaman akan semakin rimbun karena sistem perakaran, pembentukan batang
dan daun berlangsung cepat, sementara proses pembungaan yang seharusnya terjadi
pada saat tanaman memasuki fase generatif tidak akan terjadi.

3.5 Contoh Dari Tanaman Hari Pendek Dan Hari Panjang


3.5.1 Tanaman Hari Pendek (Short Day Plant)
Tanaman hari pendek Yaitu Tumbuhan yang akan berbunga jika panjang
harikurang dari periode kritis tertentu (11-15 jam). Pada umumnya tumbuhan
ini berbunga pada akhir musim panas, musim gugur, atau musim
dingin.Kelompok lain yang bergantung pada fotoperiode ini hanya akan
berbunga ketika periode terang lebih lama beberapa jam.Contoh kasluba
(Euphorbia pulcherrima), ketela rambat (Ipomoea batatas),Nanas (Ananas
comosus),dan padi (Oryza saliva), Krisan, poinsettia, dan beberapa Varietas
kacang kedelai
3.5.2 Tanaman Hari Panjang (Long Day Plant)
Sementara itu,tumbuhan hari Panjang akan mampu berbunga apabila Panjang
penyinaran lebih Panjang daripada periode kritis (periode gelap).Tumbuhan
tidak akan menghasilkan bunga atau melakukan pembungaan jika periode gelap
lebih Panjang dari pada periode terang.Tumbuhan berhari Panjang biasanya
akan berbunga pada awal musim panas atau akhir musim semi.Contoh tanaman
hari Panjang adalah kubis (kol),Oat (Avena sp.),bit,lobak.selada,gandum
(Triticum sp),barli (Hordeum vulgare),dan lainnya.

4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya
cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Cahaya sangat berpengaruh pada saat
pembungaan tanaman. Cahaya yang digunakan ialah cahaya visible light yang
mempunyai panjang gelombang antara 400-750 µm.Adapun mekanisme pembungaan
pada tanaman yaitu efek cahaya,intensitas cahaya,kualitas cahaya dan panjangnya
penyinaran.Pada proses pembungaan hormone juga berperan penting. Hormon
tumbuhan merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang
terbentuk secara alami maupun buatan, yang dalam kadar sangat kecil mampu
menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis untuk mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Perkembangan vegetative ke generative juga berperan penting dalam proses
pembungaan tanaman.Perubahan yang akan berjalan secara bertahap atau berjalan
sangat cepat yang diawali dengan fertilisasi.Perkembangan lebih bersifat reversible
(dapat kembali ke bentuk semula) dan tidak dapat diukur atau kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, T.GG dan S. Susanto. 2013. Pengaruh Jumlah Cabang terhadap Pertumbuhan vegetatif dan
generartif Rosela (Hibiscuz sabdariffa). Makalah Seminar Agronomi dan hortikultura.
FakultasPertanian.IPB.Bogor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/36262
/MAKALAH/
Sutoyo. 2011. Fotoperiode dan Pembungaan Tanaman. Buana Sains Vol. 11 Nomor 2, 137-144.
Diakses pada 15 Desember 2021.
Utami. 2016. Fitokrom dan Mekanisme Pembungaan.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e204bb37331aba1ab784a360bcd7
174d.f.Diakses pada 16 Desember 2021.
http://blog.unand.ac.id/gens/makalah-pengaruh-cahaya-matahari-terhadap-pertumbuhan-
%20%20%0d%20tanaman-pada-perkecambahan/
https://html.scribdassets.com/2ir4yht9og1v4i53/images/15-5f534a8b40.png
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d860383bd2d687fa31df0088e0450033.df
https://andre4088.blogspot.com/2012/09/mekanisme-pembungaan.html
https://pengertian.apa-itu.net/apa-yang-dimaksud-dengan-tanaman-hari-netral-day-neutral
plant.html
https://www.scribd.com/doc/310027296/CONTOH-TANAMAN-HARI-PANJANG-docx
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/13553/5/Bab%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai